It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
SOMEONE FROM THE PAST
Aku terperanjat dan setengah berteriak mendengar jawaban dari Juna. Apa maksud perkataannya. Tiba- tiba saja kegelisahan menghampiriku. Perasaanku mendadak berubah menjadi tidak enak.
"Tit..... " Juna setengah berbisik sambil tangannya dengan lembut meraih tanganku dan menggenggamnya. "Sebelumnya... Kumohon maafkan aku... Tapi aku harus mengatakannya padamu."
Tatapan Juna berubah serius seketika. Ia tampak semakin gelisah. Genggaman tangannya padaku terasa bergetar. Ia gemetar.
"Apa maksudmu Jun? Kenapa kamu musti minta maaf segala?". Aku yang sebenarnya penasaran dari tadi setengah memaksa Juna.
"Aku harus mengatakan sebuah kebenaran kepadamu... maafkan aku..."
"Kebenaran apa?".
"Tit...."
"Ya..."
"Plis jangan marah ya.... Aku harus mengatakan ini..... Aku harus mengatakan sesuatu.... tentang.... Tentang......" juna terbata.
"Tentang apa Jun?".
"Tentang Josh......."
Deg! Seketika aku terdiam dan terpaku mendengar perkataan terakhir Juna. Aku mendadak gemetar. Jantungku berpacu tanpa bisa terkontrol. Tiba- tiba saja emosiku membuncah. Aku lemas. Juna hendak mengatakan sesuatu tentang Josh?. Lelaki yang pertama kali membuatku jatuh cinta. Lelaki yang sangat aku sayangi namun ia kini telah tiada. Ia meninggal karena kecelakaan. Dua tahun lalu. Ya. Lelaki yang telah meninggalkan rasa sakit tak terhingga di hatiku. Apa yang akan Juna katakan tentangnya?.
"Kau pasti masih ingat Josh kan Tit? Kau pasti takkan pernah bisa melupakannya kan? Dia cinta pertamamu.... Itu kan alasan kenapa kamu tak pernah menjalin cinta dengan lelaki lain??". Juna mengucapkan kata itu dengan suara bergetar. Ia seakan tertekan.
"Juna...kau....."tenggorokanku tercekat. Batinku bergemuruh tanpa bisa kukuasai. Tiba- tiba saja otakku seperti dipaksa untuk memutar ulang layar memori dua tahun lalu.
***
"BANGUUUUNNNN JOSHHH.... KUMOHONNN BANGUNLAHH.... JANGAN KAU TINGGALKAN AKU SENDIRIANNN.... BANGUNNNN!!!!!!!!!".
Aku berteriak histeris sambil memeluk jasad Josh yang sudah tak bergerak sedikitpun. Aku benar- benar tak bisa memepercayai kalau sahabat terbaik sekaligus kekasih yang amat kucintai akan begitu cepat pergi meninggalkanku. Ini seperti mimpi buruk di siang hari. Baru beberapa saat lalu ia mengantarkanku pulang dari sekolah. Dan kini ia telah terbaring tanpa nyawa disini. Di ranjang kamar mayat yang beku.
"Dia mengalami kecelakaan dan menderita gegar otak dan luka berat." demikian penjelasan dokter yang mencoba menenangkanku. "Maaf kalau kami tak bisa menolongnya..."
"Diduga pelakunya kabur begitu korban terjatuh dan tak sadarkan diri." tambah seseorang yang tak kuketahui siapa.
"JOSHHH..... BANGUNLAHHHHH.... BANGUNLAH KAWANKU.... KITA MASIH BISA BERMAIN BERSAMA KAAANNNN.... KITA MASIH BISA BERANGKAT SEKOLAH SAMA- SAMA KANNN????". Aku kian histeris, sementara Tante Sabrina- ibu Josh dan mama mencoba untuk meneenangkanku.
***
"Akulah pelaku tabrak lari itu. Akulah yang telah merenggut nyawa Josh Tit... Akulah pelakunya..........". Lanjut Juna dengan wajah tertunduk. Ia terisak. Wajahnya dibanjiri air mata. "Maafkan aku Titt... Maafkan kebodohanku..............".
Blarrrrr!!! Seperti ada petir di siang bolong yang menyambar hatiku. Tibak tiba saja tubuhku lemas dan bergetar. Aku tak percaya ini semua. Juna pasti sedang membual. Juna pasti berbohong. Bagaimana bisa ia melakukan semua ini?.
"Kau... Kau bercanda kann???". Aku tersengal. Nafasku berat.
"Tidak Tit..."
"Kau pasti bercanda.."
"Tit... Aku.."
"KAU PASTI BERCANDA KANNN!!!!!!"
Aku terisak dan ambruk pada kursi kayu yang kududuki. Air mataku membanjiri pipi. Aku tak percaya ini semua.
"Kalau kamu nggak percaya... Kau bisa lihat ini." kata Juna sambil merogoh sakunya dan memperlihatkan sebuah kalung berbandul dua huruf 'T' dan 'J'.
"Bagaimana kalung Josh bisa ada Padamu???????". Aku tersentak kaget melihat kalung yang diperlihatkan Juna.
"Sebenarnya... Sebelum aku lari setelah menabrak Josh, aku sempat berniat untuk menolongnya. Namun aku ketakutan karena banyak massa yang berlari menghampiri kami. Aku takut kalau mereka menghajarku. Dan ketika aku hendak menyelamatkan diri, Josh memberikan kalung ini dan membisikkan nama 'Tito' sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya."
Sesaat Juna menghentikan ucapannya. Ia menggusak pelan kepalanya. Ia nampak putus asa. Sementara aku masih terisak. Mencoba memperhatikannya.
"Dan setelah kupikirkan masak- masak, aku mulai mencari cara bagaimana menghilangkan rasa bersalah itu Tit..... " lanjutnya. "Kuputuskan untuk menebus kesalahanku itu dengan mencari petunjuk tentang kalung yang diberikan Josh, aku mulai mencari petunjuk tentangmu."
"Apa maksudmu?".
"Kukira aku bisa membalaskan kesalahanku dengan mendekatimu. Dengan membahagiakanmu."
Aku menelan ludah. "Aku tak mengerti pembicaraan mu!".
"Asal kamu tahu Tit. Josh itu sahabatku. Kami berdua adalah sahabat baik. Kau harus tahu itu."
"Lalu?".
"Saat kejadian itu, aku dan dia sedang kebut- kebutan. Kau tahu kan bagaimana anak kuliahan kalau naik motor?. Aku tak pernah mengira kalau aku akan menabraknya. Saat itu ban motornya pecah dan motornya oleng. Ia terjatuh dan....." Juna menghentikan ucapannya sambil menarik napas.
"Dan aku melindas kepalanya Tit."
"Apa?".
"Tapi demi Tuhan aku tak sengaja melakukannya!."
"Lalu apa hubungannya denganku sekarang?".
"Seperti kukatakan tadi, kurasa satu- satunya cara menebus kesalahanku terhadap Josh, adalah dengan cara membahagiakan kamu yang ditinggalkan sama dia. Semenjak kejadian itu, aku mulai mencari- cari informasi tentang kamu. Aku mulai mencari tahu tentang kamu dan kesukaan mu terhadap Lady Gaga."
"Hah?" aku hanya terkejut.
"Aku berpacaran sama Dino karena dia suka Lady Gaga. Sebenarnya aku manfaatin dia agar aku bisa lebih mengetahui tentang Lady Gaga dan bisa menemukan dirimu."
"Dan akhirnya kau yang memaksa membeli tiket Lady Gaga dan berjumpa denganku?".
"Ya..".
"Kenapa kau tega melakukannya Jun? Kenapa kamu tega melakukan semua ini?".
"maafkan aku Tit... Aku tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan!!!".
"Jadi kamu deketin aku cuma karena rasa bersalahmu terhadap Josh???".
Lanjutt
gag pake lama ya
wahh... Si @kenxxx baru muncul niih... Hehe
hahaha... Tp yang disini kan Arjuna Sastiawan, bukan Juna Rorimpandey, hahaha...
@Adam08, @arciruse, @pokemon yaa... Ditunggu lanjutannya..
seru sekali ceritamu
jadi penasaran ma reaksi tito selanjutnya..
lanjut ^^
tepat di dpn mataku sendiri.... (ToT)
@pokemon hue...ngelihat org berduka malah dibilang seru...