BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Abang-Kokoh (Raja-Robet)

sebelum, berharap lebih dari cerita ini. saya mau bilang menulis bukan bakat saya, saya hanya mau berbagi sedikit cerita yg pernah saya alami, dengan sedikit pengubahan supaya tidak terlalu curhat. maaf kalo ceritanya kurang bagus, atau cara penulisan kurang tepat... ^^
«134

Comments

  • Ooowh.. okeh...hehehe
    Ceritanya..??!!!
    Sya sudah siap baca...!!
  • puppies

    "Ja! hari ini kita jadi mengambil anak anjing yg kamu pesan?" Isi pesan singkat dari teman baikku eba, mengingatkanku mengambil anak anjing pesananku tiga bulan lalu, karena baru lahir aku harus menunggu selama tiga bulan. Dengan sigap aku membalas pesan eba. "OK ba! siap-siap ku jemput"

    ****

    Cuaca panas sepanjang jalan lumayan membuat kami mengernyitkan dahi dan mengeluh sepanjang jalan. matahari seolah mengiringi kami tepat diatas kepala, dan rasanya air segar bisa jadi penyelamat kami nantinya. setelah menempuh perjalanan lima belas menit akhirnya kami sampai dirumah pemilik anak anjing yg aku pesan. kami harus menunggu sebentar karena pemilik anjing sepertinya sedang keluar. (wah panas nunggu, lengkap sudah)

    "gimana ba? belum ada tanda munculnya?" tanyaku mendesak karena aku paling tidak suka menunggu.
    "ini dia sudah dekat, sabar sebentar ja" eba menunjukan layar ponselnya meyakinkanku.

    "ba? bang?" terdengar suara penuh semangat menyapa kami, dan ternyata suara dari orang yg kami tunggu. "sudah menunggu lama ya? maaf ya ba, bang. tadi ada perlu sebentar keluar." dengan ramah meminta maaf sambil menunjukkan senyum manisnya pada kami berdua, lalu mengajak kami masuk kerumahnya. rumahnya tidak terlalu besar tapi halamannya lumayan untuk memelihara anjing berukuran kecil.

    bunyi gong-gongan anak anjing mulai menyambut kami saat memasuki pagar rumah. pemilik anak anjing ini bernama robet, sosoknya sangat menunjukan bahwa dia keturunan etnis tionghoa, berkulit putih bersih dan memiliki mata sipit, tapi tidak terlalu sipit. sementara aku kebailikannya, dengan mata besar dan warna kulit sawo khas keturunan batak. aku belum mengenal robet secara pribadi, kami hanya saling mengenal satu sama lain kebetulan saat kami terlibat dalam acara perayaan Natal gabungan di daerah rumah kami tinggal.

    "bang raja, jadinya mau bawa yg mana?" robet menunjukan tiga anak anjingnya, dua kombinasi warna putih dominan hitam, dan satu putih. (aku harus ambil yg jinak dan tenang)
    "ba, yg mana?" memanggil eba untuk membantuku memilih anak anjingnya. "sama saja itu ja, semuanya lucu dan lincah" (ini anak gak nolong sama sekali)

    saat bertanya anak anjing berwarna putih datang menghampiri, aku dengan sigap mengangkatnya. "yang ini saja bet, kelihatannya dia suka denganku." (kamu nanti ikut aku ya, momo. nama yg cocok untukmu)

    "ok bang, sebentar sekalian dog food untuk sementara buat anak anjingnya bang raja." robet mengambil plastik lalu membungkus sedikit makanan anjing untukku. "oh, iya terimakasih bet. nomor rekeningmu berapa? aku transfer saja ya!" aku mengambil ponsel lalu memberikannya pada robet agar menulis nomor rekeningnya. "bang, robet minta kontak juga ya sekalian biar gampang nanti kontrol atau nanya soal anjingnya." meneruskan dengan menulis kontaknya

    "iya, bet. jaga-jaga nanti kalau sakit si momo ya."

    setelah aku melakukan transfer dan menyimpan dog food yg robet berikan, aku dan eba segera berpamitan pulang untuk menyiapkan tempat yg nyaman untuk anjingku momo.
    "bet, terimakasih ya" aku mengulurkam tangan untuk bersalaman. "iya bang raja, robet juga terimakasih sudah mau nunggu."
    setelah bersalaman aku dan eba berangkat untuk pulang, robet masih menunggu dengan senyum tulus dan lambaian tangannya dari belakang.

    "robet anaknya baik ya ba!"

  • @Daser segini dulu.. lanjut nanti
  • Hmmm.. Tidak punya bakat menulis ya...??!!! Apalgi kalo punya.. Hehehe...
    Penasaran sma ceritanya,,, masih belum ada gambaran,, hihi
    di mention ya kalo update..
  • Itu bagus ko, enak diliat juga. Lanjut please dikit bgt hehe
  • *Teman chatting*

    “Ja!!! Bangun, kamu tidak kerja hari ini, momo ajak keluar sana!” teriak mama dari dapur menggoncangkan tempat tidurku. Sekarang tiap pagi aku punya tanggung jawab tambahan sebelum berangkat kerja, yaitu mengajak momo jalan-jalan, karena mama sangat repot di pagi hari. Lagipula aku yang memutuskan untuk memelihara momo, jadi aku harus bertanggung jawab dan merawat momo dengan baik.

    ***

    Saat ini aku bekerja di sebuah bank swasta sebagai frontliner, jadi setiap pagi setelah momo aku ajak jalan-jalan aku bergegas bersiap bekerja, karena harus tiba jam 7 pagi. Biasanya selalu telat. “ma!! Raja berangkat kerja ya.” Sambil menggigit roti aku bersiap menyalakan motor matic kesayanganku berangkat kerja.

    Biiip...biiip... getaran ponsel meminta aku untuk membaca pesan masuk.

    Robet: Bang? Gimana anak anjingnya,sehat?

    raja: Iya bet, sehat

    Robet: jangan lupa rutin kasih obat cacing ya bang!

    Raja: oh.. ok bet, aku berangkat kerja dulu ya. Nanti kita chat lagi.

    Robet: iya bang raja,hati-hati ya!

    Aku bergegas berangkat setelah menutup obrolan singkat dengan robet. Kurang dari empat puluh lima menit aku sampai di kantor (jika tidak macet biasanya setengah jam sudah sampai, tangerang sekarang sudah mulai padat). Operasional kantor kami buka jam delapan lewat lima belas menit, jadi jam delapan aku sudah harus siap dengan rambut klimis dan senyum termanis untuk menyambut nasabah kami tiap pagi. Aku sendiri masih tidak percaya bisa diterima di bank ini, jujur dengan penampilan yg biasa saja untuk ukuran frontliner aku kurang tampan, tapi aku bersyukur dengan darah batak aku lahir dengan senyum manis yg bisa membuat bank ini menerimaku bekerja . dan waktu istirahat kami biasanya dimulai dari pukul 11 siang sampai jam 2 siang dan biasanya kami bergantian karena layanan pada nasabah tidak bisa berhenti. (kebetulan hari ini istirahat pertama)

    Jam 11 aku tutup layanan dan bergegas naik ke ruang makan untuk karyawan. Menyiapkan makan dan bergegas melihat layar ponsel. (karena tidak boleh bawa ponsel jadi tiap istirahat aku sibuk cek pesan dan sosial media yg aku punya)

    Ada satu pesan masuk jam 8 pagi tadi yg menarik perhatiankun

    Robet: bang raja sudah sampai kantor?

    Aku segera membalasnya karena kupikir penting

    Raja: sudah bet, maaf slow respon ya ini baru bisa cek ponsel jam makan siang.ada apa ya bet?

    Tidak lama, ternyata robet langsung membalas pesanku

    Robet: iya bang .sekarang ga kerja. Ga papa bang... iseng aja.^^

    Raja: oh, kamu memang ga kerja?

    Robet: kerjaan robet santai bang,Cuma duduk trus nelponin costumer. Banyakan main handphonenya si bang.haha

    Raja: oh enak,udah makan siang?

    Robet: belum bang kan baru jam 11, tapi sudah sarapan tadi pagi. Lagi makan ya bang raja? Makan siang apa bang?

    Raja: oh iya belum jam 12 ya. Hmmmh... care banget nanya-nanya makan...bhahaha...

    Robet: basa-basi aja si bang biar bisa akrab.

    Raja : hmmmh...kirain mau kirim makanan kan sudah dapet uang penjualan anjing kemarin.haha

    Robet: haha... boleh bang kapan bisa?? Ada bakmi enak bang di daerah gading.(sambil menunjukan photo)

    Raja: oh ok nanti kita atur waktu ya bet. Jumat malam besok aku bisa.

    Robet: iya bang, nanti janjian di gading ya

    .......................................................

    Kami mengatur waktu untuk makan agar bisa mengobrol lebih banyak, karena pesan terlalu singkat dan sangat terbatas. Dan sejak itu aku jadi sering mengobrol banyak hal lewat chat dengan robet, sangat menyenangkan bisa berteman dan akrab denganya, selain baik ternyata robet juga orang yg lucu dan mudah bergaul.(terlihat dari bagaimana dia memulai obrolan denganku). Padahal biasanya keturunan etnis tionghoa sangat pemilih dalam berteman. (tidak bermaksud menyinggung)
  • menarik nih cerita.
  • Ohh ternyata Robet yang deketin duluan haha. Yakin nih pemula? Bagus ko bahasanya. Tapi jangan dikit2 kalo update. Nanggung huhu
  • @SteveAnggara ini aja dua kali edit... update sesuai judul. kan perlu improve sedikit ceritanya. supaya gak curhat (based on true story)
  • wah udah mulai akrab nih ...
  • Waah.. asiiik niih...
    Ditunggu kelanjutannya... Hehe
  • *perhatiannya*

    Aku melihat jam sudah mendekati pukul 3 sore, jam dimana jam layanan berakhir dan pintu banking hall mulai ditutup, namun kami sebagai frontliner tetap melayani sisa nasabah yg memang masih menunggu dalam antrian. Hari jumat memang hari dimana nasabah berkumpul menjadi dua kali lipat lebih banyak dari hari biasanya. “pak andi, transaksinya sudah selesai ya,ada lagi yg bisa saya bantu?” (kalimat akhir layanan yg wajib ditanyakan setiap selesai transaksi)

    “tidak ada mas raja, terima kasih ya!” jawab pak andi yg hari ini kebetulan menjadi nasabah terakhirku. (aku masih berdiri sambil tersenyum sampai pak andi meninggalkan counter layanan)

    Aku segera merapihkan meja kerjaku dan menghitung uang tunai yg terkumpul dalam laporan akhir hariku. “uangnya banyak ka raja?” tanya tiara rekan frontlinerku. “iya nih ra, lumayan banyak. Biasa hari jumat, mudah-mudahan tidak selisih.” aku menjawab tiara sambil tetap fokus merapihkan uang yg ada di laci meja kerjaku. Karena sudah cukup mahir dalam waktu kurang dari 10 menit kerjaanku sudah selesai, dan tinggal menunggu jam pulang kantor jam 5 sore nanti.

    “ka raja!!! Sini photo bareng dong.” Teriak lia dari counter paling ujung.untuk kami para frontliner hari jumat adalah hari paling narsis khususnya bagian teller, karna untuk seragam pada hari jumat kami boleh menggunakan pakaian bebas tapi tetap dengan kesan profesional. Dan tiap jumat jadi momen kami mengabadikan photo dan mengupload ke sosial media (berharap banyak yg puji dan suka, alias OOTD an). Aku sebagai satu-satunya teller laki-laki tampan disini hanya bisa pasrah dan ikut bergabung bergaya kekinian dengan mereka. (merasa paling ganteng karena tellernya perempuan semua, paling saingan sama security)

    *biippp...biiiip*

    ponsel yg bergetar dan lampu led yg menyala mengalihkan perhatianku dan menunjukan kalau ada pesan masuk di ponselku. (aku segera membukanya, ternyata pesan dari robet)

    robet: bang raj, hari ini jadi kan makan di gading? Biar nanti cobain bakmie kalimantan.

    Raja: iya bet, jadi... makan gratis siapa yg nolak. (tertawa senang, tanggal tua ada yg mau kasih makan)

    Robet : ok bang raj... nanti kabarin kalau mau berangkat ke gading! Yayaya...

    sejak sering chat robet mulai memanggilku sesuka hatinya, tapi jadi menyenangkan karena aku termasuk orang yg terlalu serius sebelumnya

    Setelah semua pekerjaan selesai, aku bergegas menuju ruang ganti, merapihkan tas lalu bergegas berangkat menuju gading, dengan scooter matic merah yg selalu menemaniku kemanapun pergi. “bu silvi! Semuanya... raja duluan ya” aku berpamitan sebelum keluar kantor, dan beberapa rekan kerjaku memang masih disana, ada yg menunggu di jemput, ada juga yg janji pergi bersama karena besok kami libur kerja. Baru sampai di parkiran ponselku berdering dan tertulis marta di layarnya

    “marta: halo, ka raja... sudah selesai kerja?”

    “raja: iya ta, ini baru sampai parkiran mau ambil motor, kamu belum pulang?”

    “marta: belum nih ka, masih nunggu teman jemput. Ka raja mau pulang, makan dulu ka bareng aku!”

    “raja: wah, mau si ta. Tapi aku sudah ada janji sama teman mau ke gading. Maaf ya ta”

    “marta: oh... ga papa ka, dadakan juga soalnya. Tapi besok jadi kan bareng marta ke acaranya oca?”

    “raja: oh iya, nanti aku jemput jam 3 sore ya ta. Aku berangkat dulu ya ke gading, kamu pulang hati-hati ya!”

    “marta: ka raja juga hati-hati ya”

    Aku mengenal marta saat mengikuti acara gathering frontliner beberapa bulan yang lalu, gadis manis berkulit putih berdarah jawa yg sempat menarik perhatianku, tapi aku sendiri sadar sekedar tertarik saja tidak cukup untuk mengisi kekosongan hatiku. sahabatku memilih untuk mengambil kekasihku dan membuat hubungan kami jadi berantakan, bahkan setiap kali mengingat kejadian itu rasanya dadaku akan mulai berdegub keras seolah jantungku ingin keluar dari rongga dadaku. Sahabat yg selalu ku percaya, dan gadis yg aku cintai dengan tulus sekarang berdiri diatas rasa sakitku, dengan alasan aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. (seandainya ada doraemon aku ingin minta mesin waktu dan kembali memperbaiki semuanya). Namun, Aku termasuk orang beruntung karena meskipun tidak mudah untuk mengisi kekosongan hatiku, aku punya sahabat-sahabat yg sangat konyol, dan mereka selalu membuat setiap masalah jadi bahan tertawaan kami. Jadi kalau ada masalah, masalahnya kami tertawakan bersama supaya hilang.

    ***

    Tidak terasa aku menempuh perjalanan tiga puluh menit dan sudah sampai di daerah gading, tepatnya aku sedang menunggu di sebelah rumah sakit betshaida gading serpong. Aku belum melihat robet, dan ternyata aku lupa mengirim pesan sebelum berangkat dari parkiran. Aku segera mengambil ponsel dan menelpon robet.

    “raja: bet maf tadi lupa bilang. Aku sudah di gading, di sebelah betshaida”

    “robet: robet juga sudah jalan bang raj, nunggu pesan lama ya langsung jalan, 5 menit sampai bang”

    Lima menit setelah menutup percakapan kami lewat telepon akhirnya robet sampai di tempat aku menunggu, segera kami bergegas menuju tempat makan yg robet maksud. Kami berjalan beriringan dengan motor kami masing-masing, menuju tempat makan di pasar modern gading. Memang disana ada banyak tenda-tenda makanan dan terlihat makanan yg mereka jual di dominasi masakan dari daerah kalimantan, dan penjualnya pun hampir semua keturunan tionghoa asal kalimantan.

    “bet, ini kita di tiongkok ya?” dengan polos aku bertanya. “bang raj baru pertama kali kesini? Tenang koh, robet sudah sering kesini, koh raja tunggu ya nanti robet pesan makanannya” (koh? Ini anak panggil aku kokoh?). robet beranjak dari tempat kami duduk dan memesan makanan, cara pesannya memang biasa, tapi bahasanya yg jadi tidak biasa. Mereka memakai bahasa asli dari kalimantan, aku lupa sebutannya antara khek, atau hokian. Lagi-lagi aku hanya bisa diam karena tidak mengerti apa yg dia pesan, asalkan makanan enak pasti ku makan. “robet sering kesini bet?” aku langsung bertanya segera setelah dia duduk di depanku. “iya koh” sambil menunjukan senyum anehnya. “aduh, jangan panggil koh bet kurang cocok” (aku mendesak karena terdengar aneh). “robet sudah pesen bakmie kesukaan robet koh raj...teman-teman yg lain juga suka obet ajak koh” lagi-lagi sambil tersenyum, sengaja karena tiap memanggil koh aku menunjukan ekspresi aneh.(terserahlah aku rasanya harus mulai terbiasa)

    Sesuai rekomendasi robet, bakmie disini memang lumayan enak ditambah hari ini aku makan gratis, jadi makin enak rasanya. Kami makan sesekali sambil aku bertanya tentang apa yg dia kerjakan dan dimana kantor dia bekerja, ternyata lokasi kantornya ada di daerah pergudangan jatake, lumayan jauh dari sini. Kami juga banyak bercerita tentang teman-teman kami yg kami kenal saat acara festival natal gabungan di daerah kami, aku juga mengenal beberapa teman gereja robet, dan menanyakan kabar mereka. “gimana koh bakmienya, enak kan?” lagi-lagi dengan senyum meledeknya. “iya bet, enak... lain kali kita kesini lagi ya, tempatnya lumayan nyaman walapun warung tenda” aku tersenyum balik tanda terima kasih untuk makanannya. “koh, besok liburkan? Kita ke SMS sebentar boleh, kan suka ada acara live musik koh!!” dengan wajah semangat meyakinkanku pergi.(sudah malam ini, tapi besok aku kan libur juga) *SMS:mall daerah gading*

    “boleh bet” aku mengiyakan ajakannya dan segera berjalan menuju tempat kami parkir. “kita satu motor koh, parkir disini aman, Tenang.” Berjalan menuju motornya mengambil helm. (ternyata motorku yg jadi korban). Kami menghabiskan waktu cukup lama mengobrol kesana kemari, dari mulai hobi, mimpi dan banyak hal yg ingin kami raih. Hal paling menggelikan adalah ketika kami bercerita tentang beberapa gadis yg kami sukai saat acara natal gabungan, dan ternyata kami menyukai orang yg sama. Dalam waktu yg singkat kami sudah tidak canggung dan sudah sangat akrab seperti sahabat lama yg baru bertemu kembali. Robet lebih sering bertanya soal pekerjaan dan rencana dia menggapai mimpinya.(secara tidak langsung aku menjadi mentornya di usianya yg memasuki 20 tahun dan aku 25 tahun).......

  • Seperti biasanya anak muda umumnya, aku mengerti saat ini banyak keinginan yg dia pikirkan dan ingin dia capai, kuliah juga kerja juga, punya mobil juga dan aku sebagai orang yg lebih dewasa mendukung dan mengarahkannya, tapi tetap keputusan robet yg akan mengambil. Tanpa terasa waktu sudah hampir tengah malam, saat kami asik mengobrol. “bet, sudah malam, kita pulang ya”aku langsung berdiri menepuk pundaknya. “iya koh, jangan bosen-bosenya main sama obet?” mengeluarkan senyum andalannya. Kami bergegas pulang menuju parkiran untuk mengambil motor robet, sepanjang perjalanan pulang kami beriringan sambil tetap mengobrol sepanjang jalan. Kebetulan rumah kami searah dan baru berpisah di depan komlek rumah robet. “koh, makasih ya hari ini. Hati-hati ya, kalau sudah sampai rumah tolong kabarin obet!”.(perhatian juga ini anak)

    Aku melambaikan tangan lalu bergegas pulang ke rumah, sampai dirumah ternyata ponsel berisi dua pesan dari robet. (tertawa geli melihat kelakuan ini anak)

     

    PING!!! PING!!! Udah sampe mana koh???

    Dimana dah???
Sign In or Register to comment.