It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Aku ngikutin kalian. Waktu kamu pulang aku tahu"
Danu meraih pundak Rudi,
Rudi menghindar
Danu merapat ke Rudi
Tok... Tok... Tok...
Pintu kamar Rudi diketuk
"Rud, kamu di dalam?" suara Bapak di luar kamar Rudi
"Iya, Pak. Ada apa?"
"Bapak mau bicara soal kak Amir" kata Bapak
Hah! Soal kak Amir?
Rudi memandang Danu
Danu tersenyum
"Kak? Apa kamu bilang sesuatu pada Bapak tentang aku dan kak Amir?" selidik Rudi ketakutan...
Kita lihat mengapa Sandi tidak bisa dihubungi...*
"Pak aku pulang sekarang, ya" pinta Sandi yg masih dalam keadaan telanjang dalam dekapan Pak Grmant yg juga telanjang.
"Ntar aja. Khan kamu masuk jam 1. Ntar aku antar kamu." jawab Pak Grmanto memeluk lebih erat tubuh Sandi.
"Tapi..."
"Sudahlah, kita ulangi lagi kemesraan tadi malam" Pak Grmant membelai rambut Sandi.
Sandi membalik tubuh, menghadap Pak Girmant.
Pak Girmant merebahkan tubuh mereka...
Lidahnya melumat lidah Sandi
Tangannya membelai paha Sandi dan meremas pantat Sandi
Sandi reaksi, memainkan penis Pak Grmant, menariknya, mengocoknya...
serruuuu ...
aayoo ayyoo lanjut
Tak mau kalah, Pak Grmant segera memainkan penis Sandi, menarik narik supaya tambah panjang. Tangan yg lainnya memainkan puting Sandi.
Sandi kelojotan, dan segera ngaceng penisnya.
Setelah ngaceng tegak, Pak Grmant bangkit mengangkangi penis Sandi.
Diarahkannya penis Sandi ke dalam lubangnya yg sudah tak perjaka.
Penis Sandi mulai melesat ke dalam lubang Pak Grmant.
Naik turun naik turun
Pak Grmant memacu pantatnya
Kedua tangannya bertumpu pada dada Sandi
Sebenarnya Sandi agak berat menahan tubuh Pak Grmant, tapi rasa keenakan penisnya membuatnya asyik menikmati permainan pantat Pak Grmant
Pak Grmant terengah engah
semakin memacu pantatnya
...
Beberapa saat kemudian
crottt... crottt... crottt...
Pejuh hangat Sandi memenuhi anus Pak Grmant
Pak Grmant beralih maju
penisnya disodorkan ke mulut Sandi
segera Sandi melahapnya
Pak Grmant memaju mundurkan penisnya
mengentot mulut Sandi
tangan Sandi mengusap usap dada dan perut Pak Grmant
kemudian memilin milin putingnya
Pak Grmant mendongakkan kepala sambil berteriak keenakan
terus memacu penisnya
penis yg gemuk besar dg urat urat yg menjalar itu memenuhi mulut hingga kerongkongan Sandi
...
Pak Grmant berteriak keras saat
crottt... crottt... crottt...
pejuhnya membanjiri mulut Sandi, hingga ada yg keluar
Sandi menelannya
Pak Grmant ingin melepas penis dr mulut Sandi
tapi Sandi menahan penis itu di dalam mulutnya
Sandi masih ingin bermain main dg penis Pak Grmant
...
Setelah puas, Sandi melepas penis Pak Grmant. Pak Grmant jatuh rebah di samping Sandi. Memeluknya...
. . .
Seperempat jam kemudian
Sandi kembali bergairah
ia naik menindih tubuh Pak Grmant
penisnya beradu dg penis Pak Grmant
digesek gesekkannya penisnya ke penis Pak Grmant
aghhhh...
Beralih ke puting, Sandi menjilati puting Pak Grmant, kadang juga mencupangnya.
Pak Grmant yg kelojotan makin menggila, menggesekkan penisnya ke penis Sandi
Sandi beralih duduk di atas penis Pak Grmant
penis Pak Grmant yg setengah ngaceng didudukinya
hingga Pak Grmant agak berteriak kesakitan
namun ia membiarkan Sandi menduduki penisnya, dan menggesek-gesekkan lubang pantatnya di atas penis tersebut...
Tangan Sandi mencengkeram dada Pak Grmant
Sandi terus memacu pantatnya bagai naik kuda-kudaan
...
Akhirnya mereka mengakhiri permainan tersebut
....
"Aku antar ke mall, Sand"
"iya, Pak. Aku mandi dulu"
"iya mandi dulu, yuk. Bareng ya!" kata Pak Grmant sambil menyentil penis Sandi.
"Gendong, Pak"
"Boleh, sini"
Bagaikan anak kecil,
Sandi digendong di punggung Pak Grmant. Tentu saja keduanya masih telanjang bulat.
. .
Rudi membereskan kamarnya dan siap siap ke rumah Raymon.
Baru saja selesai beres beres, Ray telfon.
"Knapa Ray?"
. .
"Pergi? Klien? Oke. Gak pa pa. Khan bisnis mamamu juga penting"
. .
"Oke. Gak pa pa. Ya, beres."
. .
Ternyata Ray ada urusan dg klien.
Iseng-iseng Rudi ke kamar kak Danu.
pasti dah cabut ke rumah Indra
hmm...
Raymon urusan bisnis
Sandi gak ketahuan rimbanya
Kak Amir? Hmm mungkin lagi asyik kawin sama kak Shanti
Lha koq jadi sepi begini...
Sigit? Sigit? Sigit?
Gmana dia? Apa dah fresh sehabis dari Bandung?
Tapi Sigit str8. Lha Sandi juga str8.
Wira, Eric, kayaknya bisa dibengkokin?
Hmm... Whaduh koq pikiranku jadi liar begini?
. . .
"Ngelamunin apa Rud?"
Wekz!!!
"Kak Amir pindah kerja di sini lho, Rud"
"Kak Shanti masih di Kudus"
"Iya. Tapi mending kak Shanti ngikutin kak Amir, khan. Masa' mereka mau pisah kota. Kalau dilaju capek juga khan"
"Iya, bu."
"Oh iya Rud. Ibu dan bapak mau kondangan ni. Kamu gak pergi2 khan. Jaga rumah ya"
"oke. Ntar pulang jam brapa?"
"paling paling jam 1"
"Siapa lagi?" Rudi menghentikan aktivitas di kamar.
Rudi berjalan menuju ruang tamu, diintipnya dari balik korden.
Siapa itu?
tapi...
wow, bodynya asyik banget...
"Selamat siang, mas," sapa cowok tersebut.
"Selamat siang, cari siapa ya?" sahut Rudi sambil menyapu wajah yg hanya terlihat sedikit dari bagian depan helm.
"Ehm, maaf. Apa ini rumah Bapak Aji Suryanegara pemilik Surya boutique?" tanya cowok ganteng berkumis tipis itu.
Wajahnya terlihat dewasa, tapi Rudi yakin cowok ganteng itu umurnya masih 23-an.
"Oh, Pak Aji desainer? Rumahnya sebelah belakang rumah kami. Rumahnya memang bernomor sama. Tapi beliau gang enam, sedangkan sini gang lima. Mas terus aja itu jalan nanti belok kanan, memutar gang enam," Rudi memaparkan.
"Oh maaf keliru. Terima kasih, mas. Saya permisi dulu"
"Ehm anu, ee sebentar...,"Rudi menghentikan langkah pemuda ganteng itu.