It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Gue sih gak sampai tega untuk ngasih predikat mana yang terbaik, karna Supernova itu, kesemua bukunya buat gue adalah satu cerita utuh.
Iya udah terbit. Coba cari di gramed. Seru lah pokoknya!
Perang antara Troya dan pasukan Greek.
Asal dari legenda kuda Troya (Trojan Horse).
Semi- historical. Pernah visit ke sana di Turkey.
Lanjut,
Njoto: Peniup Saksofon di Tengah Prahara (Seri Buku TEMPO: Orang Kiri Indonesia)
Doktrin sejarah yang massif di bangku sekolah telah mencuci otak kita dengan dogma bahwa semua orang komunis adalah iblis. Padahal kalau membaca buku-buku Marx (bahkan Lenin sekalian), ajaran komunisme, seperti halnya ideologi lain dan ajaran agama, adalah salah satu upaya untuk membuat dunia menjadi lebih baik. Akibat doktrin massif tsb, banyak prasangka buruk ttg tokoh-tokoh yang diduga komunis langsung dilabeli setan tanpa dikenal dengan baik.
Seperti tokoh Njoto. Buku sejarah manapun sebenarnya akan kesulitan mengaitkan dia dg gerakan G30S secara langsung, tetapi label 'iblis' kadung kuat menempel padanya--buku-buku populer terbitan pemerintah biasanya memasukkannya dalam daftar 4 serangkai iblis: Aidit, Musso, Sjam, dan Njoto. Padahal dlm lingkaran dalam partai PKI sekalipun, Njoto nyaris berada di luar arena permainan. Dlm semangat komunisme yang menggebu di era 60-an, Njoto justru malah dekat dengan simbol-simbol kapitalis. Hobinya adalah mendengarkan musik jazz, permainan saxophone-nya menjadi bahan pujian sekaligus pergunjingan internal partai karena dicap sbg simbol kapitalis. Tak hanya itu, Njoto juga pembaca setia sastra-sastra Amerika seperti Ernst Hemingway dan Steinback.
Dualisme unik Njoto inilah yang dibahas tuntas dalam buku ini. Saya sendiri membaca ulang karena dulu pernah membaca versi majalah edisi khususnya. Dan membaca edisi majalahnya lebih asyik ketimbang bukunya. Format buku yg monoton tidak bisa menyaingi keasyikan baca format majalah yang lebih bebas dalam desain grafis lay out.
The Barracks Thief (Tobias Wolff)
Tiga orang sahabat, Philip, Lewis, Hubbard, sedang menjalani masa training di Fort Bragg (pangkalan militer darat AS terbesar) sebagai bagian persiapan untuk menjadi prajurit terdepan di perang Vietnam. Tiga anak muda yang masih punya banyak mimpi, harus menghadapi rasa frustasi dalam kecamuk perang yang serba tak pasti. Lalu, ketika hari penugasan tiba, kehidupan mereka bertiga berubah selamanya.
Narasinya mengambil sudut pandang satu tokoh yakni si Philip. Sebagai novella (jumlah halamannya bahkan tak sampai 100) nasarinya sangat intens dalam menggambarkan ketakutan-ketakutan anak muda yang naif ini. Saya rasa tak banyak penulis yang punya bakat menuliskan masalah psikologi dalam narasi sepadat ini. Narasi yang diawali dengan frustasi khas anak muda, diakhiri dengan kontemplasi mendalam dan menohok, 'apa guna dari perang?'
"Perfume : the story of murderer" tentang Grenouile yg punya kelebihan bisa cium bau2an lebih dari manusia normal, kemudian dia ketagihan dari bau khas perawan.