It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Hans aku pamit, maaf kalau nggak ngasih tahu sebelumnya. Karena aku nggak ingin membuatmu sedih" suara kelily pelan.
Matanya menatap hans yang tengah duduk diatas ranjangnya dengan penuh penyesalan. Rambut lurus keli yang biasa tertutup topi kini tampak jelas tanpa penghalang. Sebuah topi hitam tergeletak di atas meja belajar disampingnya.
Hans hanya diam.
"papa mendapat promosi jabatan dikantor pusat. Jadi kami sekeluarga terpaksa pindah"
kelly menjelaskan karena masih tak ada jawaban dari hans. Keli berdiri mendekati dan duduk di samping hans sahabatnya yang telah dikenal selama 4 tahun ini.
Diangkatnya dagu hans. wajah hans terlihat datar tanpa exspresi.
"Maafkan aku hans" ujar keli.
Air mata yang tadi ditahannya kini menetes.
Keli merangkul tubuh hans dalam pelukan. Lama iya memeluk tubuh hans.
Tak ada reaksi dari hans.
Dilepaskanya pelukan itu. Keli berdiri, beranjak meninggalkan ruangan itu. Hans masih tampak duduk terpaku di atas ranjang.
Kelly pun pergi.
..........................................
"Kenapa kau tega meninggalkanku kelly"
Hans berdiri dari ranjang kamarnya dengan berbagai exspresi tergambar di wajahnya.
Sedih.....
Marah...
Kesal....
Depresi....
Nafasnya sesak...
Semua barang yang ada di dekatnya menjadi pelampiasan.
Alas kasus...
Bantal......
tas......
lampu meja...
buku-buku....
semua terlempar dari tempatnya.
Sampai akhirnya hans terduduk kecapean dibangku dekat meja tempat tadi keli duduk.
air mata yang ditahannya tadi kini tumpah ruah.
Wajahnya menunduk bersandar ke meja
Tangannya menyentuh sesuatu yang lembut.
Di perhatikannya benda itu.
Sebuah topi hitam berinisial "K" dibagian tengahnya.
.................................
Hans berlari kecil menuruni tangga rumahnya. Tangan kanannya menggenggam sebuah topi kain hitam. Nenek yang tengah duduk di bangku kayu model lama tampak kaget dengan kelakuan cucunya.
Memang hans selama ini tinggal hanya berdua dengan nenek dirumah peninggalan kakek. Kakek telah lama meninggal. Sementara kedua orang tua hans bercerai. Papa Pergi meninggalkan hans dan mamanya sewaktu kecil setelah pertengkaran hebat itu.
Untuk membiayai hidup mereka mama terpaksa bekerja di kota. Hans tak pernah tahu apa pekerjaan mama. Mama sangat jarang pulang kerumah ini. Yang iya tahu, tiap bulan nenek selalu mendapat kiriman uang dari mama. jumlah kiriman itu lumayan besar untuk Mereka berdua. Tapi nenek bilang sebagian uang itu sEngaja disimpannya ntuk biaya kuliah hans nanti.
Hans berlari melintasi ruang tengah. Ruang tamu. Terus sampai dipinggir jalan.
"kelly..." hans melambaikan topi ditangannya kearah sebuah mobil yang mulai menjauh. Dibagian kaca jendela belakang kepala seorang anak lelaki tampak memandang kearah hans. Tangannya melambai.
Hans mengejar.
Tapi mobil itu terus melaju meninggalkannya.
***************
.
Hari hujan yang cukup lebat disertai kilat dan gemuruh. Sebuah keranjang yang cukup besar tampak terletak di depan sebuah pintu bangunan besar. Sesuatu yang ada di dalamnya terbungkus kain selimut biru. Sebuah surat terletak diatas kain tersebut.
"Apa ini?"
seorang wanita paruh baya tampak bingung saat membuka pintu depan bangunan sederhana itu. Dibukanya kain biru yang menyelubungi penutup isi benda yang ada didalam keranjang rotan itu.
"astaga,...siapa yang tega melakuan ini" gumam wanita itu.
Wajah seorang bayi merah tampak diam dengan mata tertutup berada dalam keranjang yang iya temukan didepan pintu bangunan panti asuhan tempat iya mengasuh anak-anak yang telah tidak punya orang tua lagi. Bayi itu dibawa kedalam dan diletakkan diatas meja. Dibacanya surat yang ada di atas tubuh bayi itu.
Kepada yth
Ibu pengurus
Di
Panti asuha bumi asih
Dengan hormat
Sebelumnya izinkan saya meminta maaf yang sebesar-besarnya karena telah melakukan hal ini.
Semua ini terpaksa saya lakukan karena terpaksa.
Sudilah kiranya ibu mengasuh "kelly adiyaksa".
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih
Ttd
Santi rahmadani
Ditutupnya surat itu, sambil memandang dengan iba wajah manis bayi merah itu.
Itu ceritanya Hans sama Keli umur berapa?
Masih kecil ya?
Ibu nita berjalan sambil memperhatian anak-anak panti yang berjejer di lorong ruang kamar yang besar itu. Memang di panti ini, ruang kamar berupa sebuah ruangan yang sangat besar dengan atap tinggi ciri khas Bangunan tua. Memang bangunan panti asuhan ini dahulunya adalah bangunan kantor yang dipakai belanda untuk keperluan perang.
Ana-anak itu berbaris rapi dengan baju terbaiknya. Kebanyakan anak-anak itu berumur sekitar 7 s/d 13 tahun.
"Semua lengkapkan?" tanya ibu nita pada ibu reni.
"Lengkap buk" jawab wanita berpenampilan sederhana dengan wajah strandar wanita jawa.
Ibu nita memperhatikan kembali satu-persatu anak-anak asuhnya. tampaknya dia mencari-cari seseorang diantara jejeran anak-anak itu. Tapi sepertinya dia tak menemukan yang dicari.
"Mana keli?" tanya lagi
Ibu reni ikut memperhatikan satu-persatu anak-anak panti itu. dia juga tak menemukan kelly disana. Ibu nita tampak tergesa-gesa keluar keruangan tersebut. Dia bergerak menuju bagian belakang bangunan tersebut munuju pojok belakang. Ada sebuah bangunan kecil di pojok halaman belakang dekat pohon mangga. Bangunan itu biasa di pakai sebagai gudang penyimpan barang-barang yang tak dibutuhkan oleh pengurus.
Ibu nita membuka pintu kayu bangunan itu. Sinar mentari menyinari ruangan gudang yang suram itu. Beberapa benda tampak bertumpuk-tumpuk didalam ruangan itu. Di salah satu sudut terjauh ruangan itu tampak sosok seorang anak lelaki.
"kelly kamu di situ?" ujar ibu nita lembut.
Tak ada jawaban.
"kenapa nggak bergabung dengan teman-teman lain" ibu nita mendekat.
"aku nggak mau"
"tapi nanti kelly kan bisa punya papa dan mama baru" bujuk ibu nita.
"nggak mau, aku cuma ingin ibu yang menjadi mamaku" ujar suara kecil itu.
"ayo lah kel, jangan bikin ibu sedih. Kalo kelly tetap di sini nanti kamu nggak bisa sekolah yang tinggi. Kamu nggak bisa jadi orang pintar seperti cita-citamu" suara nita begitu lembut.
"ayo kel,..."
Ibu nita mungulurkan tangannya kearah tubuh kecil itu. Memang selama ini kelly adalah anak yang paling disayangi oleh ibu nita. Dan kelly mengganggap ibu nita adalah orang tua kandungnya. tangan kecil itu meraih uluran tangan ibu nita.
"nah gitu dong, jadi ibu nggak sedih lagi"
Mereka berjalan menuju ruangan kamar tempat anak-anak asrama berjejer menunggu calon orang tua baru mereka.
"pa... yang ini aja, kayaknya anaknya baik nih dan ganteng lagi pa" ujar seorang wanita muda tampak menggandengan seorang pria tampan.
"iya ma.. Papa kayaknya juga suka nih"
"nama kamu siapa?" tanya wanita muda itu
"kelly"
Saat hans membuka pintu pagar kayu rumahnya. Sebuah truk besar berhenti tepat di depan rumah sebelah yang telah beberapa lama kosong. Tak berapa lama sebuah mobil kijang berwarna biru tua berhenti tidak berapa jauh di depan mobil truk besar itu. Sepasang suami istri turun dari mobil kijang itu.
Mereka bergerak masuk ke halaman rumah itu. Bentuk rumah itu hampir sama bentuk dan tipenya dengan rumah yang hans tempati. Bangunan dua lantai dengan sedikit halaman di bagian depan. Sang istri mengeluarkan kunci rumah dari dalam tas kulit putih imitasinya. Tiba-tiba dari pintu belakang mobil kijang muncul seorang anak laki-laki yang kayaknya hampir seumuran dengan hans.
Wajah oval, hidung agak mancung, bibir tipis merah, mata yang sedikit sipit seperti mata hans, dan berkulit putih bersih. Rambutnya dipotong sangat pendek. Anak lelaki itu masuk kedalam rumah mengikuti kedua orang tuanya.
Hans pun masuk kedalam rumah. Sebetulnya dia penasaran dengan sosok anak lelaki calon tetangga barunya.
"selamat siang nek"
"eh udah pulang, mat siang. hans ntar kalo mau makan itu nenek goreng ayam kesukaanmu".
Hans membuka sepatu hitamnya dan menaruh di atas tempat penyimpanan sepatu. Satu persatu hans melewati tangga beton menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Didinding samping tangga berjejer foto-foto keluarganya. Ada foto kakek, nenek, papa, mama dan dia. Setiap hans melewati foto-foto ia selalu memandang lekat satu persatu.
Dilemparnya tas sandang sekolahnya keatas ranjangnya yang berseprai hijau polos. Ranjang itu sebetulnya cukup besar ntuk menampung dua orang. Hans mulai mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian rumahan. Dia beranjak menuju meja belajarnya yang terletak didekat jendela kamar. Diraihnya sebuah komik pinjaman yang belum selesai dibacanya.
Saat hans mulai mencoba membuka halaman-halaman komik itu, dari jendela rumah sebelah tampak anak lelaki itu ditemani mamanya sibuk mengarahkan pekerja yang mengangkat perabotan rumahnya seperti seorang ahli disain interior. Mamanya terlihat hanya tersenyum melihat tingkah anak laki-lakinya itu.
"Siapakah nama anak lelaki itu?" pikir hans
Huehehe.
Lnjt!
"Eh itu si banci tuh" ujar reno
"kita gangguin yok" usul noval
Empat orang anak berandal ini memang terkenal gerombolan paling badung di smp negri 4 ini. Mereka paling suka melakukan hal-hal badung, sehingga sudah begitu sering keluar masuk ruang guru BP.
"kita telanjangi aja, karena gue pingin lihat nih kalo penisnya banci tuh kayak apa?" ujar andi menambahi.
"pasti kecil tuh, atau jangan-jangan nggak ada sama sekali" tambah dio.
"wakaka...wakaka.." semuanya tertawa.
Mereka mulai mendekati tubuh hans yang sedang kencing di salah satu unoire yang berjejer dalam kamar mandi. Letak kamar mandi sekolah ini memang agak jauh dipojok bagian belakang sekolah. Kamar mandi ini terpisah dengan bangunan-bangunan lain.
Guru-guru di sekolah pun malas kalo mau buang air jauh-jauh ke kamar mandi ini. Lagian kamar mandi guru letaknya di samping kantor. Karena hal tersebut maka kamar mandi ini jarang terkontrol. Bagi anak-anak badung seperti reno, noval, dio dan andi kamar mandi ini bagaikan basecamp mereka tuk merokok di waktu jam sekolah tanpa harus ketakutan ketahuan oleh guru.
"halo cantik"
Sapa andi dengan nada manja seperti menyapa seorang wanita. Andi bertubuh besar,tinggi dan berkulit hitam. Rambutnya keriting kecil seperti orang-orang dari wilayah timur indonesia. Tangannya menyentuh bahu hans.
"ngapain loe" jawab hans sambil cepat-cepat menyudahi kencingnya. Ditutupnnya resleting dan pengait celana.
Andi memegang erat kedua tangan hans dari belakang. Tubuh hans yang tadi mengarah ke unoir kini di balikkan kearah tempat ketiga temannya berdiri. Hans meronta-ronta Dan berteriak-teriak berusaha melepaskan pegangan kedua tangan andi. Tapi semua sia-sia karena tenaga andi yang besar.
"Mbuk...."
Sebuah pukulan singgah di perut tipis hans. Iya mengaduh kesakitan. Dio dengan tangan terkepal ada di depannya.
"coba kalo loe berani teriak lagi" ujar dio.
Hans tak berani mengeluarkan suara teriakannya lagi. Pukulan tinju dio cukup membuatnya jera. Tapi dia masih berusaha meronta-ronta dari pegangan andi yang merangkul tubuhnya dari belakang.
"buka celananya val" usul reno.
Noval membuka pengait celana pendek katun biru milik hans. Hans meronta. Kembali pukulan keras sersarang di perutnya. Hans terdiam. Celananya melorot kebawah ditarik dengan keras oleh noval. Sementara dio mempreteli satu-presatu kancing baju putih hans. tubuh slim putihnya terpampang dihadapan keempat brandalan itu. Tubuh ini kini cuma terbalut celana dalam segitiga berwarna hitam. Sangat kontras sekali dengan kulit tubuhnya.
"Wih mulus banget nih tubuh nih anak, lebih mulus dari artis cewek film bokep yang kita tonton semalam" ujar andi
"benar an, malah kalo di liat lebih seksi dia" tambah reno.
Semua tertawa mendengar celoteh reno.
"putingnya merah muda oui" dio meremas kedua putting kecil hans. Hans hanya bisa merintih.
"buka tuh celananya val, nggak sabar nih gue pingin liat penisnya sibanci ini" suara berat andi meminta noval tuk menuntaskan pekerjaannya.
Celana dalam hitam melorot ke bawah. Penis kecil, sunat, dengan bola-bola testis yang juga kecil dan tak berbulu tampak menggantung di pertemuan paha hans.
"tuh benarkan kecil" ujar dio
Semua tertawa. Perasaan hans saat itu benar-benar tercabik-cabik.
"pegangin kedua tangannya val ren" suruh andi sambil melepaskan rangkulannya daribelakang.
" wow...bokongnya seksi nih, dibanding bintang bokep kemarin"
Teman-temannya ikut memperhatikan arah yang dimaksud andi.
"sodok aja an"
"iya kita sodok rame-rame aja bergantian"
"wah ide lo bagus juga no" andi mulai berusaha membuka resleting celananya. Mengambil posisi doggy staile
Tiba-tiba......
"MBuk...."
Sebuah kayu bekas patahan kursi singgah ditubuh andi. Entah dari mana datangnya seorang pemuda tanggung tengah memukul tubuh andi. Andi terpekik. Ketiga teman ikut terkaget. Mereka melepaskan pegangan di tubuh hans. Berusaha membantu andi yang sedang di pukul pemuda tanggung itu. Karena mereka berempat pemuda itu pun bisa di lumpuhkan.
"udah cabut yok" andi mengajak ketiga temannya meninggalkan tempat itu. Dia takut seandainya kelakuan mereka diketahui teman lain atau oleh para guru.
Pemuda itu dengan wajah menahan sakit mendekati hans yang tampak terpukul perasaannya, rebah dilantai kamar mandi yang kotor.
"kamu nggak apa-apa?" tanya pemuda itu.
Diperhatikannya wajah sang penolong itu. Bagian mata kirinya tampak legam terkena pukulan. Tapi hans mengenali wajah itu. Pemuda itu tetangga barunya
"nggak....nggak apa-apa kok" jawab hans setelah kembali bisa menguasai dirinya.
"syukurlah kalo gitu, gue kelly" tangannya terulur kepada hans.
"hans" dibalasnya genggaman tangan pemuda itu.
"mari kita pergi dari sini" ajaknya
Tiba-tiba hans begitu malu saat sadar tubuhnya masih telanjang bulat dihadapan kelly. Dipakainya pakaiannya satu persatu. Dan mereka pun meninggalkan tempat itu.
*selamat tinggal (prolog): hans 15 tahun dan kelly 14 tahun
*kelly: 1 s/d 7 tahun
*tetangga baru: hans 13 tahun dan kelly 12 tahun
*banci: hans 13 dan kelly 12 tahun. sementara senior yang mengganggu mereka rata-rata 15 tahun
oOo...8)
LanjOt baNK kaLo bgTo...
Didi jga agk bngung klw stiap bgian umr ny bda2.
Tpi, lnjut!
Didi jga agk bngung klw stiap bgian umr ny bda2.
Tpi, lnjut!
ceritanya memang sengaja di bikin bolak-balik gitu biar kayak cerita di felem-felem gitu.
hehehe........
tapi itu cuma sekedar untuk kebutuhan prolog aja. setelah ini ceritanya nggak bolak-balik lagi kok.
zi suka nih
ceritanya bagus
jadi inget pengalaman ndiri
waktu sd zi juga pernah diteriakin banci gitu ampe nangis2
tapi ga sampe ditelanjangin sih
ok, keep on writing, bro!