It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ƪäƍϊan ϑαĥ di bocorin dulu seh, jadikan ϑαĥ ketahuan the next storynye
Yaakin li gak penasaran?
Aku udah baca waktu itu di blognya siapa gitu.
Tapi nggak dilanjut.
Mention yoo.
Lebih tepatnya sebuah loteng (lantai dua) yang kecil
Hanya satu kamar
Di depan kamar hanyalah atap rumah yang dibuat rata sehingga bisa untuk kegiatan menjemur
Seng yang tebal..
Sehingga kalau kita jalan-jalan di atap rumah layaknya berjalan dihalaman rumah
Ruangan ini berlantaikan papan kayu yang tebal
Pintunya dua..
Satu menghadap ke timur
Dan satu menghadap ke barat
Dari segala pintu semua pemandangan indah terpancar
Jika kita keluar ke pintu timur maka terhampar deret gunung-gunung yang seolah sudah disiapkan dengan begitu rapinya
Gunung merapi, merbabu, telomoyo dan gunung andong
Dan aliran sungai elo berkelok mengikuti alur kota magelang menambah elok suasana
Dan jika ke barat gunung sumbing begitu besar, tinggi dan dekat
Kokoh seolah menopang bumi
Sangat indah…
Dan …akhhh gunung prau juga terlihat disini
Seperti perahu tengkurap
Terlihat kecil disudut bumi
Aku berdiri mematung…
Aku tak percaya aku berdiri diatap rumah yang memang sengaja dibuat rata
Aku seperti berdiri di hamparan tanah
Memandang segala pemandangan dengan angin sejuk semilir yang menerpa tubuhku
“mass…” suara fajar dibelakangku
Aku menoleh tersenyum
“napa?”
“maaf, rumahku jelek ya?”
“iya…jeleeeekkk banget, sampai aku tergila-gila heheheh”
“uhh”
“beneran jar, ini cakep banget, besok kalau aku punya rumah akan kubuat seperti ini jar”
Kulihat fajar tertawa mendengar jawabanku
"mas...." ujarnya lirih serak
aku menoleh
"iya jar....da apa?" tanyaku penasaran
kulihat fajar senyum-senyum tak jelas
"ada apa jar?" ujarku sambil
"ngga pa pa...cuma...aku seneng banget lihat mas aji di sini, sungguh tak mengira"
aku cuma menggeleng
"emangnya aku ini siapa jar? artis ya? hehehhe"
"hehehhehe...iya...akhirnya kesampaian juga ketemu mas aji"
aku cuma senyum
"halah...kamu ini"
"hmmm...boleh peluk mas aji?" ujarnya lirih
aku menggeleng tapi lenganku kubuka pelan
pelan dia mendekat
dan...
langsung tubuhnya menghambur dalam pelukanku
hangat..
kurasakan degub jantungmya
"makasih mas" bisiknya di sisi telingaku
dan kurasakan bibirnya mengecup pipiku
hangat...
yah sebuah kecupan hangat disertai desah nafas yang keras yang menerpa pipiku
kedua lengannya mencengkeram bahuku
tiba-tiba...
bibirnya mengecup bibirku
kurasakan deru nafasnya
tanpa kusadari aku sudah larut dalam lumatan bibir
manis....
telapak tangannya mengusap punggungku..
turun ke bawah
dan mengusap pelan pantatku
aku menggelinjang kaget.
tiba-tiba aku tersadar...
ini nggak boleh berlanjut
kudorong tubuhnya pelan
akhirnya dia melepaskan diri
"udaahhhh.." ujarku pelan
"maafkan aku mas..."
"nggak pa pa jar, hmmm....kurasa belum saatnya kita melakukan ini jar"
"iya...maaf mas"
kutepuk pundaknya sambil tersenyum
da juga tersenyum
sangat manis
"andai...hmmm..." dia tersenyum geli sendiri
"ada apa jar?" ujarku kembali penasaran
"andai ada penggemar mas aji yang tahu aku tadi cium mas aji...pasti mereka iri ma aku heheheh"
"halah...kamu ini lho...berlebihan banget, emangnya aku punya penggemar po?"
"ya pasti punya lah...cerita yang ditulis mas aji kan banyak yang suka?"
"hahahhahahah...nggak ada kok jar, cuma kamu"
"yo wis lah...awas lho, nanti kalau ada yang benar-benar iri ma aku, aku nggak mau tanggung jawab!"
"hahahhahahhaha"
*********
aku berdiri terpaku menatap pemandangan yang sangat indah terhampar di depanku
fajar juga berdiri terpaku di sampingku
kami hanya diam terpaku
berusaha melupakan insiden ciuman tadi
“mas aji sedang liat apa?” tanyanya lirih
“merapi jar”
“merapi?”
“iya…tak mengira saja, gunung secantik itu bisa begitu ganasnya”
“iya…mirip cewek”
“apa?”
“iya..merapi itu mirip cewek, cantik, tapi sekali dia marah bikin semua terluka”
“hmmmm….kayaknya kamu punya pengalaman dengan cewek ya ?” tanyaku menyelidik
Kulihat fajar menghela nafas panjang
“iya mas…”
“hmmm…bisa cerita?”
Tiba-tiba fajar menarik lenganku pelan
“masuk mas….”
Aku menurut saja
“duduk mas”
Kami duduk dilantai beralas karpet
“ada apa jar? Serius amat”
Tiba-tiba kulihat wajah fajar yang sungguh berubah
Berubah dengan sedemikian serius
“ada apa jar?” ulangku tak sabar
Fajar kembali menarik nafas dalam-dalam
“napa aku pengin sekali mas aji kesini, tak lain karena aku punya kisah hidup…yahhh…mungkin bisa mas aji tulis sebagai cerita baru”
Aku kaget
“apa? Nggak salah jar?”
Fajar menggeleng lemah
“nggak, mas aji tulis saja kisahku”
‘jar…aku tuh bukan penulis, atau novelis, bukan juga pengarang”
“akhh jangan gitu mas, aku rasa kisahku paling cocok ditulis mas aji”
‘jar…maaf, aku nggak bisa jar, cari yang lain saja “
Fajar tersenyum
“mas..kisah hidupku sangat menarik jika mas aji tulis”
Aku menggeleng
Sangat berat menulis kisah orang lain bagiku
Serasa ada beban
Atau…
Lebih tepatnya serasa ada tanggung awab yang harus dipikul
Harus bagus..
Harus sesuai pesanan
Akhhh aku nggak mungkin bisa
“ayolah mas…aku yakin, kisah hidupku paling bagus jika ditulis mas aji”
“jar, napa nggak kamu tulis sendiri saja?”
“haahhahahaah…”
“kok malah ketawa to?”
“aku ngetik aja nggak bisa pa lagi nulis cerita”
“walah sama dong”
“nggak lah, mas aji kan dah banyak nulis tuh”
“aduh jar…tulisan gitu aja”
“udahlah mas….atau…hmmm”
“apaan?”
“mas aji minta honor?”
“honor apa?”
“honor nulis”
‘gilaaaa…!!!! Ya nggak lah”
“hehehehhe ya udah makanya tulis aja mas”
“hmmm boleh aku tanya jar?”
“ya mas”
“napa kisah hidupmu pengin aku tulis jar?”
“
Fajar terdiam sejenak
“yahhh…aku punya masa lalu, dan masa laluku bukan hal yang mudah untuk aku lewati mas, makanya aku ingin selalu mengenang masa laluku sebagai acuan untuk hidup dimasa depan, dengan ditulis, itu merupakan suatu kebanggan tersendiri dalm kehidupanku”
“ohh gitu ya, hmmm penasaran juga dengan kisah hidupmu jar”
Tiba-tiba kulihat wajah fajar cerah
“jadi mas aji mau , kalau nulis kisah hidupku?”
Aku mengangguk pelan
“ohhh makasih banget mas”
“tapi…dengan syarat jar”
‘apaan mas”
“kamu nggak boleh protes dengan apapun bentuk tulisanku”
“iya..beres mas”
Tiba-tiba kudengar langkah lari kecil di tangga rumah
Suaranya sangat terdengar, mungkin karena tangga juga terbuat dari papan kayu
“bapaaakkkk……” suara anak kecil melengking
Seorang bocah berusia sekitar 4 tahunan datang
Rambutnya lumayan panjang lurus lemas dan menutup dahinya
Anak yang cakep
Anak itu berdiri mematung memandangku
Mungkin dia tak mengira ada aku disini
“riri sinii…ini ada temen bapak…om aji namanya, salaman dong”
Pelan kaki kecilnya melangkah menuju fajar
Dia menggeledot manja di bahu fajar
“salaman dong’
Aku tersenyum langsungh mengulurkan tangan dan dia menyambut
Sebuah telapak tangan mungil yang lembut kurasakan menempel di telapak tanganku
Kucubit pipinya lembut
Dia tersenyum…
“namanya siapa neh? Tanyaku kepadanya
“riri om”
“hmmm nama yang bagus”
Kupandang wajah fajar
“siapa jar?”
“anakku”
“maksudmu?”
“iya riri itu anakku mas”
“anak angkat?”
“bukanlah…riri itu anak kandung”
“jadi kamu dah berkeluarga jar?”
“iya”
“mana istrimu jar?”
Fajar menggeleng pelan
“kami sudah pisah kok mas”
Aku terdiam
Semua ini di luar dugaanku
“jadi kamu duda?”
Fajar mengangguk lagi
Kutatap wajah fajar dan riri bergantian
Yah…mereka mirip, Cuma riri berkulit putih
Tapi apapun juga, aku tak mengira…fajar ternyata seorang duda…lebih tepatnya duren…duda keren"
@hikaru
@ularuskasurius
@arieat
@imt17
@sandy.buruan
@angelsndemons
@rendifebrian
@sindu
@akukamukita
@ramadhani_rizky
@erickhidayat
@3llO
@agova
trims untuk yang dah baca...
dikit-dikit yaaa.....
Nunggu next nya. . .