It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
lanjoooooott!!!
jahat (amat) lu yah ... critanya di ketengin gitu .... bikin panasaran aja ih ......
Ember nih, gue kirain mah bakalan panjang gitu nih cerita, eh ternyata dibikin per episode, capeee d, anyway tetep gue tungguin lanjutannya
ceritanya asik buat diikutin n ngga melulu soal sex (atau belum), ngga kaya postingan banci laen di thread sebelah, walaupun sama-sama (katanya) true story
SABTU PAGI, 2 MINGGU KEMUDIAN
(God!! sekarang gue bener-bener berharap ente ga tahu ada boyzforum!! Say.. jangan
baca ya...)
Mencari rumah Iqbal (well sebenernya rumah mertuanya..) enggak sulit karena di situ
memang rumah ketua RT (dengan jelas ada pengumuman di Dinding rumahnya)
Aku berdiri di depan rumah Iqbal sambil memegang bungkusan berisi boneka garfield
besar. Dia tidak tahu hari ini aku akan datang, itu sebabnya dia sedikit terkejut
namun tetap mempersilahkan aku masuk.
Aku dikenalkan dengan istrinya yang cantik, anaknya yang lucu, yang pada awalnya gadis
kecil berambut ikal itu malu-malu saat bertemu denganku. Namun dia menjadi lebih ramah
setelah boneka garfield yang kubawa berpindah ke tangannya.
Di teras saat kami mengobrol, Aku memangku anaknya. Sementara istri Iqbal di dalam
tidak menemani kami mengobrol. Sat itu aku berpikir, Di teras hanya aku, Iqbal dan
anaknya... aku berharap bisa ganti-in mama kamu nak.. Ujar ku dalam hati. Hehehe...
"Sory ga pemberitahuan dulu. Gapapa kan?" tanyaku
"Gapapa." ujarnya
"Istri ente udah tahu... tentang... kondisi ane..." tanyaku pelan
"Enggak... dia enggak tahu." jawab Iqbal
Bagus.. itu memang yang aku harapkan. Dia mulai menyembunyikan sesuatu dari istrinya.
"Oh ya, sebenernya ane dateng cuma mau bilang kalo di perumahan tempat ane, udah mulai
bangun tahap dua. Ente bisa liat-liat sekalian ke rumah ane? gimana?" Tanyaku
"Hmm... iya juga sih. gue dah ga betah nih tinggal ma mertua..." Iqbal berkata nyaris
berbisik.
Kalau aku memaksa, dia akan curiga... Jadi Let It Be... aku gak memaksanya untuk
kerumah, tapi aku yakin pancinganku mengena.
"Eh, kapan lu mulai sadar kondisi lu beda?" tanyanya
"Ssst.. kalo ngomong ya..." protesku sambil melihat ke kanan dan kiri.
"Enggak ada orang... istri gue lagi nonton TV.." Iqbal berkata menenangkan
Nonton TV jam segini? MTV Ampuh?
Tidak mau ambil resiko aku tetap merendahkan volume suaraku.
"Dari SMU."
"Waktu itu ane sadar, pacaran sama cewek kok hambar-hambar aja. Enggak ada getaran
trus lama-lama pacaran cuma buat status."
Si kecil mulai tidak betah dipangkuanku dan memaksa turun. Akhirnya kubiarkan dia
bermain di lantai dengan boneka barunya itu.
"Bukan karena pengalaman masa kecil?" Tanya Iqbal hati-hati
Aku cuma tertawa.. pasti dia memikirkan headline berita kriminal di koran.
"Enggak lah... lagian kalo mau tahu, ane masih perjaka... eits.. setengah perjaka
deh.. soalnya yang atas udah enggak." Ujarku geli
Dahi Iqbal kembali berkerut.
"Sama cowok kamu dulu?" Tanya Iqbal dengan volume suara normal.
"Ck.. suara..!" ujarku mengingatkan. "Iya!" lanjutku.
Iqbal terdiam. Aku memperhatikan si kecil memukul-mukul boneka garfieldnya.
"Gimana rasanya..." Iqbal bertanya hampir menggumam, ikut-ikutan memperhatikan si kecil.
"Apa?" tanyaku sambil menoleh
Lama Iqbal terdiam sampai akhirnya dia meneruskan..
"Di... karaoke..."
Aku menahan tertawa karena pemilihan kata yang dia gunakan.
"Good." jawabku
"Ber.. karaoke?" tanyanya lagi
"Nice. Like it!" jawabku lagi hampir-hampir tak bisa menahan tertawa. apalagi saat melihat wajah Iqbal yang sangat serius
"Kenapa? Mama-nya Kayla enggak pernah ngasih kalo ente minta?" Tanyaku sambil tersenyum.
Iqbal terdiam, ragu-ragu untuk menjawab.
"Pernah.. tapi gue ga tahu ya... kelihatannya dia enggak ngasih sepenuh hati." keluhnya
Aku cuma tertawa kecil.
"Tahu enggak pepatah.. Who knows man better than himself?" tanyaku tanpa meminta jawaban.
Iqbal cuma melongo.
ADUH... AMPUTASI AJA DEH NIH JARI...
bukan jari nya .... bathank-nya kale .....
heheheheh .... ape kate ente aje de .... ngga ngomenin gue, takut di kira ngerusak suasane ntar ...
(hihihihihiihi......gwnye khan tauuuukk...persissss....)
lanjut dong, ( sambil ngegelar tiker ) LOL
ngintil di sebelah mpok Nori sambil minta kacang rebusnya
ikatan dong bo.... ( sambil bawa kwaci )
hahahaha iye tuh ngacong berkepajangan kali soalnya udah mulai mendekati babak perselisihan
sini gua bantuin ketik deh
yukkk kesindang (ada Popcorn Ven??)
MINGGU PAGI JAM 15:00
Tadi siang Iqbal sudah meneleponku untuk datang. Berkali-kali aku melongok ke Jendela yang gordennya menutupi sebagian besar jendela, menunggu Iqbal datang.
Huh.. dari tadi yang terlihat di luar cuma Pak RT komplek yang rumahnya di seberang rumahku sedang mengarit rumput liar di halamannya.
Iqbal pun datang dengan motornya. Aku menunggu dia mengetuk pintu, lalu aku keluar dengan sikap tidak memperbolehkan dia masuk.
"Eh.. langsung aja deh... takut kantor pemasarannya tutup." ujarku sambil menutup pintu.
Iqbal keheranan sambil mencoba melongok ke dalam rumahku sebelum pintunya benar-benar tertutup.
"Kenapa sih? lu nyembunyiin cowok ya didalem?" tanya Iqbal penasaran.
"Hush..! mana berani ane kalo tetanggaan sama RT. Enggak, ruang tamunya lagi berantakan." Jawabku sambil memakai sandal gunungku dan berjalan ke pagar.
"Ga usah naek motor deh. deket kok.." ajakku lagi
Iqbal kelihatan masih penasaran ingin melihat rumahku. Setelah meletakkan helmnya dia mengikuti aku.
Aku menyapa Pak RT yang sekarang sedang memindahkan rumput-rumput yang telah dicabuti ke sebuah kantung plastik.
Dalam perjalanan, kami mengobrol tentang blok rumahku yang bentuk rumah-rumahnya mulai dirubah dari kondisi awal oleh pemiliknya masing-masing.
Iqbal juga bertanya budget yang aku keluarkan untuk merapikan dapur dan membuat pagar.
ANYWAY.... Iqbal bertanya "Tetangga lo ga curiga?"
Aku tahu apa yang dia maksud.
"Belum... sebelah ane, tentara, masih bujangan. Di deretan Pak RT juga ada. Selama bukan satu-satunya yang masih lajang, ane tenang..."
Setelah sampai di Kantor pemasaran, kami bertemu si Rachman cowok berkacamata yang biasa menunggu kantor pemasaran perumahan. Iqbal bertanya ini-itu soal perumahan.
Saat kami selesai, kami kembali ke rumahku. Saat tiba didepan pintu, aku berdiri di pintu seakan-akan menghalangi dia masuk dan tidak mengundangnya ke dalam.
"Ya udah. kalo mau pulang.. hati-hati ya.." ujarku setengah mengusir
"Lo ngumpetin apa sih? Ga sopan amat ga nyuguhin tamu yang dateng." protesnya sambil mencoba melongok ke Jendela.
"Enggak ada apa-apa... cuma lagi berantakan..." cegahku
Iqbal makin penasaran. "Gue mau liat dalem rumah lo."
Aku mengalah "Ya udah.. sory berantakan." lalu aku membuka pintu.
Ruang tamuku memang sedang berantakan, hanya ada karpet dengan gundukan baju diatasnya yang akan kusetrika. Aku cepat-cepat membereskan keping DVD yang berserakan tak jauh dari TV yang telah padam dan... DVD Player yang sengaja tidak aku matikan. FYI semua ini emang skenario yang udah aku persiapkan. Hehehe...
"Lo lagi ngapain pas gue dateng?" tanyanya masih berdiri di dekat pintu. "Lagi nonton BF ya?" lanjutnya dengan nada menginterogasi.
"Kalo iya emang kenapa? ga ada siapa-siapa ini.." jawabku sambil menyingkirkan gundukan baju dengan kakiku lebih ke sudut.
"Gay?" tanyanya.
"Emang musti? gue ga punya (Bohong !!).."
Kemudian aku melanjutkan "Yang pasti bukan girl on girl action."
"Liat dong film apa aja? lo beli dimana?" Tanyanya sambil merebut beberapa bungkus cover DVD dari tanganku.
"Di glodok. Kadang-kadang kalo lagi istirahat."
"Lo lagi nonton yang ini ya?" tanyanya sambil mengangkat cover DVD yang tidak ada isinya.
"Kenapa? pengen liat?" tanyaku.
"Boleh... boleh..." ujarnya sedikit bersemangat.
Setelah kurapatkan gorden (untung Pak RT ga curiga). Aku lanjutkan Film yang tadi kuputar. Aku sebel soalnya gak tahu si Iqbal ini horny apa enggak pas nonton BF, serius banget nontonnya. Aku beranjak "Ane ambil minum dulu ya.."
Saat aku kembali dengan dua kaleng minuman dingin, Film sudah masuk ke anal scene. Iqbal masih serius menonton.
"Sakit ga ya?" tanyanya tanpa menoleh dari layar TV.
Aku terdiam. lalu menjawab. "Gak tahu... belom pernah... katanya sih buat yang "dikasih" pertamanya pasti sakit."
Lalu aku melanjutkan "Tapi katanya lagi... buat yang "ngasih" rasanya luar biasa.."
Iqbal menoleh.
"Oh, belum pernah nyoba toh ama Mamanya Kayla..." gumamku sambil tersenyum
"Gak berani minta. Takutnya dia ketakutan, nangis-nangis atau apa.." ujarnya
"Ya itu sebabnya di Indonesia anal sex is still one of the men's most popular sexual fantasy.." aku berkata sok tahu.
"Kok?" Iqbal bertanya tidak mengerti.
"Kalo enggak enak, kenapa sekarang 2 dari 3 film bokep selalu ada anal scene nya?" tanyaku mencoba ber-statistik. Iqbal tidak menjawab.
Lima menit telah berlalu. Sekarang giliranku berkonsentrasi penuh pada film yang kutonton tanpa memedulikan Iqbal.
Aku tidak menyadari saat Iqbal mulai bergeser mendekatiku. Saat dia sudah dekat dengan badanku, aku baru sadar dia kadang-kadang memerhatikan aku lama sekali, lalu beralih lagi ke film. Namun aku biarkan.
Iqbal semakin bergeser, sampai akhirnya kurasakan telapak tangannya memegang bahuku. Aku masih diam. Tiba-tiba Iqbal memelukku sambil berusaha menciumku.
Interrupted...
"PRINSIPKU WALAUPUN KEPINGIN, BIASANYA JAIM GUE LEBIH GEDE.. I DON'T WANNA BE A SLUT!!"
Lanjut....
"ENTE KENAPA SIH?" ujarku galak sambil mendorong Iqbal.
Nafas Iqbal tidak beraturan, dia rupanya masih shock dengan perbuatan dia sendiri.
"Sori.. sori..." Iqbal berkata tanpa berani memandangku.
"Gue.. kayaknya harus pulang..." masih tidak mau memandangku, kini dia mencari-cari sesuatu.
"Nih..." ujarku sambil menyodorkan kunci motornya.
Iqbal meraih kunci itu, bergegas keluar sambil mengambil helm yang dia letakkan di teras.
Aku hanya memandang Iqbal dari jendela yang kini mulai menyalakan motornya dan akhirnya meninggalkan halaman rumahku.
Aku mengutuk diriku sendiri... Kenapa tidak kubiarkan dia melanjutkan? tapi aku harus bersabar. Aku gak mau kalau sampai kejadian, dia menyesali dan akhirnya tidak mau bertemu aku lagi.
Malamnya aku mendapat sms singkat dari Iqbal: "Gue bener-bener minta maaf"
Aku tak membalas, yang Iqbal tidak tahu aku akan pergi ke Semarang besok senin selama seminggu. Artinya sementara ini dia tidak akan melihatku di gerbong 6.
Sorry guys.. still not yet.