It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
. Pepatah Bahasa Latin ini sering dikutip untuk mengajak orang memperjuangkan dan atau menerima keadilan, apa pun konsekuensinya.
Tapi itu pengertiannya aja lho... Bung Hati punya maksud apa mngutipnya, ya biar Bung Hati yg jawab.
makasih atas penjelasannya.....
(ku pikir aku tahu tapi...entalahhh ga mw berpresepsi......xixixiixiixixiixi)
ps: Gamaliel jago bahasa latin ya ... gue fetish pepatah latin ... kesannya gimana gituuuuu
ya olloooohh.... orang itu yah, fetish kayak bear, BDSM, leather, jeans atau apa kek. kok latin quote :P
(waduhhhhh imajinasinya.....xixiixixiixix)
wowww... cool...
banyak konteks yang harus kita pertimbangkan ketika kita harus menilai mana yang benar mana yang salah.
seperti pertanyaan, 'Benarkah, dua garis yang ditarik lurus dan sejajar, akan bertemu di satu titik?'
Ada yang jawab salah, karena berdasarkan teori geometris/matematis itu tidak mungkin.
Tapi ada yang menjawab benar, karena kenyataan dua besi di dua sisi rel yang sejajar, dapat kita lihat bertemu di sebuah titik yang jauh (masuk ke teori perspektif).
Itu baru antar teori ilmiah. Hasilnya bisa relatif. Mana yang benar? Adakah yang salah? Tergantung konteksnya, kita sedang membicarakan berdasarkan kondisi yang mana.
Bahwa bumi itu tidak datar, aku percaya itu benar. Tapi bagi orang lain yang tidak percaya bahwa bumi tidak datar, berarti kebenaran yang kuanut (bahwa bumi tidak datar) itu tidak berlaku sebagai kebenaran bagi mereka. Dan aku tetap yakin bahwa bumi tidak akan menjadi datar hanya karena mereka menentangnya.
Bukan soal akurasi pembuktian yang aku perdebatkan, tapi secara filosofisnya, tidak setiap kebenaran yang kita anut bisa kita terapkan pada orang lain. Dan faktanya, sering ditemui bahwa ada orang yang tidak butuh bukti sama sekali untuk meyakini apa yang dia anggap benar. Di saat itulah, sengotot apapun dan setulen apapun pembuktian yang kita sajikan kadang tidak akan merubah keyakinan orang lain akan kebenaran yang dianutnya.
Kita tidak bisa mengesampingkan subjektivitas dalam pola pikir manusia, dan subjektivitas itulah yang akan membuat suatu 'kebenaran' tak akan memiliki nilai mutlak bagi manusia2 yang berbeda.
btw, intermezzo aja, kamu yakin, kalo kita bikin poling tentang bumi itu datar, 95% voter akan bilang 'ya, bumi datar' ?
kalo aku sih gak yakin, dan aku juga nggak butuh bukti untuk itu. ^^
dan kayaknya, poling itu bukan ide yang bagus menurutku. sorry...
Oh Syifu... Ijinkanlah aku berguru denganmu... Hyahyhayhyya
regards
~ART~
polling di tahun 1300 ^^
ada kebenaran, ada normalitas (=mayoritas)
menurut gw sih ... kebenaran itu mutlak sekaligus relatif.
Kenapa? karena kebenaran selalu berkutat pda jumlah. Contohnya ... ya kita kaum gay. Kaum gay meskipun banyak tapi tidak banyak2 amat bila dibandingkan dengan seluruh org di dunia bukan? akhirnya ... gay jadi terdiskriminasi dan ada anggapan gay is wrong. You see ... brkutat pada jumlah. Nah...bayangin kalau justru 70% penduduk di bumi adalah gay ... justru yg straight yg aneh kan.
atau ... contoh lain. kebenaran itu relatif ... tetapi msih berkutat ke jumlah juga. Let's just say ... membunuh itu dosa. Tapi bayangkan kalau ada satu pulau isinya orang suka membunuh kemudian ada yang mengatakan bahwa membunuh itu salah. Siapa yg benar? Para pembunuh.
well ... kalaupun kebenaran mutlak itu milik Tuhan ... gw cuman bisa bilang Tuhan itu meskipun kuantitasnya cuma satu tapi Dia yg paling kuat kan? Kalau dibandingkan ... manusia hanya bisa menciptakan dari sesuatu yg ada : Tuhan bisa membuat ada menjadi tidak ada dan sebaliknya.
ummmmm
tapi bukankah membela, orang, korps, atau kelompok itu sesuatu yang sangat manusiawi? bukankah hal itu teramat wajar?
ummmm, OOT dikit, gapapa kan?
gw kurang setuju klo dikatakan mengorbanbkan orang tak berdosa. wait, bukan berarti gw demen terorism lho.
cumaa.....
bukankah, setiap orang pernah berdosa? sekecil aapun itu, kecuali dia masih anak2, itu lain soal.
kenapa ga di bilang MENGORBANKAN ORANG TAK BERSALAH
bukankah benar, klo korban adalah orang2 yg tdk bersalah ( minimal pada pelaku), yg bahkan acapkali korban2 adalah org yg tdk tau pemrasalahan bukan?
salah itu hubungannya dg manusia
dosa itru hubungannya dg tuhan.
OOT bgt si, tapi istilah itu "mengusik" gw.