BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Cinta Kaleng Soda [ TAMAT+UPDATE EPILOG ]

2456765

Comments

  • download addons annoymox dulu ya q coba...trs bukanya pakai mozilla firefox kan?? bkn opera?
    @pangeran_awan99
  • makasih ya q uda bisa buka nih
    @pangeran_awan99
  • edited June 2015
    Part 1

    Cuaca siang itu benar-benar panas. Dimas berjalan seorang diri ke rumahnya. Berkali-kali ia menyeka keringat yang mengucur di dahinya. Tadinya ia akan ikut bersama dengan teman-temannya untuk mencicipi kue di cafe yang baru saja di buka, yang tidak jauh dari sekolahnya.

    Namun rencana itu gagal total karena mood Dimas menjadi sangat kacau. Ini semua karena resek Anton, membuat Dimas semakin kesal. Jika saja Anton tidak memulai pertengkaran, maka hal itu tidak akan terjadi.

    Ia tidak akan dihukum membersihkan Laboratorium Biologi bersama Anton, dan moodnya tidak akan sekacau ini. Tiba-tiba matanya menangkap sebuah kaleng soda di tengah jalan. Dengan segenap kekuatan untuk melampiaskan rasa kesalnya Dimas menendang kaleng soda itu sambil berteriak

    “ Dasar cowok resek !!!”

    “ Plak....”

    Kaleng soda yang ditendang Dimas mendarat tepat di dahi seorang cowok yang baru keluar dari mobil.

    “ Auch...” teriak Alfa sambil memegang dahinya. Dimas menajamkan pandangannya.

    “ Mati gue ! “ pekik Dimas sambil ketakutan.

    Alfa memungut kaleng soda yang sudah menghantam dahinya dengan sukses dan membuat dahinya memar merah. Tak butuh waktu lama, ia sudah menemukan pelaku kejahatan yang dengan ganas sudah melukai dahinya. Ia memandangi Dimas dengan wajah marah yang membuat Dimas tidak berkutik di tempatnya berdiri. Dengan langkah tegas, Alfa mendatangi Dimas.

    “ Aduh beneran tamat riwayat gue,” pekik Dimas dengan suara tertahan.

    Berbagai alasan mulai muncul di kepala Dimas. Minta maaf, jangan mengaku, tetap diam, pura-pura gak tahu, tapi tak ada satupun yang bisa ia gunakan untuk menyelamatkan diri.
    Ia pun makin panik melihat wajah garang Alfa semakin dekat padanya.

    Begitu berada dihadapan Dimas, sejenak Alfa terpaku. Ia memandangi wajah polos seorang cowok dan berwajah manis yang notabane SMA yang ada di depannya itu. Entah mengapa ada getaran aneh di dadanya saat memandangi Dimas dengan tubuh mungil berkulit putih mulus dan rambutnya yang berponi hitam legam seperti boyband korea.

    Ya Alfa seorang Gay yang menyukai seorang cowok. Dia hampir belum menemukan cowok yang menggetarkan hatinya saat ini.

    Cinta pada pandangan pertama? Hah! Hal yang tidak pernah dipercayainya, namun sepertinya sekarang, itu terjadi padanya. Sifat usilnya tiba-tiba saja muncul. Alfa ingin
    membuat cowok manis ini takut dan membuatnya meminta maaf. Agar ia bisa lebih mengenal Dimas.

    “Heh,, kamu kan yang lempar kaleng soda ini? ” tuduh Alfa dengan nada yang sengaja dibuat
    seram.

    “E..enggak kok,” Dimas mencoba menyangkal.

    “Gak usah bohong, gak ada orang lain lagi yang lewat sini kecuali kamu.”

    “Ah, masa.. kamu salah orang kali,”

    “Idih, udah salah, ngeles lagi. Ngaku aja, kamu kan yang lempar kaleng ini?” bentak Alfa
    membuat hati Dimas menciut.

    Dimas memandangi wajah garang Alfa kemudian bergumam pelan, “Gak lempar kok, tapi nendang.”

    “Apa?” teriak Alfa yang ternyata mendengar gumaman tak jelas Dimas. Cepat-cepat Dimas menggeleng.

    “Wah, tubuh mungil begini tenaga kamu kuat juga ya, kayak kuli panggul,” ejeknya membuat Dimas membelakkan mata.

    ““Apa? Kuli panggul? Eh, kalo ngomong tu dijaga ya!”

    “Gini-gini aku cowok tahu !! “ bentak Dimas.

    “Wah, berani kamu ya, udah salah nyolot lagi,”

    “Iya, gue yang nendang kaleng itu, terus mau lu apa?” balas Dimas dengan suara menggelegar membuat Alfa berdecak kagum dengan cowok manis ini.

    “Good, kalau tahu salah, berarti kamu tahu apa yang mesti kamu lakukan, ya kan?”

    Dimas menatap garang pada musuh barunya itu. Tadinya ia berpikir akan minta maaf, namun mendengar ejekan Alfa yang mengatainya sebagai kuli panggul, harga diri Dimas sebagai cowok merasa di injak-injak. Apa? Kuli panggul? Halo.. ada orang gak sih, tu cowok buta gak sih? Masa cowok sekeren Dimas ini walau banyak yang mengatakannya manis tapi dikatain kuli panggul, jatuh pasaran Dimas.

    Mendapat tatapan garang dari cowok manis yang ada di depannya membuat Alfa tersenyum. Berani juga cowok ini, batinnya memuji kenekatan Dimas.

    “Hah.. lu mau gue ngucapin kata... “ Dimas sengaja menggantung ucapannya, membuat cowok yang ada dihadapannya menaikkan sebelah alis menunggu ucapan Dimas selanjutnya.

    “Jangan harap...” teriak Dimas dan segera mengambil langkah seribu.

    “Hei...” teriak Alfa yang menyadari ulah Dimas sambil berlari mengejarnya.

    “Aahhh.........” teriak Dimas menyadari Alfa yang ternyata berlari mengejarnya dan tidak
    berniat melepaskannya.

    “Berhenti.............” teriak Alfa lagi dan dibalas dengan teriakan yang tak kalah kuat dari
    Dimas,”Ogah.....”

    Terjadilah adegan kejar-kejaran layaknya film action. Beberapa kali Dimas hampir tertangkap. Untunglah arena permainan adalah wilayah kekuasaan Dimas, jadi ia tahu jalan mana yang aman untuk dilalui dan tempat mana yang bisa ia gunakan untuk bersembunyi. Hampirsetengah jam sudah mereka terus bermain kucing dan tikus. Dari balik pagar sebuah rumah, Dimas memperhatikan Alfa yang terus celingak-celinguk mencari keberadaannya. Dimas tersenyum puas melihat dirinya berhasil melarikan diri dari mangsanya.

    “Huh..huh...” Alfa mendesah kelelahan setelah bermain kucing-kucingan dengan Dimas.

    “Gila, tuh cowok padahal tubunya kecil tetapi larinya kencang juga.”

    Merasa bahwa ia tidak akan menemukan Dimas, Alfa pun kembali ke tempat dimana
    mobilnya terparkir. Saat tengah berjalan, tiba-tiba kakinya menginjak sesuatu. Alfa melihat
    ke bawah kakinya dan menemukan sebuah gantungan kunci berbentuk nametag. Alfa pun
    memungut gantungan itu dan membaca tulisan yang ada di nametag itu.

    “DIMAS KURNIAWAN SMA BAKTI NUSA.”

    Seketika otak Alfa bekerja. Tidak salah lagi, kartu ini pasti milik cowok manis SMA yang ia kejar, pikir Alfa. Rupanya saat tengah berkejar-kejaran tadi, gantungan itu terlepas dari tas Dimas, tanpa ia sadari. Alfa pun tersenyum penuh kemenangan.

    “Dimas Kurniawan, lihat nanti pembalasanku.....” gumam Alfa sambil menggenggam kartu
    pengenal Dimas.

    BERSAMBUNG


  • edited June 2015
    Part 1

    Cuaca siang itu benar-benar panas. Dimas berjalan seorang diri ke rumahnya. Berkali-kali ia menyeka keringat yang mengucur di dahinya. Tadinya ia akan ikut bersama dengan teman-temannya untuk mencicipi kue di cafe yang baru saja di buka, yang tidak jauh dari sekolahnya.

    Namun rencana itu gagal total karena mood Dimas menjadi sangat kacau. Ini semua karena resek Anton, membuat Dimas semakin kesal. Jika saja Anton tidak memulai pertengkaran, maka hal itu tidak akan terjadi.

    Ia tidak akan dihukum membersihkan Laboratorium Biologi bersama Anton, dan moodnya tidak akan sekacau ini. Tiba-tiba matanya menangkap sebuah kaleng soda di tengah jalan. Dengan segenap kekuatan untuk melampiaskan rasa kesalnya Dimas menendang kaleng soda itu sambil berteriak

    “ Dasar cowok resek !!!”

    “ Plak....”

    Kaleng soda yang ditendang Dimas mendarat tepat di dahi seorang cowok yang baru keluar dari mobil.

    “ Auch...” teriak Alfa sambil memegang dahinya. Dimas menajamkan pandangannya.

    “ Mati gue ! “ pekik Dimas sambil ketakutan.

    Alfa memungut kaleng soda yang sudah menghantam dahinya dengan sukses dan membuat dahinya memar merah. Tak butuh waktu lama, ia sudah menemukan pelaku kejahatan yang dengan ganas sudah melukai dahinya. Ia memandangi Dimas dengan wajah marah yang membuat Dimas tidak berkutik di tempatnya berdiri. Dengan langkah tegas, Alfa mendatangi Dimas.

    “ Aduh beneran tamat riwayat gue,” pekik Dimas dengan suara tertahan.

    Berbagai alasan mulai muncul di kepala Dimas. Minta maaf, jangan mengaku, tetap diam, pura-pura gak tahu, tapi tak ada satupun yang bisa ia gunakan untuk menyelamatkan diri.
    Ia pun makin panik melihat wajah garang Alfa semakin dekat padanya.

    Begitu berada dihadapan Dimas, sejenak Alfa terpaku. Ia memandangi wajah polos seorang cowok dan berwajah manis yang notabane SMA yang ada di depannya itu. Entah mengapa ada getaran aneh di dadanya saat memandangi Dimas dengan tubuh mungil berkulit putih mulus dan rambutnya yang berponi hitam legam seperti boyband korea.

    Ya Alfa seorang Gay yang menyukai seorang cowok. Dia hampir belum menemukan cowok yang menggetarkan hatinya saat ini.

    Cinta pada pandangan pertama? Hah! Hal yang tidak pernah dipercayainya, namun sepertinya sekarang, itu terjadi padanya. Sifat usilnya tiba-tiba saja muncul. Alfa ingin
    membuat cowok manis ini takut dan membuatnya meminta maaf. Agar ia bisa lebih mengenal Dimas.

    “Heh,, kamu kan yang lempar kaleng soda ini? ” tuduh Alfa dengan nada yang sengaja dibuat
    seram.

    “E..enggak kok,” Dimas mencoba menyangkal.

    “Gak usah bohong, gak ada orang lain lagi yang lewat sini kecuali kamu.”

    “Ah, masa.. kamu salah orang kali,”

    “Idih, udah salah, ngeles lagi. Ngaku aja, kamu kan yang lempar kaleng ini?” bentak Alfa
    membuat hati Dimas menciut.

    Dimas memandangi wajah garang Alfa kemudian bergumam pelan, “Gak lempar kok, tapi nendang.”

    “Apa?” teriak Alfa yang ternyata mendengar gumaman tak jelas Dimas. Cepat-cepat Dimas menggeleng.

    “Wah, tubuh mungil begini tenaga kamu kuat juga ya, kayak kuli panggul,” ejeknya membuat Dimas membelakkan mata.

    ““Apa? Kuli panggul? Eh, kalo ngomong tu dijaga ya!”

    “Gini-gini aku cowok tahu !! “ bentak Dimas.

    “Wah, berani kamu ya, udah salah nyolot lagi,”

    “Iya, gue yang nendang kaleng itu, terus mau lu apa?” balas Dimas dengan suara menggelegar membuat Alfa berdecak kagum dengan cowok manis ini.

    “Good, kalau tahu salah, berarti kamu tahu apa yang mesti kamu lakukan, ya kan?”

    Dimas menatap garang pada musuh barunya itu. Tadinya ia berpikir akan minta maaf, namun mendengar ejekan Alfa yang mengatainya sebagai kuli panggul, harga diri Dimas sebagai cowok merasa di injak-injak. Apa? Kuli panggul? Halo.. ada orang gak sih, tu cowok buta gak sih? Masa cowok sekeren Dimas ini walau banyak yang mengatakannya manis tapi dikatain kuli panggul, jatuh pasaran Dimas.

    Mendapat tatapan garang dari cowok manis yang ada di depannya membuat Alfa tersenyum. Berani juga cowok ini, batinnya memuji kenekatan Dimas.

    “Hah.. lu mau gue ngucapin kata... “ Dimas sengaja menggantung ucapannya, membuat cowok yang ada dihadapannya menaikkan sebelah alis menunggu ucapan Dimas selanjutnya.

    “Jangan harap...” teriak Dimas dan segera mengambil langkah seribu.

    “Hei...” teriak Alfa yang menyadari ulah Dimas sambil berlari mengejarnya.

    “Aahhh.........” teriak Dimas menyadari Alfa yang ternyata berlari mengejarnya dan tidak
    berniat melepaskannya.

    “Berhenti.............” teriak Alfa lagi dan dibalas dengan teriakan yang tak kalah kuat dari
    Dimas,”Ogah.....”

    Terjadilah adegan kejar-kejaran layaknya film action. Beberapa kali Dimas hampir tertangkap. Untunglah arena permainan adalah wilayah kekuasaan Dimas, jadi ia tahu jalan mana yang aman untuk dilalui dan tempat mana yang bisa ia gunakan untuk bersembunyi. Hampirsetengah jam sudah mereka terus bermain kucing dan tikus. Dari balik pagar sebuah rumah, Dimas memperhatikan Alfa yang terus celingak-celinguk mencari keberadaannya. Dimas tersenyum puas melihat dirinya berhasil melarikan diri dari mangsanya.

    “Huh..huh...” Alfa mendesah kelelahan setelah bermain kucing-kucingan dengan Dimas.

    “Gila, tuh cowok padahal tubunya kecil tetapi larinya kencang juga.”

    Merasa bahwa ia tidak akan menemukan Dimas, Alfa pun kembali ke tempat dimana
    mobilnya terparkir. Saat tengah berjalan, tiba-tiba kakinya menginjak sesuatu. Alfa melihat
    ke bawah kakinya dan menemukan sebuah gantungan kunci berbentuk nametag. Alfa pun
    memungut gantungan itu dan membaca tulisan yang ada di nametag itu.

    “DIMAS KURNIAWAN SMA BAKTI NUSA.”

    Seketika otak Alfa bekerja. Tidak salah lagi, kartu ini pasti milik cowok manis SMA yang ia kejar, pikir Alfa. Rupanya saat tengah berkejar-kejaran tadi, gantungan itu terlepas dari tas Dimas, tanpa ia sadari. Alfa pun tersenyum penuh kemenangan.

    “Dimas Kurniawan, lihat nanti pembalasanku.....” gumam Alfa sambil menggenggam kartu pengenal Dimas.

    BERSAMBUNG




  • boleh juga! MENTION yack!
  • keinget filmnya Mr. Arogant......
  • Part 2

    Setelah memastikan keadaan sudah aman terkendali, Dimas menarik nafas lega.

    Akhirnya ialepas dari cengkeraman cowok sadis itu. Dengan wajah sumringah, Dimas berdiri dari tempat persembunyiaannya dan berjalan menuju pintu gerbang tempat ia masuk tadi.

    Rupanya sejak tadi Dimas bersembunyi di salah satu rumah yang ia lihat tak ada penghuninya. Pintu gerbangrumah itu dibiarkan terbuka, maka tanpa ragu Dimas masuk ke dalam.

    Saat akan selangkah lagi menuju pintu gerbang, Dimas dikejutkan dengan geraman yang tak asing di telinganya.

    Dengan perlahan Dimas menolehkan kepala ke arah suara berasal.

    Dan seketika kakinya lemas tak berdaya.

    Seekor anjing Herder hitam sudah menggeram marah padanya. Anjing itu mungkin tahu ada tamu tak di undang yang menyelinap ke rumah. Wajah Dimas pucat pasi.

    Dari sekian banyak hal yang ditakutinya, anjing adalah salah satunya.

    Apalagi anjing yang satu ini sudah menampakkan taring-taringnya seolah siap mencabik-cabik tubuh mungil Dimas. Berkali-kali Dimas berdoa di dalam hati agar anjing itu tidak menyergapnya.

    “Ya Allah, apa ini balasan buat gue?” gumam Dimas ketakutan.

    Dimas mencoba melangkah dengan perlahan-lahan, namun pandangan mata anjing itu mengikuti setiap gerak-geriknya. Tak jauh dari tempatnya berdiri, sekilas Dimas melihat ada
    sebuah pohon mangga yang tidak terlalu besar namun cukup tinggi.

    Tanpa pikir panjang lagi, Dimas berlari menuju pohon mangga itu. Dan dengan keahliannya dalam hal panjat memanjat, akhirnya Dimas berhasil sampai di dahan yang cukup tinggi walaupun ia harus menerima konsekuensinya.

    Bagian belakang celana abu-abu Dimas pun robek dengan suksesnya dan terpampang boxer hitam yang melekat di celana abu-abunya. Tapi ancaman belum berakhir, anjing galak itu masih terus menggonggong dengan nyaringnya di bawah pohon. Hati Dimas semakin mencelos.

    “Idih.. nih anjing, diem dong,” pekik Dimas sambil berusaha mengusir anjing galak itu pergi,

    “Hus..hus...”

    Mendengar suara gaduh di luar rumahnya, pemilik rumah akhirnya keluar.

    Betapa terkejutnya ia saat melihat seorang cowok mungil dan berwajah manis itu dengan seragam SMA tengah bertengger bak ayam jago di atas pohon mangga sambil berusaha mengusir anjing yang terus menggonggong di bawahnya.

    “Hei, kamu ngapain di situ?” tanya pemilik rumah.

    “Anu Om, saya gak sengaja numpang sembunyi, eh, tahunya si Bleki nyebelin ini gonggongin saya terus,” teriak Dimas dari atas pohon sambil terus berusaha mengusir si anjing.

    Pemilik rumah hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Dimas.

    “Om, jangan diem aja, anjingnya diusir dong om, dikurung kek, diiket tali kek, apa aja deh om, saya takut nih.

    Jantung saya hampir copot,” pinta Dimas sambil memelas pada pemilik anjing.

    “Bizzy... come here....” perintah si pemilik rumah, dan anjing galak itu dengan patuhnya menurut.

    Dimas menghela nafas lega. “Kamu bisa turun sekarang, lain kali jangan masuk rumah orang sembarangan,” cibir pemilik rumah membuat Dimas malu.

    Dimas pun melompat turun dari atas pohon. Namun naas bagi Dimas ia mendarat dengan kurang sukses.
    Bokongnya menyentuh tanah lebih dulu.

    Dimas meringis kesakitan membuat pemilik rumah menggeleng keheranan. Seketika Dimas berdiri menahan malu, namun tiba-tiba, O-owh, Dimas sadar bahwa bagian belakang celana abu-abunya robek dan kelihatan boxer hitamnya.

    Dengan tersenyum malu, Dimas menutupi bagian belakang celana abu-abunya yang robek dengan tas sekolah dan berjalan mundur menuju pintu gerbang sambil terus tersenyum ke arah pemilik rumah.

    “Dasar cowok aneh...” pikir si pemilik rumah sembari kembali masuk ke rumahnya.

    Dengan dongkol Dimas berjalan ke rumahnya. Hari ini benar-benar hari yang sial. Ini semua pasti karena cowok nyebelin itu, pikir Dimas. Kalau saja ia tidak mengejar Dimas, semua ini
    pasti tidak akan terjadi. Namun pikiran Dimas yang lain mengingatkan, ini juga kesalahannya.

    Jika saja ia tidak menendang kaleng soda itu, insiden gila ini tidak akan terjadi.

    Akhirnya Dimas berdamai dengan dirinya sendiri dan menganggap, bahwa ini semua hanya mimpi buruk yang akan segera berakhir besok.

    Tanpa ia sadari ada seseorang di tempat lain yang
    sudah menyiapkan kejutan besar untuknya.

    BERSAMBUNG

Sign In or Register to comment.