It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
waduh jd tambah ribet..
ZZzzzz....
x_x
I can argue with that
bagaimana dengan fertilisasi in vitro
sel zygot hasil pembuahan sel telur dan sel sperma di luar kandungan
apakah berarti zygot ini ngga punya hak hidup karena berada di luar kandungan?
he eh..
^o^
Iman menuntut keberanian yang lebih besar: untuk menguji kembali keyakinan-keyakinan seseorang dan menolak keyakinan-keyakinan itu jika tidak sesuai dengan kenyataan."
betoll bangettt....
Kandungan yang dimaksud adalah selama masa berkembangnya sel zigot tersebu...
temapt berlansungnya perkembangan ini bukan menjadi dasar...tetapi bakal anak/janin inilah yang menjadi dasar hak hidup bagi seorang manusia sejak dalam kandungan...
tapi ada pula sesuatu yang tak kita ketahui secara pasti prinsipnya, dan akhirnya yang muncul adalah teori2 yang diakui sebagian pihak tapi juga ditolak oleh pihak yang lainnya, dari situ akhirnya teori itu menjadi 'hal benar yang relatif'. Misal, teori evolusi, ada yg setuju kera adalah cikal bakal manusia, ada yang enggak setuju.
Itulah faktanya, tidak semua hal kita ketahui kebenarannya. Bahkan ketika semua orang meyakini sesuatu itu benar, suatu saat semua orang bisa berbalik menyebutnya salah. Contoh, dulu org percaya bumi dikelilingi matahari dan saat itu menjadi standart kebenaran ttg tata surya. tapi sekarang, apa masih ada yg menganggapnya sebagai kebenaran?
Katika sebuah ide atau thesa itu masih diperdebatkan, berarti ia masih menjadi kebenaran relatif. Ketika sebuah iide itu sudah diterima semua pihak sebagai kebenaran, maka ia sudah menjadi kebenaran yang mutlak, untuk saat sekarang. suatu saat apabila ada fakta yg lebih benar terungkap, semua persepsi ttg kebenaran itu bisa berubah lagi.
Ya inilah kenyataan yang kita hadapi, 'kebenaran' itu bisa berbeda-beda di mata banyak orang. Mungkin itu terasa menakutkan dan membimbangkan langkah hidup kita. tapi ya itulah, alam pikir manusia itu 'sad but true'.
Maka, sebaiknya kita berhati-hati ketika kita sudah mulai bertindak menjadi hakim bagi orang lain. karena kebenaran yang kita anut bisa saja berbalik suatu saat.
dan tentang Tuhan sebagai satu2nya yang tahu ttg kebenaran mutlak, ayolah... kita juga belum pernah bertemu dan berbicara langsung dengan Tuhan kan? Untukku, Tuhan juga relatif... Dalam arti dia itu siapa, dia itu apa, dia itu dimana, dan dia mau apa. Ada yang berani memastikannya?
fakta: bulan berotasi mengelilingi bumi
fakta: bakteri mengalami perubahan resistensi terhadap antibiotik dalam beberapa generasi
fakta: rotasi bulan diakibatkan gravitasi
fakta: perubahan multigenerasi disebut evolusi
teori: teori yang menjelaskan gravitasi adalah teori umum relativitas
teori: teori yang menjelaskan evolusi adalah teori evolusi
teori adalah penjelasan mengenai fenomena alam
dalam teori evolusi, manusia bukan berasal dari kera saat ini
terima kasih sudah memperjelas.
kera yang dimaksud jelas memang bukan kera yang ada saat ini, karena kera yang sekarang ini juga hasil dari evolusi generasi kera sebelumnya (menurut teori evolusi). dan jalur evolusi primata itu sendiri sekian banyak cabang2nya, menurunkan berbagai macam jenis varian evolusi.
tapi yang menjadi inti pendapatku, entah itu kera jenis apa yg menjadi cikal bakal manusia menurut teori evolusi, pada kenyataan tetap disanggah terutama oleh kebanyakan penganut teori penciptaan berdasarkan tekstual agama (terutama agama samawi = agama taurat, nasrani, n islam). dan kelompok agama ini adalah sebuah kuantitas yang besar.
jadi, teori evolusi itu sendiri bukan kebenaran mutlak untuk semua orang.
dan teori penciptaan dari agama samawi, juga bukan kebenaran mutlak bagi semua orang.
itu maksud pendapatku.
jadi, saat kita menganggap kebenaran yang kita yakini itu mutlak untuk kita sendiri, sebenarnya itu bisa menjadi relatif bagi orang lain. so, akhirnya ujung dari nilai kebenaran di tengah kemajemukan pola pikir manusia, adalah subjektivitas. semua kebenaran berpotensi menjadi relatif.
tapi apakah kalo bikin voting dan hasilnya 90% menyatakan teori umum relativitas ngga berlaku, terus berarti teori tersebut ngga berlaku?
atau, bikin voting ke seluruh manusia dan menyatakan 95% manusia pada saat itu bilang bahwa bumi itu datar, trus apakah bumi jadi datar?
(kaga ngerti....ixixixiixiixixiix) :P