It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
melewati ruangnya, aku melihat lampunya menyala dan bayangan seseorang didalamnya. tiba di meja ada pie dan kacang yang tergeletak. oleh oleh khas bali. ini dari dia. aku melihat kemeja lain semua di visi marketing mendapatkannya.
geer awalnya tapi langsung sirna.
aku melihat lagi pie dan kacang lalu ke ruangan itu.
pikiran aneh muncul lagi, lebih tepatnya mesum. mesum yang bagaimana? kalian tahu sendirilah.
selesai aku makan siangpun, belum juga ada balasannya. ku lihat lampu diruangannya mati. mungkin dia sibuk atau....
sekitar jam 3 sore aku melihatnya masuk ke ruangannya. terlihat serius. mungkin dia sibuk.
tak berapa lama ia masuk. ia keluar lagi. ia memang sibuk. ia jalan dengan tergesa-gesa. sesaat ia memandang ke arahku, itu menurutku ia memandang ke arahku, atau hanya aku yang terlalu Ge Er.
tapi tak berapa lama ada chat balasan. 'boleh'
aku membulatkan tekad untuk mengikuti saran yg telah diberikan oleh Adis. aku harus mengatakan itu.
aku masuk ke dalam mobil.
"mau bicara apa?" tanyanya.
aku melihat ke arahnya, dasinya sudah ia kendurkan dengan kancing di bagian leher sudah terlepas.
melihat matanya, membuatku melupakan rasa kasihanku pada istri dan anak-anaknya. hal yang sudah aku putuskan saat meminta saran pada adis sirna begitu saja. kini hanya ada setan yang merasuki tubuhku.
segera ku tangkup wajahnya dengan kedua tanganku dan aku menciumnya. ini bukan ciuman yang melumat. aku hanya menempelkan bibirku ke bibirnya tapi
rasanya segala rindu yang tertahan meletus keluar.
sekejap ia menjauhkanku dari dirinya.
"amatir" itu katanya.
dengan cepat ia menciumku. memakan habis bibirku. ganas. bukan hanya bibir yang terus menyedot tapi lidah pun ikut bermain dengan merasuk ke dalam mulutku.
ia benar, aku amatir. dan kini aku sepertinya sedang berguru padanya.
kini tak hanya mulut dan lidahnya yang bermain pada diriku yang masih pasrah. tangannya mulai bergerilya.
srmua tersentuh olehnya, hingga terpusat di penisku. ia mengelus elus dan meremaa remas pelan penisku.
sekejap ia menghentikannya.
"lanjut?" aku hanya bisa ngangguk dalam napasku yang masih menderu.
dengan cepat ia menyalakan mobil. dan meninggalkan parkiran kantor yang sepi ini.
dia tersenyum tipis, "perlu dibantu buka celananya?" tawarannya.
dalam hatiku aku menjawab "tadi dia yang bantu buka baju tanggung jika tidak sekalian celana"
tapi itu tidak ku katakan. aku berusaha untuk membuka ikat pinggang, tapi karena tanganku gemetar semua menjadi lebih sulit. ia mendekatiku, memegang kedua tanganku yang masih bergumul dengan ikat pinggang.
ia menjauhkanku dari benda sialan itu. lain kali aku tidak akan pakai ikat pinggang lagi.
ia membawaku ke ranjang besar, menidurkanku disana.
tangannya bergerilya dengan ikat pinggang dan celanaku. ia membantuku melepaskannya, tanpa terkecuali boxerku. dan kini hanya 'SI TEGANG' yang ada disana.
ia berdiri dan melepas celana dalam putihnya.
bulu rimbun terpampang nyata disana. merangkai menjadi satu dengan bulu pusar.
aku terfokus pada benda coklat di tengahnya yang belum tegang, masih minta dibangunkan.
ia menarik tangan kiriku agar aku duduk diranjang, aku melakukannya.
lalu ia mengambil tangan kananku dan mengarahkannya ke adik kecilnya.
"pegang" katanya.
aku hanya menggenggamnya tak melakukan apa-apa lagi. hingga dia membimbing tanganku untuk bergerak maju dan mundur berulang - ulang.
aku terus melakukannya hingga berubah menjadi besar dan keras.
miliknya ternyata lebih panjang sedikit dari punyaku tapi diameternya lebih besar dari punyaku, gemuk.
ia menunduk mencium pipiku lalu berbisik.
"mau coba hisap?"
"aku belum pernah?"
"tau"
aku pun menggeleng, memantapkan penolakanku untuk tidak melakukannya.
ia kembali menegakan tubuhnya.
dalam ketegangan dia menghentikan tanganku yang sedang bekerja.
aku pikir dia marah.
"masih mau dilanjut?" tanyanya.
aku memandang wajahnya. melihat matanya. hanya sebuah anggukan.
"yakin?" aku mengangguk sekali lagi.
ia segera membaringkanku, menindihku, lalu menciumku.
bibirnya menyedot, lidahnya menggelitik rongga mulutku.
tangannya mengelus, memilin putingku. saling bergantian kanan dan kiri. penisku yang tadinya sedikit layu karena ku pikir dia marah, kini tegang kembali.
berhenti mendadak. aku yang lagi mendesah karena nikmatnya di kocokin mengumpan. Sial.
dia hanya tertawa. aku hendak ingin beronani dengan tanganku sendiri tapi langsung di tepis olehnya.
aku melihat tangannya menyentuh ujung kepala penisku. menyentuhnya dengan telunjuknya dan telunjuk itu ia arahkan ke mulutku.
"Jilat" perintahnya.
aku disuruh menjilat cairan bening yang keluar dari penisku. ku turuti.
saat aku menjilat jarinya. tangannya yang lain mulai mengocok penisku kembali. dia tersenyum lebar melihat aku tak berdaya.
tak berapa lama spermaku pun keluar. dalam napasku yang masih belum beraturan, ada yang mulai merasuk dalam anusku.