It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
“percuma aja yaa pintar tapi miskin! Gak ada guna!”
“secara di sekolah ini juga banyak yang pintar terus gak MISKIN PULAK!!”
“jaga-jaga yaa bicara kalian!!!”
“yaa elaaah ni anak di pelet kali yaa, eluu gak sadar? Jangan bilang luu pacarnya lagi!”
“ehh elu ituu cowok, mulut luu kayak bencong aja!”
“waaah-waah rupanya eluu belain si miskin juga?”
“diaa itu sudah miskin, ibunya aneh, keluarga berantakan … hmm apa lagi yaa?”
“dia homoooooo”
“hahahaaaaaaaaaa”
Dimas dan Rini selalu membelaku.. akut tidak bisa berbuat apa-apa..Aku hanya diam tanpa kata, tapi ketika mereka yang telah menginaku dan sengaja menubruk tubuhnya ke tubuhku seketika itu juga kesabaranku habis.. lalu aku mendaratkan tinjuanku ke cowok ituu. Buuuuk!! Kemudian cowok itu membalasnya meninju pipi kananku. Kemudian suasana ituu jadi tidak jelas seperti bayang-bayangan....
“kak! Bangun kak! Kakak!” aku mendengar suara adekku dan tubuhku seperti digoyangkan. Lalu perlahan aku membuka mata..
“kakak ngigau apa?” tanya adekku khawatir berada disampingku melihat posisi tidurku yang gak karuan. Rupanya tadi itu mimpi.. tapi mimpi itu sangat persis dengan kejadian waktu itu.
"kakak berkeringat” kata adekku yang mengusap keningku menggunakan tangannya
Yaa ampuun! Segitu masih ingatnya kah aku dengan kejadian itu sampai terbawa mimpi.
“kakak gak apa dek” jawabku yang memberhentikan tangan adekku yang mengusap keningku.
Diaa tidak merespond perkataanku, dia langsung pergi begitu saja dari kamarku.. mungkin diaa sudah tau aku mimpi seperti apa. Seperti ini kah jika aku bermimpi bertengkar? Aku melihat posisi tubuhku tidak karuan dan bantal gulingku terkapar jauh dari kasurku. Sepertinya aku harus shalat subuh! Tapi sudah pukul berapa ini?
“siaaaal!” kataku yang sambil melihat jam dinding menunjukkan pukul 6.05 pagi. Aku melewatkan shalat subuhku.
“Raffa! Cepat nak bangun.. udah jam 6 lewat ini!” kata ibuku terdengar dari arah luar.
“iyaa Bu!”
Ternyata benar perkataan adekku, aku berkeringat, Seperti apa ngiggau ku tadi?
“kak cepetan!” tiba-tiba adekku membuka pintu kamar. Akupun terkejut waktu itu lalu adekku membalas dengen memeletkan lidahnya kemudian disambung dengan tawanya. Huuh dasar! Kemudian aku bangkit dari kasur, mengambil beberapa pakaian yang akan aku pakai seperti celana dalam, baju dalam, dan celana pendek. Berjalan keluar dari kamar.. seperti biasa aku melihat ibuku sedang siap-siap dengan jualannya semoga jualan ibuku laris
**
Seperti biasa aku berangkat sekolah menggunakan angkot sedangkan adekku di-antar ibu pergi ke-sekolah.. rupanya angkot yang aku naikin ini dengan sopir yang sama hehee mas-mas dengan wajah khas Jawa. Sepertinya dia orang jawa
“waaah adek lagi yang mas bawa” kata mas-mas itu sambil tertawa. Aku hanya membalas dengan senyum terpaksaku. Hatiku saat ini sedang berkecamuk antara kesal, sedih dan malu semua itu jadi satu.
“lagi putus cinta yaa dek?” kata mas-mas angkot sambil mengemudi.
“hahaaa” tawaku sepertinya garing.
“udaah gak usah di-pikirin, banyak aja kok cewek yang mau sama adek. Lagian adek cakep gitu” kata mas-mas angkot sambil melirikku. Aku pun langsung mencerna perkataan mas-mas itu! Cakep? Aku cakep?
“tuuh di-belakang banyak cewek, tinggal pilih saja!”
Aku pun melihat ke-arah belakang terdapat anak-anak SMA dan SMP yang kebanyakan cewek-cewek yang berada di-dalam angkot. Aku jadi malu hehe habisnya mas-masnya kenceng banget bicaranya sepertinya mas-masnya tau jika hatiku sedang tidak bahagia karena setelah itu tidak ada-kata-kata yang keluar dari mulut mas-mas itu lagi. Huuh maaf yaa mas T.T
“terimakasih yaa mas” kataku yang sudah membayar hendak keluar dari angkot lalu membuka dan meuntup pintu angkot.
“iyaa dek sama-sama.. jangan galau lagi yaa!” kata mas-mas itu dengan volume tinggi dan anak-anak yang ada di-dalam angkot langsung melihat ke-arahku.. arrrghh mas-mas angkot! Sengaja emang yaa!
kemudian aku berjalan lurus lalu belok ke-kiri memasuki kawasan SMA 10 terdapat guru piket yang duduk manis di kursi da nada pula pak Hari yang berdiri di-dekat pintu dewan guru.
“permisi pak..” kataku yang melewati pak Hari.
“dek Raffa!”
“iyaa pak?” kataku membalikan badan mengarah ke pak Hari.
“bagaimana? nyaman sekolah di-sini?”
“nyaman saja pak” kataku sambil tersenyum ke pak Hari.
“sudah dapat teman?” tanya pak Hari.
“e-e sudah pak” jawabku sedikit gugup.
“udah dapat pacar?” hah? PACAR?
“wahahaaa bapak bercanda, yaa sudah kamu masuk kelas gih. Belajar yang tekun!” kata pak Hari sambil menepuk bahuku.
“iya pak tentu saja” jawabku sambil tersenyum
Kemudian aku melanjutkan perjalananku menuju kelas berhenti sebentar di depan kelas melihat Nanda yang sedang ber-makeup hehe (pake pupur bayi maksudnya).
“wihh anak baru udah datang” kata seorang cowok teman sekelas yang tidak aku kenal namanya.
“kenalin bro guaa ketua kelas di-sini”
“nagku-ngaku luu yaa” sambil memukul cowok itu dengan bukunya.
“kenalin.. guaa ketua kelas di kelas ini” kata cewek itu sambil menjulurkan tangannya.
“ohh iyaa nama sampe lupa, nama guaa Andin Widdya” sambungnya.
“aku Raffa.. salam kenal” kataku sambil menerima perkenalannya. Lalu teman-teman yang lain pun memperkenalkan nama-nama mereka.. ada yang bernama Teguh, Monic, Firka, Heri, Doni dan masih banyak lagi
“banyak banget dah fans luu” kata Nanda yang melihat guaa sedang duduk di-bangku. Aku hanya membalas dengan senyumku saja lalu aku keluar dari kelas lagi, suasana kelas sangat gaduh! Aku tidak suka berisik, lebih baik aku keluar dan duduk di-kursi panjang depan kelas.
“Raffa, kamu tidak apa-apa nak? Yaa ampun kenapa jadi seperti ini nak”
“Dimas, cerita ke-tante!”
“Rini.. cerita ke-tante!”
Cepat-cepat aku membuang lamunanku.. arrrgghhh! Kenapa aku selalu melamun seperti ini.. ketika mengucek-ngucek mataku lalu menghadap ke-arah kanan aku melihat seseorang. Fael!!
“pagi Raffa” sapaanku agar terlihat baik-baik saja di-hadapannya.
“ehh, Fajar mana, Fajar mana? Katanya dia turun, Raffa!” akupun kaget ketika Nanda tiba-tiba keluar dari kelas sambil menarik-narik Fael dan kerah baju Fael. Fajar udah turun sekolah?
“lagi nyangkut nooh” kata Fael.
“ishhh, tu anak kebiasaan yaa” kata Nanda sambil melihat ke-arah depan. Kemudian Nanda pergi masuk ke-dalam kelas lagi.
“nyangkut?”
“nyangkut di pohon?” sambungku bingung yang kemudian di balas dengan tawanya Fael. Ketika aku melihat tawanya hatiku menjadi adem
“bukan, dia lagi nyangkut di kelas IPA 1, tuuh tuuh coba liaat” kata Fael sambil menunjuk seorang cowok sedang berbicara dengan cewek.
“ohh maksudnya lagi datengin pacarnya?!”
“iya” jawab Fael. Tapi sekilas aku melihat tatapan Fael seperti ingin bertanya sesuatu ke aku.
“e-e aku masuk ke-dalam yaa” kata Fael. Aku lebih baik ikut masuk ke-dalam saja. Kemudian kami berdua duduk di-bangku masing-masing.
“Raffa! Eluu gak usah pindah bangku.. eluu duduk sama Raffa aja”
“ribet banget dah guaa manggil nama kalian berdua ni” sambung Nanda sambil menepuk bibirnya pelan.
“iyaa eluu duduk bareng guaa aja” kata Fael sambil menghadap ke-aku dan memegang tanganku yang memegang tas hendak pindah dari bangku yang aku dudukin ini.
“t-t-tapi …”
“tenang aja, Fajar gak bakal marah” kata Fael sambil tersenyum ke-arahku. Senyummu indah Fael aku berharap kalian berdua akan tetap menerima ke-adaanku
mereka berdua terus saja membahas tentang Fajar. Aku jadi penasaran seperti apa sosok Fajar itu.. tak lama kemudian setelah bapak guru masuk kemudian di-sambung dengan hendaknya doa bersama sebelum belajar, terdengar suara pintu yang di ketok dan akhirnya terlihat sosok yang membuka pintu. Apa itu Fajar? Sepertinya iyaa! Dan diaa di beri izin masuk oleh bapak guru di depan.
**
*bel istirahat berbunyi*
Saat ini aku masih duduk dibangku namun aku merasa ada yang aneh dari Fael, diaa sedikit lebih murung sambil mengutak-atik hpnya. Nanda pun mengajak kami berdua ke-kantin dan mengajak Fajar dengan teriakannya tapi Fael menyuruh kami berdua duluan saja. Ada apa dengan dia??
“gak ikutan ke kantin nih” tanyaku sambil menyenggolnya dengan siku-ku. Dia tidak berkata apa-apa hanya menggelengkan kepalanya saja.
“ayuuk Raffa kita ke-kantin!” ajakan Nanda sambil menarik tanganku kemudian di-susul Fajar namun Fajar berhenti di-depan kelas dan kembali lagi masuk ke-dalam kelas.
“eluu kenapa?” tanya Nanda yang merangkulku sambil berjalan menuju kantin. Ohh iyaa tinggku dengan Nanda sama hihi. Aku sedikit pendek emang
“o-oh gak apa” jawabku bohong. Sebenarnya aku ingin bertanya ada apa dengan Fael.
“kalau ada masalah cerita aja ama guaa”
“guaa siap ngebantu” sambil mengedipkan matanya ke-arah ku.. hmm kamu baik Nanda
Kali ini kami berdua berada di-kantin yang menjual nasi goreng. Lagi-lagi Nanda menawarin aku makan tapi aku menolak.. tapi sayang sekali Nanda memaksa-ku dan Nanda pula yang hendak membayar.
“udaaah.. guaa yang bayarin”
“t-t…”
“udah! Gak usah tapi-tapian.. kayak sinetron aja”
“mas-mas nasi goreng duaa, minumnya teh tarik es yaa! GAK PAKE LAMA!!” kata Nanda yang meninggikan volume suaranya pada kalimat gak pake lama. Hmm akuu berharap kamu seperti Rini meskipun kamu sedikit bawel.
“idiiihh ke-kantin gak ngajak-ngajak yaaa” terdengar suara yang tak asing sepertinya suara Misca.
“kami berdua join yaa!” kata cewek yang bersamaan dengan Misca. Kemudian mereka berdua duduk berhadapan dengan ku dan Nanda.
“whaaaat theeee!!”
“Nanda diaa siapaaaaaa!?” dengan nada tingginya cewek itu berbicara.
“lebaay luuu” kata Nanda.
“diaa anak baru buu” kata Misca. “ohh iyaa kita belum kenalan! Kenalin guaa Misca Camelia Putri.. panggil Misca aja yaa.!” sambil menjulurkan tangannya kemudian di-sambut dengan tanganku menerima perkenalannya dan menyebutkan nama lengkapku.
“eheem.. guaa Gisel Anastasya! Panggil Gisel yaa.. salam kenal” kata cewek yang bernama Gisel. Akupun membalas dengan senyumanku.
“ohh iyaa boleh tanya-tanya ke-eluu gak?” kata Misca sambil senyum-senyum ke-arahku.
“heeeh! Mau nanya apa sama cowok guaa?” kata Nanda yang membentak Misca.
“emang udah resmi pacaran?”
“eluuu yaaa!” yaa ampun lagi-lagi ke-dua cewek ini mulai adu mulut lagi.. ada apa sih sebenarnya dengan mereka??
“sssstttttt.. kalian berdua gak malu apaa di-liat ama orang-orang??” kata Gisel yang berhasil memberhentikan adu mulut mereka. Fiuuh syukurlah.
“btw.. eluu dari pindahan sekolah mana?? Eluu tinggal dimana? Terus asal kota eluu dimana?” kata cewek yang bernama Gisel bertanya panjang lebar
.
“udaah Raff gak usah di-jawab” kata Nanda. Kemudian ke-dua cewek ituu termanyun-manyun. Hihi.. aku hanya membalas dengan senyumku.
“ok ganti topik! Fajar sama si Kebo di-mana??” Kebo??
“mereka masih di-kelas….. ehh bentar! Ehh ituu Fajar” kata Nanda yang menunjuk seorang cowok yang menuju kemari. Terlihat ada beberapa bekas cacar yang ber-ada di-lengannya. Hmm..
“Raffa mana?” kata Nanda yang menepuk tangan Fajar yang telah duduk di-samping Nanda.
“kayaknya diaa lagi ada masalah…” sambil menghela nafas.
“ohh yaa?” kata Misca.
“yaaa ampuun mas-masnya lambat banget daah guaa udaah laaaapaaaaaaar mas!!!” teriak Nanda sambil berdiri lalu menghampiri mas-mas kantin.. kedua cewek tersebut tidak menghiraukan Nanda malah mereka lebih memperhatikan Fajar.. bukan memperhatikan bekas cacarnya! Justru mereka berdua menanyakan Fael..
“bentar.. guaa kirim chat ke Raffa!”
“kalian jugaaa…!” sambung Misca sambil mengutak-atik hpnya kemudian Gisel dan Fajar juga mengutak-atik hpnya masing-masing.. ternyata mereka sangat peduli terhadap Fael! Sebenarnya ada apa dengan diaa??
“bete banget daah guaa lama amaat!” kata Nanda kembali ke-tempat duduknya di-susul mas-mas yang membawakan 2 piring nasi goreng.
“maaf yaa mbak cantik agak lama” kata mas-mas kantin.. akupun melihat wajah Nanda yang sedikit kesal.. huuh.. Ternyata diaa pemarahan sepertinya begitu.
“Fajar ini buat eluu” kata Nanda menunjuk nasi goreng yang sudah berada meja.
“waaah-waaah makasih yaa Nanda”
“ohhh dasar modus emang yaa!” kata Misca
“looh terus eluu makan sepiring berdua sama diaa?” kata Gisel sambil menunjuk aku. Hah? Sepiring berdua?
“hoo’ooh.. emang kenapa?” kata Nanda dengan girangnya.. apa jangan-jangan Nanda menyukaiku? Tapi! Ahh tidak mungkin!
“Raffa makan gih!” kata Nanda yang menyodorkan nasi goreng. Aku tidak merespond perkataan Nanda.
“soal makan sepiring berdua guaa cuman bercanda.. ini buat eluu aja.. makan gih”
Aku merasa tidak enak dengan Nanda.. lalu kalau dia tidak makan. Kenapa diaa marah-marah dan nyerocos begitu dengan mas-mas kantin?? Nanda sangat aneh.
“eluu memang gak mau yaa?” kali ini dia bicara lembut denganku.. sifat Nanda aneh!
“bukan… aku mau ke-wc dulu” kataku.. emang benar aku hendak ke-wc. Tapi ketika aku beranjak dari situu aku mendengar perkataan Nanda yang menyilahkan ke-dua cewek-cewek itu tuk makan nasi goreng ituu. Hmm kemudian aku tersenyum mendengarnya ternyata dibalik sifat anehnya juga terdapat sifat baiknya dia aneh dan baik
Ketika akuu berjalan hendak ke-toilet.. aku berpapasan dengan Agus kemudian aku langsung menunduk.
“weeeh.. Raffa” kata Agus yang mengagetkanku.
“eluu gak liat guaa?” kata Agus sambil menepuk pundakku. Aku tidak merespond perkataan Agus.
“Nenek Nanda dimana?” aku tidak merespond perkataanya lagi.
“e—eh maksud guaa si Nanda dimana? Di kantin?” aku membalas dengan anggukan-ku.
“ohh iyaa coba deh eluu ke-aula, kayaknya Raffa lagi ada di-sono” kata Agus sambil menunjuk ke-arah koridor kelas IPS.
“guaa duluan yaa” kata Agus sambil menepuk pundakku lagi.. Fael ada di-aula??
Sepertinya hasrat buang air kecil-ku tiba-tiba menghilang seketika mendengar perkataan Agus tadi.. Fael berada di-aula? Di mana aulanya? Tapi akuu berjalan menuju ke-arah yang di-tunjuk Agus tadi.. menyusuri koridor-koridor kelas IPS. Terdapat tulisan arah aula dan mushola.. luas sekali sekolah ini! kemudian aku berjalan terus melewati be-berapa lab kemudian sampai di aula. Aulanya tidak seperti aula di-sekolah-sekolah lain yang lebih tertutup.. aula di-sekolah ini sangat terbuka hanya di-bataskan dinding tembok yang rendah dan pintu masuknya hanya berupa pagar kecil seperti pagar bayi. Kemudian akuu mendekati aula tersebut dan terdapat sosok cowok yang sedang duduk sambil menyandarkan kepalnya dengan dinding tembok pembatas. Iyaa dia Fael!! Dengan beraninya aku berjalan menghampiri dia..
“eheem, kamu kenapa?” kataku yang sekarang berdiri tepat berada di belakangnya dan di atas kepalanya. Dia seperti mencari keberadaanku hihi.
“heey aku di sini” dengan spontan dia langsung mendongak ke-atas melihatku lalu berdiri dari duduknya.. dia seperti terkejut melihatku. Aku melihat matanya sangat sendu dan berkaca-kaca. Kemudian Fael melompat dari pembatas aula kemudian menghampiriku secara dekat dan dia memelukku! Diaa memelukku secara erat dan mengusap-usap belakang kepalaku.
“aku masih sayang kamu Ana” kata Fael yang masih mengusap-usap kepalaku.
“Raffa, aku bukan Ana” kataku yang berusaha melepaskan pelukannya.. siapa Ana? Apa Ana pacarnya? Kemudian Fael melepaskan pelukannya dan menatapku dengan wajah kagetnya.
“Raffa!!!” dengan wajah kagetnya.
“bukannya eluu di kantin? elu ngikutin guaa yaa!” sambungnya masih dengan nada terkejut.
“ngikutin?”
“enggak, lagian aku iseng mau main ke sini gak taunya ada kamu” sambungku sambil memperhatikan aula.
“kamu kenapa? Di putusin pacar ya?” kataku yang penasaran. Dia tidak merespond perkatanku kemudian terdengar suara bel masuk jam pelajaran.
“ehh udah masukkan nih, yuuk ke kelas” ajak Fael sambil meraih tanganku dan menggenggam tanganku.. entah kenapa hatiku merasa nyaman ketika berada didekatnya! Apakah aku jatuh cinta padamu Fael?
**
Sekarang aku berada di-aula lagi, karena teman-teman baruku ini mengajak aku tuk mengikuti mereka sambil menyeret-nyeret Fael.. kasihan juga si Fael di seret-seret seperti anak kecil.
“cerita dong beib” kata Fajar. Beib? Fajar memanggil Fael dengan sebutan BEIB??
Kemudian aku mencerna perkataan Fajar tadi lebih dalam. Sebutan tadi! Seperti sebutan pacar dan nada Fajar! Sangat manja sekali… apa mereka berdua sama denganku?? Tapi tidak mungkin. Secara Fajar memiliki pacar tapi kelakuan Fajar terhadap pacarnya tidak seperti perlakuannya terhadap Fael, seperti tadi.. padahal pacar Fajar yang bernama Heni tersebut berusaha menghampiri Fajar tapi Fajar tidak begitu antusias menanggapi tanggapan Heni dan lagi ditambah Nanda yang mengusir Heni dari aula, Fajar tidak melakukan apa-apa. Fajar hanya tersenyum ganjil mengarah ke-Heni yang pergi dari aula. Apa Fajar dan Fael sepertiku juga??
“yaa udah yuuk pulang beib” lamunanku tiba-tiba menghilang mendengar Fajar mengucapkan kata “BEIB” lagi dengan nada manjanya.
Kemudian aku mencerna perkataan itu lagi di-dalam otakku! Apa benar mereka berdua gay?? Apa mereka sepertiku? Jika benar mereka gay, lalu apakah teman-teman mereka mengetahuinya? Tapi, teman-teman mereka sama-sekali tidak terkejut mendengar perkataan Fajar tadi.
“Raffa” lamunanku menghilang ketika Agus menepuk bahuku. Lagi-lagi aku melamun.
“apa eluu tadi ke-sini pas Raffa entu di-aula?” sambung Agus.
“iyaa aku ke-sini”
“terus eluu bicara apa sama dia?”
“diaa gak bicara apa-apa sama aku” kataku dengan pandangan kosong melihat ke-arah depan.
“laah terus?”
“dia memelukku dan mengucapkan Ana”
“HAAAAH?!!” pandangan kosongku menghilang ketika mendengar ke-tiga cewek itu kaget. Sial!!! Kenapa aku bisa berkata seperti itu bisa-bisa Fael marah besar ke-aku ahhhh SIAL!!
“eluu serius?” tanya Nanda.
“ternyata dugaan guaa emang bener” kata Misca sambil menepuk bibirnya pelan.
“apa Ana tau?” tanya Gisel. Ana itu siapa??
“yaa jelas enggak lah. Gimana sih..” kata Misca.
“gini ajaa” kali ini Agus yang berbicara.
“guaa coba chat adek sepupunya” sambung Agus.
Aku hanya terdiam mendengar perkataan mereka kemudian aku pamit dari mereka dan mereka berusaha menjegatku dan pada akhirnya aku di-bawa menuju gazebo dekat dengan koridor kelas IPS. Saat ituu aku hanya terdiam dan tidak begitu mengerti apa yang mereka bicarakan. Aku tidak menanyakan Ana siapa namun aku yakin Ana adalah pacar Fael dan aku sangat yakin dia tidak sepertiku
“e-e-eh ituu Raffa” kata Gisel menunjuk ke-arah aula. Kami ber-empat melihat ke-arah Fael yang sepertinya sedang mencari sesuatu.
“Raffa.. eluu ksana gih. Cepetan!” kata Misca sambil mendorong tubuhku. Ahh sial kenapa aku lagi yang disuruh menghampiri Fael?? Tapi sebaiknya aku harus berterus terang ke Fael. Aku telah lancang membeberkan kejadian di-aula pagi tadi.
Kemudian dengan langkah cepat dan detak jantungku yang sedikit deg-degan menghampiri Fael yang berada di-depan mushola. Apa aku berterus terang dengan Fael sekarang? Tapi aku takut.. kamu harus berani Raffa!
“kok belum pulang?” kata itulah yang terucap dari bibirku ketika tepat berada di-belakang Fael.
“ehh eluu” kata Fael yang sudah mengadap ke-arahku. Kami bertatap-tatapan.
“gak pulang nih?” kataku yang sedikit mendongak ke-arah wajahnya karna Fael lebih tinggi dari aku. Saat itu aku tidak berani berterus terang, aku takut jika Fael marah besar ke aku. Aku malah memegang tangannya kemudian mengajaknya menjauh dari aula. Aku sempat bingung mau ku bawa kemana dia? Apa aku berterus terang saja? tapi aku melihat tangan seseorang yang keluar dari kaca mobilnya sepertinya itu Fajar. Ternyata dugaanku tepat.
“kamu di cariin Fajar tuuh, masuk gih!” kataku berboohong dan sedikit gelagapan membuka pintu mobil Fajar. Kemudian Fael mengikuti perintahku dilanjut dengan aku yang menutup pintu mobilnya lalu Fajar mengacungkan jempolnya ke-aku. Maksudnya apa??
Sepertinya aku harus pulang karena sekarang munjukkan pukul 2.21. sebenarnya jam pulang sekolah adalah jam 2 tepat. Aku menghabiskan 21 menit berada di-sekolah. aku harus bergegas untuk membantu ibuku jualan lalu menemani adekku di-rumah. Rencanaku ingin pulang naik angkot gagal dikarenakan Fael mengajakku ikut masuk ke-dalam mobil Fajar dan mengantarkan aku pulang.
**
“berhenti di-sini aja” kataku yang menyuruh Fajar memberhentikan mobilnya.
“kok berhenti di sini?” kata Fael
“aku mau mampir ke gang itu lagi Raff” sedikit berbisik ke-arah Fael, tapi sepertinya Fajar mendengarnya.
“thanks ya Fajar” sambungku lalu menutup pintu mobil.
Kemudian dengan langkah cepat aku memasuki gang kecil lalu seperti biasa aku terlebih dahulu sembunyi di-balik tembok tuk memastikan mereka tidak mengikuti-ku.
*krinng krinng*
“Kakak!!” jantungku hampir copot karena mendengar teriakan..rupanya teriakan adekku. Huuh!
“kakak ngapain sembunyi di-situ?” kata adekku kemudian turun dari sepeda.
“e-e anu gak apa kok” kataku gelagapan.
“mencurigakan” kata adekku dengan tatapan sinis sambil melipatkan tangannya di-dada. Aku hanya membalas dengan nyengiranku saja sambil menggaruk belakang kepala ku.
“yuuk pulang., bawa nih sepedanya”
“kakak mau ngebantu ibu” sanggahanku.
“ibu nuyuruh kakak pulang nemanin aku..”
“tapi ibu gak ada yang bantuin”
“ada bibi kok di-kedai.. terus ada tante Dini”
“kalau gitu kakak mau ketemu bibi”
“kak!” nadanya meninggi dan melotot ke-arahku. Huuh yaudah deh apa boleh buat aku pulang kerumah.
“oke-oke galak amat jadi cewek” kataku sambil meraih sepeda dan duduk di-kursi sepeda.
“cepetan naik” kataku menyuruh adekku duduk di-depan.
Sepanjang perjalanan menggunakan sepeda menuju rumah tidak ada percakapan di-antara aku dan adekku.. tapi ketika sampai dirumah lebih tepatnya aku sedang asik-asiknya baring sambil membaca buku adekku muncul tiba-tiba membuka pintu kamarku.
“kak..”
“apa??”
“gmana?”
“kok malah balik nanya??”
“gak usah pura-pura gak peka deh” kata adekku sambil melemparkan tisu ke-wajahku.
“apaan sih dek?” kataku yang mulai kesal sendiri dengannya.
“tadi siapa yang anterin kakak pake mobil?” kata adekku. Deg!! Spontan aku terkejut.. apa adekku melihatnya?
“mobil?” tanyaku ke-adek.
“iyaa mobil Honda jazz warna item” sial! Sepertinya adekku benar-benar melihatnya.
“gak usah takut gitu kali kak. Aku gk bakal kasih tau ke-ibu kok” sambung adekku sambil tersenyum.
“tapi..” aku mengertukan keningku mendengar perkataan adekku.
“jawab dulu pertanyaan adek yang kemarin” kata adekku.
“pertanyaan yang mana?” kataku bingung. Kemudian dia menghela nafas.
“kakak gay kan?” deeeg!! Jantungku.. deg-deg-deg tiba-tiba jantungku berdegup kencang.. adekku? Apa dia? ……
@lulu_75 @awi_12345 @Ricky89 @Abdulloh_12 @Llybophi @QudhelMars @Aurora_69 @muhammad_MAP
Selamat Membaca Raffa POV lagi Salam Dari Raffa Angaksa Putra
oh yaaa bang?? waaaaaah