It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Pinus denial ?
Msih ada typo yg bikin bingung.
Jgn lama-lama @polos takut feel nya ilang. :-)
10 tahun yang lalu
"Jadi, kalian adik-adik kan sudah dapat kelompoknya. Satu kelompok berisi 10 orang ya, semuanya ada 35 kelompok. Sekarang, saya mau kalian berkenalan dengan anggota kelompok kalian" jelas kak Yoga. Dia adalah ketua ospek fakultas ku ini.
Ini adalah bulan terakhir setelah kami hampir satu semester ospek. Jadi, tugas terakhir adalah Pengabdian Masyarakat. Oh iya, di fakultas ku ada lima jurusan, jadi dalam setiap kelompok ada dua orang yang jurusannya sama, sedangkan yang lainnya berbeda jurusan. Tujuannya sih mungkin biar kami saling mengenal satu sama lain.
"Hai, nama gue Bayu. Lengkapnya Bayu Aditya Bersahaja. Asal gue dari rahim ibu gue, sekian, terimaksih. Oh iya, jangan panggil gue dengan inisial nama gue ya, Nanti malah jadi BAB." Jelas gue memperkenalkan diri yang pertama kali. Jujur gue gak dengerin yang lain memperkenalkan diri, karena gak menarik. Perhatian gue cuma ke sesosok pria yang ada di posisi 60 drajat arah timur gue. Gue belom kenal siapa dia, yang jelas gak tu kenapa, enak aja liat wajahnya. Gue juga gak tau kenapa dia enak dilihat, padahal kan dia cowo juga, sama kaya gue.
"Assalamualaikum, nama saya Andi. Lengkapnya Andi Surya Eka Mahardika. Sama seperti Bayu, mohon nanti jangan panggil nama inisial saya. Karena nanti jadi ASEM" Jelas si mahluk enak dilihat terseut. Eh..! Eh..! Apa...? Tadi dia inget nama gue? Hahaha, entah kenapa gue seneng, dan tanpa sadar gue menyimpulkan senyum di wajah ini.
Setelah sepuluh menit sesi berkenalan, kini gue liat kalau kak Yoga kembali ke atas panggung minimalis alakadarnya tersebut. "Oke, setelah berkenalan, sekarang kakak minta kalian brainstorminng bersama kakak pembimbing kalian, tentang kegiatan pengabdian masyarakat yang akan kelompok kalian lakukan. Saya kasih waktu satu jam, nanti dipresentasikan untuk kelompok yang terpilih. Selanjutnya kalian boleh pulang, dan fokus ke proyek kalian." Instruksi kak ketua yang cukup ramah kepada kami mahasiswa baru ini.
**
"Jadi, intinya kita akan melakukan serangkayan program edukasi tentang kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah di desa Duku, setelah itu kita adakan pembersihan lingkungan terutama ruang publik yang ada di desa duku. Ruang publik yang dimaksud disini seperti jalan, tempat ibadah, pos keamanan, dan balai desa. Gimana?" Tanya Roy, ketua tim kami. Oh iya, selain aku dan Andi, di tim kami ada delapan orang lainnya, dan satu pendamping, jadi ada 11 orang. Anggota kami yatiu Roy, Eko, Santi Indah, (kak) Kartika, Bayu, Andi, Nando, Genta, Euis, Tama. Jadi, kami adalah RESIK BANGET. Entah kebetulan, atau ditakdirkan. Tapi si Andi kreatif banget bisa menyusun nama-nama kami sedemikian rupa, menjadi nama kelompok dan sesuai dengan proyek kami. Ya, Resik kan artinya bersih Bos.
"Setujuuu.. hidup Roy...! Dukung Roy untul jadi RI 1..!" Teriak si Euis. Gadis parahyangan yang entah kenapa suaranya seperti toa. Biasanya mah yang gue tau sih gadis sunda mah lembut, kalem, sopan, lah dia...? No comment lah.
"Cie, Euis suka tuh sama Roy." Kata si Andi
"Iya dong, Roy ganteng gitu, gagah, perkasa, macho banget. Emangnya elu, cowo kok lebih putih dari gue yang cewe sunda." Balas Euis. Disambut dengan 'wuuuu' dan 'hahahaha' oleh yang lain.
**
"Enak banget ya disini, sejuk, tenang." Kata Andi mengutarakan isi hatinya, eh, pendapatnya. Ya, kami sudsh tiba di desa Duku. Salah satu desa terpencil di pegunungan tak jauh dari kota tempat kami kuliah.
Penghasilan utama penduduk desa Duku adalah dari hasil perkebunan buah. Tapi, yang mayoritas disini adalah jeruk. Bentukannya seperti jeruk pontianak, warnanya hijau ke kuningan. Tapi ukurannya sebesar jeruk sunkist. Kalo rasa, katanya sih ya, tergantung suasana hati yang makan. Bisa manis, bisa asam. Ini serius loh ya, bukan boongan.
"iya, apa lagi kalo bisa sama pacar ya kesini. Tapi, gue bingung, tempat seindah ini, dan subur banget gini, kenapa penduduknya termasuk yang termiskin ya?" Sahut gue
"Mungkin karena desa ini cukup sulit dimasuki ya, lo liat aja sendiri tadi gimana carannya kita masuk. Mobil harus ditaro dibawah, dan jalan kaki sampai keatas sini. Setengah jam loh kita jalan kakinya." Jawab Andi berusaha memberikan logika layaknya seorang positivisme.
**
"Saya selaku kades disini, mewakili masyarakat Desa Duku, mengucapkan terimakasih kepada adik-adik mahasiswa, yang selama tiga hari dua malam, telah memberikan pembelajaran kepada kami tentang pentingnya kebersihan, tentang kesehatan lingkungan, serta membuatkan konsep kerja yang tentunya saya selaku kades menjamin, bahwa konsep kerja untuk menjanga kebersihan dan kesehatan lingkungan Desa Duku akan berjalan dengan baik. Kami juga sangat terkesima, dan termotivasi, melihat kalian semua, yang berstatus mahasiswa, mau berkotor-kotoran, dan bekerja keras untuk membersihkan tempat-tempat penting di desa ini. Akhir kata, saya selaku wakil dari masyarakat Desa Duku, berharap kunjungan adik-adik ke desa kami di waktu yang akan datang. Kami telah menganggap kalian semuanya adalah bagian dari kekuarga kami. Jadi, anggap Desa ini adalah rumah kalian, kampung kalian, agar kalian bisa tergerak untuk pulang kesini. Sekian dari saya, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh" demikianlah kutipan pidato perpisahan dari Kepala Desa sekaligus menutup acara pengabdian masyarakat kelompok kami.
ini sudah update.
maaf telat update, karena ada gangguan pada tablet saya beberapa hari kemarin. ini juga cuma sedikit, karena memang hanya dibuat untuk menjelaskan kenapa Andi dan Bayu bisa salining kenal.
berikutnya, akan lebih kompleks, dan kemungkinan akan maju mundur juga.
buat yang lain, tolong respon komentarnya ya
Baca dulu nanti dikomen. Xoxoxo
Part ini lebih flat dr yg sebelum.
Ditunggu next chapter. semangat