It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
iya seh .. trims de atas penjelasan nya ..... Sementara gue yang ngedangkak di amrik sana .... dolo dolo seh bisak aja kalau mau nabung 30persen dr gaji ... tp sekarang ini dah ngga bisa lagi secara ngurusin rumah yang be-ceceran neh ... [/quote]
waduh, cucok banget deh bapak ini, he he he. biasa nya sih yang ber-ceceran tuh cucian kotor ya. nah ini yg berceran rumah bok.... sharing2 dong ama kita2, gmn bisa sukses kayak Pak Satria ini...
Gimana cara nya bisa mencapai Financial Freedom di usia senja, he he he...
ah, bapak gw yg ga punya pensiun aja idupnya enjoy ampe tua
kakek gw juga
pakde2 gw juga.
karena, yg gw tau dari mereka, uang itu alat, bukan tujuan.
hidup seadanya tapi bahagia itu lebi penting daripada kaya tapi sengsara.
trus klo tua ga mo gawe lagi, ga bergerak lagi, apa nda tambah bosen?
whateverlah, pikiran gw masi se simple pikiran2 bapak2 gw dulu.
hehehehe
yang ini >_<
Gak ada government consumption, ekonomi tertutup
Y=C+I
Y=C+S
I=S
Ada Government consumption, ekonomi tertutup:
Y=C+I+G
Ada government consumption, ekonomi terbuka
Y=C+I+G+EX-IM
C=Private Consumption
I=Investment Demand
G=Government Consumption
EX=Export
IM=Import
model ngampunk emang gt kok, duit cuman bakal beli sabun ama minyak .... hehehehehe
gampang aja kok ... work hard and save especially when you have a well paying job .....
rumah be-ceceran karena ekonomi sulit di amrik jadi ngga ada yg bisa beli... padahal gue dah mau jual-jual-in kok
Biasa nya sih yang sering terjadi, kalo income naik 10%, expense juga naik 10% he he he..
Oleh karena itu, disini mungkin diperlukan tindakan BUDGETING dalam keuangan pribadi. Memang agak susah melakukan nya, akan tetapi kalo sudah terbiasa, akan mudah juga.
Dengan melakukan budgeting (anggaran), akan dapat manfaat dalam banyak hal. Dan dalam budgeting, kita dapat melihat pola keuangan kita. Dan mengenali masalah yang ada. Misal nya, selama ini kok banyak pengeluaran2 yang kurang penting... atau boros2 yang gak kerasa.
Sehingga, dengan budgeting kita dapan menekan expense.
Atau dalam hal, expense dah mepet banget... misal nya dah ngirit banget deh... tp kok belum bisa nabung ya..... maka mungkin masalah nya ada di Income. Mungkin tindakan yang harus diambil adalah menaikkan income.
Caranya: kita dapan mencari peluang kerja sambilan diluar pekerjaan utama kita saat ini. Toh jaman sekarang ini kan banyak peluang2 kerja sambilan, apalagi bagi yang tinggal di kota2 besar....
ooo i see ^^
yang perlu dipertanyakan, kenapa kalo income naik expensenya naik juga??
*kesimpulan : manusia tidak pernah puas (termasuk gw), mau beli PSP nih*
Saya juga setuju dengan pendapat nya Little... bahwa gak mau pusing2 mikirin jauh kedepan. Toh bapak, embah, bude, pakde....juga gak pusing2 atawa repot mikirin perencanaan keuangan, toh FINE-FINE aja sampai tua...
Bener juga, tanpa melakukan perencanaan keuangan, MUNGKIN, sekali lagi MUNGKIN masa depan kita juga bisa saja FINE-FINE saja...
Akan tetapi dengan melakukan perencanaan keuangan yg baik, masa depan kita akan lebih dari sekedar JUST FINE...
Itu kalo menurut pendapat saya mas...
gue ikutan setuju ah ... contohnya jama dolo itu kagak ada hape ... sekarang dah ada ... dan banyak manfa-atnya .... tapi dunia sekarang kan beda dgn dunia dulu, lebih rumit ... nah kadank duit itu bisa ikut menentukan ....... seperti utk nyewa lawyer .... kredit utk memperluas usaha ... etc .. etc ..
Kalo Income naik, trus Expense juga ikut2 naik, kata Robert Kiyosaki tuh seperti Rat Race....
Hal itu biasa nya terjadi karena kita tidak memiliki tujuan keuangan yang harus dicapai. Atau terbiasa melakukan perencanaan keuangan. Biasa nya masih pake Management by Accident, he he he....
Kalo orang sono, tetangga nya Pak Satria, mereka dah terbiasa melakukan perencanaan keuangan dg cukup baik, bahkan rela bayar Fee buat jasa seorang Financial Planner. Bukan begitu Pak Satria ?
Saya sengaja posting topik ini karena saya merasa gagal dalam pengelolaan keuangan pribadi selama ini. Dampak nya cukup besar baik dalam karir maupun dalam kehidupan financial saya. Saya sudah melewatkan begitu banyak opportunity.
Oleh karena itu, sengaja saya ingin sharing ttg topik ini, siapa tau rekan2 yang masih muda dapat mengambil hikmah nya.
sebegitu crucial kah mengurusi keuangan??
wow, baru tau ^^
thanks anyway...
nb : bukannya kalo bayar financial planner, jumlah saving kita jadi makin berkurang juga karena dimakan sama FP?? pake software aja nape... ^^
Kalo dibilang crucial, sih menurut saya memang agak crucial ya mas. Apalagi untuk kalangan employee. Karena dengan itu akan sangat berkaitan dengan perencanaan karir kita.
Kemudian, sehubungan dengan mahal nya FP di luar negeri...mereka dan pertimbangkan cost-benefit nya. Berapa fee yg dikeluarkan, dan berapa manfaat yang didapatkan. Untuk kita sebenar nya, bisa kok mencari referensi sendiri melalui buku2 perencanaan keuangan. Banyak tersedia di toko2 buku juga.
Kalo pakai software yg di pasaran, sebenar nya bisa juga, cuma kadang2 terlalu rumit dan kurang TAILOR MADE. Artinya kurang pas dengan kondisi orang per orang.
Kebetulan saya sedang membuat modul untuk Personal Financial Plannind. Buat temen2 yang tertarik untuk mendiskusikan ini dan mungkin bisa bermanfaat, boleh hub saya di email [email protected] ---For Free--
Bagus bagus,
U get my point.
Gw pikir awalnya 1.4 juta adalah suatu angka yang fixed sehingga Gw tidak menyetujui angka tersebut.
Tapi dengan menggunakan anuitas (annuity) seperti yang U sebutkan diatas, pemikiran U boleh juga.
Tp yang Gw kurang setuju adalah Inflasi dan ROI (biasanya yang digunakan adalah acuan SBI + Alpha (%)), spread nya agak terlalu jauh.
Indonesia saat ini, biasanya tidak sampe 6 persen.
Misalnya YOY Inflasi saat ini adalah 11.85 persen dengan SBI 9.25 dan spread untuk Deposito (Bank Pemerintah sekarang ini sekitar 5.5 - 6.5 persen per tahun, Bank Swasta sekitar 8%), so gimana cara menghitung ROI nya???
Sorry, pertanyaan terlalu detail untuk menyamakan persepsi diantara kita, sehingga perhitungan menjadi lebih akurat...
Cheers,
Terry
Bang Terry.
Thanks atas respon nya nya... Very detail, he he he... Perhitungan saya tersebut memang mendasarkan pada beberapa asumsi.
Untuk inflasi, saya hanya mendasarkan pada angka psikologis 2 digit. yaitu 10%.
Kedua, untuk ROI. Mungkin yang Pak Terry maksud kan adalah salah satu alternatif penilaian ROR dengan memakai Model CAPM dimana ROR adalah Risk Free Rate (SBI) plus Premium Risk atau Beta dikali (RM-RF). Boleh2 saja dengan CAPM.
Akan tetapi nilai 16% ini saya langsung ambilkan pada kinerja salah satu altenatif investasi berupa ReksaDana pada beberapa perusahaan yang dapat dijadikan bench-mark. Saya pakai 16% karena nilai tersebut masih tergolong MODERAT, saya tidak pakai yg cukup tinggi, semisal actuall return (past performance) nya Fortis atau Schroeder.
Bahkan saya belum memberkan alternatif2 investasi yang lain. Misalnya, bagi temen2 yang ada uang luang lebih banyak, bisa saja langsung melakukan active investment. Atau mungkin juga melakukan direct investment pada kegiatan bisnis, semisal: buka warung, jualan pulsa, buka cafe, buka warnet, dll dll... yang penting atas kegiatan investasi itu dapat memberikan Expected Return minimal diatas tingkat INFLASI.
Hal ini harus dilakukan untuk menjaga Real Value atas asset kita untuk jangka panjang.