It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Itu untuk semua orang sayang, ini cuma buat aku sendiri
tahun pertama, iya
Tapi tidak saat menjejak ditahun-tahun berikut nya, aku merasa gagal mempertahankan semuanya, hubungan kami belum berakhir memang, tapi mulai merenggang.
Daripada terlihat galau, aku lebih merasa bingung.
Bukan takut dia akan pergi nanti, tapi takut kalau semua yang terkorbankan malah berakhir sia-sia.
Dua kali sudah aku membatalkan planing pertunangan, dia juga pernah melakukan nya, hanya demi mempertahankan hubungan ini agar berjalan jauh lebih lama.
Tapi nyatanya, perjalanan ini semakin jauh terasa semakin mustahil.
Ibu nya berencana mengadakan pesta, dan meminta aku sebagai juru yang mengabadikan setiap momen bahagianya.
Dimana logika dunia, mendengar kabar dia akan berumah tangga saja hati ini tak tergambar rasa sakitnya.
Bagaimana jika ditambah lagi aku yang akan menjadi photografer di acara bahagia untuk Mereka.
Aku bisa melepas dia, aku yakin.
Tapi, bisa kah aku menyimpan rasa sakit ini di depan mereka, itu yang tak bisa aku yakini.
Kehidupan homo tentu nya
Undang aku lah nanti
*Ngomporin
@boyszki seneng kamu ya boy?
tatoan lenjeh
#caper
"Kapan idie mau nikah?" Mamak yang bertanya, karena Babah tak pernah sekalipun penasaran prihal jodoh
Status 'sendiri' yang dulu begitu amat tenang ku resapi, menjadi teror sepi.
"Kan udah ada usaha, calonnya juga banyak yang mamak kenalkan" tambah nya
Aku tak pernah ngoyo dalam pencarian pasangan hidup, tak pernah ngotot minta pada Tuhan agar disegerakan untuk didatangkan jodoh.
Bukan karena ingin membujang seumur hidup, amit-amit ya
Lebih karena jalan yang di hadapi selama ini terasa sulit.
Aku hanya mencoba membaca pertanda alam, bahwa calon yang dihadapkan pada saya selama ini tingkat kesulitan nya terlalu berat, baik dari segi materi finansial, maupun dari segi komitmen.
Bagaimana bisa menjalani kehidupan bersama selama berpuluh-puluh tahun, jika diawal saja prinsip saya sebagai pria tak di hargai, bukan karena mereka, tapi karena saya yang tak cukup matang dalam bersikap.
Lalu ingatan itupun terlempar ke tahun-tahun belakangan, dimana masa remaja saya yang masih ranum membawa saya pada pelayaran cinta di samudra yang luas.
Pengkhianat, kebohongan, kecemburuan, keserakahan semua berlalu seperti mimpi buruk disaat saya terjaga.
Tak ada bahagia yang jalannya tak rumit, tak ada rasa suka jika kau tak mengecap pedihnya realita dunia.
"Mamak tenang aja, Allah udah sediakan jodoh yang baik buat idie, insyaallah"
Hanya pernyataan gamang yang bisa saya ucapkan, gamang bahwa jodoh yang baik itu akan datang, dan mungkin gamang bahwa doa yang selama ini di sematkan disetiap sehabis tahtim di rapalkan tertimbun dibalik doa milyaran manusia yang mungkin saja luput dariNya.
Bukan kah Dia maha mendengar?
Ya Dia pasti mendengar, aku tak perlu meragukan iman yang selama ini ada di hati ini, hanya masalah waktu.
Bukankah, mereka yang sabar akan kesusahan hati, akan di lapangkan segala urusannya.
Ya, aku telah berdoa, ikhtiar juga.
Kini hanya tinggal menunggu jawaban Nya, dan membaca pertanda alam.
Karena prinsip simple ini lah sulit untuk saya menemukan wanita mulia yang mempermudah segala urusan walimatul 'urus.
Sekali lagi saya tekankan, bukan mereka yang salah, tapi saya yang terlalu ringan dalam urusan prinsip. . .
Semoga mamak bersabar dalam menunggu, sama halnya seperti saya, harus tetap sabar dalam urusan pencarian rusuk yang masih nyasar. . .