It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
makin suka sama ceritanya so sweet :x
gak sabar nih nunggu mereka jadian 8->
Nangis kepojokan z deh
Nangis kepojokan z deh
ini udah jadian apa blm? klo udah brarti udah gak flashback yee?
@Pradipta24 saya langsung donlot tuh lagu. keren. hahaha ya, sepertinya seperti lagu itu. haha
@3ll0 masih flashback kok
@JimaeVian_Fujo hati-hati, nanti dikirain orang gila *peace. hehe
@Bun hahaha gak nyangka kalau akhirnya lucu.
@tsu_no_YanYan ya, sepertinya fluffy. haha ini dari FF sasunaru loh.... hahahaha *plak
@Toraa awas diabetes. haha
@cute_inuyasha yap, masih flashback
@zakrie makasih... hahaha
@Asu123456 maafkan daku. hiksu. janji deh bakalan mention kalau gak lupa *digampar
@balaka haha belum, fasih flashback ini. cuma ya gitu. kedekatan mereka kadang gak jelas. bikin farid, lia n derry jadi sinting sendiri. haha
dan ngomong-ngomong, beberapa hari lalu saya berpapasan dengan seseorang yang mirip banget Gio yang saya bayangin. hahaha *malahcurhat
Maaf jika ada typo.
Sebenarnya ini bakal kukeluarin nanti, belum edit pula, tapi ya sudahlah. gak enak kalau pembaca menunggu lebih lama.
---
“Gio…” Farid agak terengah ketika mengucap nama sahabatnya.
“Hmm...” Gio pun sama. Napasnya naik turun.
“Bisa berhenti, gak?” Kini Derry menimpali, tidak kalah lelahnya. Bahunya naik turun untuk menarik napas.
“Hmm…”
Farid menoleh pada Gio. “For God sake, Gio! Stop it!” serunya.
Mereka berhenti berlari. Gio menoleh, menatap aneh pada sahabatnya. “Kamu ini kenapa sih, hobinya teriak?”
“Kalian tidak apa-apa?” Abi dan Lia yang berlari di depan berhenti dan berjalan menghampiri ketiganya ketika mendengar seruan Farid. “Kenapa teriak, beib?” ini Lia yang menimpali.
“Kalian duluan saja.” Ucap Farid tanpa melepas pandang pada Gio, keduanya beradu tatap tajam.
“Beneran tidak apa-apa?” tanya Abi yang dibalas anggukan oleh Farid. Ia dan Lia melanjutkan berlari, melanjutkan perbincangan mereka yang tertunda.
“Lihat, kamu melakukannya lagi.” Derry berkacak pinggang menatap Gio.
Farid menggelengkan kepala dan berdecak. “Berhenti melihat pantat Abi, bisa gak?”
Gio mendengus geli, lalu mengarahkan pandang pada Abi dan Lia yang sudah berada jauh di depan. Pandangannya yang dari punggung turun ke bagian bawah. Oh, ia melihatnya lagi, lalu tersenyum geli. Membuat Farid dan Derry menghela. Ia tidak menyangka Gio sengaja berlari lamban hanya demi melihat pantat Abi. Dasar otak mesum.
Mereka kembali berlari, mengejar Abi dan Lia yang sudah di depan. Ketika jarak mereka dekat, ketiganya mengurangi kecepatan lari. Dan sekali lagi Gio melakukannya, menikmati ketika melihatnya.
Ketika Abi dan Lia mulai berjalan karena lelah, Gio menyusulnya. Merangkul Abi. “Sudah lelah?” yang dibalas anggukan pelan oleh Abi.
Derry merangkul Abi di sisi lain dan mendapatkan hadiah pelototan dari Gio. Derry hanya membalasnya dengan memeletkan lidah. “Kenapa? Seorang sahabat boleh merangkul sahabatnya, kan?” ujar Derry. Makan tuh status sahabat! Tawanya dalam hati.
Tapi Derry tidak berhenti, ia menikmati bagaimana wajah kekesalan Gio. Menikmati ketika mengerjai pemuda itu. Jadi tangan Derry yang merangkul bahu Abi diturunkannya ke pinggang. Seringai mengejek tak lepas dari wajahnya, ditujukannya pada Gio. Dan—
PLAK!
Derry menampar bokong Abi, tertawa keras dan berlari. Meninggalkan Abi yang mengaduh, dan Gio yang mengutuk dirinya. Farid yang merangkul kekasihnya ikut tertawa, sementara Lia menatap biingung pada mereka.
“Gak apa?” tanya Gio pada Abi.
Ia menurunkan tangan ke bawah, dengan niat modus untuk menyentuh. Tapi Abi segera menepisnya, melotot padanya. “Apa? Mau menampar juga?”
Gio memberika tatapan terluka dan membela diri “Aku hanya memeriksa.” dan niat menyentuh, meremas kalau bisa.
“Gak! Kamu dan Derry sama isengnya.” Abi mengelus pantatnya yang nyeri. “Derry sialan, selalunya begitu. Awas kalau tertangkap.”
Gio melotot. Ia menghadang langkah Abi, berkacak pinggang. “Selalunya begitu? Dia selalu menampar pantatmu? Selalu?”
Abi memutar mata. Kenapa sih harus seberlebihan itu? Pikirnya “Gak juga.”
“Tapi dia tetap menampar pantatmu.” Gio bergerak maju, memeluk Abi. Tangannya sudah berada di pantat Abi, siap menampar.
Tapi Abi mendorongnya lebih dulu. “Heh! Ngapain kamu?”
“Masa Derry boleh menampar aku gak boleh?”
Abi melotot, memandangnya tajam dan mengancam. “Berani menampar pantatku, ucapkan selamat tinggal pada rambutmu!”
Dan telak! Gio tak berkutik. Farid dan Lia tertawa melihat tingkah bodoh sahabatnya. Gio memberengut kesal. Tapi ia tidak menyerah. Secepat yang Gio bisa, ia memeluk Abi dan meremas pantat pemuda itu lalu berlari dan tertawa keras. Meninggalkan Abi yang menjerit. “Sinting! Tunggu sampai kutangkap, bakal ku gundulkan kepalamu!” lalu ia berlari mengejar Gio.
“Aku kan meremas, bukan menampar.” Teriaknya, terus berlari, lalu tertawa ketika melihat Abi mengejarnya.
Farid dan Lia tertawa amat keras hingga perut mereka terasa nyeri. Oke, sepertinya kesintingan sepasang kekasih ini menular ke Gio.