BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Cinta Kaleng Soda [ TAMAT+UPDATE EPILOG ]

1101113151665

Comments

  • uda tahu adrian tahu adiknya gay hehee :D
    @j4nji

    siiip...makasih :D
    @rama_andikaa
  • lanjut yakkk
  • lanjut yakkk
  • lanjut yakkk
  • siip klu q tdk sibuk..untuk sementara q tdk update cerita dulu :)
    @terry22
  • siip klu q tdk sibuk..untuk sementara q tdk update cerita dulu :)
    @terry22
  • PART 8

    Sore itu mama memaksa Dimas untuk menemaninya berbelanja keperluan bulanan. Dimas sudah menolak habis-habisan dengan mengemukakan berbagai alasan. Ia sakit perut, tidak enak badan, banyak PR, apapun, namun tetap saja mama memaksanya ikut.

    Dengan wajah ditekuk dua belas bak seorang tawanan perang di kirim ke tiang gantungan, Dimas akhirnya mengikuti langkah mama.

    “Aduh, cepetan dong Dim, ntar keburu malam,” desak mama saat melihat Dimas berjalan ogah-ogahan.

    “Aduh, nih anak mama, biasa paling lincah kaya bajing lompat, kok jadi lelet begini sih,” mama menarik tangan Dimas,

    “Muka juga jangan ditekuk gitu, ntar gak ada cowok yang
    mau sama kamu,” cerocos mamanya sambil berbisik.

    "Apaaan sih MA "kata Dimas dengan muka cemberut.

    Flashback
    Kejadian ini setelah teman-temannya Zacky, Rio, dan Gio mengetahui Dimas gay.

    Keluarga Dimas Ayah dan Ibunya mengetahui Dimas itu Gay. Dikarenakan Dimas tidak sengaja melihat Ayah dan Ibunya melihat Film Brokeback Mountain.

    “Mas Filmnya kok sedih banget?” Mama Dimas menangis melihat adegan Ennis del Mar menangis mencium kemeja Jack.

    “ Iya nih Ma “

    “ Kalian kok menonton Film begituan? “ tanya Dimas kepada mereka berdua

    “ Tidak apa-apa nak, kebetulan Ayah dan Ibu suka berbau sesama jenis. Dan juga Ibu kasihan melihat percintaan yang sesama jenis sampe ada yang mati karena tidak diterima cinta mereka.” Jawab Ibu Dimas

    “ Ayah, Ibu jika Dimas seorang Gay , Bagaimana? “

    “ Tidak apa-apa asalkan kamu tidak berbuat nakal seperti Narkoba, Miras.” Kata Ayahnya dengan nada bijak.

    “ Iya Nak, Ibu tidak mau kamu berakhir seperti mereka memiliki kisah yang menyedihkan, tetapi kita tidak punya cucu dari Dimas ya mas?”

    “ Iya Ma, tidak apa-apa Dimas kan bisa mengadopsi anak kalau sudah menikah “ Kata ayahnya sambil tertawa.

    “ Apaan sih Ayah, Ibu” Dengan muka memerah dan mengeluarkan air mata Dimas memeluk Ayah dan Ibunya

    “ Aku sayang kalian “

    Flashback End

    Setelah menempuh perjalanan yang cukup membuat kuping panas dingin, karena sepanjang perjalanan mama tidak henti-hentinya mengoceh membuat kepala Dimas mumet, akhirnya
    mereka sampai di Mall.

    Sepanjang jalan pun mama terus berceloteh. Mengomentari bagaimana sikap Dimas, caranya berpakaian yang menurut mama sangat tidak fashionabel, terlebih saat ini. Dimas hanya
    mengenakan celana jins belelnya yang sudah robek dibagian lutut, kaos yang dipadankan dengan kemeja merah kotak-kotak dan sepatu ketsnya.

    Berbelanja dengan mama, adalah hal paling menyebalkan bagi Dimas. Janjinya tidak akan memakan waktu lama, namun sudah hampir dua jam mereka berkutat di tempat itu. Berkali-kali Dimas merengek minta pulang, namun mama selalu menyuruhnya diam karena banyak hal yang mau dibeli.

    “Kamu kaya bayi aja sih, minta pulang terus. Anak yang lebih kecil dari kamu aja bisa betah kok,” ejek mama sambil menunjuk beberapa anak kecil yang menemani ibunya berbelanja.

    Dimas hanya memanyunkan bibirnya

    Akhirnya penantian Dimas terjawab sudah, mama menyudahi acara belanjanya. Saat mereka mendorong troley yang penuh barang-barang belanjaan, seseorang memanggil Dimas.

    “Dimas?” seketika Dimas dan mama menoleh.

    “Marlo?”

    “Hai, gak nyangka kita ketemu di sini,” balas Marlo, “Halo Tante, saya Marlo, teman SD Dimas dulu,” ucap Marlo mengingatkan.

    “Oh iya, apa kabar kamu?” tanya mama ramah, walau sebenarnya ia tidak terlalu ingat.

    “Baik Tante,”

    “Kebetulan lu di sini, temenin gue ya, gue bosan nih dari tadi nemenin emak-emak belanja,” pinta Dimas sambil menarik tangan Marlo dan dengan cepat mencium pipi mama untuk
    berpamitan, “Dah Mama...” ucap Dimas dan dalam sekejap mata ia berlari menyeret Marlo bersamanya meninggalkan mama yang masih bengong dengan kelakuan putranya.

    “Hei..Dim.. ini gimana?” teriak mama mengagetkan seluruh pengunjung.

    “Mama minta satpam buat angkutin itu aja,” teriak Dimas dari kejauhan.

    “Dasar anak itu,” gerutu mama, namun seketika mama langsung tersenyum sumringah pada orang-orang yang heran menatapnya.

    “Maaf...” ucap mama menahan malu.


    “Tega banget sih ninggalin nyokab lu sendiri?” tanya Marlo saat mereka sudah berada di salah satu kafe di Mall.

    “Biarinlah, Mama gue kan bukan anak kecil lagi. Paling kalo nyasar tinggal telpon Papa, terus di jemput,” balas Dimas cuek sambil terus menikmati es krim coklatnya. Marlo hanya
    menggelengkan kepala mandengar penuturan teman kecilnya yang tidak pernah berubah itu.

    Dan sikap apa adanya Dimas itu lah yang membuat Marlo senang berada di dekatnya.

    Sebenarnya sejak kelas enam SD, Marlo sudah menyukai Dimas. Marlo merasakan getaran aneh ketika menatap Dimas karena mereka sesama lelaki. Dimas menyadari itu sejak kelas 1 SMP. Namun karena saat itu mereka masih sangat kecil, rasa suka yang Marlo rasakan mungkin sekedar cinta monyet yang akan hilang saat mereka tidak satu sekolah lagi.

    Nyatanya, saat Marlo bertemu dengan Dimas pada pertandingan basket itu, ia menyadari bahwa ia masih menyimpan rasa suka yang dulu pernah ada di hatinya. Bahkan bertambah,saat ia melihat sosok Dimas yang tetap sama, namun tumbuh menjadi cowok mengagumkan dan manis. Walau wajah manisnya tertutupi oleh sikapnya yang cuek dan serampangan.

    Tak jauh dari tempat Dimas dan Marlo menikmati makanannya, sesosok pria terus memperhatikan mereka. Pria itu tak lain adalah Alfa. Alfa baru saja selesai makan bersama
    Adrian dan Saira istrinya, juga putri kecil mereka Nala.

    Ia tak lepas memandangi Dimas yang terlihat begitu akrab dengan Marlo. Menyaksikan cowok manis yang dikejarnya habis-habisan terlihat akrab dengan pria lain membuat rasa cemburu Alfa timbul. Tanpa sadar Ia bangkit dan akan mendatangi meja mereka.

    “Al, mau kemana? Kita mau pulang nih,” suara Adrian menyadarkan Alfa.

    “Mas sama Mbak Saira duluan aja deh, aku masih ada urusan,” ucap Alfa berjalan pergi meninggalkan Adrian dan istrinya.

    “Dasar, mau kemana sih dia?” tanya Adrian penasaran.

    “Udah deh, biarin aja. Mungkin Alfa mau refreshing sejenak. Dia kan bosan berkutat dengan sekolah terus,” Saira mengingatkan suaminya. Kemudian merekapun pergi dari tempat itu.

    Saat tengah asyik bercerita tiba-tiba Dimas dan Marlo dikejutkan dengan kehadiran makhluk
    yang sangat tidak diinginkan keberadaannya oleh Dimas.

    “Hai Dimas?” sapa Alfa dengan senyum mengembang sambil duduk di kursi di samping Dimas.

    “Hah? Ngapain di sini?” tanya Dimas curiga.

    “Kebetulan banget ya kita ketemu di sini?” Alfa mengalihkan pembicaraan, “OH, kamu anak basket dari SMA PELITA itu kan?” tanyanya pada Marlo.

    Marlo yang tidak mengenal Alfa pun hanya mengangguk dengan gurat kebingungan yang terpancar jelas di wajahnya.

    “Udah ah, yuk cabut, suasananya udah mulai gak enak nih,” ajak Dimas sambil menggenggam tangan Marlo. Dan O..ow.. Alfa cemburu.

    Dengan cepat ia memotong kedekatan keduanya dan berdiri ditengah-tengah antara Dimas dan Marlo, membuat Dimas semakin bingung dan pastinya kesal.

    “Pak Alfa apa-apaan sih?”

    “Kalian mau kemana setelah ini? Gimana kalau kita bareng-bareng aja,” Alfa mulai menyusun taktik untuk mengganggu kebersamaan mereka.

    “Kamu mau kemana Dim?” tanya Marlo pada Dimas. Namun Dimas diam, ia bingung mau menjawab apa.

    Dan tanpa aba-aba, Alfa menarik tangan Dimas, “Kita main Game saja,” sahut Alfa dan menggiring Dimas menuju arena permainan diikuti Marlo yang berjalan di belakang

    BERSAMBUNG
  • Akhirnya bisa update cerita...Mention kasih komentar atau pendapat ya guyz...kasih banyak komentar atau like ya krn itu sangat berarti guzy untu bwt q semangat...bikin q cepat post cerita jika kalian byk kasih komentar dan like ya

    @_abdulrojak
    @Rifal_RMR
    @JimaeVian_Fujo
    @lulu_75
    @Aurora_69
    @harya_kei
    @Tsu_no_YanYan
    @yeniariani
    @3ll0
    @Otho_WNata92
    @hyujin
    @j4nji
    @rizal_91leonardus
    @Rikadza
    @lucifer5245
    @abyyriza
    @terry22
    @rama_andikaa
    @Gabriel_Valiant
    @ramadhani_rizky
    @Akang_Cunihin
  • Kependekan, masih betah nih baca nya :(
  • edited May 2015
    tetap keren wlaupun pndek bnget..gmna klau udatenya 10 hari sekali atau lebih...tpi klau update lngsung lumayan pnjang critanya..gitu lebih puas bngt mnurutku ngebacanya.. just input..
  • edited May 2015
    hehehehee,,,,hanya segitu sih ketikannya hehehe..bsk akan lbh panjang dan seru... :D
    @Akang_Cunihin

    siip
    @rizal_91leonardus
  • tetap keren wlaupun pndek bnget..gmna
    klau udatenya 10 hari sekali atau lebih...tpi klau
    update lngsung lumayan pnjang critanya..gitu lebih
    puas bngt mnurutku ngebacanya.. just input..
  • tetap keren wlaupun pndek bnget..gmna
    klau udatenya 10 hari sekali atau lebih...tpi klau
    update lngsung lumayan pnjang critanya..gitu lebih
    puas bngt mnurutku ngebacanya.. just input..
Sign In or Register to comment.