BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

sisterphobia

2456725

Comments

  • lanjuut ...
  • menarik dan seru nih ceritanya ... dilanjutnya ...
  • edited November 2015
    @akina_kenji sip
    @hendra_bastian hahaha.. Jangankan lu gua kadang juga sering ktawa kalo baca ulang ini :)
    @JimaeVian_Fujo sip
    @Aurora_69 ok, nunggu wktu aja untuk lanjut lg dan ini blom waktuya jd nggak lanjut dulu hahaha :p
    @lulu_75 thanks :)
  • lanjut dan tetap seret guaaa ehhh ..
  • lanjut dan tetap seret guaaa ehhh ..
  • @new92 sip, ntar kmana² gua seret hahaha
  • ikut dong main seret" nya
  • ikut dong main seret" nya
  • @taengoo klo kebanyakan main seret ntar gua jd suster seret lg hahaha
  • edited November 2015
    @balaka
    @Tsu_no_YanYan
    @Greent
    @AryaPutra_25
    @freeefujoushi
    @JimaeVian_Fujo
    @3ll0
    @akina_kenji
    @lulu_75
    @Rars_Di
    @Agova
    @earthymooned
    @boy_lovers
    @rama_andikaa
    @Sicilienne
    @AbdulFoo
    @new92
    @rio_san
    @omega_z
    @Adi_Suseno10
    @rubi_wijaya
    @fauzhan
    @bagastarz
    @rizkhylicious
    @syafiq
    @jimmy_tosca
    @abong
    @ngehaha
    @jony64
    @prasetya_ajjah
    @Rabbit_1397
    @agungrahmat
    @ricky_zega
    @alfidimasm2
    @adamruby92@gmail.com
    @OkiMansoor
    @RogerAplha
    @Otsutsuki97S
    @SanChan
    @hendra_bastian
    @dimar
    @dafaZartin
    @Aurora_69
    @taengoo

    "Lala! Minum susunya" satu tangan gua menyodorkan gelas yg isinya susu sementara tangan gua yang lainnya sibuk ngerapihin pakaian sndiri sungguh morning disaster! Bencana tiap pagi!

    "NGGAK!" bencana itu makin parah sejak kata favorit Lala sekarang adalah 'NGGAK!', gua rasanya mau mati aja! Ntah kayak di sengat tawon kek sperti film lama My Girl-nya macaulay culkin, mati karena di seruduk segerombolan sapi atau mungkin mati karena makan apel lalu tidur tampan ala putra salju.

    Sekarang hampir 5 bulan sejak ibu meninggal gua masih sedih setengah mati. Tapi kapan gua bisa nangis nya kalo monster kecil bernama Lala ini selalu bikin gua marah dan murka? HUUUUH!!! Kalau saja bukan karena amanat ibu untuk menjaga Lala baik-baik..... Sialnya lagi meskipun ada mbak marni yang merupakan pembantu sekaligus babysitter nya Lala, tetap aja selama ada gua di depan matanya, Lala cuma mau sama gua kalo untuk urusan makan (dan apapun). Itu artinya sarapan plus makan malam. Jam makan siang gua masih bisa bebas karena masih di sekolah. Yang pasti dan gua yakin kalo itu adalah malapetaka bagi mbak marni, karena nyuruh Lala makan adalah tugas paling susah nomor kedua stelah menyuruh harimau sumatra makan kuaci.

    Gua melotot galak "minum susunya nggak?!"

    Mata Lala ikutan melotot. Sbenarnya kalo pas bukan perang dunia kayak gini, muka lala itu lucu banget tapi sekarang... Boro-boro lucu!

    "NGGAK!! NGGAK!!" pokoknya Lala nggak mau minum susu!" lala menjerit dengan suara cempreng nya tapi di sisi lain yang gua denger itu adalah suara teriakan trompet yang sudah rombeng.

    Kalau sudah begini mbak marni dan seisi rumah (ayah sama abang) cuma bisa menatap prihatin ke arah gua tanpa membantu apapun. Catatan mbak marni kerjanya datang jam 6 pagi, pulang jam 6 sore. Jadi kalo misalnya ada kasus darurat tiba-tiba gua kan jadi nggak ada bala bantuan. Hiks!

    Gua menutup kuping. Ih! Ibu ngidam apasih dulu?

    "Lala! Gua nyuruh lu cepat minum susunya!" sumpah gua mulai nggak sabaran ntah kenapa gua itu nggak bisa sabaran gitu kalo udah berhadapan sama Lala. Kalo gini terus juga kan gua bisa terlambat datang ke sekolah dan telat ya sama aja dengan bunuh diri. Hari ini seperti nya jam pertama di sekolah itu pelajarannya ibu winarni, wali kelas gua yang kayaknya dulu pernah belajar "ilmu sadis mendidik murid" di gua kelelawar. Oh no! Gua lg nggak mood jadi pembantu untuk ngepel WC

    Dan waktu gua lengah sedikit saja

    "LALA! Lu mau kmana wooi!” pekik gua histeris begitu lala keluar melompat dari kursinya dan ngibrit keluar pakai kaus kaki sebelah, kucir rambut sebelah... Kacau, kacau, KACAU!!!

    Lala lari keluar dari rumah. Gua jamin nih anak pasti kebanyakan nonton sinetron atau telenovela di TV masa masih TK bisa-bisanya kabur kalo lagi ngambek?

    Gua menimbang-nimbang hukuman apa yang nanti cocok gua pake untuk menghukum lala karena sekarang rambut gua yang udah gua susah payahin pakein gastby sekarang berubah jadi rambut sundel bolong karena rusak kena angin kejar-kejar lala.

    Demi kelancaran misi mencari lala dan juga demi keamanan diri sndiri, mbak marni memilih menyelesaikan pekerjaan di dapur. Toh dia nggak bisa bantu apa-apa. Lagipula menurut penelitian lala makin bakal overacting kalo smakin banyak yang memerhatikan tingkahnya. Mbak marni tinggal menyelesaikan misi nunggu menjalankan misi slanjutnya yaitu stelah lala tertangkap dia harus nganter nih anak ke skolah

    "Fredo!"

    Gua menoleh ke sumber suara yang memanggil nama gua tadi. Bagus! Hebat! Fantastik! Lagi-lagi dia! Kenapa ya kalo ada satu bencana, bencana lainnya pasti langsung menyusul di belakang?!

    "Jangan sekarang! Gua lagi nggak perlu masalah baru!" balas gua ke arah cowok yang sibuk cengar-cengir itu. sialan!

    Cowok itu membungkuk sampai menghilang sebentar di balik pagar rumahnya. Lalu nongol lagi dengan cengiran yang lebih lebar "tangkap do!" serunya sambil melempar sesuatu ke arah gua

    Nggak sia-sia emang gua jadi kapten softball di skolah karena tangan gua secara refleks dan sigap menangkap benda yang terbang ke arah gua.

    "Buat apa nih?" tanya gua bingung begitu sadar kalo benda yang di lempar cowok gila itu rantai anjing!

    Cowok itu sumrigah "itu memang rantai anjing, tapi setidaknya bisa di pake buat monyet kok! Hahaha!" dengan menyebalkan dia menunjuk-nunjuk lala

    HORE! Hidup gua sempurna banget! Di tinggal selama-lamanya oleh ibu di usia remaja, harus menrima kenyataan bahwa ibu yang anggun, cantik dan lembut telah nitipin monster cilik ke gua. Smentara abang gua sangat cuek dan hanya sibuk ngejar-ngejar cewek (tolong!), ayah sibuk stengah mati mempertahanin ekonomi keluarga dengan bekerja rangkap sbagai pegawai plus menjalankan usaha sampingan untuk tambahan (ini sekaligus udah jadi pernyataan resmi kalo lala itu tanggung jawab gua spenuhnya!) terakhir tapi bukan yang terakhir... Tetanggaan sama ivan, cowok katro yang menyebalkan, usil, nggak tau diri dan selalu nyebut adik "monster" kecil gua sbagai monyet. Sempurna banget kan? Ada yang mau tukeran?

    Dengan dendam angkara murka gua pun membanting rantai anjing yang di lempar ivan "lu itu nggak ada kerjaan lain ya? Ngapain lu ikut campur urusan orang?" bentak gua galak

    Tapi bukannya nunjukkin rasa maaf tapi malah ngakak anjir emang nih orang "makanya... Kalo pelihara monyet itu sambil di latih dong! Biar pinter" katanya cuek sambil memanaskan mesin motor oranye nya

    LALA! Gua membuang dendam gua jauh-jauh stelah mengingat ajab gua di halaman pagi ini yaitu mengejar lala. Lutut gua mendadak lemas begitu menyaksikan kalo lala udah berdiri di depan pagar rumah. Biarpun jalan depan rumah gua ini kecil tapi itu banyak banget kendaraan yang lewat yah bisa di bilang nih jalan kecil-kecil cabe rawit lah dan sekarang... Gerobak sayur bermotor dengan santai meluncur dari ujung jalan. Gua berani bertaruh kalo si Abang sama sekali nggak menyadari keberadaan lala. Sambil bersiul-siul lagu dangdut, matanya itu asik jelalatan lototin pembantu yang asik ngerumpi. Damn!

    Gua berlari ke arah lala sambil berteriak-teriak histeris, takut lala bergerak makin mendekati jalan. Mati gua! Kayaknya nggak bakalan keburu. Gua harus siap-siap menghadapi bencana klo Lala di tabrak gerobak sayur bermotor. Gua juga tentu harus siap-siap cari seribu satu alasan untuk membela diri di depan ay...

    "Selamat!"

    Gua melongo. Ivan menggendong lala d depannya. Ternyata gerakan ivan cepat juga. Menerjang jalan yang kecil lalu menolong lala sebelum dia dnseruduk dan di tabrak oleh gerobak sayur. Sementara si abang masih terus meluncur dengan mulus dengan gerobaknya sambil bersiul-siul. Tidak tau bahwa baru aja ada cowok melompat ala matrix menyelamatkan anak kecil dari keganasan gerobaknya yang bau ikan asin campur bawang.

    "HUWWEEEE!" jerit lala histeris

    "Woi! Ngapain lu bengong! Ini jagain pekiharaan lu!" ivan menyodorkan lala

    "Gue harus buru-buru balik minum susu biar bisa jadi jagoan. Rupanya di kompleks ini gue harus siap sedia jd seorang penyelamat." katanya dengan cuek

    Gua menggendong lala, untung aja lala selamat dan kali ini ivan asli sangatlah berjasa

    "Monyet gendut" ivan meledek lala sambil memasang mata juling

    "HUUAAAA! HUAAAA! KAK IVAN NAKAL!"

    terima kasih ivan karena sudah buat lala mengeluarkan sejurus tangisan monster geledek!
    Gua menggendong lala masuk ke dalam rumah. Seandainya aja coba ayah kaya raya, paling nggak kan gua bisa jadi anak yatim berkantong tebal. Tapi dengan keadaan ekonomi keluarga sekarang, terpaksa deh gua harus menerima kenyataan hidup gua yang pahit. Tapi masih mending lah... Daripada jadi remaja yatim yang nggak ada duit kan?
    Entah bagaimana gua jelasin perasaan gua ini tapi semenjak kekacauan pada upacara pemakaman ibu, gua jadi selalu marah ke lala. Apalagi sifat manjanya, rewelnya dan keras kepalanya itu sumpah buat susah sama buat pusing gua aja. Lagipula kenapa juga cuma gua yang di bikin susah lala dan dia nggak serewel itu sama ayah maupun abang?
    Apakah gua benci sama lala?
    Padahal dulu gua sama sekali nggak benci sama lala.
    Gua hanya benci sama lala hanya karena lala udah buat masa remaja gua jadi runyam. Gua jadi benci lala karena sekarang ayah lebih mentingin lala daripada mentingin perasaan gua. Gua benci sama lala karena.... Karena... Karena ibu menitipkan lala sebagai kata-kata terakhirnya. Apa yang bikin ibu cuma mengkhawatirkan lala? Kenapa ibu nggak bilang agar gua menjalani masa remaja dengan bahagia sebagai salah satu pesan terakhirnya?
    Gua menghela nafas. Biarpun benci sama lala mau gimana lagi? Lala nggak bisa apa-apa kalau nggak ada gua. Gua juga sayang ibu dan sbagai anak yang baik dan berbakti kepada orang tua yah tentu gua harus melaksanakan amanat terakhir ibu. Walaupun terpaksa.

    "Turun di sini!" pekik lala tiba-tiba

    "Apalagi sih la?! Udah deh ah... Rewel bnget lu!!"

    "Pokoknya turun di sini!" lala melompat dari gendongan gua dan lari ke meja makan. Ajaib! Dia minum susunya sampai habis tak tersisa

    Sementara di sisi lain gua hanya bisa melongo. Sebenarnya apa sih maunya anak ini?

    "Minum susu biar jadi jagoan" kata lala pada diri sendiri

    Gua hanya bisa geleng-geleng kepala gara-gara kalimat yang di ucapkan ivan tadi
    Mendengar kegaduhan sudah berakhir, mbak marni dengan siap sedia dengan tas dan kotak makan lala did epan meja makan. Cuma karena mau ngurusin bocah kek gini aja perlu bnget satu kompi pasukan! Huh edan emang
  • Lagi2 lala bikin ulah.bikin stres aja..
  • Lagi2 lala bikin ulah.bikin stres aja..
  • haihhh gua diseret seret kemana aja mau >=<

    lala ngeselin.. hahha
  • haihhh gua diseret seret kemana aja mau >=<

    lala ngeselin.. hahha
  • dikit aja...
Sign In or Register to comment.