It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Daser
@freeefujoushi
@Sho_Lee
@mustajab3
@Joon Hee
@lulu_75
@JimaeVian_Fujo
@PCYXO15
@Tsunami
@ricky_zega
@Agova
@jimmy_tosca
@rama_andikaa
@LostFaro
@new92
@Otsutsuki97S
@billyalatas18
@delvaro80
@ramadhani_rizky
@Valle_Nia
@diccyyyy
@abong
@boygiga
@yuliantoku
@ardi_yusman
@fian_gundah
@Lovelyozan
@Rabbit_1397
Buat yang nggak mau diseret lagi, bilang ya.
Terima kasih udah membaca n mohon komentar membangunnya.
Selamat Membaca ...
"Adrian! Lo nggak apa-apa kan?" tanya Aldi ke gue.
"Gue nggak apa-apa kok Al." gue berusaha tersenyum ke dia. Walau hati gue gundah-gulana setelah ciuman nggak wajar di parkiran Gramedia kemarin.
"Kalo lo punya masalah, lo bisa cerita ke gue." ujar Aldi sambil tersenyum ke gue. Senyum Aldi itu loh bro, nenangin hati.
Gue rasa kedua sudut bibir gue udah mencuat keatas.
"Lo begadang tadi malam ya?"
Aldi emang selalu peka sama gue.
Gue cuman bisa ngangguk. Gimana gue mau bisa tidur, ketika gue harus menerima sebuah fakta bahwa bibir gue yang ganteng ini udah dicicipi sama ketua geng Yakuza Junior yang telah membuat seorang Adrian Aditya baper.
"Nah lo ngelamun lagi. Tapi nggak ada masalah?" sindir Aldi yang sontak bikin gue kaget. Dan gue nggak ngeh kalau Ibu Rahmi udah keluar kelas beberapa detik yang lalu.
"Hmmm..." gue menatap mata empat Aldi ragu. "Gue emang ada masalah, tapi gue nggak bisa cerita sama lo sekarang." ujar gue.
Dia memegang kedua lengan gue. "Gue nggak maksa lo buat ceritain masalah lo. Tapi, kalo lo butuh teman curhat, Aldi lo ini siap untuk mendengarkan setiap keluh kesah Adrian." ujarnya sambil menepuk dada.
Gue tersenyum malu-malu Tom. Sambil menoel hidungnya, gue lalu membuka ransel dan mengambil baju olahraga gue. "Thanks ya Al. Lo ada untuk gue, tapi gue nggak ada untuk lo." Entah kenapa perasaan bersalah gue muncul karena ninggalin Aldi kemarin.
Aldi hanya tersenyum ke gue yang tidak dapat gue jelaskan. "Nggak apa-apa kok." ujarnya tersenyum.
Gue blushing.
"Lo bawa baju olahraga kan? Ganti yuk!" Gue memegang tangan kiri Aldi sambil tetap menatap matanya.
"Lo duluan aja Rian, gue mau pinjam baju olahraga ke sebelah." Aldi menggaruk belakang kepalanya. Dia mencibirkan lidahnya. "Gue lupa bawa. Hehehe."
"Gue tungguin deh. Cepat pinjam sana!"
"Lo duluan aja Rian, ntar pak Hedy marah lagi."
"Lo nggak apa-apa kan?"
Aldi cuman mengangguk dan guepun berlalu ke arah toilet cowok yang ada disamping ruang kesenian. Secara toilet yang disamping kelas pada penuh semua, kan pergantian jam perlajaran. Gue malas kalo nanti bertemu seseorang yang udah berusaha gue hindari.
Guepun mengganti seragam gue dengan baju olahraga dengan cepat disebabkan karena jarak toilet ini yang jauh, serta guru Penjasorkes gue pak Marhedy yang terkenal dengan kedisiplinannya. Tapi walau tegas kayak tentara gitu, para cewek banyak yang demen diajar sama dia. Ckckck tuh pak Hedy bikin gue envy dah.
Setelah semuanya pada fix, guepun membuka pintu toilet dan ada seseorang di membelakangi pintu toilet. Dia nampaknya udah menunggu lama. Gue berdehem sehingga dia membalikan badan hingga gue bisa melihat wajahnya dengan sempurna. Dan seketika itu juga, memori ciuman kemarin berputar-putar di otak gue. Bullshit! Kenapa gue harus bertemu dengan orang yang pengen gue hindari sekarang.
Gue menelan ludah.
Askar.
Dia juga nampak terkejut dengan adanya gue di depannya. Dia nampak canggung. Dia gugup. Tapi bukan Askar namanya kalau dia tidak menampakan kesombongannya di depan gue, walau gue tau itu cuma acting belaka.
Gue memiringkan badan, memberinya jalan untuk masuk toilet dan melangkahkan kaki gue dengan cepat. Tapi langkah gue terhenti disaat dia memegang tangan gue.
Gue memandang matanya tajam supaya melepaskan pegangannya.
"Kita harus bicara.!"
Gue melepaskan tangan gue. "Maaf! Gue sama pak Hedy sekarang." ujar gue. Semua tau siapa itu pak Hedy, sehingga Askar melepaskan pegangannya di tangan gue.
Gue tau dia masih memandangi gue takala gue berlalu pergi.
Gue mempercepat langkah gue ke kelas untuk meletakan seragam dan berlari menuju lapangan.
Entah kenapa muka Askar terngiang-ngiang di benak gue.
Ah .... nampaknya gue gagal menjadi yang pertamax tiba di lapangan.
--
Guepun menyentuh bibir gue kembali. Entah kenapa gue kembali baper setelah pertemuan gue sama Askar tadi di toilet.
Perasaan gue seperti nano nano sekarang. Gue tau ciuman kemarin itu nggak bener dan gue emang pantas marah ke Askar yang udah ngerendahin gue. Tapi ada perasaan dari lubuk hati gue yang paling dalam meminta lebih dari itu. Lo tau maksud gue, gue pengen dilindungi dan dimanja oleh Asksr. Bahkan, gue merasakan gelombang kejut di dalam tubuh gue ketika dia ngantarin gue kerumah setelah adegan berani di parkiran itu. Jujur, gue merasa diri gue harus marah dengan tindakan Askar tapi ada dibagian tubuh gue yang lain yang menginginkan itu dari Askar.
Gue kembali memandang anak paskibraka sekolah yang sedang melaksanakan latihan persiapan upacara terakhir siswa kelas XII.
Disisi lain, gue bisa melihat Aldi dengan tim fotografernya sedang mencoba membidik sudut yang tepat untuk persiapan acara tersebut minggu depan. Dia nampak bersemangat, sehingga gue yakin senyum sudah terukir di bibir gue.
Dia memandang sambil melambaikan tangan ke arah gue. Gue merundukan kepala karena ketahuan menatapnya diam-diam. Aldi gue emang menawan.
Gue menoleh takala merasakan kehadiran seseorang. Aldo? Dia nampak memandang lapangan.
"Gimana khabar lo, Baik?" tanya dia tanpa memandang kearah gue.
Gue kembali memandang kearah lapangan, dan gue kehilangan Aldi.
"Baik. Lo?"
Dia terkekeh.
"Keadaan gue nggak pernah baik semenjak lo mendatangi kami waktu itu." Dia menekankan kata kami.
Gue memandangnya.
"Lo memberi pengaruh buruk dengan gang kami." Aldo kembali menekankan kata kami. "Lo tau, Askar lebih sering bersama lo belakangan ini. Dia tidak mengacuhkan kami lagi."
"Gang kami saat ini terpecah belah tanpa pemimpin, yang dianya sekarang lebih mementingkan rekan kerjanya. Kami berantakan itu semua karena lo!" Teriaknya pas didepan muka gue.
"Karena gue?" Gue terbelalak kaget.
"Tinggalkan Askar! Atau lo akan tau apa konsekuensinya." ujar Aldo yang gue yakin nggak main-main. Dia meninggalkan gue dan mata gue masih tertuju padanya.
Hanjing! Masalah ciuman dengan Askar belum selesai, sekarang datang pula masalah baru.
"Lo nggak apa-apakan?" ujar Aldi yang entah kapan udah ada dibelakang gue.
"Hmm... gue nggak apa apa Al." ujar gue seraya berbalik menghadapnya.
Aldi tersenyum ke gue.
Gue blushing lgi.
"Kita harus bicara." teriak Askar diarah jam sembilan. Gue sontak menatapnya yang tengah berjalan menuju gue.
"Ikut gue!" Askar langsung menyambar tangan kiri gue. Gue terhuyung. Tapi Aldi langsung menghadang Askar yang lebih tinggi dari gue dan dirinya.
"Lo jangan ganggu Adrian lagi!" ujar Aldi dingin.
Askar tesenyum mengejek. "Gue nggak ada urusan dengan lo, gue cuman ada urusan dengan Adrian."
"Lepaskan Adrian sekarang!" Teriak Aldi. Dan sontak tinju Aldi melayang ke muka Askar.
Askar melepaskan cengkramannya, dia menghapus darah dari ujung mulutnya dengan punggung tangan.
"Jadi mau lo apa?" tanya Askar yang langsung meninju Aldi.
Pertarungan yang tidak seimbang ini harus dihentikan. Gue yakin Aldi bakalan babak belur karena tubuh Askar yang jauh lebih besar dari tubuh Aldi yang notabene sebelas duabelas dengan badan gue.
Gue memegangi kedua tangan Aldi.
"Lepaskan Rian! Gue mau ngasih pelajaran bajingan yang telah menodai lo ini." Tangan kanan Aldi berhasil lepas dari pegangan gue, dan tinju Aldi berhasil ditangkis oleh Askar dan Askarpun meninju perut Aldi yang membuat Aldi terjungkal kebelakang mengenai gue. Guepun ikutan limbung jatuh bagaikan pohon ditebang. Kepala gue membentur lantai.
Dan pandangan guepun gelap.
--- tbc
R~
Hello guys! Aurora update lgi. Maaf karena gue bru bisa update hari ini karena kesibukan gue sebagai maba. Yaa taukan, ngurus ini ngurus itu, belum lagi ospek. So, gue harus membagi waktu lelah gue untuk buat ini cerita demi teman2 smua. Hohoho.
Soal part 11 ini gue mohon maaf sekali lagi kalo bnyk dri tmn2 gue yang nggak puas membacanya, karena terlihat asal-asalan dan ngebosanin. Oleh karena itu, supaya tmn2 smua nggk kecewa dengan cerita gue, gue memutuskan hiatus untuk sementara waktu sampai ospek gue selesai. So mohon pengertian tmn2 smuanya.
Gue akhiri ngalor ngidul gue yg nggk penting ini, n gue juga mohon vote n komentar temen2 semua. Oke.
Thanks 4 u all n selamat membaca. Sunt.
Regards
R~
ekwkwk
nohh yang kena pukul si rian.... Zzzzzzz
namanya ketuker itu.. Hehehe
Tuh kan bakal ada cinta segi 4... Hahaha