It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@harya_kei
@Otho_WNata92
@3ll0
iya nih makin seru
@hyujin
aku juga gemas sm mereka
@lucifer5245
siiip q mention
@rama_andikaa
Minggu ini seluruh kegiatan belajar mengajar ditiadakan. Yayasan SMA BAKTI NUSA akan merayakan hari jadinya yang ke 10 tahun. Karena itu semua siswa diliburkan belajar dan diminta berpartisipasi memeriahkan acara.
Dengan senang hati dan semangat 45 yang merajalela asalkan tidak belajar, murid-murid SMA BAKTI NUSA pun turut memberikan
persembahannya.
Teman-teman sekelas Dimas pun tak kalah heboh. Mereka mengikuti berbagai ajang perlombaan yang diadakan sekolah. Tapi ada satu lomba yang dinanti-nantikan oleh seluruh siswa, apalagi kalau bukan liga basket antar SMA. Beberapa sekolah ikut berpartisipasi dalam kompetisi itu.
Itulah saatnya anak-anak SMA BAKTI NUSA bisa ngecengin anak-anak dari sekolah lain. Selama tiga hari seluruh sekolah sibuk dengan acara yang diadakan setahun sekali itu.
“Dim, ayo dong, final basketnya udah mau dimulai nih,” teriak Rio dan Gio saat Dimas masih sibuk dengan tugas bahasa inggrisnya.
“Bentar, dikit lagi,” sahut Dimas sambil tetap menulis.
“Nagapain sih repot amat sama PR?” tanya Rio tidak sabar.
“Yeah.. elu enak ada yang ngerjain, lah gue...” balas Dimas sambil menutup bukunya pertanda ia sudah selesai. Ketiga anak itupun segera berlari menuju lapangan basket menyusul Zacky yang sudah menunggu di sana.
“Lama banget sih,” tanya Zacky sambil menyerahkan tiga kaleng minuman soda pada tiga sahabatnya.
“Ini..nih, si Kakek Pikun, pake acara ngerjain PR lagi..”sahut Rio mencibir Dimas.
“Yeah..elu tuh, Ondel-Ondel..” ejek Dimas tak mau kalah.
Mereka pun menghentikan pertengkaran dan memfokuskan diri menonton pertandingan.
Final kali ini seperti tahun sebelumnya, SMA BAKTI NUSA melawan SMA PELITA. Tahun lalu, SMA PELITA berhasil mengalahkan SMA BAKTI NUSA.
Namun tahun ini, anak-anak BAKTI NUSA akan berjuang sekuat tenaga. Apalagi mereka berlatih dibawah bimbingan Alfa yang jago basket.
Masing-masing pendukung meneriakkan dukungan kepada jagoannya.
Di tengah pertandingan tiba-tiba seseorang menyapa Dimas, membuat ia dan teman-temannya terkejut.
“Hei, Dim..”
“Hai.. Marlo?” sapa Dimas pada Marlo yang ternyata adalah teman SD Dimas dulu.
“Jadi lu sekolah di sini?”
“Iya. Lu, anak Pelita?”
“Ya,”
“Lu juga ikut basket?”
“I’m the Captain, Dim,” jelas Marlo sambil menunjukkan Handband di lengannya.
“Dukung gue ya,” pinta Marlo sambil berlari menuju timnya setelah mendapat anggukan setuju dari Dimas.
“Siapa Dim?” tanya Zacky diikuti dengan tatapan ingin tahu Rio dan Gio.
“Marlo.. teman SD gue..”
“Ooohhhh...”
Keempat cowok itu pun memfokuskan diri kembali menyaksikan pertandingan. Tanpa disadari Dimas, sejak tadi Alfa terus memperhatikan dirinya.
Alfa terlihat kesal saat Dimas dengan ramahnya berbicara dengan Marlo. Ia cemburu, ya, cemburu melihat cowok manis itu berbicara dengan pria lain, walau pria lain itu masih dalam hitungan temannya. Karena sepertinya Dimas terlihat akrab dengan teman prianya itu.
Jika dengan teman lelakinya yang lain selain Gio,Rio, dan Zacky Dimas sangat cuek dan terkesan gila, namun entah mengapa dimata Alfa, Dimas terlihat berbeda saat berbicara dengan Marlo tadi. Itu mungkin hanya perasaan Alfa, padahal Dimas tidak pernah peduli dengan laki-laki yang suka sesama jenis berusaha mendekatinya atau ingin menarik perhatiannya. Baginya, saat ini, di hidupnya ia ingin bersenang-senang. Yang akan terjadi nanti, itu urusan belakangan.
Pertandingan berlangsung semakin sengit. Kedua tim terlihat unggul satu sama lain. Alfa terus memberi semangat bagi murid-muridnya. Ia berteriak sekeras mungkin memberikan instruksi.
Kubu SMA PELITA pun tak kalah heboh. Para anggota cheers dari sekolah mereka tidak hentinya memberi semangat, dan pada saat yang bersamaan juga ingin menjadi pusat perhatian para siswa.
Disaat semua teman-temannya memberikan dukungan pada tim
sekolah, Dimas malah memberikan semangat pada Marlo.
“Go...Marlo...................” teriak Dimas begitu keras, mengalahkan suporter lainnya.
Marlo tersenyum ke arah Dimas mendengar cowok manis itu menyemangatinya. Di saat bersamaan seluruh pendukung SMA BAKTI NUSA menoleh heran padanya. Tak terkecuali Alfa dan dua orang anggota tim basket yang merupakan teman sekelas Dimas.
“Apa?” tanya Dimas saat Rio, Gio, dan Zacky menatap heran padanya,
“Gue kan semangatin Marlo, bukan sekolahnya,” sambung Dimas membela diri.
Babak pertama selesai, dan SMA PELITA unggul 2 poin dari SMA BAKTI NUSA. Di sela jeda time out, Adit dan Raka, dua anggota tim basket teman sekelas Dimas menyuarakan protesnya pada Dimas.
“Dim, wah, dasar penghianat bangsa lu ye.. bisa-bisanya lu nyemangatin anak sekolah lain,” protes Adit.
“Iya nih, gak solider banget sih lu. Senasib sepenanggungan dong. Nasibnya kita-kita, nasibnya elu juga,” timpal Raka.
“Yeah,, gue kan ngedukung Marlo, secara dia teman gue,” Dimas membela diri,
“Gue juga gak mau senasib sepenanggungan sama elu-elu pada, senasib sepenanggungan?, kalo lu gembel tujuh turunan, gue juga ikutan gembel gitu? Ogah....” lanjut Dimas membuat teman-temannya mau tidak mau tersenyum mendengar celetukannya.
“Gak masalah kalau ada penghianat di kubu kita, yang pasti kalian harus tetap semangat,”
Tiba-tiba Alfa ikut bergabung dengan kerumunan anak-anak didiknya. Mendengar ucapan Alfa anak-anak pada tersenyum dan semangat mereka kembali bangkit.
Sementara Dimas mendelik sewot mendengar Alfa juga menyebutnya penghianat.
“BANUS.... Go.......” teriak mereka bersama-sama.
Dan pertandingan pun kembali berlanjut. Kali ini tim BAKTI NUSA mampu mengimbangi permainan tim PELITA.
Sorak sorai anak-anak BAKTI NUSA bergemuruh saat akhirnya tim
mereka berhasil mengalahkan tim lawan. Secara spontan, anak-anak berlari menyerbu lapangan mengerubungi anak-anak tim basket.
Di seberang lapangan Alfa menatap Dimas dengan angkuh untuk menunjukkan bahwa mereka mampu mengalahkan tim lawan. Dimas hanya memutar bola matanya. Harus ya, pamer kalo dia bisa ngelatih anak-anak dengan baik, pikir Dimas jengkel.
Tiba-tiba saja Dimas teringat sesuatu, ia masih memegang kaleng soda kosong di tangan kanannya. Seketika Dimas mengangkat tangannya, menatap tajam ke arahAlfa, dan bersiap melempar kaleng soda itu pada Alfa. Alfa yang menyadari tindakan Dimas memelototi cowok manis itu sambil menggigit bibirnya pertanda memberikan ancaman.
“Jangan lagi Dimas,” Alfa berucap dalam hatinya, seolah mendengar apa yang Alfa katakan,
Dimas pun memberi tatapan piciknya sambil tersenyum sinis seolah berkata, “Emang kenapa? Takut jidatnya memar lagi?”. Alfa menggertakkan giginya jengkel melihat perlawanan cowok manis tu. Seketika tawa Dimas pecah. Semua orang memandang aneh padanya, namun Dimas hanya menggeleng sambil berucap, “Nothing.....”
Alfa memandangi foto-foto Dimas yang selama ini ia ambil secara diam-diam.
Disela-sela waktu senggangnya, Alfa memang mengabadikan setiap moment yang berkaitan dengan cowok manis itu. Entah saat Dimas tengah beristirahat, saat ia dihukum para guru, bermain atau bercanda dengan teman-temannya.
Sesekali Alfa tersenyum memandangi wajah cowok manis ituyang kebanyakan terlihat sangat ceria, namun ada satu foto yang sangat disukai Alfa. Foto yang memperlihatkan sisi lain dari seorang Dimas. Alfa mengabadikan momen ajaib itu beberapa hari yang lalu. Saat seluruh sekolah sibuk mempersiapkan perayaan ulang tahun sekolah. Di foto itu Dimas terlihat mengagumkan bagi Alfa.
Foto itu menggambarkan Dimas yang tengah duduk sendirian di kursi batu yang sering digunakan anak-anak untuk menonton pertandingan basket. Mata Dimas terlihat menerawang, entah apa yang ia pikirkan. Rambut poninya yang agak panjang hitam legam bertiup sepoi-sepoi.
Dimas sangat berbeda dari sosoknya yang biasanya. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Alfa pun memotret cowok manis itu. Hasilnya, benar-benar membuat Alfa semakin terpesona padanya.
“Dimas.. you really drive me crazy.......” gumam Alfa sambil terus memandangi foto cowok manis itu.
Di tempat yang berbeda, Dimas dan ketiga temannya tengah asyik berkaraoke ria.
Karena malam itu adalah malam minggu. Sebagai jomblowati kecuali Zacky dan Rio karena mereka berpacaran ya Zacky dan Rio Gay seperti Dimas kecuali Gio dia straight,
Flashback
Waktu mereka kelas 1 SMA Keempat sahabatnya pergi ke kafe. Saat itu Dimas menjadi pendiam sekali di depan sahabatnya.
“ Woi elu kenapa Dim? “ tanya Rio kepada Dimas
“ Gue ingin mengatakan sesuatu kepada kalian sebenarnya aku Gay. Entah kenapa aku tidak tertarik melihat cewek melainkan cowok. Tetapi aku belum menemukan cowok yang aku suka. “ kata Dimas dengan nada santainya.
Gio menyemburkan minumannya dan terlihat shock. Zacky dan Rio menatap Dimas berbinar-binar.
“Yank akhirnya kita menemukan orang setipe kita” jawab Zacky sambil melirik Rio
“Iya yank” Rio tersenyum manis kepada Zacky
Dimas memandang Zacky dan Rio.
“ Kalian pacaran ?”
Mereka berdua pun mengangguk. Dimas pun tersenyum senang mendengar hal itu.
“ Sejak kapan kalian pacaran ?” tanya Dimas
“ Kelas 3 SMP. Zacky yang menembak gue “ jawab Rio
“ CIEEEEEE....” celetuk dimas sambil memandang Zacky dan Rio. Muka mereka berdua bersemu merah karena malu.
“ Ehem...Gue kaget kalian bertiga kayak gitu tetapi tenang aja aku tidak jijik kepada kalian karena kalian sahabat aku, terutama Zacky dan Rio jangan pangil sayang-sayang dong...Iri nih gue yang tidak punya pacar cewek..Awas lho..”Rio memberikan Ultimatum kepada mereka berdua.
Zacky dan Rio pun tertawa. Dimas pun senang karena mempunyai ketiga sahabat seperti mereka.
Flashback End
Mereka memang kerap menghabiskan malam mingguan dengan kencan berempat. Dan kali ini mereka memutuskan untuk gila-gilaan di karaoke. Dengan ditemani lagu aku rapoponya Jupe, mereka bergoyang ria. Bukan karena mereka tidak bisa cari pacar, 2 sahabat ini memang belum ingin dipusingkan dengan urusan cinta.
“Dim, kayanya Pak Alfa naksir deh sama lu,”celetuk Rio saat ia dan Dimas beristirahat setelah aksi gila-gilaan. Hanya Zacky dan Gio yang masih semangat menggoyang ruangan.
Mendengar ucapan Rio, Dimas menyemburkan jus jeruk yang baru saja ia tenggak.
“Yaelah, segitu kagetnya sampe gue disembur,” Rio membersihkan pakaiannya yang kotor dengan tisu karena noda jus Dimas.
“Ah gila lu, ya gak mungkinlah tuh monster naksir gue, dan juga masa Si monster itu sama kayak gue suka sesama jenis?”
Rio pun terdiam mendengar jawaban Dimas. “Gue tidak tahu Dim menurut gue kayak gitu.”
“Tapi apa yang dibilang yayangku bener loh Dim, diantara semua murid, elu deh yang paling sering diperhatiin Pak Alfa walaupun kita tidak tahu dia sama kayak kita ..kecuali Gio ,” Zacky ikutan nimbrung. Gio pun menatap tajam Zacky
“ Ehem..jangan ada kata sayang-sayangan di hadapan gue “ Kata Gio. Zacky pun hanya cengengesan “ Sorry Bro”.
“Elu semua pada gak tahu aja kalo tuh guru dendam kesumat sama gue,” batin Dimas memandangi teman-temannya.
“Wooiii........” teriak Rio, Zacky, dan Gio menyadarkan Dimas dari lamunannya.
“Ah gak penting, yuk goyang lagi...” ajak Dimas, dan mereka pun melupakan pembicaraan yang baru saja terjadi dan kembali larut dalam suasana heboh yang mereka ciptakan sendiri.
BERSAMBUNG
@_abdulrojak
@Rifal_RMR
@JimaeVian_Fujo
@lulu_75
@Aurora_69
@harya_kei
@Tsu_no_YanYan
@yeniariani
@3ll0
@Otho_WNata92
@hyujin
@j4nji
@rizal_91leonardus
@Rikadza
@lucifer5245
@abyyriza
@terry22
@rama_andikaa
@Gabriel_Valiant
@ramadhani_rizky
@ramadhani_rizky