It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Dimas dan Marlo memandangi Alfa yang tengah menikmati permainan. Keduanya hanya bisa bengong menyaksikan pria dewasa yang ada di depan mereka ini yang sangat menggilai
games lebih dari anak kecil.
“Kok gue serasa jadi ngejaga bayi gini yah?” gumam Dimas, dan Marlo hanya tertawa mendengarnya.
“Main itu yuk,” ajak Marlo menunjuk satu permainan battle shoot di pojok ruangan. Dimas pun mengangguk setuju. Keduanya pun berjalan meninggalkan Alfa yang masih asyik dengan permainannya.
“Lihat, aku dapat poin tertinggi,” seru Alfa girang, namun ia tidak mendapati Dimas dan Marlo di dekatnya.
Mata Alfa menjelajah seisi ruangan mencari keberadaan mereka, dan.. di sanalah mereka, tengah tertawa bersama menikmati permainannya tanpa mempedulikan Alfa.
Dengan kesal Alfa berjalan menghampiri keduanya.
“Minggir, saya mau main,” Alfa mendorong Dimas dan merebut senjata yang dipegangnya,
membuat Dimas berteriak kesal, “Hei..!!”. Tadinya Dimas akan protes, namun melihat tatapan garang Alfa, ia menelan kembali aksi protesnya.
Dengan mengerahkan segenap kemampuan, keduanya beradu. Baik Alfa dan Marlo tidak ada yang mau mengalah pada permainan itu. Marlo pun menyadari bahwa Alfa mempunyai
perasaan khusus pada Dimas. Ia dapat melihat itu dari gelagat Alfa yang selalu berusaha menarik perhatian Dimas ataupun mengusik kebersamaan mereka.
“Apa-apaan mereka?” gumam Dimas kemudian berjalan pergi meninggalkan keduanya dan duduk di samping mesin soda.
Ketegangan antara Alfa dan Marlo mereda saat permainan berakhir. Keduanya pun celingukan mencari keberadaan Dimas yang tiba-tiba menghilang. Mata keduanya pun segera
menemukan cowok manis itu. Mereka terpana takjub menyaksikan cowok manis yang usil itu yang tengah menendang mesin soda karena minuman yang dibelinya tak kunjung keluar.
Keduanya menggeleng serempak saat menyaksikan, sekali lagi Dimas mengambil ancang-ancang dan kemudian dengan sekuat tenaga menendang mesin itu menimbulkan suara berisik di sekeliling mesin.
“Wah...” desis Marlo takjub saat Dimas berhasil mengeluarkan minumannya.
“Benar-benar cowok itu,” ucap Alfa tak kalah takjub.
“Gila lu ya Dim,” desis Marlo saat sudah berada di samping Dimas.
“Emang kenapa?” tanya Dimas bingung.
“Apa kamu gak sadar, tenaga kamu yang mirip kuli itu bisa menghancurkan mesinnya,” ledek Alfa membuat Dimas mendesis kesal dan hampir menghantamkan kaleng soda yang ia pegang ke wajah Alfa.
“Eh...” teriak Alfa mengingatkan. Dimas pun mengurungkan niatnya dan malah menendang kaleng soda ke arah tempat sampah. Namun sial bagi Dimas, kembali tendangannya kurang sukses dan menghantam kepala seorang pria.
“Aduh...” pekik Dimas.
“Wah, sejarah terulang kembali nih,” gumam Alfa membuat Marlo bingung.
Dimas segera menghampiri korbannya untuk meminta maaf dan memungut kaleng sodanya.
“Aduh Mas, maaf ya,” ucap Dimas penuh sesal.
“Maaf..maaf..kalo gak bisa main bola jangan tendang-tendangan,” bentak pria itu kesal.
"Bola? Inikan kaleng soda?" gumam Dimas membuat pria itu berteriak makin kesal.
"Heiii...." bentaknya membuat nyali Dimas menciut. Alfa yang melihat perubahan di wajah Dimas pun segera menghampiri mereka.
“Maaf Mas, atas kelakuan adik saya. Kalau Mas butuh apa-apa untuk biaya pengobatan, silakan hubungi saya,” Alfa memberikan kartu namanya. Si pria membaca kartu nama Alfa,
ia terdiam sesaat, lalu memandang Alfa. Sepertinya ia mengenal Alfa.
“Oke,” balasnya kemudian pergi.
Dimas menghela nafas lega, kemudian berpaling ke arah Alfa. Alfa menatap Dimas tajam.
Menunggu reaksi apa yang akan ditunjukkan cowok manis itu.
“Makasih Pak Alfa,” ucap Dimas sungguh-sungguh. Kali ini ia memang merasa sangat berhutang budi pada Alfa.
“Lain kali hati-hati, jangan suka nendang kaleng soda sembarangan. Cukup saya saja yang jadi korban kamu,” ucap Alfa pelan, sehingga hanya ia dan Dimas yang bisa mendengarnya.
Sementara Marlo yang berdiri agak jauh dari mereka tidak dapat mendengar apapun. Namun ia dapat melihat dengan jelas bahwa Alfa sangat menyukai cowok manis itu.
***
Dimas berjalan menuju ruang guru sambil membawa buku PR teman-teman sekelasnya. Bu Rani, guru Fisika mereka memintanya untuk membawa buku-buku itu ke mejanya.
Sambil bersenandung kecil Dimas berjalan di sepanjang koridor. Alfa yang saat itu baru selesai mengajar di kelas 1, tersenyum melihat cowok manis itu dari kejauhan. Dan kembali, sifat usilnya muncul.
Ia berjalan mendekati cowok manis itu dan mulai meledek,
“Wah, gak sia-sia kamu makan banyak, tenaga kamu bisa dipakai buat ngangkut buku-buku pr siswa,”
“Udah deh Pak, saya lagi malas nih ngeladenin Bapak,” balas Dimas tenang. Tapi bukan Alfa namanya kalau tidak bisa memancing rasa kesal Dimas.
“Oh ya, celana saya yang kena noda permen karet mana?”
Dimas tersenyum manis ke arah Alfa, Alfa bisa menebak pasti ada yang tidak beres dengan senyuman itu.
“Hehe.. anu Pak, nodanya susah ngilang jadi,”
“Jadi?” tanya Alfa curiga.
“Jadi celananya saya buang,” balas Dimas sambil tersenyum dengan cengirannya khasnya.
“Apa? Dimas, kamu ini, kok seenaknya buang barang milik orang lain,” jerit Alfa mulai kehilangan kesabaran. Padahal celana itu adalah keluaran Armani dan Alfa bahkan harus
terbang ke Hongkong untuk mendapatkannya.
“Habis susah dibersihin, kan cuma celana doang,” ucap Dimas tanpa tahu sejarah celana itu.
“Cuma celana kamu bilang? Dimas, itu celana keluaran Armani dan susah banget buat dapetinnya,” Alfa sudah tidak bisa menahan luapan emosinya.
“Hah? Armani? Yang merek terkenal itu?” pekik Dimas tak kalah kaget.
“Waduh, beruntung banget yang mungut tuh celana, dapat celana merek terkenal lagi,” gumam Dimas tidak mempedulikan Alfa yang melotot kesal padanya.
“Hah? Bisa-bisanya kamu ngomong begitu,”
“Habis mau bilang apa lagi? Kan beruntung banget yang mulung, kalau aja dia tahu itu Arma...” Dimas menghentikan kata-katanya karen Alfa sudah melotot padanya.
“Dan sebagai balasannya...” ucap Alfa sambil mengaduk-aduk tumpukan buku yang dipegang Dimas, “Saya akan buang buku PR kamu biar kita impas,” lanjut Alfa kesal sambil
melemparkan buku PR Dimas ke atap sekolah.
“Eh..eh..Pak, ja...”
Dimas menatap geram Alfa, “Kita impas,” ucap Alfa puas lalu pergi meninggalkan Dimas.
“Arghh... dasar monster...” teriak Dimas namun Alfa hanya melambaikan tangannya dari kejauhan.
Dimas segera mengantarkan buku-buku PR itu ke meja guru. Bu Rani yang sudah menunggu dari tadi, bingung melihat Dimas yang baru tiba.
“Kok lama bener?” tanya bu Rani.
“Itu Bu, tadi saya ke toilet dulu. Oh ya bu, buku PR saya, tadi jatuh entah dimana, saya cari dulu ya bu,” jelas Dimas, bu Rani pun mengangguk.
Dimas berjalan menuju koridor tempat ia dan Alfa tadi bertemu. Ia akan mengambil buku PRnya, bagaimanapun caranya. Sepanjang jalan ia terus mengumpat dan mengutuk Alfa, membuat Rio, Zacky dan Gio yang menemaninya bingung tidak karuan.
“Dasar monster, gak punya perasaan, kurang ajar, makhluk berdarah dingin, dasar nyamuk..”
“Lu kenapa sih Dim?” tanya Gio, “Pusing tahu dengar celotehan lu yang gak jelas,”
“Pak Alfa, dia lemparin buku PR Fisika gue, gara-gara gue buang celananya yang kena permen karet itu,”
“Hah? Segitu doang Pak Alfa sampai balas dendam?” tanya Zacky.
“Yah.. karena.. celananya itu merek Armani..”
“Hah? ARMANI!!” teriak ketiganya bersamaan. Dimas mengangguk menujukkan wajah polosnya.
“Ya iyalah, songong, celana mahal lu buang seenaknya. Untung dia gak minta ganti, kalo enggak habis deh lu,” jerit Rio sambil memukul kepala Dimas, tidak habis pikir dengan ulah sahabatnya.
“Eh, tahu gejrot, kalo gue tahu itu Armani, gue juga gak bakal buang, mending gue lelang di internet,” balas Dimas sewot.
“Yeah...” teriak ketiganya di telinga Dimas.
Dengan tangga yang ia pinjam dari pak Diman, Dimas memanjat atap sekolah untuk mengambil bukunya. Aksinya itu tentu saja mengundang decak kagum dari murid-murid.
Tentu saja, karena saat itu memang jam istirahat.
“Awas jatuh Dim, entar kalo lu jatuh bumi bisa terbelah dua,” ledek Diki dari lapangan basket membuat anak-anak tertawa.
“Eh, cungkring, lu kira gue tongkat nabi Musa, bisa membelah bumi,” teriak Dimas dari atas atap, disambut tawa teman-temannya.
“Ada monyet ragunan lepas, pawangnya pada kemana ya?” ejek Anton saat ia dan Genknya lewat.
“Aduh, talinya mana.. tali.. bahaya loh, kalo sampe monyetnya nularin virus Ebola,” timpal Budi membuat mereka tertawa.
“Eh Pak lampir, monyet gak bawa virus Ebola goblok, yang ada elu tuh bawa virus rabies, dasar biang resek,” balas Dimas tak mau kalah.
“Euw..monyetnya bisa ngomong,” ledek mereka lagi.
Dimas yang sudah teramat kesal pun melemparkan dedaunan yang ada di atap tepat ke kepala mereka membuat para Genk Anton itu berlarian. Dimas dan ketiga sahabatnya
yang menunggu di bawah pun tertawa puas melihat Genk cowok yang sok kegantengan itu berlarian.
“Dasar cowok stress lu,” teriak Anton dari ujung sana.
“EUW....” balas Rio, Gio dan Zacky kompak.
Saat sekolah berakhir, Dimas sudah menyusun rencana pembalasan untuk Alfa. Dengan tergesa-gesa, diiringi ketiga sahabatnya, mereka menuju parkiran.
”Lu yakin mau ngebalas Pak Alfa, Dim?” tanya Gio ragu dengan rencana mereka.
“Seratus persen,” ucap Dimas mantap.
“Kalau ketahuan gimana?” tanya Rio mulai panik, “Lagian kasihan Pak Alfa dong,”
“Hei, Cumi goreng, Lu temen gue apa Pak Alfa? Kalo takut, mending lu balik gih,” Usir Dimas kesal.
“Ya, temen lu,” jawab Rio, “Tapi gue juga fansnya Pak Alfa,” sambungnya.
“Ehem...Gitu kamu yank awas aku tidak kasih jatah lagi ke kamu” Kata Zacky sambil menatap tajam kekasihnya.
“Ah, sayang tidak kok aku kan tetap sayang kamu, Aku kan cintanya sama kamu yank”. Kata Rio sambil memeluk Zacky dari belakang. Zacky pun tersenyum malu mendengar kata itu dari kekasihnya.
“ WOOOOOI...Eneg gue liat kalian melakukan itu di depan umum” teriak Gio dengan lantang.
“ Sirik aja deh lu, mungkin lu jomblo jadi lu iri lihat kita” kata Zacky dengan nada santainya.
“ Iri.. Amit-amit deh..Emang gue kayak kalian, tidak kali aku suka cewek “kata Gio
“ Cih..gue yakin ada bibit gay yang ada dalam diri lu Gio” kata Rio dengan nada santainya sambil tersenyum manis
“Ah.. apa kalian bilang?” teriak Gio
“WOOOI..Udah dong pertengkarannya, cepetan, nanti keburu pada datang,” Dimas mengingatkan kepada ketiga sahabatnya.
Dengan ganas, Dimas menggemboskan salah satu ban mobil Alfa. Setelah misinya selesai, Keempat cowok itupun berlari meninggalkan lapangan parkir. Setelah kepergian keempat cowok itu, Alfa muncul. Dengan segera ia menyalakan mobilnya dan keluar dari parkiran.
Namun tidak berapa jauh mobil berjalan, Alfa merasakan ada yang tidak beres dengan mobilnya. Alfa menghentikan laju mobilnya dan keluar untuk mencari tahu apa yang terjadi. Betapa terkejutnya Alfa saat melihat ban depan kanan mobilnya kempes tanpa udara sedikitpun.
Ia pun menendang bannya sambil mengumpat, “Sialan.. tadi nih mobil baik-baik aja, kenapa sekarang...”. Sebuah pemikiran terlintas di kepala Alfa. Ini pasti ulah cowok manis itu. Dimas Kurniawan. Siapa lagi yang akan membalasnya habis-habisan selain dia. Alfa hanya bisa memandangi ban mobilnya sambil menghela nafas panjang.
“Dimas.. Ada saja yang kamu lakukan untuk membalas saya,” desahnya.
Sementara tak jauh dari tempatnya berdiri, keempat cowok nakal itu tertawa geli melihat tampang kesal guru
tampan mereka.
“Jangan macam-macam dengan Dimas Kurniawan, Dimas dilawan...” gumam Dimas puas.
BERSAMBUNG
Oh ya guyz aku edit cerita ini cocok sambil dengerin lagu korea dan indonesia hehehe dan pas dengan cerita tentang dimas sama alfa
1.Snuper - Hyde Jekyll FMV (Hyde,Jekyell,Me OST)[ENGSUB + Romanization + Hangul]
2. Andrea- Bahagia bersamamu
3. Kissing you
4. Raisa-Could it be love (ini cocok untuk chapter Dimas )
Itu aja dulu hehehehe pas banget lagu itu untuk mereka itu pendapatku sih hehehee
@_abdulrojak
@Rifal_RMR
@JimaeVian_Fujo
@lulu_75
@Aurora_69
@harya_kei
@Tsu_no_YanYan
@yeniariani
@3ll0
@Otho_WNata92
@hyujin
@j4nji
@rizal_91leonardus
@Rikadza
@lucifer5245
@abyyriza
@terry22
@rama_andikaa
@Gabriel_Valiant
@ramadhani_rizky
@Akang_Cunihin
@Sho_Lee
@raw_stone
@Rars_Di
marlonya sama aku aja siniii.. Hihiihii
@abyyriza
nanti lg klu byk ksh like dan komentar langsung q lanjut ....jangan marlo itu pacarku tahu hahahaa
@Rars_Di
si Dimas tengil nya keterlaluan.
@Akang_Cunihin
Lanjut @freeefujoushi
Lanjut @freeefujoushi
@Aurora_69
iya mereka kyk Tom-Jerry hehehe
@lulu_75
pokoke tak tunggu lanjutane aja
pokoke tak tunggu lanjutane aja
@Sho_Lee