Ini adalah cerita semi fiksi yang aku buat yang berjudul you!.. hehee tapi aku berharap para pmbaca menyukai cerita yang aku buat ini.. untuk ceritanya sendiri aku belum tau tamatnya sampe kapan mungkin sekitar bagian 30an ke-atas.. tapi aku berencana membuat season 2 nya juga hehe jadi selamat membaca.. semoga aku terus bisa membuat ceritaku hingga tamat hihi~ Salam Rama212
(1) Introduce
Ini kisah guaa, kisah masa putih abu-abu guaa tepatnya di kelas 3, yupp gua udah kelas tiga sekarang waktu begitu cepatnya berputar seolah-olah tidak pernah berhenti, yaa emang waktu gak pernah berhenti kalau sampe berhenti yaa kiamat deh. Langsung ajaa kebagian cerita yaa, okeee cekkidot
“bete banget dah guaa”
“yang sabar lah bro, bentar lagi elu pasti sembuh”
“semoga aja sih beib”
“yaa sudah guaa matiin yaa, guaa mau cabut ni”
“okk Raff, hati-hati di jalan”
“oke, bye~” klik guaa akhiri percakapan di hape gua dengan Fajar
Nama guaa Raffael Putra Wijaya, sekarang guaa duduk di kelas 3 SMA favorit di kota guaa berada, guaa anak terakhir alias anak bungsu dan yang di sebrang sana yang barusan nelpon guaa namanya Fajar Quinndra dia sohib guaa alias sahabat guaa sekaligus teman sekelas dan sekarang diaa lagi sakit, cepat sembuh yaa Jar, dia sahabat yang paling pengertian ke guaa walaupun dia seorang cowok dan dia pun sering meluk-meluk gua hehee, okee waktunya guaa ke sekolah untuk menuntut ilmu
*Sesampai di sekolah tepatnya di kelas*
Ngapain tu anak (gumam guaa) sambil berjalan hendak duduk di bangku guaa
“duuh duh kasian banget” sambil memegang dan mengangkat sedikit hapenya “cepat sembuh yaa Fajar” sambil tersenyum, ohh ohh rupanya dia lagi VC dengan Fajar, hedeeh guaa kira ngapain tuu anak
“eeh ehh, Raffa udah datang, tumben” sapaan pertamanya
“yang di dalam hape tuu yang nyuruh guaa datang cepat” sambil menunjuk menggunakan dagu guaa
“habisnya eluu kan sering molor” terdengar suara Fajar dari hapenya Nanda, rupanya dia lagi di kamarnya tepatnya di atas ranjang, yaa iya lah, kan dia lagi sakit
“hedeeh, ya sudah, buat eluu cepat sembuh ya Fajar, jangan lama-lama sakitnya, kangen tauu” kata Nanda yang menatap layar hapenya tepatnya ke arah Fajar yang lagi baring itu
“okee Nan, maacih yaah” sahutnya di rumahnya, hedeeeh manja banget dah Fajar
“okee, bye” klik Nanda mengakhiri VC nya dengan Fajar
“jadi eluu duduk sendirian lagi dong hari ini Raff” kata Nanda sambil menghadap ke guaa yang berada tepat di depan bangku guaa
“yaaah bgitu laah, sudah lebih dari 5 hari guaa soloing di sini” sambil pura-pura mewek
“alaay luu” sahutnya dengan cepat dan nyerocos, guaa membalas dengan bibir manyun guaa
Nanda?? Siapa dia??
Yup diaa adalah sahabat sekaligus teman sekelas guaa, posisi dia duduk dikelas alias bangkunya berada di depan guaa, posisi bangku kami agak menjorok kea rah belakang pojok kanan sebenarnya gak pojok banget juga sih karena dalam satu kelas guaa ini muridnya cuman 30an ajaa dikit kan, okee kembali lagi ke Nanda, nama dia Ananda Gelis Nanda, lucu yaa namanya emang bgitulah namanya diaa orang asli bandung dengan wajah yang manis namun di balik wajah manisnya terdapat aura ke ibu-ibu komplek yang hobinya bergosip ria alias tukang rumpi dan ceplas-ceplos, maaf yaa Nan aib eluu guaa buka *upps* atau guaa nya yang rumpi yaa -_-
*kembali ke suasana kelas*
jam pertama segera di mulai, yupp bel tanda masuk jam pertama segera dimulai. Sekitar 10 menitan guru pertama masuk ke kelas, ehh bentar diaa bawaa anak kecil, ehh bukan, bukan anak kecil, dia memakai seragam SMA apa jangan-jangan anak baru yak
“silahkan perkenalkan dirimu mas” sambil duduk dengan sopannya di meja guru, si cowok ituu lalu menghadap ke arah kami, daan
“perkenalkan nama saya Raffa Angkasa Putra panggil saja Raffa, saya pindahan dari SMA ** (sensor), dan mohon kerja samanya yaa teman-teman, terimakasih” dengan sopannya berbicara dengan nada yang cukup serak, lagi batuk mungkin
“oke, silahkan duduk, ada duaa kursi yang kosong, terserah kamu mau duduk sama siapa” sahut ibu Dona guru b.inggris gua, si cowok ituu hanya membalas senyum kecilnya, karna bibirnya kecil hahaa
Ehh ehhh, tunggu bentar, tuu anak menuju ke arah guaa, ehh diaa mau duduk sama guaa, ehh sukur ajaa deh ada teman, eehh bentar ini kan bangkunya Fajar, ehh ehh -_-
“boleh aku duduk di sini” katanya ketika berada dekat di bangku guaa
“boleh” sahut guaa singkat
“thanks” sahutnya dengan senyuman kecil itu lagi, tuhh tuuh si Nanda langsung sok imut ngeliat ke arah belakang
“hi kenalin guaa Nanda” sambil menjulurkan tangannya ke arah cowok itu
“mbak, kenalannya nanti saja, atau mbak mau kenalan sama saya saja” sahut ibu guru di depan, Nanda pun langsung membalik badannya ke arah depan melihat papan tulis, jiaaah hahaaa kasian dah Nanda
“nama kamu siapa” kata cowok yang namanya sama kayak guaa itu
“guaa Raffa” sahut gua pendek tanpa melihat ke arahnya
“ehh, yang bener ni” sahutnya
“iyaa”
“hadap sini dong” guaa pun menghadap ke arahnya, OMG di lihat secara dekat seperti ini dia imut banget, ehh apaan sih guaa kok bisa-bisanya guaa berpikiran seperti itu, gak, guaa normal bukan homo, ehh tapi memang imut sih, guaa gak bisa bohong
“ohh namamu Raffael, bukan Raffa” sahutnya, rupanya dia ngeliat bet nama guaa di baju sekolah “jadi aku manggil kamu apa? Raffa?” Tanya cowok ituu
“iyaa” sahut gua singkat kembali menghadap depan memperhatikan Ibu Dona yang mulai nyerocos pelajaran b.inggrisnya
“salam kenal yaa” sambil menjulurkan tangannya kea rah guaa, guaa pun membalasnya seperti yang dia lakukan
“iyaa salam kenal juga” tersenyum manis guaa *pede*
Pelajaran pertama berlalu menuju ke pelajaran ke dua, si Nanda pun mulai dengan centilnya memperkenalkan dirinya dengan cowok ituu, si cowok ituu membalas nya dengan senyuman manisnya *bhak* yaah guaa akui dia manis, seperti anak-anak wajahnya, setelah pelajaran ke duaa waktu yang di tunggu-tunggu bagi siswa-siswi di kelas guaa, yupp, waktunya istirahat hahaaa cepat amaat yaaa XD namanya juga di skip dalam cerita, mang eluu mau ngeliat kelakuan guaa di kelas saat belajar hahaa
“emm mau ikut ke kantin?” tawar Nanda ke cowok ituu
“boleh” sahutnya
“yuuuk capcus” sambil berdiri dan berjalan menuju pintu kelas
“Fael, gak ikutan”
Whaaat, Fael (?) -_- “nama guaa Raffa, bukan Fael” cetus guaa
“habisnya aku agak canggung manggil kamu Raffa nama kita sama sih” jawabnya dengan tertawa kecil
Ciihhh nii anak, anak baru, langsung sok akrab dengan guaa, asal manggil nama guaa, nama panggilan guaa di ganti jadi Fael, hedeeeh nii anak -_-
“hah? Apaan? Fael? Hahahaaa” tawa Nanda yang mendengar guaa di panggil Fael “boleh juga tuuh eluu di panggil Fael” sambungnya
“whatever” jawab guaa, kemudian guaa berdiri, berjalan keluar kelas dan menuju ke kantin dengan cepat ninggalin anak duaa ituu
Apa-apaan tu anak baru, SKSD banget daah sama guaa, bete dah guaa sama tuu anak huuuh, sambil menyusuri koridor-koridor kelas IPA menuju ke kantin
“Raffa” teriak seorang dari belakang guaa, guaa pun menoleh
“kok eluu sendiran, Nanda mana?” ketika diaa berada di dekat guaa, dengan wajah sedikit berkeringat, rupanya habis olahraga tooh, bajunya ajaa baju training olahraga
“dia di kelas” cetus guaa
“emm, lagi ngambek yaa? Lagi ngambek sama nenek Nanda?” dengan nada penasaran “yaa udah sini guaa temanin, eluu mau ke kantin kan?” sambil mengelap keringat di dahinya
“iyaa”
“yaa udah, yuuk bareng Misca, Misca auus” dengan manjanya berkata, sambil menggenggam tangan gua dan kemudian merangkul guaa, hmm sedikit bau keringat, tapi wangi badannya lebih dominan, aromanya segar hahaaa habis olahraga apaan sih nii anak, rupanya ketika di kantin tuu anak baru udah adaa di sono bareng Nanda lagi duduk di kantin ujung, lewat mana tuu anak, kok guaa kagak liat -_-
“haii Nanda” sapaan Misca ke Nanda sambil melirik cowok yang di samping Nanda
“haii beib, emm kenalin nii, ini pacar baru guaa” dengan pedenya memperkenalkan si Raffa kecil, guaa sebut diaa Raffa kecil ajaa yaa hahaa soalnya dia lebih kecil dari guaa
“bo’ong banget dah, ewwwwh” sahut Misca dengan lebay
“yeeee gak percaya, ehh Raffa, duduk sini napa” kata Nanda sambil menyuruh guaa duduk di deretan bangku kantin ituu
“kamu marah yaa aku manggil kamu dengan sebutan Fael”
“hah? Fael? Ehh ini anak siapa sih Raff” Tanya Misca ke guaa yang berdiri di samping guaa
“dia anak baru Mis, baru masuk hari ini” jawab Nanda
“maaf kalau aku buat kamu marah Raff” dengan nada pelan sambil nunduk
Cihh, gak tegaa jugaa sih guaa, “hmm, lain kali elu jangan ganti-ganti nama panggilan guaa, ngerti luu” dengan cetusnya guaa berkata, agak kasar yaa guaa, hehee habisnya tuu anak SKSD banget dah
“udaah udah ahh, yuuk pesan mie ayam sama ibu kantinnya” sambil menggibas-gibaskan tangannya “buu mie ayam 3 yaa” sambung Nanda sedikit teriak “emm Raffa mau makan apaa gak?” sambungnya lagi bertanya ke Raffa kecil
“aku gak makan, kalian ajaa yang makan, aku minum ajaa” jawabnya sambil berdiri berjalan menuju ibu kantin buat beli es, guaa dan Misca pun duduk di deretan bangku kantin ituu
“ohh jadi dia anak baru yaa” sedikit berbisik Misca ke arah guaa
“hu’uh” sambil mangguk-mangguk
“namanya siapa?” Tanya Misca
“Raffa Angkasa Putra kalau gak salah” jawab guaa menerawang ke atas mengingat nama lengkapnya
“ehh, panggilannya Raffa juga, samaan dengan elu dong Raff”
“iyaa” singkat guaa jawab
“ngomongin apaan sihh kalian berdua” Tanya Nanda yang baru saja membawa es tehnya
“kok cuman satu, punya kita berdua mana?” tanyaa Misca ke Nanda
“ambill sendiri nooh, males banget dah jadi perawan” sahut Nanda dengan bibirnya mulai nyerocos
“ewwwh, dasar” seraya berdiri berjalan tuk mengambil es teh yang di pesan Nanda tadi, hmm punyaa guaa di bawakan Misca jugaa duuh baiknya Misca XD
“makasih yaa Misca” dengan tersenyum manis guaa menerima es teh yang di bawakan Misca, si Raffa kecil pun datang membawa minumannya dengan beberapa cemilan yang dia beli, ohh diaa suka beng-beng, sampe beli lima gitu, mie ayam kita pun datang jugaa horeee, udah gak tahan nii perut huhuuuu, waktunya makan
Setelah beberapa menit sedang makan, seorang cowok pun datang menghampiri kami
“rupanya di sini luu, kabur olahraga luu” sambil menggibaskan tangannya, rupanya lagi kepanasan, hahaa habis olahraga maklumin ajaa XD
“guaa udah izin sama guru pplnya, soalnya dari tadi pagi guaa belum adaa makan” sahut Misca “pesan gih sana mie ayam luu” sambung Misca
“cowok yang di samping eluu siapa Nan, pacar eluu kah itu?” Tanya Agus sambil menunjuk Raffa kecil
*uhuuuk-uhuuuuk* terdengar suara batuk Raffa kecil
“eluu bener banget, dia …”
“ewwwh ngarep banget dah” potong Misca, yuupp dengan nyerocosnya Nanda berdebat dengan Misca di kantin ituu, haduuuh jadi gaduh nii kantin, cuman gara-gara itu doang di permasalahkan -_-
“kenalin aku Raffa Angkasa Putra, aku anak baru di sini” sapa Raffa kecil ke Agus sambil menjulurkan tangannya
Berdua cewek ituu pun terdiam, fiuuh syukurlah
“ohh anak baru, kenalin guaa Agus Ernanda Arta, salam kenal” membalas dengan menjulurkann tangannya, kemudian Agus pun duduk di samping Raffa kecil sambil bercakap-cakap, entah apaa yang di bicarakannya, guaa lagi asik makan mie ayam hahaa
Agus, Agus Ernanda Arta, diaa juga merupakan sahabat guaa, untuk sifatnya dia sedikit ceplas-ceplos alias frontal dan sering ber agumen dengan Fajar, jiaaah tiap geng guaa adaa ajaa yang sering ber konflik riaa hahaa tapi konfliknya gak sampe besar kok, mungkin bagi mereka itu menjadi bahan candaan, untuk struktur wajah, wajah dia sedang ajaa gak jelek gak cakep standar ajaa sih tapi yang membuat diaa jadi idaman perempuan adalah hidung mancungnya, yupp diaa mancung dan memiliki kulit yang putih, udah ituu aja hehee.
“Fajar masih sakit yaa Raff?” Tanya Agus duduk di samping guaa sambil makan mie ayam juga, guaa pun membalas jawaban Agus dengan anggukan
“ehh ehh, guaa coba VC Fajar lagi yaa” sambil mengutak-atik handphonenya
“udah deh Nan, Fajar lagi sakit mungkin sekarang dia lagi istirahat, elu malah mau ganggu” sanggah Misca, Nanda pun memanyunkan bibirnya
“gak boleh apa kita jenguk dia?” Tanya Agus
“kata Fajar gak boleh, diaa gak mau kita-kita tertular” sahut Nanda
“guaa udah pernah sekali sakit cacar” kata guaa yang barusan selesai makan mie ayam guaa
“guaa juga” sahut Misca
“guaa pun” tambah Agus
“guaa belum, huhuuuu” sambil termanyun-manyun Nanda
“Fajar itu siapa yaa?” Tanya Raffa kecil yang duduk di ujung samping Nanda, semua matapun tertuju pada Raffa kecil, termasuk ibu kantin (over) ibu kantin gak ikut campur kok hehee
“diaa teman sebangku guaa” guaa yang menjawab perkataan Raffa kecil
“ohh jadi bangku kosong di sampingmu tempat duduknya Fajar”
“hu’uh” jawab guaa singkat, Raffa kecilpun mangut-mangut
*LINE*
“ehh guaa cabut ke kelas duluan, si Gisel nyuruh guaa ksana nih” sambil memasukan hpnya kembali ke dalam saku celana
“buru-buru amaat” kata Nanda
“iyaa nih, udah yaa” berdiri, berjalan menghampiri ibu kantin lalu pergi begitu saja
“kenapa sih tuu anak buru-buru banget?” Tanya Nanda ke Misca
“….dia ngembaliin baju olahraganya Gisel” jawab Misca
“oh yaa?? Hahaaa pantesan ajaa agak aneh gitu guaa ngeliat diaa pake baju tadi, ketat banget hahaa” tawaa guaa terbahak-bahak, sampe guaaa pun terbatuk
“tuuh tuuh lagian sih over banget ketawa luu” sambil berdiri berjalan menuju ibu kantin “punya kalian guaa bayarin, ehh tapi eluu udah bayar yaa?” sambung Nanda bertanya ke Raffa kecil
“hu’uh” jawab dia
“yaah sayang banget brarti lain rejeki eluu, ehh tapi nanti ntar guaa gantiin deh”
“huuhuuu Nanda baik banget, makasih yaaa beib” sahut guaa
“maaacih yaa beib” sahut Misca sambil memeluk Nanda, Nanda pun meronta-ronta hahaa lucu banget dah kelakuan dua cewek ini
**
“guru pelajaran ini sering gak masuk ya” tanyaa Raffa kecil ke guaa
“yaa bgitulah, mungkin karna dia sedang hamil besar, mungkin aja dia lagi melahirkan” jawab guaa sambil memain-mainkan hp guaa
“emm gitu”
“ohh yaa eluu kenapa bisa pindah ke sini?, bukannya sekolah lama elu lebih bagus yaa?” tanyaa Nanda ke Raffa kecil menghadap ke belakang
*teeet teeet* bel tanda pulang sekolah berbunyi
“waah udah habis jamnya, waktunya pulang guaa, ehh guaa duluan yaa, dadah cowok-cowok cakep” seraya berdiri dari bangkunya lalu pergi dengan buru-buru, mau kmana sih tuu anak
“main nyelonong ajaa tu anak, ck” guaa berdecak
“diaa udah pamit kali, kamunya aja yang gak dengar” kata Raffa kecil sambil memasukan buku tulis dan peralatan lainnya “aku duluan ya Raff”
“buru-buru amat juga luu, barengan keluar napa” pinta guaa ke Raffa kecil
“ya udah ayok cepetan” serunya yang telah menggopong tas sekolahnya itu
“iyaa-iyaa” jawab gua, entah kenapa hari ini orang-orang tergesa-gesa -_-
Kami pun berjalan keluar kelas bersama menuju ke lahan parkir yang berada di depan gerbang sekolah, sepanjang perjalanan kami berdua terdiam, tidak ada komunikasi, si Raffa kecil malah nyantol di belakang guaa, kenapa gak di samping guaa ajaa tuu anak -_-
*sesampai di lahan parkir*
“ehh, eluu mau kmana?? Parkir motor kan di dareah sini, eluu bawa mobil??” kata guaa heran melihat diaa berjalan ke arah kanan yang jelas-jelas itu lahan parkir mobil guru dan siswa sekaligus jalan keluar menuju ke jalan raya
“ohh aku gak bawa motor, aku naik angkot” jawabnya sambil memberhentikan langkah kakinya dan melihat ke arah guaa
“yaa udah, ikut guaa ajaa, guaa sendirian”
“gak usah Raff, lagian gak be helem, emang boleh?” tanyanya seperti orang bingung
“kan eluu pake seragam sekolah, lagian eluu duduk di belakang, guaa yang joki” kata guaa sambil nyamperin diaa lalu menggenggam tangannya tuk ikut dengan guaa, diaa berusaha nolak tapi guaa gak akan menerimanya, kasian juga kan dia naik angkot.
“gak ada polisi kan?” tanyanya meyakinkan guaa
“udaah gak usah takut” kata guaa sesampai di motor guaa lalu memakai helm dan menstater motor guaa “yook naik” sambung guaa
Ehh bentar, kenapa guaa jadi ademm gini yaa -_- adem dengan Raffa kecil, padahal kan sempat buat guaa kesal tuu anak -_- ahh never mind
**
“ini rumah luu” kata guaa sesampai di depan rumah dengan cat warna putih
“bukan, rumah aku masuk ke dalam sana” katanya sambil menunjuk ke arah depan
“lah terus kenapa turun di sini, guaa anterin sampe kerumah eluu” kata guaa
“gak usah, aku mau mampir kesitu dulu” sambil menunjuk ke gang kecil yang ada di sebrang, ehh ngapain tuu anak mau ke gang kecil ituu (gumam guaa) “udah yaa, byee Raffa, makasih yaa” dengan senyuman kecilnya sambil menyebrangi jalan menuju ke gang kecil ituu
Ternyata kalau di perhatikan dengan benar wajah dia lucu juga apa lagi kalau lagi senyum, *plaaak* mulai dah pikiran gua, udah ahh guaa cabut mau pulang kerumah habis itu makan lalu tidur siang hahaaa
*sesampai depan rumah*
“assalamualaikum” guaa mengucapkan salam sambil membuka pintu, tapi kok sepi yaa, guaa pun menuju ke dapur terdengar suara gemercik air, mungkin mamah lagi di dapur, ehh ternyata bener hehe
“ehh dek Raffa udah pulang, udah makan??” Tanya mamah sambil mencuci piring
“belum mah” sahut guaa sambil membantu mamah cuci piring
“udaah biar mamah aja, adek makan gihh, mamah buat makanan kesukaan adek, sekalian ajak kak Michell makan juga, gihh” pinta mamah
“hmm oke” sahut guaa sambil berjalan keluar dapur menuju lantai dua ke kamar gua tuk ganti baju dan ajak kak Michell buat makan
Selesai ganti baju guaa pun kekamar kak Michell
Tok tok “kak, makan yook” sambil mengetuk pintu kamar kak Michell, tapi gak ada sahutan -_- guaa pun mencoba membuka pintunya, ehh ternyata gak dikunci
Elaah nii anak masih molor -_- mentang2 lagi libur kuliah
“kak, bangun, makan yook” sambil menggoyang2 kan tubuhnya
“huaaaaaah” elaaah lebar amaat dah bibirnya -_-
“bau tau, ditutup napa, kakak tu cewek” sewot guaa
“hehe, sorry dek sorry khilaf atuh” jawab kak Michell sambil nyengir
“cuci muka gih sana terus ke bawah makan sama adek”
“iyaa bawel”
“adek tunggu di bawah”
“oke boss” sahut kak Michell sambil mengacukan jempolnya
Guaa pun keluar dari kamar kak Michell dan turun ke bawah mau ke dapur, si mamah lagi diruang tengah sambil nonton TV acara gossip hehe
“looh kakak mana?” Tanya mamah melihat guaa turun
“lagi cuci muka mah, baru bangun tidur nooh diaa” sahut guaa, mamah guaa pun lanjut menonton acara gossip
“hai mah” guaa mendengar kak Michell menyapa mamah lalu mencium pipi mamah kemudian ke dapur
“kak, ambil piring nooh” pinta gua
“iyaa boss” sahut kak Michell
“lohh air minum mana, gak sekalian”
“bentar bawel” hahaaa senang banget guaa punya kakak seperti kak Michell, gampang banget di suruh-suruh, mungkin karna dia sayang ama guaa kali yaa *pfft pede*
“udah, ada lagi yang bisa saya kerjakan tuan” sahutnya sambil menaruh air putih di dekat guaa
“ohh gak ada neng, yuuk kita makan neng” hehee kayak pembantu ama majikannya aja lagi yaa
“gimana teman adek si Fajar, masih sakit kah dia?” Tanya kak Michell
“yaa bgitulah kak, tapi mungkin 2 hari lagi udah sembuh, bilangnya sih tinggal nunggu ilangnya aja lagi”
“ohh gitu”
Kemudian hening, karna kita lagi makan, lagi pula di ruang tamu ada mamah, bisa-bisa di omelin kita berdua karna makan sambil bicara, selesai makan dengan siggapnya neng Michell mengambil piring kotor guaa dan gelas minum guaa tuk di cuci, hahaa piss yaa kak
“ehh udah selesai makan dek” Tanya mamah yang melihat guaa duduk di sampingnya
“iyaa mah” sahut guaa “enak banget deh terong baladonya mamah” sambung guaa
“ahahaa, adek ini, udah berapa kali adek bilang bgitu ke mamah hmm??” Tanya mamah yang masih tertawa
“entahlah gak kehitung” guaa pun nyengir dan langsung mencium pipi mamah kemudian berdiri lalu pergi ke lantai dua hehee, guaa ama kak Michell memang hobi nyium pipi mamah jadinya gak heran lagi deh mamah kalau pipinya di cium
Yupp waktunya bermalasan riaa alias tidur siang hahaa
**
“jadi eluu besok turun sekolah nih?” Tanya guaa ke Fajar
“iyaa, lagian udah periksa juga ama dokter, dokter bilang guaa udah sembuh” balas Fajar
“waaah, Raffa bakalan gak kesepian lagi deh hihi” Balas Gisel
“ohh jadi eluu kesepian yaa Raff gak ada gua” balas Fajar
“diaa mah kesepian banget” balas Misca
“isshh, aku ketinggalan berita nihh, kalian bahas apa sihh” balas Nanda yang baru muncul
“hah? Fajar besok turun sekolah nih, akhirnya udah sembuh juga
” sambung Nanda membalas
“idih, rame amat kayak pasar malam” muncul Agus membalas
Entah apaa setelah itu yang mereka bahas lagi di dunia grup line karna sekarang guaa lagi nemenin kak Michell belanja bulanan
“sini kak biar adek bantu”
“udah gak apa cuman segini aja kok” tolak kak Michell secara halus, guaa pun memaksa kak Michell tuk menyerahkan belanjaan tersebut “ohh yaa habis belanja, mampir beli martabak manis yaa” guaa pun menganggukan kepala guaa
Huuh, belanja bulanan kali ini cukup menyita waktu -_- bukan karna banyak yang dibeli namun lebih ke antrian kasirnya -_- panjang amaat daah, orang-orang pada belanja bulanan juga kali yak -_- selesai berbelanja kita berdua menuju ke parikiran mobil lalu pergi dari tempat pusat perbelanjaan tersebut kemudian mampir membeli martabak manis dan akhirnya sampai juga di rumah, *bhak* cepat amaat lol
“udah jangan di pikirin” kata kak Michell, guaa pun hanya terdiam
“ada apaa hmm?” mamah bertanya kemudian kak Michell pun berbisik ke mamah “ohh jadi bgitu” mamah menghela nafas panjang kemudian memeluk guaa sambil mengusap-ngusap rambut guaa
“yang berlalu biarlah berlalu dek, jangan dipikirin terus gih, lagian adek masih muda, masih panjang perjalanan hidupnya, masalah pacar atau apa pun itu lebih baik di lupakan saja, yang terpenting adek fokus tuk belajar dan sekolah, mamah juga tau kok perasaan adek seperti apa” mamah berkata panjang lebar
“iyaa mah” sahut guaa malas
“ya udah, adek ke kamar gih lalu tidur besok kan sekolah” balas mamah yang melepaskan pelukannya ke guaa, guaa pun mengangguk pertanda menyetujui permintaan mamah, hmm apaa iyaa aku bisa tidur, dengan langkah malas guaa menuju ke kamar kemudian ke kamar mandi tuk mencuci muka dan sikat gigi lalu baring di ranjang guaa,
*LINE*
“Raff, udah tidur belum?” line dari Fajar, ini anak baru juga sembuh udah tidur malam-malam, kebiasaan emang yaa -_-
“belum” guaa membalas
“guaa VC yaa” balas Fajar
“silahkan” balas guaa
tak lama kemudian kami berdua pun ber VC riaa, mengobrol apaa yang biasa di obrolkan, menanyakan kondisi dia, memarahi dia karna belum tidur, tapi guaa tidak menceritakan apaa yang guaa rasakan saat ini, yupp guaa teringat masa lalu dimana guaa masih menjadi sang pacar cewek nan cantik yang bernama Ana, sebelum sampai di lahan parkir pusat perbelanjaan guaa dan kak Michel bertemu diaa, dan diaa menyapa guaa dengan baik namun di sampingnya ada seorang cowok tinggi dengan pakaian yang mencolok guaa yakin bahawa itu pacarnya dan guaa yakin dia memutuskan hubungan karna ada orang ketiga dan orang ketiga ituu adalah cowok itu guaa sangat yakin itu, tapi entah kenapa hati guaa sangat rapuh melihat Ana dengan cowok ituu, yupp guaa masih tidak terima di putusin oleh Ana guaa masih sayang Ana, tapi kenapa diaa tega memutuskan hubungan dengan alasan yang tidak logis, mengapa T.T apaa guaa ada berbuat salah ke diaa, shittt guaa menggerutu kesal dan sedih bercampur aduk jadi satu, guaa perlu tidur tuk menenangkan pikiran guaa.
“Jar, guaa ngantuk nih, udahan yaa”
“okee mimpi yang indah yaa” balas Fajar yang berada di dalam hape dengan nada manjanya yang khas *pfft*, ber VC ria pun berakhir dan mungkin saatnya guaa tidur, semoga dengan tidur guaa bisa melupakan kejadian yang terjadi sekitar 1 jam yang lalu, hmm semoga saja..
Comments
*belum baca
iyaa bener, salah masuk, malah nyasar ke boyzroom, huhu @digo_heartfire
Coba perhatikan tanda baca. Kalimat diawali dan diakhiri oleh kesenyapan bunyi. Titik salah satu penandanya. Kalau memang satu kalimat, silakan gunakan titik untuk mengakhiri. Kalau kalimat majemuk, bisa gunakan koma atau konjungsi. Semangat terus, ya!
Kalimat itu diawali dan diakhiri oleh kesenyapan bunyi. Penanda kalimat salah satunya adalah dengan tanda titik. Tanda koma digunakan sebagai penanda kalimat majemuk, namun pasti akan diakhiri oleh sebuah titik.
Dari awal aku baca semua kalimat digabung dan hanya dipisahkan dengan koma. Koma digunakan sebagai konjungsi dan penanda kemajemukan. Tetapi kalimat diakhiri oleh titik, tanda seru, tanda tanya. Silakan diperhatikan fungsi-fungsi tanda baca itu! Selamat belajar dan terus semangat, ya!
makasih sarannya
“bukan, bukan bgitu” dengan nada kecewa
“lalu apa, apa aku ada salah sama kamu?”
“bukan, kamu gak ada salah sama aku”
“ckkk” aku berdecak membalas tanggapannya “kamu aneh, aku sakit karna cintamu, aku muak ngeliat kamu!!!” sambungku dengan nada keras
“maafin aku Raff” sahutnya sedikit menunduk kemudian tertetes air matanya, huuh dia nangis, shiiitt kenapa aku jadi bentak dia, namun entah kenapa sosok wanita itu semakin lama semakin hilang, dan guaa pun mendengar suara ketukan pintu dari luar, astaga ternyata itu cuman mimpi sekarang guaa masih di ranjang, lagi-lagi masih memikirkan sosok Ana T.T
“Raffa!!!, ya ampun, susah banget di bangunin ihh” teriak dari luar kamar ku yang tepat berada di depan pintu kamar
Whaat -_- apa guaa telat, apa guaa kesiangan, guaa melihat jam kecil yang berada di samping ranjang, omg udah jam setengah 7, aduuuh kesiangan lagi diri guaa ini huhu
“iyaa kak, adek udah bangun” jawabku sambil gelabakan nagmbil handuk, underwear dan bokser
“adek baru bangun yaa, yaa ampun ini udah jam brp, belum lagi adek mandi habis itu makan haduuuh” teriak kak Michell di balik pintu “habis mandi langsung ke bawah, gak pake lama” teriaknya lagi
Duh duh -_- kayak emak-emak aja dah kakak guaa yang satu ini, teriakannya itu loh nyaring banget, eh tapi kalau teriakannya nayring menggelegar bgitu knapa guaa gak bangun dari tadi yaa, tuu anak pasti bangunin guaa dari jam 6 lewat 15 tuu, dengan sangat terpaksa guaa mandi se adanya T.T sekitar 2 menit saja guaa mandi, kemudian memakai seragam sekolah merapikan diri, bercermin melihat wajah nan rupawan ini *pfft* udaah aah, mending guaa turun kebawah sebelum emak Michell teriak-teriak lagi
“si molor baru turun dari habitatnya”
Whaat, dari mana suara ituu (?) sepertinya berasal dari ruang tamu, guaa pun menuju ke ruang tamu, ehh ternyata bener
“ehh, kok eluu di sini” kata guaa kaget melihat se sosok cowok dengan rambut agak berantakan ituu muncul di situ
“guaa jemputin eluu, kita barengan berangkat sekolahnya” jawabnya sambil memainkan ponselnya “eluu sarapan gih, cepetan ntar telat lagi” sambungnya
“eluu udah sarapan?, ikuut guaa ruang makan, temanin guaa sarapan” jawab guaa sambil menarik tangannya dan ponselnya, dia pun dengan cepat merampas kembali ponselnya, kalah cepat guaa mah -_-
“Fajar udah sarapan?” terdengar suara mamah
“ehh, mamah eluu dimana kok ada suaranya tapi gak ada wujudnya” sedikit berbisik ke guaa
“eluu buta apaa, nooh liat di situ” guaa menggerakan kepala Fajar dengan tangan guaa, dia pun nyengir ngeliat mamah guaa lagi di belakang alias di dapur, huu dasar si Fajar, mamah pun menghampiri kami
“udah sarapan Jar?” Tanya mamah lagi ke Fajar
“udah kok tante” sambil tersenyum
“waaah, ituu bekas cacar Fajar yaa?”menunjuk pergelangan tangan Fajar
“iyaa tante hehe belum hilang bekasnya” nyengir, guaa pun lagi asiknya memakan nasi goreng masakan mamah
“ohh, emang cacar bgitu Fajar, nanti lama kelamaan hilang sendiri kok, ehh tapi udah dikasih pupur atau obat khusus buat cacar?” Tanya mamah penasaran
“udaah kok tante, tadi sebelum kesini udah pupuran dulu” balas Fajar, mamah pun mengangguk angguk
“dek Raffa, jaga temanmu yaa, Fajar masih kurang fit, adek sebagai teman dekatnya harus menjaganya dengan baik” kata mamah sedikit tertawa dan melihat ke arah Fajar, Fajar pun tersenyum lebar seperti mendapatkan hadiah mobil BMW -_- guaa pun memanyunkan bibir guaa, emangnya guaa bodyguardnya apa -_- lagi pulak kenapa mamah bilang bgitu, huuh pasti ketika Fajar baru tiba di sini sedang mengobrol riaa dengan mamah dan menjelaskan kondisi diaa saat ini tuuu anak pasti melebay-lebaykan kondisi fisiknya ke mamah -_-
**
“biar guaa aja yang bawa” kata guaa setelah berpamitan ke mamah dan mencium pipinya
“udaah guaa aja, lagian guaa bawa mobil bukan motor” kata Fajar sambil mengeluarkan kunci mobilnya, whaat -_- MOBIL, emangnya gak telat apaa kita naik mobil, guaa pun melihat jam tangan guaa, ohh syukur deh masih pukul 6.50 kira-kira masih sempat sih kalau gak macet
“mobil luu dimana?”
“itu di depan” menunjuk mobilnya yang berwarna hitam ituu
Kami pun bergegas menuju mobil, mengambil posisi tempat duduk masing-masing dan pada akhirnya Fajar pun mengalah dengan guaa supaya guaa aja yang mengendarai, kasian jugaa sih habis sakit cacar, tuu anak pasti belum 100% fit, yuupp menstater mobil kemudian meluncur dengan kecepatan 100km/jam lol *gilak*
Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Fajar menanyakan tentang anak baru, yaa guaa jawab se adanya aja, dia cuman manggut-manggut mendengar apa yang guaa ucapkan, lebih baik eluu Tanya langsung sama tu anak aja deh, guaa sempat berkata seperti itu, emang guaa emaknya apaa -_-
*sesampai di sekolah, tepatnya di koridor kelas 12 IPA 1*
“yaa ampun, my beib” terdengar suara cewek dari dalam kelas 12 IPA 1 ituu
“sayang, jangan dekat-dekat, ntar kamu tertular, aku gak mau kamu tertular!!!” kata Fajar berbalik badan sambil reflek ke pacarnya tuk tidak mendekati diaa, pacarnya pun memelas dengan mulut manyunnya, sementara guaa (?) ketika melihat kejadian ituu, guaa langsung cabut ajaa, guaa bete banget kalau lagi liat pasangan yang berhadapan di hadapan guaa, yaa tau laah, guaa jomblo sih hahaa, cedih T.T, guaa pun jalan menuju kelas guaa, tepatnya kelas 12 IPA 3 dan disana pun terlihat Raffa kecil sedang bertengger ehh maksudnya lagi duduk di kursi panjang depan kelas
“pagi Raffa” sapaan pertamanya, guaa pun jadi ikut duduk disampingnya, belum sempat berbincang dengan diaa muncul lah nenek Nanda
“ehh, Fajar mana, Fajar mana? Katanya dia turun, Raffa” sambil menarik sergam guaa dan memukul-mukul bahu guaa, apaan sih ni anak -_-
“lagi nyangkut nooh” jawab guaa
“ishhh, tu anak kebiasaan yaa” jawabnya dengan nada sebal sambil melihat ke arah kelas IPA 1 kemudian masuk kelas lagi.
“nyangkut?” Raffa kecil berkata “nyangkut di pohon?” bhaaak guaa pun tertawa mendengar perkataannya, wuuuaahahaaa
“bukan, dia lagi nyangkut di kelas IPA 1, tuuh tuuh coba liaat” guaa pun menunjuk ke arah Fajar yang berdiri di depan kelas IPA 1
“ohh maksudnya lagi datengin pacarnya” Raffa kecil berkata, guaa pun meng iya kan
kemudian guaa pun masuk ke ruang kelas tepatnya menuju bangku guaa yang di susul Raffa kecil yang berada di belakang guaa, tu anak seneng banget ngikutin gua dari belakang atau pun jalan di belakang guaa -_- tak lama kemudian bel pertanda masuk kelas pun berbunyi sedangkan Fajar pun belum terlihat batang hidungnya menginjak kelas IPA 3, ckk tuu anak kalau udah nyantol ama pacarnya gak ingat waktu yaa, yaah se-geng guaa emang gak suka si Fajar memiliki sang pacar yang bernama “HENI” ituu.
“tuuh anak kebangetan yaa” kata Nanda sambil memainkan polpennya.
“yaah tuu anak emang bgitu kalau udah nyantol” jawab guaa sambil menopang dagu guaa dengan satu tangan.
Sedangkan Raffa kecil cuman duduk manis seperti anak TK melipat kedua tangannya di meja, hmm LOL. Tak lama kemudian muncul lah .. guru kelas -_- kirain si Fajar yang muncul, ckk tuu anak gak dengar apa udah bunyi bel masuk lagian emangnya kelas IPA 1 gak masuk kelas apa -_- tuhh pintu udah di tutup ama guru.
“selamat pagi anak-anak, silahkan pimpin doa” kata sang guru bahasa Indonesia yang tengah duduk di bangku guru.
“sebelum kita mulai pelajaran mari …” kata ketua kelas guaa yang kemudian terpotong karna adanya suara ketukan pintu, itu pasti Fajar.
Kreeek. “m-mmaf pak saya telat” dengan nada tersendat sambil melihat ke Pak Anji kemudian menunduk
“cepat masuk” kata pak Anji dengan santainya, untung saja pak Anji, kalau misalkan pak Damar guru Matematika udah tewas di tempat eluu Jar. Ciaah si Fajar sekarang jadi duduk ama patung *pfft* alias Elda karna sifatnya sangat pendiam dan tertutup maka dari itu geng kami menujulukinnya si patung haha sorry yaa El, lagi pula si Elda itu duduk sendirian yaa karna itu tadi sifatnya dia yang sangat pendiam dan tertutp dan kalau di ajak bicara hanya 2 kata atau 3 kata saja yang terucap dari bibirnya. Mantap! -_-
**
*ketika bel istirahat berbunyi*
“kantin nyook” ajakan Nanda ke kita berdua.
“duluan aja” kata guaa sambil sambil memainkan hape.
“yuuk Raff” ajak Nanda ke Raffa kecil “ehh Fajaaar kantin nyoook!!” sambil teriak memanggil Fajar yang berada di ujung sana lebih tepatnya pojokan kiri kelas guaa, yupp sekarang kan dia duduk di sono haha lol
Ckk ni anak teriakannya nayring amat -_- Raffa kecil pun menyenggol guaa dengan sikunya.
“gak ikutan ke kantin nih” Tanyanya memastikan, guaa menngelengkan kepala pertanda tidak. Mereka berdua pun berjalan ke kantin yang di susul Fajar, eh tapi tu anak malah balik lagi alias si Fajar, ada yang ketinggalan mungkin. eh ternyata malah nyamperin guaa.
“kok gak ke kantin sih beib?” tanyanya ke guaa dengan nada ciri khas manjanya memanggil gua dengan sebutan “beib”
“guaa masih kenyang” jawab guaa
“beneran nih, guaa gak yakin” kata Fajar sambil merampas hape guaa yang gua mainkan tadi, apaan sih tu anak -_- guaa mendengus kesal.
“apaan sih luu” kata guaa kesel dan kembali merampas hape guaa
“tuuh kan bener, eluu ada masalah yaa? kenapa? Ada apa?” tanyanya penasaran sambil menatap guaa lekat tanpa berkedip, huuuh guaa pun menghela nafas panjang, rupanya kebongkar jugaa raut wajah yang guaa tutupin dari pagi tadi.
“guaa baik-baik aja” sambil mendorong wajahnya yang dekat dengan pipi kiri guaa.
“guaa tau eluu Raff” kata Fajar sambil memperhatikan guaa dengan tatapan intens. Sedangkan guaa malah berdiri lalu meninggalkan Fajar, Fajar tidak menjegat atau memaksa guaa tuk menceritakan masalah atau yang membuat hari itu di landa kesedihan dan ke-kesalan guaa. Gua tau banget sifat Fajar, ahh se-andainya engkau wanita Jar, guaa pasti naksir ama eluu.
Guaa pun berjalan keluar kelas lalu pergi dari wilayah koridor kelas IPA menuju ke koridor kelas IPS kemudian sampai tujuan ke daerah belakang lebih tepatnya aula sekolah, guaa masuk ke dalam lalu duduk di lantai keramik kemudian bersandar dengan beton aula yang tidak tinggi itu. Huuh guaa menghela nafas sambil menatap langit-langit aula yang sedikit kotor dengan debu itu.
*drrt drrt*
“Raffa, kalau ada masalah cerita ama geng dong, jangan di pendemin sendirian” line grup dari Misca sambil mengirim emotikon sedih.
“kami kan sahabat eluu” line grup dari Gisel
“eluu ada masalah apaan bro?” line grup dari Agus
“Raffa jangan galau dong, guaa tau elu agak aneh pas guaa ajak ke kantin” dari Nanda
What -_- agak aneh (?) kampret si Nanda
“beib, jangan dipendem sendiri dong!!!” dari Fajar
“pasti masih ada hubungannya dengan Ana” Misca mengirim lagi di line grup itu, kemudian dibalas oleh yang lain entah apa isinya karna guaa tidak memegang hape lagi.
Entah kenapa ketika guaa bertemu mantan guaa yang bernama Ana ituu selalu ber-ujung seperti ini, kesal, sedih dan bertanya-tanya mengapa dia tega memutuskan hubungan dengan alasan yang tidak logis guaa ingat kata kata Ana terakhir
“Raff, aku berharap kamu mau menerimanya, aku berharap kamu tidak memikirkan ku, karna aku tidak akan memikirkanmu lagi”
shiittt guaa menggerutu kesal sambil mengepalkan tangan guaa memukul tembok aula. Guaa selalu memikirkan apa penyebab hubungan kita berakhir. Apa ada orang ketiga (?) apa guaa ada kesalahan (?) apaa ini karma (?) guaa jadi teringat ketika guaa berada di kelas 1 SMA dimana guaa selalu gonta ganti cewek, yupp lebih tepatnya ketika guaa kelas 3 SMP kemudian beranjak ke kelas 1 SMA dimana masa-masa itu adalah masa yang sangat menyenangkan bagi guaa alias guaa sering mempermainkan perasaan wanita yang benar-benar menyukai guaa pada waktu itu. masa itu adalah dimana guaa menjadi seorang playboy dengan tampang gagah yang di buat-buat *itu menurut orang-orang* sampai guaa beranjak ke kelas 2 SMA dimana kami ber-enam bertemu dan sekelas, saat itu guaa masih di bilang “PLAYBOY” dan guaa ingat dengan ucapan Fajar
“Raff, bukannya guaa sok dekat atau apa pun itu, tapi coba elu pikir deh!! Apa untungnya mempermainkan perasaan cewek?”
Nyess, hati guaa seperti tersentuh oleh ucapan dari bibir Fajar, coba elu pikirin Raff, eluu pikir!!! Apa untungnya Raff (?) apa elu seneng mempermainkan cewek (?) udah berapa cewek yang elu permainkan (?) 10 (?) shiitt guaa menggerutu memikiran hal ituu di dalam pikiran dan hati guaa, masa lalu guaa bgitu buruk T.T dan mereka ber-lima lah yang menyadarkan guaa serta mencomblangin guaa dengan Ana. Dengan mata terpejam dan bersandar pada tembok aula guaa memikirkan hal-hal demikian yang membuat guaa galau setengah mampus namun tidak lama kemudian guaa mendengar suara seseorang.
“eheem, kamu kenapa?” terdengar suara yang pernah guaa dengar, guaa pun perlahan membuka mata menengok kiri kanan tapi kok gak ada orang, guaa mimpi yaa sambil menepuk pipi guaa.
“heey aku di sini” terdengar suaranya berada di atas kepala guaa rupanya dia di belakang guaa, dengan sangat terkejut guaa melihat keberadaannya di sini, hah? Ana?? Ini gak mimpi kan!! Kemudian guaa berdiri lalu lompat ke atas beton pembatas aula itu tuk keluar menghampirinya secara dekat lalu memeluknya.
“aku masih sayang kamu Ana” memeluknya dengan erat sambil memegang kepalanya, eeh bentar kok rambut Ana gak panjang yaa (?)
“Raffa, aku bukan Ana” katanya sambil meronta meminta melepaskan pelukkan dari guaa, guaa pun melepaskan pelukannya lalu melihat wajah seseorang yang gua peluk tadi.. What -_-
“Raffa!!!” guaa melongo melihat kehadiran Raffa kecil. Kok dia bisa di sini -_- lagi-lagi guaa masih kepikiran Ana huhu T.T
“bukannya eluu di kantin?, elu ngikutin guaa yaa!” sambung guaa dengan nada tidak percaya tu bocah ada di sini
“ngikutin?” mengulang perkataan guaa tadi “enggak, lagian aku iseng mau main ke sini gak taunya ada kamu” katanya sambil melihat kiri kanan atas bawah *yang bawah gak ya*
Guaa pun jadi canggung ama diaa, habisnya guaa salah meluk orang, terus nyebutin nama pulak, *pfft* ahh siaal!!! semua gara-gara Ana.
“kamu kenapa? Di putusin pacar ya?” Tanya Raffa kecil dengan penasaran. Buseet daah di putusin pacar -_- emang iyaa sih T.T lebih tepatnya udah 2 minggu yang lalu T.T
*bel istirahat telah habis berbunyi*
“ehh udah masukkan nih, yuuk ke kelas” ajak guaa meraih tangan Raffa kecil dengan alasan tidak menjawab apa yang di tanyakan tadi. Fiuuuh untung saja bel masuk kelas bunyi.
Ketika guaa berjalan menuju ke kelas lebih tepatnya di koridor kelas IPS terlihat wanita-wanita melihat kita berdua berjalan berduaan alias guaa menarik tangan Raffa kecil seperti orang tua yang menarik tangan anaknya yang bandel pengen beli sesuatu namun si orang tua tidak menginginkannya, ngeti kan (?) hihi
Sesampai di depan kelas guaa melepas tangan Raffa kecil kemudian masuk ke dalam kelas dengan langkah cepat, entah kenapa guaa jadi malu -_- pertama, guaa meluk diaa sambil mengusap-ngusap rambutnya, ke dua sepanjang jalan menuju kelas guaa memegang tangan Raffa kecil dan anehnya Raffa kecil tidak merasa terganggu oleh perlakuan guaa.
**
“cerita dong sama kami” kata Misca yang khawatir dengan guaa.
“eluu kenapa sih?” kata Nanda dengan nada cepat. Tu anak kalau ngomong cepat banget, apa lagi kalau panjang lebar, gak ada jedanya sama skali -_-
Guua pun saat ini di kerumunin oleh tiga makhluk IPA 3 (karna di tambah dengan Raffa kecil) ditambah dengan tiga makhluk IPA 4, sebenarnya tadi ada si Heni namun dengan beraninya Nanda mengusir Heni dari aula wuahahaaa si Fajar ketawa-ketawa gaje gitu ngelihat pacarnya di usir lol.
“cerita dong beib” dengan nada khas manjanya siapa lagi kalau bukan Fajar -_-
Guua masih terdiam, karna guaa di paksa di bawa ke aula, di seret-seret gitu ama mereka, mungkin mereka gregetan dangan guaa -_- guaa sih gak marah, karna guaa juga butuh mereka T.T
“nanti deh guaa cerita tapi gak sekarang” kata guaa dengan nada malas.
“tuuh kan!!!” kata Nanda dengan nyerocos bibirnya
“eh nek, biasa aja dong!!!” Misca yang jengah mendengar perkataan Nanda itu. Nanda hampir membuka mulut namun dengan cepat di tutup Fajar dengan tangannya.
“yaa udah kalau bebeb gak mau cerita sekarang, guaa sih gak maksa” kata Fajar dengan nada manjanya ke guaa.
Nanda, Misca, Gisel dan Agus pun saling melihat satu sama lain entah apa maksudnya, mungkin kecewa karna guaa gak cerita sekarang. Sementara, Raffa kecil -_- dengan antengnya diaa duduk di samping guaa.. agak canggung gitu guaa duduk bersebelahan sama dia.
“yaa udah yuuk pulang beib” kata Fajar sambil mengajak guaa berdiri lalu berjalan. Sementara mereka masih terdiam di aula, ehh bentar Raffa kecil sepertinya udah masuk jadi anggota geng nih haha
“ada apa beib?” Tanya Fajar ke guaa yang membuka pintu mobil tapi belum masuk ke mobilnya, kali ini Fajar yang membawa mobilnya.
“tunggu sebentar yaa” kata guaa menutup pintu mobilnya …
“ikuut kami!!” jawab guaa langsung menarik dan menggenggam tangan Raffa kecil
Dari tadi adegannya tarik-menarik, genggam-menggenggam aja yaa lol
Diaa pun tidak marah dengan tindakan guaa yang guaa anggap itu “ANEH” emang aneh tapi entah kenapa ketika tangan guaa di tarik lalu digenggam oleh Raffa kecil seketika ituu jugaa guaa merasa nyaman, apa hal tersebut jugaa di rasakan oleh Raffa kecil (?)