It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ceritanya keren n mnarik..
critanya bitterballen kok rasa bitter ballen juga?LOL...
wew...
Ak aj bru "katanya n kelihatannya"...
sabaar yaah... disambi sama training nih.. udah deket weekend rame mulu...
aku bkl nunggu terus kok...
cntohx..
"Katanya rmalan cuaca, jkt mendung.."
"Kelihatannya jkt mendung.."
'Hari ini libur?'
'Iya.'
'Temani aku lunch. Aku udah otw ke apartmentmu.'
'Ok.'
Ismail.. Ismail. Tetap saja sama tingkahnya. Maksa. Jika tidak dituruti, ia akan berlaku seperti anak kecil. Malasnyaaa! Aku berjalan ke kamar mandi, menghidupkan shower dan membiarkan tubuh telanjangku tersiram air.
Setengah jam kemudian aku sudah berdiri di lobby, sedan abu metalik mendekat. Aku keluar. Ismail turun dari mobil dan mendekatiku.
"Yuk!"
Aku masuk kedlam mobilnya.
"Mau makan apa?", tanyanya.
Aku melirik arlojiku. Ini masih brunch time. Menoleh padanya.
"Iyaa, aku tahu ini masih brunch. Kamu orangnya laperan kan? Makan jam segini, jam satu ntar rewel kelaperan.", ujarnya sambil tertawa.
"Aku pengen makan ketoprak.", ujarku. "Tapi yang di Ragunan."
"Apaan? Aku jemput kamu, dan kamu maunya makan ketoprak. Di Ragunan pula. Maceeett!"
"Ya udah terserah kamu.", aku memakai safety belt. Pasrah mau dibawa kemana sama Ismail.
"Good.", Ismail tersenyum. Mobil melaju meninggalkan apartmentku. membelah Jakarta dengan langitnya yang cerah. Aku menyenderkan kepalaku ke jendela dan memandang gedung-gedung tinggi yang seakan menggapai langit.
"Aku menyesal melepasmu.", ucap Ismail. Aku tak menenggapinya. Pikiranku melayang. Mataku menangkap sebuah motor yang melaju cepat. Adit, itu motor Adit. Motor itu menyalip, mengerem dan terjatuh.
"Adit!", aku berteriak kaget. Ismail menoleh.
"Kenapa?"
"Berhenti didepan. Berhenti!"
Ismail menghentikan mobilnya. Aku membuka pintu dan langsung berlari kearah Adit yang terjatuh. Beberapa orang mengerubunginya.
"Minggir!", ucapku. Aku mendekati Adit, memeriksa apa yang terjadi. Tangannya terluka akibat jaket yang robek tergores aspal.
"Dit! Adit!", kulihat ia membuka matanya. Tersenyum, dan terkulai.
lanjuuuuttt