It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Dia tidak mengerti apa yang dia inginkan. Ingin cepat sampai atau tidak ingin segera sampai. Apa dia ingin lepas dari kepedihan yang menyimpan keinginannya, atau ingin bersama dengan Rui.
Ketika diam-diam sedang menderita di balik wajah yang tenang, tiba-tiba saja bus berbelok dengan sangat tajam.
Tubuh seluruh penumpang langsung miring, bahkan badan bus itu sendiri pun jadi ikut miring, begitu pula dengan tubuh Bara dan Rui.
"Rui!"
Dengan segera Bara memeluk kepala cowok manis ini dengan satu tangan, dan satu tangan yang satu lagi diulurkan ke depan. Telapak tangan yang terulur itu pun langsung membentur pintu Bus. Sehingga bagian belakang kepala Rui tidak terbentur badan Bus. Sepertinya dia sudah berhasil melindungi Rui.
Ketika hendak menanyakan apakah dia baik-baik saja, tiba-tiba tanpa sadar nafas Bara terhenti.
Bibir Rui berada tepat di depan bibirnya. Jangankan beberapa senti, jaraknya hanya tinggal 1 senti.
Bahkan nafas yang dihembuskan oleh Rui juga sampai terasa menggelitik di wajah Bara.
Mata mereka bertatapan di jarak yang sangat dekat.
Kita akan mengetahui perasaan kita kalau bertatapan selama 3 detik.
Perasaan suka atau tidak bisa diketahui kalau menatap matanya.
Ucapan Rui itu terngiang kembali di kepalaku. Dan itu sangat menyesakkan dada.
(Aku menyukaimu Rui )
Perasaannya langsung bersuara, sebelum sempat memikirkan sesuatu. Dan sebelum itu meluncur dari bibirnya, Bara langsung menekan tombol turun.
"Eh? Bukankah halte Bus terdekat dengan Rumah Bara masih satu halte lagi?"
"Aku ada urusan "
Dengan jawaban singkat, Bara segera turun dari Bus seperti melarikan diri.
Rui pun melambaikan tangan dari dalam Bus sambil berusaha menempelkan dahinya ke pintu bus.
Bus yang ditumpangi Rui pun mulai menjauh sambil mendengungkan bunyi yang samar.
Di hadapan Bara, yang terus berdiri sambil mengantar kepergian bus, sinar matahari yang menyilaukan mulai tenggelam.
Bara pun memicingkan mata sambil berbisik
"Aku menyukaimu Rui."
Selanjutnya pasti dan pasti akan kuucapkan jika ada kesempatan.
TAMAT
Dia tidak mengerti apa yang dia inginkan. Ingin cepat sampai atau tidak ingin segera sampai. Apa dia ingin lepas dari kepedihan yang menyimpan keinginannya, atau ingin bersama dengan Rui.
Ketika diam-diam sedang menderita di balik wajah yang tenang, tiba-tiba saja bus berbelok dengan sangat tajam.
Tubuh seluruh penumpang langsung miring, bahkan badan bus itu sendiri pun jadi ikut miring, begitu pula dengan tubuh Bara dan Rui.
"Rui!"
Dengan segera Bara memeluk kepala cowok manis ini dengan satu tangan, dan satu tangan yang satu lagi diulurkan ke depan. Telapak tangan yang terulur itu pun langsung membentur pintu Bus. Sehingga bagian belakang kepala Rui tidak terbentur badan Bus. Sepertinya dia sudah berhasil melindungi Rui.
Ketika hendak menanyakan apakah dia baik-baik saja, tiba-tiba tanpa sadar nafas Bara terhenti.
Bibir Rui berada tepat di depan bibirnya. Jangankan beberapa senti, jaraknya hanya tinggal 1 senti.
Bahkan nafas yang dihembuskan oleh Rui juga sampai terasa menggelitik di wajah Bara.
Mata mereka bertatapan di jarak yang sangat dekat.
Kita akan mengetahui perasaan kita kalau bertatapan selama 3 detik.
Perasaan suka atau tidak bisa diketahui kalau menatap matanya.
Ucapan Rui itu terngiang kembali di kepalaku. Dan itu sangat menyesakkan dada.
(Aku menyukaimu Rui )
Perasaannya langsung bersuara, sebelum sempat memikirkan sesuatu. Dan sebelum itu meluncur dari bibirnya, Bara langsung menekan tombol turun.
"Eh? Bukankah halte Bus terdekat dengan Rumah Bara masih satu halte lagi?"
"Aku ada urusan "
Dengan jawaban singkat, Bara segera turun dari Bus seperti melarikan diri.
Rui pun melambaikan tangan dari dalam Bus sambil berusaha menempelkan dahinya ke pintu bus.
Bus yang ditumpangi Rui pun mulai menjauh sambil mendengungkan bunyi yang samar.
Di hadapan Bara, yang terus berdiri sambil mengantar kepergian bus, sinar matahari yang menyilaukan mulai tenggelam.
Bara pun memicingkan mata sambil berbisik
"Aku menyukaimu Rui."
Selanjutnya pasti dan pasti akan kuucapkan jika ada kesempatan.
TAMAT
Btw ada benarnya klu kita suka seseorang dan menatap 3 detik aja kita tahu perasaan kita sm org yg kita suka patut coba ya
Maaaf endingnya kyk gini krn sesuai judulnya sbatas cinta bertepuk sbelah tangan di pihak bara yg menyukai rui pdahal rui punya pacar yaitu erik
rencananya q mau nulis cerita 3600 detik kalian pasti tau charon dan jg filmnya rencananya q mau bwt versi gaynya klu msalah ending q putusin aja hehehehe ...kasih pendapat mau tdk????
makasih atas pembaca yg kasih komentar, komik novel q yg q baca dan SR walau tdk kasih komentar hehehhee
mention :
@Tsu_no_YanYan
@lulu_75
@harya_kei
@yeniariani
@3ll0
Btw ada benarnya klu kita suka seseorang dan menatap 3 detik aja kita tahu perasaan kita sm org yg kita suka patut coba ya
Maaaf endingnya kyk gini krn sesuai judulnya sbatas cinta bertepuk sbelah tangan di pihak bara yg menyukai rui pdahal rui punya pacar yaitu erik
rencananya q mau nulis cerita 3600 detik kalian pasti tau charon dan jg filmnya rencananya q mau bwt versi gaynya klu msalah ending q putusin aja hehehehe ...kasih pendapat mau tdk????
makasih atas pembaca yg kasih komentar, komik novel q yg q baca dan SR walau tdk kasih komentar hehehhee
mention :
@Tsu_no_YanYan
@lulu_75
@harya_kei
@yeniariani
@3ll0
@lulu_75
cerita yg ini ya?? hehehe klu ini udh tamat hehehhee
@harya_kei
@lulu_75
cerita yg ini ya?? hehehe klu ini udh tamat hehehhee
@harya_kei
@harya_kei
@harya_kei