It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
kayaknya bkalan ada yg cemburu nie..
soalnya juna kan sebut2 namanya dino....
pdhl tito sebe bgt ma dia..
lan
ahaha..ceritanya Tomat.... *loh?*
gmn sudah ngertikan @Tea_for_two dan @petertomasoa ?
haturnuhun kang @Adam08
di daerah cikokol tangerang ada tempat yang kayak gitu, hehe... Tapi di madiun jatim ada juga tempat seperti itu, dan lebih indah.
hahaha... Iyya... Udah paham, hehe...
Jadi nanggung banget ya? Hehe.. Itulah teknik dagang, wakakak...
dagang? mau dong beli dagangannya, jual bimo g?
"Tempat ini keren ya?". Bisik Juna perlahan sambil mengeluarkan sebuah kamera digital dari dalam tasnya. Aku mengangguk. Sesaat ia tampak sibuk memotret dari berbagai sisi fly over, sementara aku hanya memperhatikan tanpa berkomentar sedikitpun. Aku tahu, ini tempat yang begitu berarti bagi Juna.
"Jun..???". Desisku tiba-tiba.
"Iya...". Jawab Juna singkat tanpa mengalihkan perhatiannya dari kamera.
"Lo... Sayang banget ya sama Dino?". Oops! Aku keceplosan.
"Hah?". Tiba- tiba aja Juna memalingkan wajahnya dan menatap aneh kepadaku. "Kenapa kamu tiba- tiba nanya kayak gitu?"
Aku langsung gelagapan. Duh, mampus gue, musti jawab apa nih.
"Ehh... Eng... Enggak papa siihh... Cuma kan kayaknya kamu mengheyati banget berada di tempat ini. Kamu pasti keinget Dino terus ya?" akhirnya meluncur juga kata- kata dari bibirku.
"Hahaha.... Buat apa aku terus mengingat- ingat Dino? Udah gak ada gunanya.."
Aku hanya terdiam, Juna melanjutkan perkataannya.
"Aku kesini karena memang aku suka sama tempat ini, gak ada hubungannya sama Dino."
"Ohh... " mulutku membulat.
"Lagipula kan aku sekarang disini sama kamu, buat apa aku terus mikirin Dino? Hahaha... Bukannya kata kamu dia itu mahluk planet? Hahahah".
"Hahahah..." aku ikut tertawa dengan Juna. Aku tak tahu kenapa tiba- tiba saja aku jadi ikut terbawa suasana. Padahal tadi aku dongkol banget sama Juna. Tapi mendadak perasaan itu lenyap seperti kertas yang dibakar. Aneh. Perlahan aku mulai nyaman dengan kehadiran Juna di sampingku.
"Bukankah orang bilang kalau patah satu, maka akan tumbuh seribu? "
"EMANGNYA GUE BARANG DAGANGAN HUHHH.....!!!!!!" Teriak bimo kencang sambil nimpukin sendal jepit kearahku. Hehe.
btw hatur nuhun udah update, baru tau klo bimo bandar sendal swallow, g pa2 dpt sendalnya dulu entar dpt yg punyanya
*ngarep
irma said:
gugur satu tumbuh seribu=juna cerai sama si dino,trus juna nikah lagi sama titto,abis itu dia beranak satu,cmn ternyata anaknya gugur,setelah bbrp bulan kehilangan anak pertamanya...maka titto langsung mengandung 1000 anak *kek mother monster dong..*
ken said:
lanjut..keknya titto udh mulai seneng sama juna...
O.M.G (OH MY GAGA)
"Tit?" ucap Juna tiba- tiba.
"Ya Jun......." jawabku sambil membalikkan badanku menghadap Juna. Tapi tiba- tiba, Ckrekk.... terdengar suara kamera digital menangkap gambarku.
"Huaaa.... aku kan jelekkk... kenapa dipotrettt Jun?????". aku setengah berteriak berusaha merebut kamera Juna berharap bisa menghapus foto yang baru saja dipoternya.
Tapi ternyata tubuh Juna yang lebih tinggi membuat usaha pengejaranku sia- sia. Namun aku tak patah arang, aku tetap aja mengejar Juna yang terus ketawa sambil menjauhkan kameranya dari jangkauanku.
Dan tiba- tiba..... Brukkkkk!!!! aku terpeleset dan tubuhku ambruk hingga menindih tubuh Juna. Wajahnya kini begitu dekat denganku. Aku bisa merasakan desah nafasnya diwajahku. Tubuh kami menempel dengan rapat. Matanya yang cokelat menatap tajam ke mataku. Dan tiba- tiba saja Juna menutup matanya. Sialll!!! aku baru tersadar dengan apa yang barusan terjadi dan segera bangkit untuk menjauhkan tubuhku dari tubuh Juna.
"Huaaaaaaa!!!!!" teriakku sambil dengan cepat berdiri. Tapi juna masih saja berbaring dengan mata tertutup. Sesaat kemudian ia tertawa.
"Haahahahahahha........ Kamu kenapa Tit?? kog kayak ngelihat hantu gitu????" Juna setengah menyeringai menatapku. Ia tertawa nakal.
"Eghhh.... engg... enggak apa- apa kogggg......." Aku salah tingkah.
"Hahaha...... udah ah.. akamu laper gak? kita cari makan yukk???"
"Nggak mau.... hapus dulu foto yang barusan."
"Lho... emangnya kenapa???? kan biar aku simpan trus bisa aku lihatin tiap hari??????"
"Pokonya hapussss!!!!". Aku tetap ngotot. "Kalau enggak aku gak bakal mau nemenin kamu jalan- jalan lagi, aku bakal pulang sendirian dari sini."
Tapi sialnya Juna malah semakin ngakak.
"Silahkan aja. Emangnya amu tahu jalan di daerah sini????".
"Emmmhh... ehhh....."
Dasar Tito begoooooo! Emangnya lo bisa pulang dari sini sendirian????
"Udah ah... ayo kita makan..... aku udah laperr nihh..." Juna bangkit dan segera berjalan menghadapku.
Aku yang masih sebel cuma diam.
"Yaudah kalau kamu mau pulang sendirian." Juna melirik ketus kearahku. Dan dia segera bergegas meninggalakanku sendirian.
"Ehh... tunggu....... tungguu....... iya... aku ikut kamu...".
Aku menyerah dan akhirnya berjalan mengikuti Juna menuju motornya. Gila...... kenapa aku gak pernah bisa terbebas dari semua ancaman yang diberikan Juna??? Kenapa Juna selalu punya cara untuk membuatku terpojokk???? Goshhhh....... rasanya aku semakin dipermainkan olehnya.
***
Motor yang kami nsiki terus berjalan menerabas jalana yang lengang. Suasana sore hari yang indah dengan udara segar menyapa kami. Jam menunjuk angka setengah lima. Dan akhirnya motor berhenti tepat di depan sebuah cafe dengan bangunan antik. Sekilas kulirik papan nama dengan tulisan yang terpajang di depannya. GAGA'S LOUNGE-- demikian bunyi tulisan yang ditulis dengan kapur warna biru itu.
"Ini tempat apa lagi Jun???" . Aku berbisik sambil menurunkan badanku dari jok motor Juna yang empuk.
"Sudahlah kita masuk aja, kamu pasti suka tempat ini.....".
Lantas kami segera melangkahkan kaki memasuki cafe tersebut. Suasananya lumayan ramai. Tampak beberapa muda- mudi yang asyik nongkrong dan bercengkerama satu sama lain. Ada juga beberapa pemuda eksekutif muda yang sibuk berkutat dengan ipad dan laptopnya. Aku merinding. Semua yang ada disini keren- keren. Dan ada satu hal yang sedari tadi membuatku tercengang. Sesuai namanya, disetiap sudut cafe ini terpajang banyak sekali atribut dan interior appliance yang serba Lady Gaga. Ada puluhan foto Mother Monster terpajang dengan rapi. Wallpaper dinding yang bergamabar Gaga, dan bahkan semua piranti saji yang kesemuanya beraksen Lady Gaga. Aku terhenyak. Kog ada ya tempat seperti ini.
"Duduklah, kau pasti suka dengan tempat ini." Juna langsung merebahkan pantatnya pada sofa empuk begitu dapat tempat duduk di pojokan.
"Ini tempat apa? kog ada banyak foto dan aksesori serba Lady Gaga disini? Apa ini kafe milik Lady Gaga?" Tanyaku penasaran sambil ikut duduk pada kursi yang berhadapan dengan Juna.
"Hahaha... sudah kukira kamu bakal nanyain itu... Ini kafe yang didesain khusus untuk para fans berat Mother of Monster. Jai kukira kau akan menyukai tempat ini."
"Oh...." aku mengangguk takjim.
"Aku sering kesini kalau lagi suntuk. Karena disini, aku bisa merasa dekat dengan idolaku, dengan Lady Gaga."
"Oh...." Lagi- lagi aku hanya mengangguk.
Tiba- tiba seorang pelayan menghampiri kami.
"Selamat sore... selamat datang di Gaga's lounge, bisa saya catat sekarang pesanannya?". si pelayan membagikan buku menu mewah pada kami.
Aku hanya menggeleng gaka jelas karena gak tahu harus mesan apa. Tapisegera Juna menyambar buku menu yang tergeletak di depan kami.
"Anu mas, aku pesan dua Gaga's medium spaghetti dan dua Gaga's strawberry rootbeer." tukas Juna.
Si pelayan namapak sibuk mencatat pesanan yang Juna ucapkan. Kemudian begitu selesi mencatanya, segera ia ulang esanannya sambil tersenyum manis pada kami berdua. Omong- omong si mas pelayan ini manis juga, ahahahahhay!
"Oke mas, iulang lagi, jadi pesanannya adalah dua porsi Gaga's medium spaghetti dan dua Gaga's strawberry rootbeer. Ada tambahan lagi?"
"Udah cukup mas." Juna menggeleng lembut. Dan si Mas pelayan itu segera memunguti buku menu di depan kami dan bergegas pergi sambil mengucapakan "Ditunggu lima menit ya?".
***
"Jadi gimana? kamu suka tempat ini?"
Juna membenarkan posisi duduknya sambil menatap tajam kearahku.
Aku hanya mengangguk pelan. Aku tak perlu menjawab. Juna pasti tahu jawabanku. Aku bukan hanya suka tempat ini. Tapi aku super duper suka sama tempat ini. Of course!!!! disini, apapun serba Gaga ada dan tersedia.
"Omong- omong... memangnya apa sih yang bikin kamu suka banget sama Lady Gaga?" . Juna memulai percakapan.
"Emmm.... kalo menurutku... Lady Gaga itu bukan cuma seorang penyanyi. Dia seorang seniman yang kreatif dan hebatttt!!!! " aku tampak menggebu- gebu menceritakan Lady Gaga. "Dia memang lesbian, tapi dia mampu membuktikan kalau orang- orang yang biasa dianggap sampah bisa berkarya juga......... itu yang menurutku sesuatu yang hebat dari seorang Mother of Monster."
"Kalo Juna? apa alasanmu suka sama Lady Gaga..?".
Juna tak langsung menjawab begitu aku melemparkan pertanyaan itu. Sesaat ia terdiam dan menerawang jauh. Seakan sedang memikirkan rangkaian kata- kata ntuk diucapkan padaku.
"Aku suka Lady Gaga......." Juna menghela nafas. Seakan menyiapkan bathinnya untuk berucap. "Aku suka Lady Gaga karena....... "
"Apa?????" tanyaku penasaran.
Tiba- tiba Juna tampak gelisah dalam duduknya. Sementara aku kian penasaran dengan alasan kenapa Juna bisa suka sama Lady Gaga.
"Karena........."
"Hufftt... plisss deh gak usah sok dramatis gitu, kamu suka Gaga karena apa?????" Aku makin geregetan sama Juna.
Tiba- tiba Juna menghempas nafas dan berucap. "Aku suka Lady Gaga......karena...........Karena...... kamu Tito......"
Aku terperanjak hebat mendengar jawaban Juna.
"Karena aku??????"