It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
asu : sumpah g enak manggilx :v apakah hanhan bsa belok..hmmmm
3ll0 : sttttt....!
asu : sumpah g enak manggilx :v apakah hanhan bsa belok..hmmmm
3ll0 : sttttt....!
asu : sumpah g enak manggilx :v apakah hanhan bsa belok..hmmmm
3ll0 : sttttt....!
Jangan tanya apa yang terjadi selama Tiar nggak ada. Jelas aku di antar jemput Jemmy. Nggak kurang dan nggak lebih. Cuma antar jemput dan nggak banyak ngobrol. Jujur saja, dia seperti supirku. Pagi ini Jemmy nggak jemput. Seharusnya Tiar yang jemput. Tapi Tiar bbm aku katanya dia bangun kesiangan dan nyuruh aku untuk berangkat duluan. Aku kabulkan itu. Aku naik angkot. Bisa aja sih aku nyuruh Jemmy buat jemput. Tapi buat apa? Rasanya kok jadi memanfaatkan. Nggak enak hahaha...
"HANHAAAAAAANNNN...." nggak perlu liat siapa orangnya juga aku tahu siapa dia.
"Woo...wooo...." aku hampir terjatuh saat Tiar tiba-tiba melompat ke punggungku sambil memeluk leherku.
Reflek aku menahan paha Tiar supaya nggak jatuh.
"Hanhaaaann...kita menang. KITA MENAAAAAAANG...." Tiar mulai ribut di gendonganku.
"Iya tahu. Kamu udah bilang ratusan ah ribuan kali," sahutku sambil berjalan.
Tiar masih di punggungku. Nggak mau turun dari gendongan.
"Muaaah...muaaaahh...muaaaaahhhh...."
Hahahaha
Aku cuma tersenyum saat Tiar mulai menciumi pucuk kepalaku.
Untung aku sudah keramas hahaha...
"Ya ampun Haaaaan, aku bahagia. Aku seneng banget. Rasanya kayak menang dalam pertandingan internasional."
"Mulai deh mulai lebaynya."
"Seriusan. Aku mau mati bahagia waktu pegang pialanya. Ya ampun. Nggak nyangka. Bayangin aja, tubuh mereka itu tinggi-tinggi. Tekniknya juga luar biasa. Rasanya kayak mimpi bisa menang."
"Hahaha...iya...iya."
Dan bisa ditebak apa yang terjadi setelah itu. Tiar masih mengoceh di gendonganku.
Tadi Tiar telat. Dia nggak boleh masuk kelas sampai jam istirahat pertama. Beruntung tadi nggak ada tes.
"Kita mau kemana?"
"Ke kantin."
"Lho aku tadi udah dari sana."
"Aku belum."
Dan bisa ditebak, Tiar masih digendonganku. Dia nggak mau turun. Jadi pusat perhatian? Jelas. Tapi masa bodo.
Di kantin aku berpapasan dengan Vio cs. Vio melihatku sekilas.
Karena bertemu dengan teman setimnya, Tiar melupakanku. Mereka mengoceh dan ribut sendiri. Cerita soal pertandingan kemarin.
Aku mengecek hp ku.
Sepi.
***
Seperti dejavu. Menabrak orang yang sama. Melihat buku dan barang yang serupa. Aku hanya tersenyum.
Ronni.
"Aku nggak sengaja," kataku sambil membantunya memasukkan komik yang berserakan di dalam kantong plastik.
"Aku tau," sahut Ronni, "nggak apa-apa kok."
Malam ini aku pergi ke salah satu toko buku. Bukan mau beli buku, tapi beli map untuk tugas-tugasku. Dan inilah akhirnya...
"Nggak repot bawa barang sebanyak ini?" tanyaku saat dia membawa empat kantong plastik yang isinya buku...ah lebih tepatnya komik dan replika figure anime.
Apaan sih ini... Cewek yang warna rambutnya biru kehijauan yang dikepang dua.
"Miiikuuu," desisku saat membaca tulisan yang ada di salah satu telapak kaki replika figure itu.
Aku sedikit kaget waktu Ronni menyambarnya dari tanganku.
"Suka gituan?" tanyaku.
Ronni terdiam. Salah tingkah.
"Nggak usah malu. Aku aja juga suka."
"Suka miku??" tanya Ronni cepat.
Ada nada antusias.
"Eee...suka baca novel sih."
Ronni menghela nafas.
"Itu sih bedaaaa," protesnya.
Hahahaha...
"Ya kan tiap orang kesukaannya beda-beda," sahutku.
Beres juga deh akhirnya. Semua sudah masuk kantong plastik.
"Sama siapa ke sini? Naik apa?" tanyaku.
"Sendiri. Naik motor tadi."
"Nggak repot bawanya? Banyak gitu."
Ronni terdiam. Sepertinya baru sadar kalau belanjaannya terlalu banyak.
"Aku bantu bawa sampai rumah mau?" tanyaku menawarkan diri.
Ronni langsung menatapku.
"Eh..nggak usah. Nggak perlu kok. Aku bisa sendiri."
"Pasti susah nanti. Aku bawa mobil kok."
"Nggak usah deh. Ngerepotin nanti."
"Nggak apa-apa. Santai aja. Aku nggak merasa di repotin."
Akhirnya Ronni setuju dengan tawaranku.
Aku nggak punya maksud apa-apa kok. Murni cuma mau bantuin dia aja. Nggak ada hubungannya sama Vio yang bertingkah aneh ke aku. Tapi kalau nanti aku bisa cari info dari Ronni ya lain soal deh hahaha...
Rumah Ronni seperti rumah pada umumnya. Dia nggak tajir seperti yang di gossipkan. Biasa. Standar. Aku cuma menilai dari rumahnya lo. Beda lagi kalau aku tau berapa simpenan uang ortunya.
Hmm... kamarnya juga biasa aja.
Ronni ngajak aku ke kamarnya. Disuruh mampir buat minum dan makan cemilan. Tapi waktu cemilan dateng, itu bukan cemilan tapi makanan berat. Itu nasi lengkap dengan lauk pauk.
Waduh kalau gini jadi aku yang ngerepotin.
"Mama mu cantik," pujiku saat melihat mama Ronni yang kecil mungil dan cantik.
Aku kira tadi kakaknya Ronni. Habisnya si tante kelihatan masih umur 20an sih. Tadi waktu aku bilang gitu si tante senyum-senyum.
"Mamaku memang baby face," kata Ronni.
Aku manggut-manggut sambil mulai acara makanku. Ronni menemaniku makan. Dia banyak cerita soal keluarganya. Dia punya adik cewek umur 14 tahun dan kedua orang tua lengkap. Dia juga mulai membuka dirinya sedikit demi sedikit. Cerita banyak hal. Mulai dari hobby sampai ke hal-hal yang dibencinya. Aku sempat tertegun beberapa kali melihat Ronni bercerita. Diluar dugaan. Ronni memang otaku. Dia tadi kelepasan ngomong haha...dia suka manga dan anime. Dia juga jelasin apa itu manga dan anime. Awalnya sih aku kira sama aja, manga, anime dan kartun. Eee ternyata beda.
Ronni juga bilang kalau cewek di dunia nyata nggak ada yang secantik miku. Aku cuma bisa ketawa dalam hati. Aduh...jelas-jelas cantik cewek asli lah mas. Diliat darimanapun cewek asli lebih mantap.
Dia juga memberiku banyak judul manga dan anime. Rekomendasi dari dia adalah tokyo ghoul. Katanya tokyo ghoul yang di manga sudah sampai jauh. Sudah beda judul pula, tokyo ghoul re. Dan satu lagi onepunch man. Selama ini aku cuma baca doraemon, sinchan dan naruto. Aku nggak terlalu suka baca komik tapi rekomendasi dari Ronni patut dibaca.
Ah iya...waktu aku lihat komik mencurigakan di salah satu komik miliknya, dia bilang itu punya adiknya. Adiknya nitip. Katanya adiknya fujo.
"Apa sih fujo itu?" tanyaku.
"Fujoshi, cewek yang suka liat yaoi ah gay...homo maksudku."
Keningku berkerut.
"Kok aneh gitu."
"Iya gitu deh. Mereka suka ngeliat hubungan cowok ama cowok."
"Itu menjijikkan."
Ronni ketawa.
"Aku juga mikir gitu."
Ronni melihat jam. Aku ikutan. Jam 10 malam. Waktunya pulang. Baru juga aku mau berdiri, aku lihat Ronni membuka t-shirt nya. Aku terpana. Gila ototnya.
"Ada apa?" tanya Ronni saat tau aku sedang memperhatikan tubuhnya.
"Bagus. Berotot," sahutku, "aku juga pengen tapi nggak bisa kayak gitu."
"Masa sih? Tapi dulu aku gemuk lo. Bulet."
"Serius?"
Ronni berjalan mendekati meja belajarnya. Mengambil sesuatu di lacinya.
"Nih."
"Wooow...ini kamu? Serius???" tanyaku saat melihat foto anak kecil yang ya ampun gendut banget. Bengkak.
Ronni mengangguk. Dia kembali duduk di karpet. Duduk di sampingku.
Ini sih udah kayak balon. Dia juga makin keliatan culun dengan kacamata bulat. Rambutnya ada poninya hahahahaha.... Kalau body nya kayak gini di bilang otaku sih masih pantas kali ya.
Pantesan badannya tinggi besar. Masih ada sisa-sisa dari gemuknya ternyata.
"Umur berapa ini Ron?"
"Tujuh tahun."
"Tujuh tahun sebengkak ini Ron?? Ckckckckck...tapi kok sekarang bisa berotot gitu?"
Ronni ketawa.
"Aku diet sama olah raga. Terus waktu SMP aku di ajak nge-gym sama papaku. Sampai sekarang."
"Ah...aku juga mau."
Iri deh. Tubuh anak yang gemuknya kayak di foto bisa sebagus sekarang.
"Tubuhku biasa aja biarpun aku rajin olah raga."
"Coba ke gym deh."
Aku terkekeh.
"Nggak deh makasih. Aku males."
Ronni melihatku dengan seksama.
"Buka bajumu dong."
Mataku melotot.
"Nggak ah. Buat apa?!" tolakku.
"Ayolah buka aja. Aku pengen tau."
"Nggak mau ah."
Mataku makin melotot saat Ronni mendekat ke arahku. Reflek dudukku mundur-mundur.
"He...heiii...mau ngapain?? Heeeiii!!! Aduh Ron jangan!!! Ngapain sih aduuuh..."
"Aduh tenang sedikit dong! Aku cuma mau liat bukan mau memperkosa."
"I...iya aku tau tapi ini pemaksaan. Ini pemerkosaaaaaan...." aku masih berusaha mempertahankan bajuku yang mau di buka sama Ronni.
Blluuuughhh...
"ROOONNN!!!"
Oke aku kalah. Saat ini aku telentang di karpet dengan baju atasan yang tersingkap keatas. Ronni ada di atas tubuhku. Menikmati dadaku. Ah nggak gitu sih hahaha..melihat tubuhku.
"Udah bagus kok," kata Ronni, "seimbanglah."
Tepat setelah Ronni selesai bicara pintu kamar terbuka.
"Mas Ro...ups..."
Bagus.
Adik Ronni yang katanya fujoshi itu masuk kamar. Jelas dia kaget saat melihat kakaknya dan aku dalam posisi yang bisa di salah artikan ini.
Astaga...
Pose kami ini....
Sesuatu.
Ronni langsung menjauh dariku dan akupun langsung merapikan bajuku.
"Aku udah bilangkan, ketuk pintu dulu kalau mau masuk kamarku!"
Oi...oi...nanti dia bisa salah paham.
"Aku ganggu ya?!" adik Ronny menatapku.
Kok dia kayak melihat sesuatu yang menyenangkan sih...
Smile...
"Maniiissssnya... Mas Ron ganti uke ya?!"
Uke?
"Ngaco!!!"
"Mas Roooonnn...." menggoda kakaknya rupanya.
Ronni hanya melotot ke arah adiknya itu.
"Ya udah aku pamit ya Ron. Udah malem nih."
"Lho nggak nginep di sini aja mas?!"
Hahahaha
"Nggak."
Smile...
Adiknya Ronni yang bernama Ita cemberut.
"Aku anter sampai depan," Ronni bersiap-siap mengantarku ke depan.
Dia menyambar kaos oblongnya.
Ita? Jangan ditanya. Dia senyum-senyum gak jelas.
Ronni mengantarku sampai gerbang. Diikuti sama Ita.
"Kapan-kapan main kesini lagi ya mas," pinta Ita.
Aku tersenyum sambil mengacak-acak rambut anak itu. Masih SMP tapi pikirannya bisa mengerikan. Imajinasinya liar.
"Thanks ya udah bantuin aku," kata Ronni.
"Biasa aja kali Ron."
Aku pun akhirnya menjalankan mobilku menuju rumah. Aku ngantuk. Hari ini aku dapat pelajaran baru tentang manga, anime, kartun, fujoshi, yaoi. Tapi aku belum tau apa itu uke. Perlu cari tau artinya di google nih.
Ah iya...aku jarang naik mobil ini. Karena ini mobil kenangan. Aku lebih memilih untuk menyimpannya di rumah daripada dipakai dijalan. Cuma sesekali kupakai. Itupun untuk mengecek mesinnya.
3ll0 : klo mnurut ita sih gtu
3ll0 : klo mnurut ita sih gtu
tolong critanya sampe tamat jngn kyak crita lain nanggung..
tolong critanya sampe tamat jngn kyak crita lain nanggung..
hmm, masih blm jelas sapa yg belok dicrita ini hahahaha :v
asu : masa g ada nick yg bgsan dikit ^^a
lulu : senyuman maut
otho : hahaha
smile