BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Story: Try Again

17810121320

Comments

  • @JNong ktmu Raka yg di chapter You are gay itu loh. agak bingung sma setting waktunya. di chapter awal yg How to shut his mouth itu si Gio udh cium bibir Abi kan? itu masa skrng? trus chapter slnjutnya itu flashback? apa dri awal mulai crita try again ini alurnya mundur?
  • baca ini bisa bikin diabetes. terlalu maniiisssss....
  • @ffirly69 membingungkan ya? maaf. hehe
    gini. Yang 'How to shut his mouth' itu, semacam cuplikan setelah Gio dan Abi memiliki hubungan. nah, mulai dari 'It Starts Here' dimulai flashback hingga ke sini, sebelum keduanya punya hubungan khusus.
    Kalau di You Are Gay, dia ketemu lagi dengan Raka. Hubungan romantisme Raka dengan Abi udah berakhir kok. itu setelah I Try (di topik yang berbeda)
    Ribet ya? maaf. hehe

    @cute_inuyasha cek gula darah mas. cepetan! haha
  • @JNong eh jngan minta maaf, kmu gak salah kok :)
  • @ffirly69 hehehe iya deh
  • JNong wrote: »

    @cute_inuyasha cek gula darah mas. cepetan! haha

    mas?? diakan perempuan fujo haha

  • iyaaahhh aq kan cewek,,,,
  • @Asu123456 eeeh??? salah ya? jadi selama ini saya salah kaprah dong. hahaha
    maaf ya mbak @cute_inuyasha
  • ahhh gak papa kalo dianggap cowok juga,,, apalagi kalo secakep sebastian castro hohoho
  • edited May 2015
    @3ll0 @Tsu_no_YanYan @Rika1006 @balaka @JimaeVian_Fujo @lulu_75@harya_kei @Cute_inuyasha @pyromaniac_pcy @Bun @meandmyself @Toraa @Zeva_21 @Pradipta24
    Maaf jika ada typo.

    Maaf juga jika ini amat berantakan dan gak ada manisnya sedikit pun. Saya mengerjakannya terburu-buru, jadi anggap saja saya sedang teler.
    Terinspirasi dari sebuah FF, jika ada kesamaan, percayalah saya memang terinspirasi dari situ.


    ----

    Di Waktu yang Membosankan

    Sore itu, Abi tengah berbaring di sofa, menonton acara TV yang membosankan. Ia berguling, memutar-mutar tubuhnya di atas. Sungguh ia benar-benar bosan. Ia melirik Gio yang tengah bersandar di dudukan single sofa, membaca tugas yang telah dilakoninya dua jam lalu.

    “Gio…”

    “Hm…”

    “Aku lapar.”

    “Hm…”

    “Gio, kurasa aku akan mati.”

    “Kamu tidak akan mati hanya karena tidak ngemil.” Dan Gio kembali menekuni tugasnya.

    “Gio, kupikir aku melihat malaikat maut.”

    “Hmmm…”

    “Gio…”

    Hening. Abi kembali melirik Gio. Pemuda itu benar-benar serius.

    “Gio…”

    “Hmm….”

    “Kurasa aku hamil.”

    “Hmm –kamu apa?”

    Abi tertawa dalam hati. Kini seluruh perhatian Gio sukses tertuju padanya. Lembaran-lembaran tugas itu kini telah tergeletak di meja. Abi bangkit. Ia duduk menunduk melihat perut, dan mengelusnya. “Aku hamil.” Cetusnya.

    “Siapa?”

    Abi mengangkat wajah, melihat tatapan mengintimidasi Gio. “Eh? Maksudmu?”

    “Siapa ayahnya?”

    Apakah ia harus tertawa? Apa Gio sebodoh ini? Ataukah Gio lupa kalau Abi juga memiliki benda yang sama sepertinya di antara selangkangan? Sungguh, Abi ingin tertawa. Mungkin Gio tak sepintar yang ia bayangkan. “Mungkin Raka.”

    Abi tak pernah melihat Gio memandangnya seperti itu. Terlihat menakutkan. “Kamu melakukan ‘hal itu’ dengannya?”

    Tadinya Abi berpikir untuk terus mengerjai. Tapi intonasi dan tatapan Gio membuatnya ragu. Ada sesuatu yang menghalangi candanya keluar. Jadi ia memutuskan diam. Gio lalu berdiri dan menarik tangannya, menyeretnya ke pintu depan. “Gio, mau kemana?” Abi panik.

    “Kita ke rumah Raka, minta pertanggungjawaban.”

    Gio sudah gila! Abi menarik tangannya, tapi Gio mencengkeramnya lebih erat. “Jangan gila kamu!” Tapi Gio tak mendengarnya, terus menyeretnya. “Aku hanya bercanda.” Abi berteriak panik.

    Pemuda bersurai sebahu itu berhenti. Ia berbalik, menatap Abi dengan matanya yang melebar. Abi tertunduk oleh rasa bersalah. Ia tidak mengira Gio seserius ini. Pemuda di hadapannya itu nampak bagai orang yang siap mengamuk. Siap memarahinya.

    Tapi Gio tergelak amat keras. Ia menepuk kepala Abi sekali, lalu berjalan melewatinya kembali ke ruang keluarga setelah berkata “Aku tahu, dasar bodoh.” Meninggalkan Abi yang membeku di tempat. Wajahnya merona malu. Sungguh, ia tidak menyangka Gio balik mengerjainya. Dia menjadi tampak lebih memalukan.

    Ketika Abi kembali, Gio sudah kembali berkutat dengan lembaran tugas di tangan. Abi memilih untuk diam, ia duduk di ujung sofa dengan menekuk lutut, jarak mereka hanya setengah panjang tangan. Gio meliriknya sekali dan mendengus geli, yang dibalas Abi dengan membuang pandang. Ia malu, ia kesal.

    “Kamu yang bercanda lebih dulu padaku, bukan? Seharusnya aku yang kesal di sini.” Kata Gio, matanya masih meneliti susunan angka di selembar tugas di tangannya.

    Tapi Abi diam dan pemuda itu menolak memandanginya. Gio menghela, meletakkan lembaran tugasnya di meja. Oke, mungkin sore ini bukan waktu yang tepat untuk menyelesaikan tugas. “Oke, oke, aku minta maaf. Puas?”

    Abi masih dalam mode bisunya meski semenit berlalu dan Gio masih menatapnya. Akhirnya ia menurunkan kaki dari sofa, menunduk menatap kakinya yang bergoyang lucu. “Iya.”

    Gio tertawa pelan. Ia membuka celah lebar di kedua kakinya, dan menepuk karpet di antaranya. “Kemari.” Tawarnya. Tapi Abi tak menanggapinya. Masih marah, pikirnya. Jadi Gio segera mengulur tangan, meraih tangan Abi hingga pemuda mungil itu jatuh di tubuhnya. Gio tertawa ketika Abi meringis. Lucunya, Abi menjadi patuh. Ia duduk di antara kaki Gio dan menyandarkan punggunya di tubuh pemuda itu.

    Gio meraih remot TV di meja dan keduanya mulai menikmati acara TV yang tak lagi membosankan, dengan mulut yang sesekali mengunyah makanan ringan. Abi yang memegang bungkusannya, menyuapi dirinya dan Gio di belakang.

    “Beneran kamu sudah melakukannya dengan Raka?” Celetuk Gio, tiba-tiba.

    Abi diam tak menjawab.

    “Kamu gak hamil kan?” celetuknya lagi. “Aduh!” Abi menjambak rambutnya.

    “Siapa yang hamil?” Farid muncul diambang ruang keluarga. Alisnya naik turun melihat posisi Gio dan Abi. Ia lalu duduk di sofa, menikmati acara TV bersama. Sebelum kembali menyadari pertanyaan yang tadinya ia lontarkan. Ia menoleh pada pasangan tak jelas itu, Gio dan Abi. “Jadi siapa yang hamil?” ia kembali bertanya.

    “Abi –Aduh!” Jawab Gio cepat. Dan secepat itu pula Abi kembali menjambak rambutnya. Gio melotot pada Abi yang membelakanginya. “Tadi kamu bilang gitu.”

    Farid ikutan melotot. “Wait! Abi hamil?” Ia berteriak histeris. Mulutnya tak berhenti berseru hal yang tidak jelas, lalu pandangannya beralih pada Gio dan Abi, bergantian. “Kapan kalian melakukannya? Oh, my God! Aku gak percaya! Lia harus tahu.” Dan sahabat Gio yang sinting itu segera menghubungi kekasihnya.

    “Jadilah pria yang bertanggungjawab, Gio.” seru Farid sebelum suara Lia terdengar di telepon.

    Abi melongo memandangi tingkah ajaib Farid. Ia tahu pemuda itu memang agak sinting. Tapi ia tidak menyangka Farid juga tolol. Apa ia lupa jika Abi lelaki? Atau Farid juga ikut-ikutan seperti Gio yang balik mengerjainya? Ah, sebodoh amat!

    Jadi Abi kembali menikmati acara TV. “Sahabatmu sinting, ya.”

    Gio meletakkan tangan kanannya di bahu Abi dan memeluk leher pemuda itu. “Memang.”
  • Hey @JNong , sepertinya kisah cinta Abi dan Gio sama seperti lagunya Zedd dgn Selena Gomes yang "I Want You To Know" ....hehehe
  • ini udah gak flashback ya?
  • kak @JNong aku membaca ini senyum2 sendiri, farid bener2 sinting ya xD
  • hehehe....lucu banget mereka...
    aku bacanya sambil senyum2 loh..
  • Kalo pake istilah ffn ini tuh fluff ya? Eh apa fluffy? #lupa#udahpensiun

    So sweet ♥♡♥
Sign In or Register to comment.