It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@handikautama ohhh... Hahaha kirain :T
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@lulu_75
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@RogerAplha
@Otsutsuki97S
@SanChan
@hendra_bastian
@dimar
@dafaZartin
@RifRafReis
@melkikusuma1
@albusfigi
@gaybekasi168
@handikautama
"Jangan nangis... Masih ada waktu 2 hari sbelum aku pergi ke new york jadi kita masih bisa bersama" ucap takuto lembut
Tapi aku tetap tak mampu menghentikkan air mata yang terus mentes dan membasahi pipiku. Mulutku tak bisa mengucapkan kata-kata untuk mencegahnya pergi. Hatiku terasa amt sakit... Dan hancur
Takuto tiba-tiba langsung memelukku "jika kau terus menangis..." takuto terdiam. Apakah dia juga merasakan hal yang sama denganku
".... Aku takkan pernah bisa memaafkan diriku" lanjutnya dengan suara tertahan
Aku berusaha menghentikkan tangisanku dengan sekuat tenaga. Aku benar-benar tak kuasa menahan perasaan ini. Apa yang harus ku lakukan?. Aku balas memeluk takuto dengan erat. Aku tak ingin membiarkan dia pergi. Aku tak ingin dia pergi...
Untuk beberapa menit kami terus sperti itu, sampai akhirnya takuto melepaskan pelukannya dengan perlahan. Ia menatapku dengan pandangan lembut. Lalu menghapus air mata yang masih menetes.
"Giel... Aku takkan pergi selamanya. Suatu hari nanti kita pasti akan bertemu lagi. Aku janji akan terus menghubungimu"
Aku tau takuto berusaha untuk menghiburku. Tapi aku tak tau mengapa hatiku masih terasa amat sakit. Aku merasa sperti ada sesuatu yang tak bisa aku katakan. Aku sangat payah dan bodoh saat ini. Aku tak boleh terus sperti ini. Aku harus mengatakan sesuatu. Aku ingin dia juga memahami apa yang aku rasakan pada saat ini.
"Takuto..." ucapku terisak
"Kenapa kau harus pergi? Kenapa kau meninggalkanku?" air mataku kembali menetes
"Aku tak ingin kau pergi! Aku ingin terus bersama denganmu.... Selamanya..."
Aku bisa melihat ekspresi takuto yang mulai diam membeku. Ia menatapku dalam diam. Aku tak tau apa yang ada di dalam pikirannya sekarang. Aku juga tak tau apa yang sedang ia rasakan pada saat ini.
Takuto menunduk ia memegang tanganku erat seakan ia tak ingin melepasnya "giel..."
Takuto kembali diam. Aku tak mngerti apa yang ingin dia sampaikan. Kenapa ia sperti itu?
"Aku menyukaimu"
Jantungku seakan berhenti berdetak pada saat aku mendengarnya. Kedua bola mataku melebar. Bekali-kali hatiku terus bertanya 'apakah ini mimpi?'
Jika ini mimpi maka aku tak ingin bangun selamanya dan tanpa aku sadari air mataku kembali menetes
Perlahan takuto mendekat ke wajahku. Entah apa yang terjadi. Aku hanya tau kalaunia mencium keningku. Dunia ku seakan berputar. Di otakku tak ada hal lain selain takuto... Takuto dan takuto.
Takuto melepaskan ciumannya "maaf, aku telah lancang melakukan hal ini" ucapnya pelan.
"Aku tak ingin kau menangis lagi. Aku tak ingin kau sedih. Karena setiap kali kau sedih, hatiku terasa sakit. Setiap kali kau menangis aku selalu tak bisa memaafkan diriku sndiri dengan hati yang hancur seiring dengan air matamu yang menetes."
Aku mengigit bibir bawahku aku berharap rasa sakit ini dapat menghentikan air mataku. Aku tak bisa mengendalikan perasaanku skarangg. Aku benar-benar tak bisa mengendalikan segalanya.
Dua hari yang menjadi akhir dari kebersamaan kami sangat cepat berlalu. Aku tak habis pikir kenapa ini bisa terjadi. Takdir spertinya mengharapkan waktu berjalan dengan cepat agar aku tak bisa bertemu dengan takuto lagi. Tapi kenapa? Apa aku telah melakukan kesalahan yang besar sehingga takdir melakukan hal sperti ini?
Hari yang telah di tentukan pun telah datang. Dimana aku dan takuto akan berpisah entah sampai kapan. Aku tak bisa berkata apa-apa di depannya. Aku hanya diam dan menunduk. Sangat berat bagiku untuk menatap sepasang mata yang selalu memancarkan kasih sayang itu. Aku takut kalo aku tak bisa melepaskannya di saat terakhir ini. Tapi takuto sangat memahami aku. Kebersamaan kami selama 5 tahun membuatnya memahamiku seakan aku adalah bagian dari dirinya sndiri. Ia mengelus kepalaku dan memelukku sperti anak kecil.
"Suatu hari nanti kita akan bertemu lagi. Aku akan selalu mengabarimu setiap hari. Aku akan langsung meneleponmu saat aku sudah sampai di new york" takuto diam sesaat. Aku tak melihat ekspresi apa yang terlukis di wajahnya. Apakah dia sedih?
".... Saat aku sudah menjadi dewasa maka aku akan menjadi seoranh astronot dan kau akan menjadi seorang penulis terkenal. Sehingga setiap hari aku selalu bisa membaca stiap tuilisan yang kau tuangan dalam kertas. Dengan begitu aku akan selalu merasa kalau kau selalu berada di dekatku yang sedang bercerita tentang hal yang sedang kau alami." takuto melepaskan pelukannya. Ia tersenyum padaku. Senyum lembut yang menyembunyikan berbagai hal yang ia rasakan sekarang.
Aku menggigit bibir bawahku dengan keras 'aku tak boleh menangis... Aaku tak boleh menangis sekarang...' perlahan aku mengganguk.
Takuto kembali tersenyum padaku "anak baik"
Lalu ia pergi meninggalkanku. Tanpa menoleh, ia terus berjalan sampai pintu ruang tunggu tertutup. Jari-jariku bertaut saat pesawat mulai lepas landas. Aku memeluk diriku sndiri, seperti sesuatu akan hancur ketika aku melepaskan pelukan ini. Tapi aku harus sadar kalau aku tak boleh lemah. Takuto tak ingin aku menangis. Aku harus bertahan dengan sekuat tenaga agar hati ini tak hancur karena sakit.
Hari itu setelah mengantar takuto di bandara aku bersikap sperti biasanya. Sperti d saat sebelum taluto pergi. Aku juga terus menunggu dindekat telepon berharap telepon itu berbunyi, aku bisa mendengar suara takuto lagi.
Aaat itu aku terus menunggu seharian. Tapi tak ada satupun telepon dari takuto. Sampai akhirnya akupun tertidur di sana.
Matahari tak bersinar cerah hati itu, karena sekarang sudah memasuki musim gugur. Angin dingin masuk dari jendela yang terbuka. Aku bangun dari tidurku yang tak bermimpi. Aku menghela nafas panjang. Berusaha berpikir positif bahwa takuto sedang sibuk sekaranh. Aku menarik nafas panjanh sebelum akhirnya bangkit berdiri. Aku berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci muka. Namun langkahku terhenti saat mendengar suara TV di ruang tengah.
Aku diam mematung di depan pintu geser. Mataku tak sekalipun berkedip melihat nama yang tertera dalm berita pagi itu. Lututku terasa sangat lemas saat aku menemukan namanya 'fujikawa takuto'
Aku langsung jatuh terduduk, kedua orang tuaku langsung panik melihatku sperti itu. Aku tak bisa berkata apa-apa. Pikiranku kosong sekaranh. Pandanganku menerawang. Apakah ini mimpi? Aku hanya bisa berharap kalau ini hanyalah sebuah mimpi buruk.
Kedua orang tuaku membawaku ke kamar. Berusaha menjauhkanku dari berita itu. Namun samar-samar aku masih bisa mendengar suara penyiar berita yang terus terngiang di kepalaku
".... Pesawat boeing 538 telah mengalami kecelakaan kemarin di atas samudra pasifik. Di perkirakan tak ada satupun penumpang atau awak kabin yang selamat."
dah sejauh ini pagex...
@prasetya_ajjah blom jauh kok hahaha, banyak yg gk trtarik sama cerita ini
@Otsutsuki97S hahaha ntar malam gua kasih jatah #eh#plak
@Agova puk puk puk
@handikautama sip
Sebuah nama yang bagus Fujikawa Takuto, moga ga hanya tinggal nama !
selamat jalan Fujikawa Takuto ...
Yang ditinggal juga harus ingat tak ada yang abadi,
monggo dilanjut @soratanz