BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Story: Try Again

11416181920

Comments

  • wah wah teman tapi mesra....biarlah farid mencak mencak sendiri :v
    *jadi pengen punya ttm juga ._.
  • ada yaa Ttm didunia nyata yang katak gitu- dah sering kecup2 ,bobok bareng n cemburu - tapi tetep kalau ditanyain jawabnya gak ada p2 -- '' :p
  • kemajuan kemajuan udah kecup2 dibibir lagiii
  • kemajuan kemajuan udah kecup2 dibibir lagiii
  • kemajuan kemajuan udah kecup2 dibibir lagiii
  • enak banget ciuman pagi2
  • waaq udah maen kecup aja. kecupan di pagi hari lagi.
    sebenernya kalian udah jadian blm siih? kpan nih ada kata jadiannya?
    klo ada gw dan kak @cute_inuyasha kita bakal bantuin lo farid buat cari tau kebenarannya. kepo maksimal soalnya. hehehe
  • wah..wah..waaahh...udah main ciuman dibibir nih...
    hahahaha....Farid frustasi krn kepo...kasian..kasian...
  • makin seru.....
    bikin gregetan aja nih.....
  • makin seru.....
    bikin gregetan aja nih.....
  • makin romantis abi sama gio
    kasian farid jadi nyamuk hehe
  • What He Likes

    Gio jelas jatuh cinta. Jatuh sejatuh-jatuhnya, pada pemuda mungil yang ia temui dulu di kampung halaman kakeknya. Meski ia tahu pemuda bernama Abi itu masih terjebak pada masa lalunya, pada bayangan mantan kekasihnya, Gio tidak mempermasalahkannya. Ia bisa bersabar untuk menunggu, tidak peduli Abi menghiraukan segala perhatiannya.

    Jujur saja ia tidak mengerti bagaimana bisa pemuda itu menaklukkan hatinya begitu mudah. Ia sendiri sadar, dirinya bukan tipe orang yang menaruh perhatian lebih pada orang lain. Tapi eksistensi Abi malah menariknya begitu kuat hingga ia sendiri menyerah.

    “Oh, lihat. Dia melemparnya ke atas.” Suara Abi terdengar bersemangat di dalam pelukannya. Gio sangat suka ketika Abi berada dalam jangkauannya, berada dalam sentuhannya, pelukannya. Ia menunduk, menatap Abi yang ia rengkuh, tengah menikmati film TV sore hari dengan snack di tangan.

    Ia suka ketika Abi mulai mengunyah. Dengan kepala yang menempel di dadanya, ia bisa merasakan getaran setiap kali Abi menggerakkan rahangnya menghancurkan makanan ringan di dalam mulutnya. Ia suka ketika pemuda itu menyuapi dan menjilati remah di jemarinya.

    Ia suka ketika tangannya memeluk Abi dari belakang, dan rasanya begitu pas. Ukuran tubuh dan kehangatannya benar-benar membuatnya nyaman.
    Gio menunduk, menyesap aroma shampo yang sama yang ia pakai dari rambut Abi. Setiap kali Abi berkunjung, pemuda mungil itu akan selalu mandi sore di rumahnya. Ia suka dengan bau lembut yang menenangkan itu, sama seperti yang tercium di rambut sebahunya. Ia suka mengetahui fakta bahwa wangi mereka kini hampir sama. Karena Gio merasa dirinya dan Abi menjadi lebih intim.

    Gio semakin menunduk, hingga Abi sedikit terdorong ke depan. Bibirnya kini beralih ke pelipis Abi dan mengecupnya singkat, lalu berjalan turun hingga ke leher. Ah, ia suka ketika Abi mengenakan bajunya, karena ia bisa melihat perpotongan leher pemuda itu dengan mudahnya. Dan ketika hidungnya telah berada di sana, ia bisa menghirup aroma segar pemuda itu.

    “Gio, geli.” Abi menggeliat dan tertawa geli.

    “Hmmm…” Gio mengabaikannya, menyentuhkan belah bibirnya di perpotongan leher Abi. Beruntung ia adalah pemuda yang mampu menahan diri. Namun aroma segar Abi dan sensasi lembut kulit pemuda itu di bibirnya benar-benar membuat akalnya menggila.

    “Ack—!” Abi berjengit dan Gio tersentak. Pemuda dalam pelukannya itu menyentuh bahu dan menoleh pada Gio. “Kau menggigitku.” keluhnya.

    Astaga, apa yang baru saja dilakukannya? Matanya mengerjap cepat, mata Abi tak lepas darinya. Lalu ia tersenyum tipis, mengecup satu sudut mata Abi yang meliriknya. “Maaf.” Bisiknya, lalu tertawa pelan. Abi hanya mendengus pelan sebagai jawaban, lalu kembali mematutkan mata pada layar TV, menikmati cemilan sorenya.

    Gio melirik bahu pemuda itu. Ada bekas merah di sana, membuat pemuda itu tersenyum geli. Ia mengecup bekas merah itu dan pelipis Abi, lalu menyandarkan dagunya di puncak kepala Abi. “Sudah sampai mana filmnya?”

    “Bentar lagi habis. Kamu melewatkan banyak.” Ucap Abi sambil mengunyah. Satu tangannya menyuapi Gio.

    Sungguh, ia benar-benar mencintai pemuda dalam pelukannya ini.
  • WOW. aku gak tau mesti komen apalagi yg jelas mereka bikin greget bgt, keren
  • lama² bisa diabetes baca cerita ini.sweeeeeet bangeeet.
Sign In or Register to comment.