Well sbenarnya cerita gua yang ketiga belum kelar sih dan yang ke empat belum muncul krna ada kendala jadi gua langsung lompat ke cerita gua yg ke 5 meskipun belum ada judul gua harap kalian menyukai cerita gua yg ke lima ini
Sinopsis:
Kalian kebayang nggak kalo misalnya kalian itu memiliki adik yang super duper nakal dan menyebalkan, dia udah bikin kacau acara pemakaman ibu, udah menguras seluruh energi gua serta buat kacau acara PDKT gua dengan Nico dan yang paling kurang ajar dia itu mau ngedeketin tetangga gua yang usil sama super duper norak, Ivan.
Aaaaargh!!! Gua itu cuma mengharapkan masa remaja yang normal... Eh nggak deh agak miring sedikit kayaknya hahaha. Gua itu maunya pacaran sama cowok terkece sama tercakep se-SMA. Punya adik manis yang baik, bukannya adik keras kepala sama nakal sperti Lala. Gua juga pengen punya abang yang bisa di andalkan sperti di sinetron-sinetron gtu yang d mana tiap kali gua kesusahan bisa di bantuin bukannya cuma mikirin cewek... Cewek... Dan cewekkk aja! Dan kalo bisa.... Gua juga pengen keberadaan ibu di sisi gua.
Inilah hidup gua...
Ada yang mau tukeran?
Comments
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@lulu_75
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@RogerAplha
@Otsutsuki97S
@SanChan
@hendra_bastian
@dimar
@dafaZartin
Upacara pemakaman ibu yang khidmat (harusnya sih...)
Gua melirik ayah yang tertunduk dalam. Ayah itu tipe suami yang sangat mencintai istrinya. Sampai skrg pun air mata ayah masih menggenang di pelupuk matanya. Gua juga masih belum percaya kalo ibu.... Ibu meninggal... Kanker itu ternyata benar-benar menyerap smua energi ibu smpe habis sampai akhirnya ibu menyerah dan pergi untuk selama-lamanya.
Gua menyeka air mata yang meluncur di pipi gua. Kenapa ibu pergi secepat ini? Gua kan belum dewasa belum 17 tahun belum sweet seventeen, gua juga belum bisa pamerin pacar gua ke ibu supaya ibu bisa liat kalo bukan hanya ibu yang bisa mesra-mesraan sama ayah gua juga bisa lalu gua juga ingin melakukan hal-hal keren lainnya yang di lakukan ibu ke anaknya
Rega, kakak laki-laki gua yang biasa gua panggil abang, setengah mati menggigit-gigit bibirnya untuk menahan air mata. Sumpah gua kesal banget apa salahnya coba kalo nangis? Emang dia mau banggain gengsinya sbagai laki-laki gtu di sini? Daripada menangisi kepergian ibunda tercinta?
Huh!
"Do... Kamu jadikan membacakan puisi untuk ibu..?” tiba-tiba ayah menepuk pundak gua.
Gua mengganguk pelan "jadi kok yah"
Gua pun merogoh tas selempangan. Bayangkan gua semalaman begadang hanya untuk buat puisi untuk ibu, persembahan terakhir gua untuk ibu dan itu gua buat di tengah perasaan yang paling sedih mendalam.
Smua orang masih berdiri mengelilingi tanah gembur peristirahatan terakhir ibu.
"Ayo do.." bisik ayah sambil mengusap rambut gua, memberi isyarat ke gua supaya cepat membaca puisinya
Sumpah tangan gua gemetaran banget hanya untuk buka lipatan kertasnya
"Ibu..." suara gua tertahan
"Tak ada hari yang indah bila tak ada ibu di sisiku..." dengan perlahan gua mengusap air mata.
"Ibu... Kaulah satu-satunya matahari, bulan, bintang dan bahkan udara untukku..." hadeh gua bisa merasakan kalau air mata gua ini nyaris tumpah ruah dan kayaknya bisa bikin banjir dadakan di area pemakaman ibu tapi itu kayaknya keren juga kan bisa buat legenda baru seperti 'danau air mata' emangnya danau toba aja yang bisa terkenal?
"Ibu... Terima kasih karena telah melahirkan aku..."
"Terima kasih juga karena telah menyayangiku sepenuh hati dan jiwamu" lanjutku
"Kamu juga rela berkorban nyawa hanya untuk membawaku ke dunia ini" gua mulai sesenggukan dan smua yang hadir juga mulai menitikkan air mata haru
"Terima kasih atas semua waktu..."
"Iih.... Ucing denduuutnya kentuuut! Bauuu!!!”
Dweeeeng!
Buyar sudah suasana khidmat dan haru yang gua bangun untuk menghormati kepergian ibudan gagal juga sudah rencana gua untuk buat danau air mata sekarang. Gua menatap tajam ke arah suara cempreng yang nyeletuk tadi. LALA! adik perempuan gua yang berumur 5 tahun dan baru saja masuk TK itu sibuk mengibas-ngibaskan tangan gendutnya di depan hidung. Semua orang sekarang mengulum senyum menatap lala.
Lala keterlaluan! Udah susah payah juga gua bikin puisi cinta untuk ibu agar smua orang tau kalo ibu punya anak yang sayang bnget sama dia dan sekarang gara-gara lala semuanya jadi berantakan! Suasana haru tadi hilang tak berbekas. Hanya karena Lala di kentutin oleh kucing gendut!
Gua masih menatap tajam ke arah Lala.
Dasar Lala payah!
sama gw jga pas lg udah mau terhanyut akan puisinya .malah jadi nyengir dewek bae dah..ah...
sama gw jga pas lg udah mau terhanyut akan puisinya .malah jadi nyengir dewek bae dah..ah...
@prasetya_ajjah hahaha
@Otsusuki97S iya ini cerita baru... Tp gua juga bakal ttp lanjutin cerita sbelumnya kok
okey lanjut...
@taengoo iya dek nanti gua mention
@balaka untuk itu gua gk tau dah hahaha liat aja nanti d ceritanya