BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

STORM

1567911

Comments

  • ini flashback ya ... Eric suka Ivano ...? jadi penasaran ...
  • Si ivano ini jangan2 naksir si om juga nih..fufufu rumit deh rumit..
  • Lanjut bang
  • wah seru juga, aku juga bikin cerita nih disini http://boyzforum.com/discussion/16750911/bara-sebuah-cerita-pendek
    hihiihihi
  • ayo donk bang TS d lanjut cerita indra dan eggy nya..penasaran nich.#garuk2 pala
  • @QudhelMars thanks ya mention2nya maaf baru buka
  • yoi slow, saling bantu aja.
  • Ceritanya kok nggak di lanjutkan sih?!
  • Selalu kentang. Hmm
  • 37)

    ...

    ...

    ...

    "Gy!!!" panggilan Indra tidak bisa membuatku berhenti mendekati salah satu bawahanku itu.

    "Kenapa nggak masuk ke dalam?" tanyaku yang membuat Ivano buru-buru membersihkan wajahnya.

    Dejavu?

    "O...oh...anaknya pak Broto?" dia tersenyum canggung.

    Deg...

    Senyumnya itu...khas banget ya. Ada lesung pipitnya.

    Manis sekali.

    ???

    ???

    Dadaku...sakit.

    ???

    ???

    Huh??

    Apa....aku seperti...merasa sudah melupakan sesuatu yang sangat penting tentang Ivano.

    Apa? Apa yang sudah aku lupakan? Apa yang sudah aku lupakan tentang Ivano? Kenapa aku baru sadar sekarang?

    ???

    "Bukan," sahutku tanpa bisa mengalihkan pandanganku padanya, "aku teman anaknya. Dia anaknya," jariku menunjuk Indra yang tak jauh dariku.

    Dia kembali tersenyum pada Indra.

    "Oh...Mau keluar ya? Hati-hati ya," setelah itu Ivano beranjak masuk kedalam rumah Indra.

    Keningku berkerut. Pandanganku masih tidak lepas dari Ivano.

    Indra terus mengawasiku. Aku tahu dari sudut pandangku.

    "Apa...aku punya hutang ya??"

    Sudah jadi rahasia umum jika aku sering pinjam uang tapi lupa mengembalikan. Uang itu biasanya aku pakai untuk membayar sesuatu saat lupa membawa uang tunai. Bukannya nggak mau mengembalikan. Tapi aku benar-benar lupa. Maaf saja...tapi pikiranku sudah penuh dengan tagihan toko nakal dan berbagai masalah yang menumpuk di kantor.

    Berapa yang aku pinjam? Jangan-jangan banyak... Aaaahhh....kebiasaan yang buruk.

    "Mau sampai kapan ngeliatin dia??" teguran Indra membuatku tersenyum lebar.

    "Ada yang cemburu..."

    "Bukan!!! Keburu laper begoooo!!!"

    Aku terkekeh.

    Dia segera naik di atas motorku.

    "Buruan!!!"

    Akhirnya aku duduk di belakangnya. Tanganku dengan nakal melingkar di pinggangnya yang langsung mendapat cubitan.

    "Aaahh...biasa aja dong!!" gerutuku.

    "Kamu tuh yang biasa aja!!" dia tidak mau kalah.

    Aku hanya bisa tersenyum saat di melajukan motorku.

    ...

    ...

    Ivano ya??

    "Gelap..." desisku saat melewati rumahku yang gelap.

    Hanya lampu depan yang menyala. Rasanya tak ada bedanya saat aku masih ditubuh asliku dengan sekarang. Tiap hari pulang malam. Terkadang jam sebelas belum pulang. Kerja seperti buruh tapi dengan gaji yang lumayan. Tenaga seperti tak hargai. Kerja keras seperti sebuah mainan. Tak ada yang bisa dilakukan selain bekerja dan bekerja. Berangkat pagi pulang malam. Hanya yang bertahan sampai akhir yang bisa menduduki posisi tinggi. Terkadang aku jenuh. Ingin mencari pekerjaan lain. Tapi tidak saat ingat harus beradaptasi di lingkungan baru. Melepas gajiku yang sekarang rasanya...sayang.

    Motorku berhenti di depan penjual mie setan langgananku dulu.

    "Bener disini?" tanya Indra.

    Wah...ramainya. Nggak pernah surut.

    "Iya. Mienya enak lo."

    Aku turun dari motor dan melepas helm. Memberikannya pada Indra yang masih nangkring di sana.

    "Aku mau pesen dulu. Kamu mau level berapa?" tanyaku.

    Indra terdiam.

    "Adanya level berapa aja?"

    "Level satu cabai sepuluh dan seterusnya."

    "Level satu."

    "Cupu."

    Aku bergegas masuk dan memesan mie setan. Ehm...aku juga pesan level satu sih hahaha...

    "Minumnya...." aku mencari keberadaan Indra yang sedang mencari tempat duduk, "DRA!!! MINUMNYA APA??"

    Indra menatapku. Keningnya berkerut.

    "Sama kayak kamu."

    "Oke...es jeruk dua."

    Setelah membayar, aku langsung duduk di tempat duduk yang sudah dicarikan Indra.

    Harus berbagi meja dengan orang lain.

    Sayang sekali.

    "Punyamu level berapa?" tanya Indra yang melepas jaketnya.

    "Satu," Indra langsung mengangkat salah satu sudut bibirnya, "hehehe...biasa aja! Mukamu itu."

    Saat mie kami datang, orang yang berbagi meja dengan kami pergi.

    Bagus...bagus...

    Indra langsung menyuapkan mie di mulutnya.

    "Enak..." katanya pelan seakan pencicip makanan, "nanti aku nambah."

    Aku terkekeh.

    "Nambah aja. Nggak apa-apa. Aku yang bayar," sombong sedikit rasanya nggak masalah.

    Kantong anak SMA sudah bagus buat nraktir temen sampai nambah.

    Aaaaahhh...aku merindukan gajiku.

    "Minumnya juga ya," kelihatan sekali kalau dia mulai kepedasan.

    "Iya."

    Memang pedas sih. Cabai sepuluh aja sudah sepedas ini. Nggak pakai balsam kan?! Hahahaha...

    Tiba-tiba ada suara berisik dari ujung kananku. Para remaja itu benar-benar berisik. Ada satu anak yang menutup wajahnya. Di depannya ada mie setan dengan lilin di tengahnya.

    "Ultah?!"

    Indra yang ikut menonton siaran langsung itu terlihat geleng-geleng kepala.

    "Sayang banget mie nya. Kena lilin," kata Indra pelan.

    "Nggak apa-apa. Yang penting niatnya."

    Indra kembali melanjutkan makannya.

    Entah kenapa saat melihat para remaja itu, aku jadi terbawa suasana.

    Aku langsung menghampiri kasir dan meminjam bolpoint.

    "Ngapain?" tanya Indra saat aku memegang tangan kirinya.

    Dia langsung menarik tangannya dari genggamanku. Tapi aku kembali menarik tangannya.

    "Apaan sih?!"

    "Udah diem!! Cuma sebentar kok."

    Aku langsung menulis sesuatu di telapak tangannya.

    "Jangan dicoret-coret!!"

    "Ssssttt!!!!"

    "Apa...an??" Indra mengerutkan kening saat melihat telapak tangannya.

    "Hari menetasku."

    Indra menatapku.

    "Bukannya masih lama?!"

    "Heee....jadi kamu tahu tanggal lahirku??"

    Indra terlihat salah tingkah.

    "Ini...." Indra menunjukkan telapak tangannya padaku, "...maksudnya apa???"

    "Kasih aku kado," aku tersenyum manis.

    Indra mendengus.

    "Ultahmu masih lama. Nggak usah nuntut apa-apa dariku. Nggak mungkin aku ngasih kamu kado."

    "Aaaahhh...pokoknya aku mau kamu ngasih kado."

    "Nggak. Jijik banget. Minta sana sama pacarmu!!"

    "Aku kan nggak punya pacar..."

    Wajah Indra berubah. Seperti tak nyaman.

    Aaahhh...dia pasti keinget pacar Eggy yang meninggal itu.

    "Aku...cuma mau kado darimu," desisku.

    "Mimpi aja terus."

    Aku tersenyum. Kali ini aku pindah tempat duduk. Di dekatnya.

    "Foto dulu yuk," ajakku.

    "Apaan!! Nggak!! Nggak-nggak!!"

    "Ayolaaahh..."

    "Nggak-nggak!! Minggir!!"

    "Galak banget sih. Sekali aja."

    Aku langsung menyiapkan kamera hpku. Mengangkatnya tinggi-tinggi.

    Mumpung masih muda...ayo narsis dulu.

    Aku menekan gambar bulat yang ada di bawah.





    ~whoami pov~

    Sbb...aq sih update..tp terkadang ngumpulin mood dl. N klo senggang. N klo g lagi nonton film korea...or anime..or baca manga. Hahahahaha...kegiatanku bnyk. Btw...ada yang tw film asia yg bertukar tubuh?? Or film yg msk k zaman kerajaan. Aq sih lbh sk yg asia. Korea sih terutama hahahahaha...
  • makin akrab aja nih ...
  • Berarti ntar kl balik ke tubuh masing2, si om jadian sama ivano, Indra bakalan dapet si eggy..fufufu
Sign In or Register to comment.