It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@boybrownis
oke bro.....makasih hehehe ....aku biasa aja kok bro haha )
@syafiq
iyaaaa mamanya lucu hihi...kepingin ibu q kyk gitu...km tiru aja klu pacaran sm bf km, aku jg mau niru tp aku takut ketinggian (
@littlemark04
sadis bgt si Dimas....ayo sama2 mukul dimas mas haha )
@harya_kei
memang pasangan aneh mereka...haha tp kan romantis bro
@Akang_Cunihin
iya romantis....iyaaa kasihan si Alfa
@lulu_75
@haha5
Si dimas memang Aneh
@Agova
@_abdulrojak
@Rifal_RMR
@JimaeVian_Fujo
@lulu_75
@Aurora_69
@harya_kei
@3ll0
@Otho_WNata92
@hyujin
@j4nji
@rizal_91leonardus
@Rikadza
@lucifer5245
@abyyriza
@terry22
@rama_andikaa
@Gabriel_Valiant
@ramadhani_rizky
@Akang_Cunihin
@Sho_Lee
@raw_stone
@Rars_Di
@haha5
@haikallekall
@ffirly69
@gilang22
@viji3_be5t
@LostFaro
@nakashima
@kie_kow
@littlemark04
@akina_kenji
@Daser
@sn_nickname
@Vanilla_IceCream
@Dhi96
@Greent
@Toraa
@jimmy_tosca
@cansetya_s
@tianswift26
@zenfonepro
@bapriliano
@cela
@dadannnnnnn
@bagastarz
@Agova
@syafiq
@sonyarenz
@delvaro80
@Badguydrunkby6
@boybrownis
“ hatiku hilang di dasar samudera. cintaku temukan kembali saat kau menyinari hidupku. bagiku kaulah yang membuat dunia indah. mewarnai hari-hariku, sempurnalah jiwaku, bahagia bersamamu....”
Dimas bersenandung mengikuti suara Andrea yang terdengar melalui radio. Alfa terus tersenyum mendengar cowok manis itu bernyanyi. Ia tidak keberatan mendengar Dimas bernyanyi.
Ia bahkan senang, karena Dimas memiliki suara yang cukup merdu. Dan lagu yang saat ini Dimas dendangkan sangat pas mewakili isi hati Alfa, bahwa dia bahagia bersama Dimas.
“Memang kita mau kemana?” tanya Dimas karena sejak tadi Alfa tidak mengatakan kemana mereka akan pergi.
“Arena bowling, ngumpul sama teman-temanku,” balas Alfa.
Tak berapa lama mereka tiba. Di sana sudah ada David, Aryo, Reno.
“Hei, akhirnya nongol juga kalian,” sapa David merangkul pundak Alfa.
“Apa kabar Dimas?” ada sedikit nada menggoda dalam suara David saat menyapa Dimas.
“Baik,” balas Dimas cuek.
Setelah memperkenalkan Dimas lebih lanjut kepada Aryo dan Reno mereka pun mulai bermain.
Dimas yang memang tidak terlalu tahu permainan bowling hanya duduk saja melihat Alfa, David, dan Reno .
“Kamu gak ikut main?” tanya Aryo menghampiri.
“Aku gak bisa main bowling,” balas Dimas.
“Minta Alfa ajarin , dia jago banget main bowling,” jelas Aryo.
“Hm, yang ada dia curi-curi kesempatan terus,” cibir Dimas sambil memperhatikan Alfa yang tengah melempar bola.
“Dulu waktu masih sama Sheila,mereka sering banget ke sini,” .
“Sheila?” tanya Dimas.
“Iya. Mantan pacarnya Alfa dulu,”
Sheila? Mendengar nama itu entah kenapa ada rasa cemburu di hati Dimas. Dan lagi, kenapa Aryo ini mengungkit-ungkit tentang mantannya di depan Dimas?
“ Jadi dia dulu punya pacar cewek ” kata Dimas dalam hati.
“Oh,” gumam Dimas kemudian berjalan pergi menuju arena permainan. Aryo pun menyusul Dimas dan tersenyum melihat ekspresi cowok itu. Jelas sekali ia cemburu.
“Mau main?”ajak Alfa.
“Boleh, tapi awas ya, kalau macam-macam,” balas Dimas sambil mengancam. Ketiga sahabat Alfa yang ada di arena pun tersenyum mendengar ancaman itu.
Alfa kembali mengajari Dimas bermain bowling. Jika dulu dia tidak akan berani berdiri terlalu dekat dengan Dimas, sekarang tidak lagi.
Ia malah semakin merapatkan tubuhnya saat mengajari Dimas, membuat cowok manis itu jengkel.
Buuukkkk.... tonjokan keras menghampiri perut Alfa.
“Udah dibilangin jangan macam-macam,” ucap Dimas berbalik memandang Alfa yang meringis kesakitan.
“Al, kayanya kamu pacaran dengan preman pasar deh, bukan anak SMA,” ledek Reno menyaksikan itu.
“Bener Banget, nih anak ganasnya bukan main, kemarin dia dorong aku sampai jatuh dari pohon,” jelas Alfa, teman-temannya tertawa geli sementara Dimas memalingkan wajahnya, malu.
“Ngapain kalian di atas pohon?” tanya David ingin tahu.
“Gak ngapa-ngapain. Ayo main lagi,” pinta Dimas mengalihkan pembicaraan.
Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya Dimas mulai bisa melemparkan bola dengan benar.
Bosan dengan permainan yang monoton, David mengajak mereka bertaruh.
“Kita taruhan, Berpasangan. Yang kalah harus traktir yang menang. Gimana?” tawar David.
“Setuju,” balas mereka.
“Tunggu, gak seru kalau taruhannya cuma traktiran,” Dimas buka suara. Ketiga sahabat Alfa memandang heran padanya. Hanya Alfa yang tahu, cowok manis ini pasti merencakan hal ekstrim.
“Apaan dong?” tanya Reno ingin tahu.
“Yang kalah, kita hukum. Mulutnya ditutup, lalu sambil memegang kertas bertuliskan "BERI AKU PELUKAN". Nah dia harus mencari lima orang yang mau meluk dia. Entah itu cowok, cewek, orang tua, siapapun. Tapi harus lima orang. Gimana?” tantang Dimas.
Alfa dan teman-temannya memandang takjub pada Dimas. Ada-ada saja ulah cowok manis itu. Tapi mereka juga tertarik dengan tantangan yang diajukan Dimas.
“Ok,” jawab mereka kompak.
Permainan dimulai. Alfa berpasangan dengan , Reno. Sementara Dimas berpasangan dengan Aryo. David hanya menjadi penonton setia. Awal permainan, Alfa berhasil mencetak banyak poin untuk timnya.
Hal itu membuat Dimas gusar. Karena itu saat Alfa akan melempar bola, dengan sengaja Dimas menyenggolnya sehinga lemparan Alfa meleset.
“Dimas...” pekik Alfa, “Jangan curang dong.”
“Idih siapa yang curang, aku kepeleset kok.”
Permainan terus berlanjut. Skor menjadi seimbang. Lemparan terakhir, Dimas yang akan melakukannya. Alfa tidak rela jika cowok manis itu harus menang. Ia ingin membalasnya.
Maka saat Dimas akan melempar ia berencana menggagalkannya. Namun bukan Dimas namanya jika tanpa persiapan. Ia berteriak pada Aryo untuk menahan Alfa.
“Pegangin Aryo, jangan sampai lepas,” teriaknya. Dengan sigap Aryo memegangi Alfa.
“Hei, apa-apaan lo Aryo,” gerutu Alfa.
“Sorry Al, kita mau menang. Ini memang rencana Dimas buat ngerjain kamu,” balas Aryo sambil terkekeh geli.
“Dimas...” pekik Alfa sambil melotot ke arah cowok manis itu. Dimas melambaikan tangan mengejeknya. Ia mulai melempar dan, STRIKE.... kemenangan untuk tim Dimas.
“Yeah....” jeritnya girang sambil melompat. Aryo pun melepaskan Alfa. Ternyata mereka memang berkomplot untuk menjahili Alfa. David tidak bisa berhenti tertawa melihat Alfa dijahili habis-habisan.
“Jadi kalian memang sengaja?” tanya Alfa dongkol.
“Yup, sorry Al,” ucap Aryo sambil menahan tawa.
“OK, baby... sekarang terima hukumanmu,” Dimas berkata manja namun terlihat sekali ia puas berhasil memperdaya Alfa.
“Kamu itu ya, Ayo Reno kamu juga... “ desis Alfa jengkel, namun ia hanya bisa pasrah menerima.
" Sorry ya Alfa, Reno tidak boleh ikut hanya kamu yang menerima hukuman " Kata Dimas sambil tertawa.
" Hah, Tidak bisa kan aku sama Reno " kata Alfa dengan nada kesal.
" kalau kamu tidak mau, aku pulang aja dan mulai menjauhi kamu " kata Dimas dengan mengancam.
" Baiklah " jawab Alfa dengan nada pasrah
Dimas menutup mulut Alfa dengan sapu tangannya. Kemudian mengeluarkan kertas dari tas sekolahnya dan menuliskan kalimat ’BERI AKU PELUKAN’ dengan besar agar dapat
dibaca.
“Ok, sekarang kamu keliling Mall, cari lima orang yang mau meluk kamu. Ingat, jangan bersuara,”perintah Dimas, Alfa menatap jengkel padanya.
Sementara teman-teman Alfa menahan tawa mereka melihat pria itu dikerjai pacarnya.
“GO..go....” perintah Dimas, dan Alfa mulai berjalan mencari orang yang mau memeluknya.
Dimas dan yang lainnya mengikuti dari belakang. Berkali-kali mereka tertawa karena semua orang terlihat menghindari Alfa. Mungkin mereka takut. Orang aneh mana yang menutup
mulutnya dan minta dipeluk?
“Ide kamu ini emang gila Dim,” ucap David.
“Benar. Gak pernah sekalipun Alfa mempermalukan dirinya seperti ini,” timpal Reno.
“Sekali-sekali orang cool itu harus dikerjain,” balas Dimas seenaknya.
Mereka kembali memperhatikan Alfa yang masih berusaha. Sudah dua orang yang bersedia memeluknya. Hanya butuh tiga orang lagi untuk terbebas dari hukuman gila ini, pikirnya.
Tiba-tiba tiga orang waria menghampiri Alfa. Mereka membaca tulisan yang dipegang Alfa.
Dengan bersemangat ketiganya bersedia memeluk pria itu. Namun tentu saja, Alfa yang merasa geli jika dipeluk mereka.
Dengan segera Alfa berlari menghindari tiga waria itu.
Tapi sepertinya ketiganya tidak mau menyerah. Mereka malah ikut berlari dan semakin gencar ingin memeluk Alfa. Tak pelak kejadian itu menjadi tontonan menghibur bagi semua pengunjung Mall.
“Eh, lekong, mau kemane, sindang dong neq, eike peluk,” teriak seorang waria sambil berlari mengejar Alfa disusul kedua temannya. Dimas dan teman-teman Alfa tertawa terbahak-bahak menyaksikan adegan Alfa dikejar banci.
“BUAHAHA... baru kali ini aku lihat ada banci ngejar cowok. Biasa banci dikejar satpol PP, lah ini...” gumam Reno tak bisa menahan tawanya.
“Gila kamu Dimas...parah...” timpal David.
Setelah puas tertawa, mereka menyusul Alfa yang ternyata kembali ke arena bowling.
Mereka mendapati Alfa tengah duduk di meja pesanan dengan wajah dongkol yang bercampur dengan rasa kesalnya.
“Puas, ngelihat aku dikejar-kejar waria begitu, Hah?” ucap Alfa kesal, lebih ditujukan pada Dimas, karena ia yang punya ide gila itu.
“Banget...” balas Dimas tanpa rasa bersalah membuat Alfa semakin kesal.
“Anak ini, kemari kamu...” Alfa merangkul Dimas dan mulai menggelitik pinggangnya membuat Dimas meronta dan memohon untuk dilepaskan.
“Ampun..ampunnn...sorryyy..” teriak Dimas namun Alfa belum puas.
Teman-teman Alfa hanya tersenyum menyaksikan ulah mereka.
“Al...” sapa sebuah suara. Semua orang menatap ke arah pemilik suara itu. Begitu juga Alfa yang langsung menghentikan aksinya.
“Sheila?” ucap mereka bersamaan.
Sheila? Pikir Dimas. Jangan-jangan ini mantannya Alfa? Tebaknya. Dimas memperhatikan gadis cantik yang berdiri di hadapannya. Sheila terlihat seperti seorang model.
Dengan tubuh tinggi semampai, mata coklat dan kaki jenjang yang sempurna.
Dimas kalah jauh jika dibandingkan dengan gadis itu, karena dia cowok sama seperti Alfa. Tiba-tiba saja perasaan aneh muncul dihati Dimas.
“Ada apa?” tanya Alfa. Suara Alfa membuyarkan lamunan Dimas. Perlahan raut wajah Sheila berubah sedih. Ada apa ini? Batin Dimas.
“A..aku hamil Al,” mendengar pengakuan Sheila, Sahabat Alfa begitu terkejut.
Seketika langit terasa runtuh menghantam Dimas.
“Aku hamil dan kamu ayah dari janin yang ada di perutku Al,” jelas Sheila dengan suara lantang. Wajah Alfa memucat. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya saat ini.
“Tapi..”
“Kamu ingat empat bulan lalu kan? Itu pertama kalinya buat aku dan setelah kita putus aku gak pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Tadinya aku pikir semua bakal baik-baik
aja, tapi nyatanya aku hamil Al,” jelas Sheila panjang lebar.
Alfa mendesah frustrasi, ia bingung. Namun seketika ia menyadari sesuatu.
“Dimas...” panggilnya dan mendapati cowok manis itu diam bagai patung. Alfa tidak dapat menebak ekspresi apapun di wajahnya.
“Dim..” panggil Alfa sekali lagi sambil menyentuh pundaknya. Dimas tersadar, ia menatap Alfa. Ekspresinya benar-benar tak terbaca.
“Dim, aku..”
“Hah? A..aku...” Dimas pun tidak dapat mengeluarkan suaranya.
“Maaf, kamu pasti Dimas pacarnya Alfa kan?” Sheila berbicara padanya. “Aku tahu ini berat buat kamu dan juga kamu lelaki sama seperti Alfa, tetapi Dimas Aku punya permintaan, aku minta kamu..” Sheila mulai sesenggukan. Tidak ada satupun yang menyela suasana saat itu.
“Tidak usah kamu katakan, A...ku mengerti, Permisi Aku mau pulang,” suara Dimas terdengar aneh, bahkan di telinganya sendiri. Ia seperti menahan ledakan dahsyat di tenggorokannya.
“Biar aku antar,” ucap Alfa, namun Sheila menahannya.
“Al, kita harus selesaikan masalah ini,”
“Iya, oke, tapi aku antar Dimas dulu,” pinta Alfa.
Namun Dimas menolak, “Aku bisa pulang sendiri,” ucapnya, sambil berjalan pergi dari tempat itu.
“Dimas...” panggil Alfa ingin mengejar, namun tangannya di tahan Sheila, “Al, kita harus bicara..” desak Sheila dan Alfa benar-benar bingung dengan situasi ini.
“Biar aku antar Dimas,” ucap David sambil mengejar cowok manis itu.
Sheila Hamil? Kata-kata itu terus terngiang dibenaknya. Dimas berjalan limbung. Kakinya seolah tak mampu menahan beban tubuhnya.
Baru saja ia merasakan kebahagiaan, dan kini seketika semua hancur berkeping-keping. Ia ingin berteriak, menangis sejadi-jadinya namun tidak di sini, di depan orang-orang.
“Dim,” David memegang pergelangan tangannya, menahan langkahnya, “Biar aku antar,” Dimas menatap David sendu,
“Gak usah, aku bisa pulang sendiri,” balas Dimas sambil
melepaskan tangannya dari cengkeraman David.
“Taksi...” teriaknya, kemudian masuk ke dalam taksi yang berhenti tepat di depannya.
David hanya bisa menyaksikan kepergian cowok manis itu tanpa bisa berbuat apapun. Ia tahu Dimas pasti sangat terpukul dengan kejadian ini.
“Mana Dimas Vid?” tanya Alfa saat David kembali. David hanya menggeleng.
“Gimana keadaannya?” tanya Alfa lagi,”Parah Al,” balas David. Alfa hanya bisa menangkupkan tangan ke wajahnya, frustrasi.
Sepanjang perjalanan otak Dimas tidak henti-hentinya memikirkan peristiwa tadi. Baru saja ia menikmati indahnya cinta pertamanya, namun seketika semua sirna. Dimas tidak meyangka Alfa adalah sosok seperti itu.
Ia pikir selama ini, Alfa adalah sosok yang penyayang dan sangat bertanggung jawab, tapi kenyataannya, Dimas tidak sanggup lagi berpikir.
Begitu tiba di rumah, ia segera berlari menuju kamarnya. Bahkan panggilan mama pun tidak ia gubris.
“Dim, Mama buat resep baru nih, mau coba gak?” teriak mama, namun Dimas tidak peduli. Ia ingin sendiri, menumpahkan semua kesedihan dan rasa sakit di hatinya.
Ia membanting pintu kamar, menyandarkan tubuhnya di balik pintu. Seketika tubuhnya merosot di lantai. Perlahan ia mendengar suara aneh, yang kemudian ia sadari adalah suara isak tangisnya.
Ya, Dimas menangis. Ini pertama kalinya ia menangis untuk orang lain. Padahal sejak berumur dua belas tahun, ia sudah berhenti menangis. Tapi kenapa saat ini justru ia menangis.
Perlahan airmatanya menetes membasahi pipi. Semakin lama ia tidak mampu menahan semua, dan tumpahlah semua kesedihannya.
Dimas menangis sejadi-jadinya. Bahkan sampai waktunya makan malam pun ia tidak keluar dari kamarnya. Ketukan mama di pintu kamar pun tidak ia hiraukan.
Ia hanya berbaring dan menahan tangisnya dengan bantal agar tidak terdengar.
Ponselnya terus menerus berdering. ia tahu itu pasti Alfa. Tapi ia sama sekali tidak ingin mengangkatnya. Ia masih belum sanggup berbicara dengan Alfa.
Di kamarnya berkali-kali Alfa mengerang marah karena cowok manis itu tidak mau mengangkat teleponnya. Hingga akhirnya ia berhenti mencoba. Mungkin besok di sekolah ia bisa berbicara dengannya, pikirnya.
Sepanjang malam Dimas menangis. Hatinya benar-benar sakit. Alfa, orang yang berhasil membuatnya jatuh cinta justru membuatnya patah hati hanya dalam hitungan hari.
Ia yakin besok pagi matanya pasti membengkak.
“Katanya kamu Gay, kamu menyukaiku, mencintaiku, bahkan kamu cemburu kepada orang yang bahkan kamu tidak tahu tetapi kenapa??” batin dimas dalam hati sambil menangis
“ KENAPA KAMU BOHONGIN AKU ALFA?..” pikir Dimas dalam hati
Dimas pun menangis dan menangis, namun ia tidak peduli, yang saat ini ingin ia lakukan hanyalah menangis.
Mengeluarkan semua rasa sesak di hatinya, berharap esok, semua akan kembali normal seperti biasa.
BERSAMBUNG
MAaf ya Part ini mengejutkan kalian pas adegan lucu tiba2 mengejutkan kalian dengan Adegan bahwa sheila hamil karena Alfa. (
like dan komentarnya tetap dipertahankan ya, nanti aku akan update hari ini kalau likenya lebih dari 12 ...kalau likenya sama updatenya besok aja hehe
MAKASIH buat pembaca memberikan like dan komentar aku sayang kalian semua.
TETAP PERTAHANKAN LIKE DAN KOMENTAR
SELAMAT MEMBACA
Mending pacaran ma gw ajh yuk
Mending pacaran ma gw ajh yuk