It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Tuh ada Guru Besar nyaranin kamu... diikutin ya, Wan...
Buat Mas Remy, temanku Awan emang baru kali ini nulis (kayaknya yang ke-2 ya? yang pertama puisi kan?) jadi emang harus blajar banyak... terusin ya, Wan.... jangan patah semangat... sori gw jarang ol karna sibuk kul ama ker yang numpukkkk banget..
salam
Revengelqq
Hal itu bermula pada saat Ditya mulai bercerita tentang teman sekelasnya yang bernama Anggun.
Dan harus ku akui dia memang cantik, tinggi dan langsing ditambah lagi dengan rambut hitamnya yang menjuntai hingga lututnya.
Rambutnya yang panjang itu sangat menunjang hobynya sebagai penari tradisional pada ekstrakurikuler di sekolah kami.
Cemburu dan merasa disaingi, itu yang kurasakan. Setiap waktu hanya Anggun yang menjadi topik hangat habasan Ditya.
Aku kesal, tapi mau tidak mau harus tetap mengengarkan setiap detail ceritanya. Aku harus tetap tersenyum di depannya, walau hati terasa panas terbakar.
Hingga suatu hari kekesalanku mencapai puncaknya
“Bisa ga sih ganti topik yang lain Dit, emangnya cuma Anggun yang bisa dibahas…?” bentakku dengan keras
Ditya hanya terdiam sambil melihat kearahku tanpa mejawab sepatah kata pun. Dan disaat itu pula, aku beranjak dari kantin, tempat biasa kami bicara tentang apapun yang dialami. Ditya masih tetap duduk terdiam melihatku pergi dari hadapannya.
Aku yang pergi meninggalkan Ditya sendiri, langsung saja menuju ke dalam kamar.
Langsung ku banting tubuhku diatas tempat tidur tanpa membuka seragam yang masih utuh melekat di badanku.
Tak lama…, kudengar suara ketukan pintu dan suara yang tak asing bagi telingaku. Ya Ditya masuk dan langsung duduk diatas tempat tidurku…
“Kamu kenapa Wan, ko tiba-tiba marah sama aku…?” tanyanya
“Wan …ko diam aja, ayoo dong bicara…? Lanjutnya lagi…
Aku tak bergeming sedikitpun, aku pura-pura tidur dan menutup wajahku dengan sebuah bantal…
Tak kudengar lagi suara itu…suara Ditya yang sejak tadi selalu bertanya kepadaku…
Ku coba untuk mengitipnya dan ternyata Ditya tertidur pulas disampingku.
Wajahnya tampak begitu tenang,dengan raut wajah yang begitu halus. Ingin sekali ku kecup keningnya, namun kubiarkan Ditya tetap tidur, aku tak membangunkannya.
Hingga akhirnya aku harus membangunkannya, karena memang sudah waktunya untuk makan malam. Aku masih tetap membisu dihadapannya. Tak tega juga aku melihatnya muram, akibat aku diamkan. Hingga akhirnya aku minta maaf kepadanya.
“Dit…maaf ya masalah tadi sore…” ucapku
“Kamu kenapa sih…ko gitu sama aku…?” balasnya
“Ga..cuman lagi banyak tugas aja…” jawabku
“Ga mungkin ah…tapi ya sudah lah…” balasnya lagi
Ditya, sadar aku menjaga jarak dengannya sejak kejadian itu. Aku sudah jarang jalan dengannya dengan alasan tugas yang kian banyak.
Berkali-kali dia menanyakan hal itu kepadaku, tapi aku hanya menjawab sekedarnya saja. Aku tak mau sampai Ditya tahu bahwa aku cemburu dengan Anggun.
“Wan…” suara seorang siswi
Ku tengok kebelakang, dan alangkah terkejutnya aku melihat Anggun yang datang menghampiriku.
“Ada apa Nggun….” Jawabku
“Ko sekarang dah jarang jalan sama Aditya, kenapa…?” tanyanya
Hah…kenapa itu yang ditayakan “gumamku dalam hati”
“Oh... gpp cuma lagi sibuk aja siapin diri tuk ikut debat nasional” jawabku
“Ooo, ok dech kalo gitu, salam buat Aditya ya…” balasnya seraya pergi meninggalkanku
Apa yang telah dikatakan Ditya kepada Anggun, hingga dia menghampiriku. Apa dia cerita kemarahanku tempo hari kepadanya.
Ah sudahahlah…
Aku bergegas untuk menuju kamarku, Karena sudah seharian aku beraktifitas.
“Ditya… ko kamu ada disini” ucapku kepada Ditya yang sudah berada dalam kamarku
Dia hanya diam membisu…”Kenapa Dit… ko diam” lanjutku
“Aku ga akan pernah ninggalin kamu Wan…” ucapnya tiba-tiba
“Kamu ngomong apa sih…ko tiba-tiba ngomong kaya gitu” balasku
“Aku sayang sama kamu Wan… aku cinta” lanjutnya
“Ah ngaco, kamu kan cowo…s masa sayang sama cowo” balasku lagi
“Terserah apapun itu…aku sayang dan cinta sama kamu” ucapnya lirih di samping telingaku
Trusin ya..
Ga usah trburu2, ntar kya yg laen, dah lg seru2nya eh malah pd kabur..
Smangad
“Wan…kenapa kamu malah diam…? tegur Ditya lirih
“Apa aku salah sayang sama kamu…apa aku juga salah cinta sama kamu…? Tambah Ditya
“Aku ga tahu harus jawab apa Dit…” jawabku
“Jujur aku juga sayang banget sama kamu, aku cinta banget sama kamu Dit, tapi apa ini mungkin…?
“Dit, aku ga mau apa yang sudah kita jalin... berantakan hanya gara-gara kita menjalin sebuah hubungan yang di sebut pacaran”
“Aku juga ga mau kehilangan kamu, aku mau kamu selalu ada di sampingku…, aku mau kamu selalu memeluk erat pinggangku…” lanjutku
Cukup panjang aku berkata-kata kepada Aditya dan Ditya hanya bisa diam membisu seribu bahasa.
Ditya hanya bisa terpaku menatapku penuh arti…hingga akhirnya jatuhlah butir tetes air matanya membasahi bumi dan relung hatiku.
“Please Dit, jangan pernah menangis di depanku, karena aku tak akan sanggup untuk melihat air matamu…” ujarku
Dan tiba-tiba saja Ditya memelukku dari belakang, erat dan semakin erat dia memelukku hingga akhirnya Ditya tertidur di pundakku.
Senyum indah menyertai tidurnya di pundakku… segera ku pindahkan kepalanya ke atas bantal.
Lelap sekali tidurnya…layaknya tidur lelah seorang bayi.
Pagi mulai beranjak dalam waktunya, sang surya pun mulai membuka matanya dalam keriangan. Pagi ini Ditya yang memang tidur di kamarku tampak masih pulas tertidur dan tampaknya masih belum rela melepas selimut yang membuat hangat tidurnya sepanjang malam. Ini adalah hari sabtu…dimana semua siswa bebas dari segala bentuk kegiatan belajar mengajar, terkecuali mereka yang mengikuti ekstrakurikuler PMR dan tari.
Pagi ini aku sudah harus bersiap-siap untuk mengikuti kegiatan PMR.
Pukul 8 aku sudah rapi dengan seragam dan segala perlengkapan PMR, pagi ini kegiatan PMR akan diadakan di halaman belakang sekolah, tepat di samping sasana budaya, tempat dimana Anggun dan kawan-kawannya mengikuti kegiatan tari tradisional.
Tak nampak seperti biasanya…tatapan Anggun sangat sinis kepadaku, entah apa salahku padanya hingga tatapannya teramat menusuk dalam hatiku.
Namun tak ku hiraukan perlakukan Anggun yang semakin aneh dengan berteriak teriak tak karuan bersama teman-temannya.
Aku tetap melanjutkan kegiatannku hingga tiba waktu istirahat.
“Wan…” sapa Anggun denga nada ketus
“Iya…kenapa Nggun…” jawabku
“Memangnya kamu itu siapanya Aditya, sampe kamu larang-larang dia tuk bergaul…?” tanyanya dengan nada kesal
Maksud kamu apa Nggun…aku ga pernah ngelarang Ditya tuk bergaul dengan siapapun yang Ditya suka” balasku
“Lalu kenapa Ditya menghindar dariku… kata teman-teman yang lain, kamu yang melarang Aditya tuk bergaul sama kita-kita” lanjut Anggun.
“Nggun, bukan Ditya mengindari kamu, tapi Ditya hanya berusaha untuk mempertahankan nilai-nilainya agar bisa mendapatkan beasiswa ke SMU TN” jawabku…
“Maksudnya Aditya ingin dapat beasiswa di TN sama kaya kamu Wan…?” tanyanya lagi
“Ya bukan karena aku juga Nggun, emang itu impiannya dari dulu…, kalau kamu emang suka sama dia, jangan jadiin aku kambing hitam dong” jawabku dengan kesal
Lalu aku pun pergi dari hadapannya dengan kesal yang teramat,
“Kenapa aku yang dijadikannya kambing hitam atas kegagalannya mendekati Ditya…” gumam ku dalam hati. Suasana hatiku jadi tak menentu, kesal..kesal sekali dengan makhluk yang bernama Anggun…
Aku belum pernah merasa seperti ini sebelumnya, kesal terhadap semua orang. Kesal terhadap Anggun…kesal terhadap teman-temannya …dan kekesalanku juga berimbas kepada Ditya. Hingga dalam beberapa hari ini pula aku menghindar darinya, agar tak terjadi perselisihan.
Sudah beberapa hari berlalu, namun kekesalanku belum juga reda, sejujurnya aku juga merasa jengah dengan semua ini. Karena banyak pekerjaanku yang terbengkalai dengan masalah yang menurutku aneh dan sengaja di buat-buat.
Aku susah untuk beraktivitas, makan, bahkan tidurpun aku susah akibat gunjingan Anggun dan teman-temannya. Sampai akhirnya aku jatuh sakit dan harus di rawat, akibat kurang tidur.
Kali ini aku yang di rawat di rumah sakit…ya benar-benar sakit. Aku di vonis dokter terkena thypus dan harus beristirahat total selama 1 minggu di rumah sakit. Tak ada yang mengejukku karena memang dokter tak mengijinkan.
Satu minggu terasa amat sangat lama bagiku. Hanya bisa berbaring dengan jarum infuse yang tertusuk di nadi tanganku.
“ Ah…kenapa Ditya tidak datang menjengukku ya…?” tanyaku dalam hati
Belum hilang akan pertanyaanku ini dalam benaku, tiba-tiba saja sosok yang kunanti pun datang dengan senyum indah yang tersungging untukku.
“Muach…” tiba-tiba Ditya menciumku
“Cepet sembuh ya Wan….” lanjutnya
“Kenapa pakai cium segala sih….nanti kalau ada orang yang liat gimana…” ucapku
“Ya biarin aja…” ujar Ditya dengan cueknya
“Maaf ya aku ga bawa apa-apa buat kamu Wan…” lanjutnya dengan tertawa ringan
“Ga pa pa ko Dit, kamu datang aja aku dah seneng…” balasku
“Yakin seneng…masa sih….” Goda Ditya kepadaku dengan senyuman yang selalu bisa membuatku merasa rindu kepadanya bila Ditya tak ada.
Aku pun hanya bisa membalas senyumannya dengan sebuah senyum terbaikku untuknya.
“Kapan bisa keluar dari rumah sakit Wan…?” tanya Ditya
“Masih belum tahu Dit, katanya sih satu minggu harus rehat total, tapi ini sudah hari ke lima, badanku masih aja lemas. Dan lagi pula jarum infusenya belum di lepas” jelasku
“Ya sudah..kamu istirahat aja ya Wan, biar cepat sembuh…abis sepi ga ada kamu di sekolah” ucapnya
“Bukannya ada Anggun yang selalu memperhatikan kamu Dit…” ucapku
“Anggun…maksud kamu apa Wan…” tanya Ditya
“Anggun…kenapa? Apa kamu bertengkar sama Anggun…, apa sih maksud tuh cewe, jangan-jangan kamu sakit karena dia juga lagi…
Jangan-jangan bener ya kata temen-temen kalau kamu itu pernah bertengkar sama tuh cewe…” lanjutnya dengan nada yang meninggi
“Sudahlah Dit, jangan terlalu di besar-besar kan, aku sakit karena memang terlalu lelah.” Ujarku menenangkan Ditya.
“Iya…iya…ya sudah kamu istirahat ya…biar cepat sembuh. Aku di ruang sebelah ya, kalau ada apa-apa panggil aku aja ya…” ucap Ditya…
“Haaah…ko di sebelah ? memangnya kamu ga mau balik ke asrama Dit…?” tanyaku heran…
“Hah…heh…hah…heh…, memangnya kamu ga seneng ya kalo aku jagain kamu disini, apa kamu juga lupa kalo hari ini adalah hari jumat dan besok kita libur…?” jawabnya
“Oh iya, ya sudah…iya…iya ...aku minta maaf..” balasku
Malan ini Ditya benar-benar menemaniku di rumah sakit…ditya menjaga tanpa tidur sedikitpun dan selalu menyiapkan semua keperluanku selama tiga hari berturut-turut. Ditya terpaksa minta ijin di hari senin untuk tidak masuk kelas, karena memang hari itu tidak ada pihak asrama yang menjagaku di rumah sakit.
Dan di hari selasa akhirnya aku dijinkan untuk pulang ke asrama. Riuh …gaduh…, itu yang terasa begitu masuk ke dalam kompleks sekolahku. Aku tak tahu apa yang terjadi, karena sudah satu minggu lebih aku terbaring sakit di rumah sakit.
Ditya hanya tersenyum-senyum penuh arti, namun aku tak tahu ada apa di balik senyum itu.
Terusin lg ya critanya... Cepet pulih ya...
terusin ceritanya bagus kok