It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Hari ini ada pertengkaran sengit antara Tiar dan Nugroho. Mereka berdua adu mulut. Bentak-bentakan. Ejek-ejekan. Bukannya melerai mereka, aku dan teman-teman yang lain cuma ketawa. Sebenarnya ini semua salah Tiar. Tapi karena Tiar nggak mau ngalah ya gini deh jadinya.
Tadi waktu pelajaran olah raga, Tiar ikut main sepak bola. Kalau aku tetep di basket. Nah pertengkaran bermula saat Tiar mencetak gol. Nah gol nya Tiar nggak sah dan akhirnya Tiar marah. Nggak terima. Akhirnya dia adu mulut sama Nugroho yang jadi wasit. Tiar itu mencetak gol dengan tangannya. Aku sih nggak kaget. Tiar emang gemes kalau main sepak bola. Olah raga yang dia benci itu sepak bola. Tapi dia juga penasaran sama olah raga yang satu itu. Jujur saja, Tiar lebih ahli pakai tangan daripada kaki. Jadi olah raga sepak bola itu musuh dalam selimut buat dia.
Hpku getar. Aku sudah bisa menebak dari siapa itu.
JM : nnti mlm keluar yuk
Tanpa kubalas, kumasukkan aja hp ke dalam saku. Sudah beberapa minggu ini aku mencoba menarik diri dari yang namanya Jemmy. Instingku bilang untuk menghindarinya.
"Han...!" Ronni menyapaku saat bertemu di kantin.
"Hei..."
"Duh kantin di sini kok ramai banget ya," Ronni mengeluh.
Dia memilih duduk di sampingku di ikuti sama Yongki. Aku nggak melihat dua makhluk lainnya. Itu bagus. Aku agak sebal sama Vio. Dia aneh. Auranya memusuhiku.
Yongki. Anak ini pendiam. Nggak banyak omong. Beda ama Ronni yang ternyata suka mengoceh. Secara alami kami menjadi dekat, aku, Tiar dengan Ronni cs. Ya biarpun dengan yang lainnya cuma say hello aja sih.
"Kayaknya aku mau ganti kantin aja. Disini selalu penuh," Ronni menatap kepadatan anak-anak yang menggerombol di dekat ibu kantin.
"Di bu B sepi," sahut Tiar yang baru membeli beberapa cemilan seharga 500 rupiah.
"Tapi cuma jualan bakso," kali ini Yongki menyahut.
"Gimana kalau di kantin pojok. Sebelah kelas 10??" usulku, "deket sama kelas kalian kan?!"
"Tapi nggak lengkap. Itu-itu aja yang dijual," sahut Ronni, "bosen."
Aku terkekeh.
"Kayaknya cuma di sini ya pilihannya," kataku yang langsung membuat mereka bertiga mendengus.
Hahaha...
Saat kami sedang asik-asiknya mengobrol. Aku menangkap sosok Jemmy dan gerombolannya memasuki kantin. Reflek, aku pura-pura sibuk. Aku berusaha tidak melihat ke arahnya. Tapi aku bisa menangkap samar-samar dari ujung mataku kalau dia sedang memperhatikanku.
Hpku bergetar. Dengan ragu aku melihatnya. Jemmy nge-ping.
"Aku ke toilet dulu," pamitku ke teman-teman yang sekarang terlihat asik menikmati cemilan yang dibeli Tiar.
Sebelum aku pergi, aku sempat menyambar satu bungkus sanghai panda.
Aku memilih toilet agak jauh. Bukan karena toilet di dekat kantin penuh. Tapi aku sengaja untuk menjauh dari kantin itu. Mencuci muka adalah hal pertama yang aku lakukan. Rasa segar langsung menghampiriku. Beberapa detik yang lalu aku merasa tak nyaman karena kehadiran Jemmy di sekitarku.
"Kamu menghindariku?!"
Sebuah suara membuatku terdiam. Lewat kaca wastafel aku tau siapa dia. Jemmy. Cowok itu berdiri di ambang pintu.
Smile...
"Buat apa aku menghindarimu?!"
Aku masih tidak melihatnya secara langsung. Aku mencuci tanganku.
"Kamu nggak bales bbm ku. Kamu juga nyuekin aku. Kenapa?"
"Terus apa yang kamu mau? Apa kamu mau aku balesin semua bbm mu? Harus nyapa kamu setiap kali kita ketemu? Aku harus gimana?"
Dari pantulan kaca aku bisa melihat wajah keras Jemmy. Dia melihatku dengan kesal. Ada kecewa yang aku tangkap.
"Aku ulang tahun hari ini. Aku cuma mau nraktir kamu makan," kata Jemmy sebelum keluar dari toilet.
Aku menghela nafas. Memijat keningku.
Aku ini ngapain sih? Kenapa aku bisa ngomong kasar sama dia? Dia hanya ngajak makan karena dia ultah. Kenapa aku jadi punya pikiran macem-macem? Ini gara-gara Tiar ngomong yang aneh-aneh. Aku jadi mikir yang aneh-aneh juga.
***
"Kamu nggak pulang?" tanya Tiar.
"Nggak. Aku ada urusan. Kamu pulang aja duluan," sahutku sambil mengambil helm di bawah kursi.
Aku dan Tiar berpisah. Dia menuruni tangga dengan meluncur dari besi pegangan, sedangkan aku berjalan terus.
"Hanhan..."
Cewek dari kelas lain.
Siapa?
Smile...
Dia senyum-senyum sambil berlari kecil.
Langkahku berhenti di kelas yang baru selesai. Gurunya juga baru keluar. Aku bersandar di dinding dekat pintu. Sesekali tersenyum saat orang-orang menyapaku.
Jemmy nampak kaget melihatku di depan kelasnya.
Smile...
"Kalian duluan aja," kata Jemmy ke teman-temannya.
Aku melihat teman Jemmy pergi sambil sesekali melihat ke arahku.
"Kenapa?" Jemmy nampak kebingungan.
"Bukannya kamu mau nraktir aku makan?!" aku mengingatkan, "aku udah laper nih."
Jemmy masih kebingungan. Tapi sedetik kemudian dia tersenyum lebar.
"Oke ayo. Mau makan apa??"
Aku berfikir sejenak.
"Di mall aja kali ya. Sekalian aku mau beli sesuatu," usulku.
"O...oke. Sebentar aku ambil tas dulu," Jemmy beranjak dari hadapanku tapi baru beberapa langkah dia kembali, "nggak jadi. Tasku udah aku bawa."
Aku terkekeh.
Seperti biasa. Mall sepi kalau siang. Orang-orang masih sibuk kerja. Kebanyakan adalah ibu-ibu dan abg yang masih memakai seragam.
"Mau makan apa?" tanya Jemmy saat kami sudah mendapat tempat di food court.
Aku mencoba melihat-lihat stand makanan dari tempat dudukku.
"Aku nasi rames aja. Minumnya teh pochi."
"Oh ya udah aku pesenin dulu."
Jemmy beranjak dari tempatnya untuk memesan makanan. Sedangkan aku hanya duduk memainkan hp ku.
Me : mkn2 hahaha
Me : PING!!!
Me : PING!!!
Tiar : mkn apa?
Tiar : skrg km d mn?
Me : lg d mall
Me : mkn nasgor
Tiar : kok g ngjak2??
Me : aq aja d taktir
Tiar : sma?
Me : jemi
Tiar : (emot ngakak)
Me : knp???
Tiar : gpp
Tiar : nikmati hrimu sobat
Me : y pstilah
Me : d traktir ini
Tiar : smoga tdk trjd sesuatu yg diinginkan
Me : ( emot -_- )
Tiar : (emot ngakak)
Saat aku mau membalas bbm Tiar, Jemmy datang sambil membawa dua teh pochi.
"Cuma ini aja?" tanya Jemmy, "nggak mau pesen yang lain lagi?"
"Nggak deh. Itu aja."
Jemmy ngangguk-ngangguk. Dia kembali duduk. Memainkan hp nya. Saat makanan kami datang, kami lebih banyak diam. Sesekali saja membicarakan tentang sekolah dan guru yang paling menyebalkan. Selebihnya hanya terdiam.
"Setelah ini kita mau kemana?" tanya Jemmy saat kami sudah selesai makan.
"Aku mau beli aksesoris. Gelang atau apa gitu."
Aku menghabiskan teh ku.
"Oh ya udah. Sekalian aku juga mau beli."
"Kamu juga suka aksesoris?"
"Lumayan. Nih."
Jemmy memamerkan dua gelang yang bertengger di pergelangan tangan kirinya. Gelang yang terbuat dari bahan sabuk itu melingkar-lingkar.
Akhirnya setelah selesai makan kami ke tempat aksesoris. Aku memilih-milih gelang yang cocok untukku. Karena melihat gelang milik Jemmy bagus, aku coba mencari yang serupa. Nihil. Aku hanya menemukan gelang dari bahan karet. Ada dua gelang dalam satu ikat.
Hmm...
Tanpa pikir panjang aku ambil itu dan membayarnya. Jemmy batal beli karena nggak ada yang cocok.
"Nih aku kasih satu," kataku sambil melepas ikatan dua gelang itu, "emm..anggap aja kado."
Aku menyodorkan gelang itu ke Jemmy. Dia nampak terdiam menatap gelang itu.
"Kenapa? Nggak suka? Murah sih ja...."
"Nggak apa-apa. Aku suka. Suka banget. Makasih ya Han," Jemmy langsung menyambar gelang itu.
Aku tersenyum.
Yah...nggak enak juga sih ngasih kado murah yang nggak sampai 20ribu. Tapi dia kelihatan senang. Mungkin nggak masalah juga.
"Happy birthday Jem. Semoga panjang umur. Banyak rejeki. Makin pinter. Makin ganteng. Makin sayang orang tua dan makin-makin yang lainnya deh."
Jemmy ketawa.
"Makasih...makasih hahaha..."
Jemmy memakai gelangnya. Dia masih terus tersenyum.
Dia benar-benar suka aksesoris.
Aku juga memakainya.
"Kembar deh," kataku sambil menunjukkan gelang yang aku pakai.
Jemmy senyum-senyum.
"Mau kemana lagi?" tanya Jemmy sambil melemparkan pandangannya ke arah lain.
"Yang ultah kan kamu. Harusnya aku yang tanya. Kamu mau kemana?"
Jemmy nampak berfikir.
"Aku nggak tau. Aku cuma mau keluar sama kamu aja kok."
Aku tertawa sambil beranjak pergi dari tempat yang menjual aksesoris diikuti oleh Jemmy.
"Kenapa nggak pergi sama temen-temenmu?" tanyaku sambil melihat kemeja yang aku lewati.
"Udah kok. Kemarin jam 12 malem sampai jam 3 pagi."
Aku menatap Jemmy.
"Paginya bisa bangun?"
Jemmy mengangguk.
"Wow..."
Hahahaha...
"Ngapain aja kalian??"
"Banyak. Nongkrong. Ngopi."
"Hahaha...kalau aku pasti sudah kena omel oma."
Jemmy nampak terdiam sambil memperhatikanku yang sedang melihat-lihat kemeja.
"Kenapa?" tanyaku.
"Kamu tinggal sama oma, lalu ortu mu kemana?"
"Meninggal."
"Ah...sorry aku...aku nggak tau."
Aku terkekeh.
"Nggak masalah. Itu udah lama," aku melihat t-shirt polos, "apa ini bagus?"
Jemmy mengangguk. Dari wajahnya aku tau kalau dia merasa tak enak hati.
Aku menepuk bahunya pelan.
"Nggak apa-apa Jem. Lagian mereka meninggal waktu aku masih kecil. Aku aja lupa seperti apa mereka."
"Ooh...tapi tetep aja aku jadi nggak enak."
Aku kembali terkekeh.
"Ya udah kalau gitu lupain aja," kataku, "mau main game?"
Jemmy kembali mengangguk.
Aduh jangan pasang wajah itu. Aku membencinya. Aku tidak suka dikasihani. Apapun alasannya. Jangan pernah menampilkan wajah itu. Orang tua ku memang meninggal. Meninggal karena kecelakaan. Mama, papa, om kakak mamaku, tante dan kakak sepupuku meninggal dalam satu mobil yang sama. Aku ikut, tapi aku selamat. Aku selamat karena kakak sepupuku yang saat itu berumur 5 tahun memelukku.
Selama ini aku sudah merasa bersalah. Kenapa aku tidak ikut mati saat itu juga? Kenapa hanya aku yang selamat. Apa itu adil?
Aku menanggung semuanya sendirian. Menjadi orang yang satu-satunya selamat bukan hal yang patut di syukuri. Thanks oma dan opa yang sudah merawatku. Tapi apa itu bisa membuatku senang? Tidak.
"Hanhan..."
Aku tersentak. Tersadar dari pikiranku sendiri.
Aku menatap Jemmy yang terlihat khawatir.
Oh ayolah...berhentilah menatapku dengan pandangan itu.
Smile...
"Aku mau bayar ini dulu."
Aku membayar t-shirt itu lalu mengajak Jemmy ke game fantasi.
Ce @d_cetya
@rizal_91leonardus
@Asu123456
@Otho_WNata92
@ffirly69
Ka @Tsu_no_YanYan
@SteveAnggara
Ka @cute_inuyasha
mas @harya_kei
Thx mentionnya @3ll0
Titip mentionnya bang @3ll0 .
Titip mentionnya bang @3ll0 .
semoga si Jemi tulus ye sama hanhan *curiga jgn2 jemi taruhan ama temen2y
semoga si Jemi tulus ye sama hanhan *curiga jgn2 jemi taruhan ama temen2y
aduh bu @Wita sorry kelewat,pake hp soalnya