BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Marvin Gaye

1246713

Comments

  • AbdulFoo wrote: »
    @SteveAnggara wah.. makasih sob *sokgaulgetoh* #Ew #OMG #Swag

    OhhMyGodd Gaol Gewla Lohh :-O *Ikut ngegaul*
  • cepat kali kau updatenya. envy saya.

    ngga tau deh bang itu pujian atau sindiran. but tengkyu deh :D
  • @AbdulFoo

    kenapa kedip kedip??? Kelilipan ya??
  • Senangnyaaaaaaa ini cerita gak tamat hahaha,thnks agannnnnn
  • edited March 2015
    Lanjut gan lanjut
  • edited March 2015
    Sorry gan tripost hahaha
  • Haha bahasanya... Sesuai kamus besar bahasa indonesia haha
    namanya fabfab, lucu amat :D
    Lanjut gannnn
  • sudah jadian mreka?

    Prabu polos ya.
  • sudah jadian mreka?

    Prabu polos ya.
  • udah @3ll0 , gue rada susah bikin karakter prabu yang kayaknya rada mirip ama Nial. gue jadi meraba raba ama verita ini
  • bagus kok Bub
  • udah kerasan belum perbedaannya? @3ll0
  • Gak sama kayaknya ama Nial ato masih belum tau kan masig awal ngenal Prabu.
  • Get It On 1: 3 hari kemudian

    Aku terkantuk kantuk saat jam terakhir. Saat ini kami sedang belajar Bahasa Indonesia dan materi yang sedang kami pelajari adalah Dongeng. Bu Sartika menugaskan kami untuk mencari ataupun membuat sebuah dongeng singkat tentang fabel ataupun saga dan dibacakan didepan kelas. Karena namaku berada di nomor absen 27, aku hanya bisa menunggu di kursiku sambil menahan rasa kantuk saat Marina sedang mendongeng didepan.

    "Jadi, Tom Thumb membujuk sang ayah agar mau menjual dirinya kepada pemilik sirkus tersebut untuk mendapatkan uang......" Dongeng Marina lengkap dengan intonasi dengan gaya yang pas. Semua orang mendengarkan kecuali aku, karena aku sudah terlalu sering mendengarkan dongeng Tom Thumb dari kakak ataupun membacanya di internet. Namaku masih berjarak 3 urut lagi dari nama Marina, jadi aku sedikit santai dan menuruti kantukku.

    Baru saja aku ingin tertidur, Handika teman sebangkuku mengguncang guncangkan badanku hingga mau tak mau aku harus meladeninya. "Apa Ka?" Dia terlihat sangat gelisah seakan akan dia baru saja menggelapkan dana APBD Kota.

    Dika memelas, "Gue.. minjem buku ulangan fisika yah? Please" Katanya sambil sedikit berbisik bisik. Takut bu Sartika negur kayaknya.

    "Loh? Aku juga belum bikin , Dik. Gimana dong?" Balasku tak kalah hebohnya. Handika menghela nafaa panjang dan kembali duduk seperti biasa meninggalkanku yang panik. "Dika.. emang kumpulnya kapan sih?" Tanyaku kali ini gantian aku yang mengguncang guncang bahunya.

    "Habis istirahat besok huhuhu. Gimana dong? Yang remedial ulangan 3 kan cuman kita doang" Aku mendadak ngeri sendiri mendengar ucapan teman sebangkuku itu. Pak Toso kan guru fisika yang terkenal paling killer di sekolah. Dan aku malah mempunyai satu hutang remedial dengan cara memperbaiki semua kesalahan yang ada di buku ulanganku dengan baik dan benar.

    Tak terasa Marina sudah dari tadi selesai, dan bahkan Orlando juga sudah kembali duduk dibangkunya. Aku kemudian bersiap siap di bangku merapikan penampilan menunggu bu Sartika memanggil."Prabu Jumadil Awwal!" Tepat saat ia memanggil, aku melihat sosok Kak Hazel di jendela paling belakang sedang mengintipiku dari luar. Aku mendadak jadi grogi dan berjalan gontai kedepan.

    "Baiklah teman teman, saya akan membacakan sebuah dongeng yang berjudul Malin Kundang" Ucapku setengah fokus ke penonton dan setengahnya lagi ke Kak Hazel yang sedang memperhatikanku dari luar.
    ***
    Aku dan Kak Hazel berjalan menuju parkiran setelah selesai urusan kami di ruang osis. Kami baru saja mengadakan rapat lagi membahas tentang bunkasai, jadi mau tak mau aku harus ikut dalam rapat itu. Aku masih malu kepada kak Hazel karena dia tadi melihatku mendongeng didepan kelas. Aku biasanya tak pernah malu jika disuruh tampil kedepan oleh guru didepan teman teman.

    Saat diparkiran, Kak Hazel meninggalkanku tepat didepan gerbang sekolah "Kamu tunggu disini, gue ambil motor dulu" katanya lalu meninggalkanku. Ini sudah 3 hari semenjak aku dan Kak Hazel 'jadian' . Aku masih belum terbiasa dengan semua perlakuan baik kak Hazel. Kemarin, dia tiba tiba sudah nongol didepan kosku lagi tengah malam saat aku meng-update PMku di BBM dengan , 'lapar'. Cuman satu kata tanpa embel embel lain didepannya. Lalu aku diajaknya untuk mencari spot yang enak lagi untuk makan martabak kesukaannya. Selain itu, 2 hari yang lalu saat aku ingin membayar tumpukan komik one piece yang sudah aku satukan dalam sebuah box kecil berisikan 10 komik, kak Hazel tiba tiba memberikan 2 helai uang seratus ribuan padaku sambil menyuruh cepat. Aku benar benar masih belum terbiasa dengan semua perlakuannya, belum lagi permintaannya yang mewajibkanku untuk pergi dan pulang bersamanya. Aku terbiasa jalan kaki dari kost ke sekolah, aku sempat protes dan adu cekcok, tapi entah kenapa dia pagi itu malah rela basah basahan dengan baju sekolahnya didepan kos hanya untuk menungguku.

    Aku yang sedang menunggu kak Hazel sendirian didepan gerbang lalu tak sengaja menangkap seseorang yang berpakaian sangat stylish menurutku sedang berjalan bolak balik didepan gerbang. Mencurigakan. Ditambah dia juga memakai kacamata hitam. Ia memakai sneakers yang mahal menurutku. Dan sebuah hoodie yang ia gantungkan di bahunya serta sebuah topi bertuliskan 'Dosukoi Panda' di kepalanya. Melihat gelagatnya yang mencurigakan, aku lalu berinisiatif untuk menyapanya "Permisi, anda siapa?". Ia terhenti dan lalu berjalan mendekatiku. Laki laki itu berbadan tegap, besar dan tinggi.

    Ia menurunkan kacamatanya sedikit dan menyipitkan matanya dari dalam."Adam?"

    Sebelah alisku terangkat dan "Sorry, aku Rabu. Murid sekolah ini. Anda ada apa yah mondar mandir di depan sekolah ini?" Sergahku. Ia kembali memakai kacamata hitamnya kemudian tersenyum dan menjabat tanganku.

    "Gue Yoga, gitaris ML yang bakal perform buat bunkasai itu" Aku langsung meng-ooh kannya dan balas menjabat tangannya. "Gue lagi mau liat liat sekolah nih, udah lama ga main kesini. Mau temenin gue?" Aku baru saja mau menerima permintaannya, kak Hazel dengan motornya ternyata sudah sampai digerbang dan mengklakson kami. Yoga spontan melepaskan jabatan tangannya. "Slow bro! Kalau mau lewat ga usah ngagetin" Jujur, aku juga kaget. Tapi enggak segitunya juga. Aku dengan cepat langsung berjalan menuju kak Hazel, tapi Yoga menahanku. "Lo ngga jadi temenin gue keliling sekolah?"

    "TIIIINNNN!!!!!!" Lagi lagi kami terperanjat kaget saat kak Hazel membunyikan klaksonnya lebih keras dari yang tadi. Kak Hazel membuka sedikit kaca helmnya dan melihat kami berdua gusar."Dia pulang. Bareng GUE" Yoga lantas melepaskan genggaman tangannya padaku. Aku dengan cepat meminta maaf pada Yoga karena tak bisa menemaninya dulu, lalu duduk di jok belakang kak Hazel. Yoga meminggirkan badannya memberikan kami jalan untuk lewat lalu kak Hazel melajukan motornya.

    Kami memang nggak banyak omong kalau sedang didalam, karena menurut kami Safety is always first. Jadi selama dalam perjalanan, aku hanya duduk diam belakang sambil sesekali memeluk pinggang kak Hazel jika ia nge-rem mendadak. Setelah sampai di kos, aku pamit pada kak Hazel, tapi kak Hazel kemudian juga turun. "Gue mau main ke kos kamu. Ngga apa apa kan?" Katanya sambil menenteng helmnya.

    "Tapi, Kakak ngga ikut bimbel?"

    Dia menggeleng cepat. "Gue lagi males. Pusing. Yuk masuk" katanya sambil berjalan didepanku cepat. Aku sedikit berlari mengejar kak Hazel agar langkah kami menjadi seimbang. Kami menaiki anak tangga di lantai dua tapi sebelumnya sempat bertemu dengan anak ibu kos juga, Husain yang baru aja pulang les. Aku lumayan akrab dengan ke-6 anak ibu kos yang masih kecil kecil. Husain adalah yang paling besar, kelas 1 SD.

    Sesampainya diatas, aku menemukan kak Soddiq sedang asik dengan tugasnya didepan kamar bersama teman temannya yang lain, Doris dan Gunawan."Yo! Udah pulang, Bu?" Sapanya saat aku berjalan ke kamar. Aku mengangguk dan tersenyum sedikit.

    Aku memutar kunci pintu kamarku dan menghidupkan saklar lampu. "Masuk kak, maaf berantakan" tambahku lagi sambil menaruh tasku diatas meja belajar dan merapikan piring bekas makan (bukan punyaku, tapi punya Taro. Dia kebiasaan banget). Kak Hazel kemudian merebahkan badannya diatas kasurku. Aku lalu pergi ke toilet yang berada dibawah sebentar untuk membersihkan piring sekalian mau pipis kemudian kembali lagi ke kamar dan menemukan kak Hazel masih berbaring dikasurku. Setelah meletakkan piring di tatakan, aku lantas duduk di ujung ranjangku sambil melihat wajah kak Hazel. Dia terlihat begitu kelelahan. "Kak? Kakak capek?" Tanyaku. Tapi dia tak menjawab. Karena khawatir terjadi apa apa, aku lalu meletakkan telapak tanganku di jidatnya kak Hazel.

    "Tadi siapa?"

    Aku terperanjat saat kak Hazel tiba tiba bersuara. "Siapa apanya kak?". Kak Hazel menolehkan kepalanya padaku lalu menepuk nepuk kasur disebelahnya.

    "Kamu sini deh tidur" ucapnya. Aku kemudian tidur didekatnya. Ia menumpu kepalaku dengan lengannya. Kami sama sama termenung sambil menatap langit langit kamar. "Kamu keliatan senang banget sama orang itu"

    Aku spontan langsung memutar kepalaku menghadapnya."Maksud kakak?"

    Kak Hazel berdehem. "Gue cemburu"

    "Kok bisa?"

    Lagi lagi dia berdehem. "Pokoknya jangan deket deket. Gue ga suka aja" Dia lalu merapatkan tubuhku ketubuhnya. Kami lagi lagi terdiam. Seperti tadi.

    "Kak, emang kalau pacaran tuh harus kayak gini yah?" Kataku.

    "Maksud kamu?"

    "Ngga boleh deket deket sama orang lain. Harus dibayarin terus sama pacarnya. Harus pulang dan pergi bareng"

    Kak Hazel terdiam agak lama hingga aku tak kuasa untuk tidak melihat wajahnya. Dia masih memandang langit langit kamar. Aku kemudian juga ikut, penasaran apa ada iron man terbang disana. Tangan Kak Hazel tiba tiba telah hinggap dirambutku dan mengusap usapnya. Dia tersenyum. "Rabu, kalau dengan semua itu kamu merasa nggak nyaman, kamu bilang. Pacaran itu adalah sebuah ikatan tentang kasih sayang. Setiap orang didalamnya selalu mengekspresikan rasa sayangnya kepada orang yang ia sayangi, agar merasa nyaman. Kalau kamu sama sekali ngga nyaman, itu namanya bukan pacaran" jelasnya panjang yang membuatku terkagum kagum. "Dan cemburu, adalah fase dimana seseorang takut kehilangan orang yang dicintainya direbut oleh orang lain"

    Aku tertegun. "Kakak takut kehilanganku?"

    "Tentu!" Jawannya mantap. "Aku takut kehilanganmu. Dan aku takkan pernah pergi jauh darimu. Maka dari itu kau jangan pergi jauh dariku. Ok?" Senyumku kemudian mengembang tipis dan mengangguk pelan. Kami tak lagi terdiam sambil melihat langit langit kamar, tapi kami terdiam sambil memandangi satu sama lain. Kak Hazel membelai pipiku lembut dan aku entah kenapa merasa nyaman dengan itu. Aku benar benar pacaran saat ini. "Gue lapar. Kamu mau makan? Gue beliin yah?"

    Aku menggeleng. "Ngga kak. Aku biasa masak sendiri di kos. Aku habis dikirimi rendang dari kampung"

    "Oh ya?" Kak Hazel berdiri dan berjalan menuju tudung yang ada didekat pintu. "Boleh gue makan?"

    "Tentu!" Aku tiba tiba tersentak teringat akan sesuatu. "Kak?..ehmm... aku ada tugas fisika. Bisa ajarin aku?"
    ***
    "Gila yah pak Tosa! Bisa bisanya ngasih PR 20 biji soal sekaligus! Ngga mikir apa kepala gue bisa pecah!" Handika menggerutu saat dia dan aku sedang berjalan menuju kelas setelah balik dari perpustakaan. Kami baru saja ditugaskan untuk mengumpulkan kliping tentang sistem koordinasi manusia disana untuk pelajaran biologi yang kebetulan gurunya berhalangan untuk masuk tepat setelah jam pelajaran fisika.

    "Yah mau gimana lagi, Ka. Kita kan pelajar. Mau protes juga ngga bisa"

    Dia masih menggerutu di sebelahku, "Tapi kan ngga gitu juga! Ngga kebayang apa betapa susahnya GLBB? GMB? Ah pusing gue!"

    "Heeeiii!!!" Pekik seseorang dari belakang kami. Rizal. "Kalian lagi apa syih disindang? Berdua duaan ajijah. Pacaran yey? Dih cucok" Ucapnya sambil mensejajarkan langkahnya disampingku.

    "Idiih pacaran. Lo tuh yang pacaran sama FabFab!!" Sergah Handika lagi yang langsung membuat Rizal kaget.

    "Apa jij bilang? Aku tinta mungka pacaran aming si yayang FapFap!"

    "Kamu aja pakai acara nambahin yayang didepan namanya Fabian" sergahku. Oh iya aku lupa bilang. Rizal selalu kesal jika orang orang memanggilnya Rizal. Dia lebih suka dipanggil Ica. Atau Eca. Pokoknya gitu deh. "Kenapa coba bisa pakai yayang kalau kamu ngga pacaran?"

    "Iiiiiiiihhh jij kalau ngombreng janda sembarangan ya. Mana ada gueh pacaran samong si FapFap. Tinta ada" Katanya sambil melambai lambai mempertontonkan gelangnya yang ramai dan berwarnawarni di tangan. "Pacar gueh nantong bisa marah bin ubun ubun kalau gueh selingkuuh. Idih rempong ah"

    Aku dan Dika hanya mengangguk ngangguk saja mengiyakan semua perkatannya. Rizal kalau sudah marah mulutnya bisa cerocosan kemana mana. Makanya aku ngga mau cari lawan. Bukannya takut, tapi aku ngga bisa ngelawan pakai omongan. Kalau pakai jotos sih, sokh atuh. Aku sempat belajar silat sih dulu di Padang waktu masih SD. Aku kemudian berhenti dan pamit ke teman teman saat sampai diruang osis. Aku harus mengecek kesiapan untuk bunkasai yang dilakukan beberapa minggu lagi bersama teman temanku yang lain.

    Aku lalu mendorong pintu dan sontak kaget menemukan sosok yang mondar mandir kemarin sedang berdiri menghadap papan pengumuman. "Well, kita ketemu lagi" Ia tersenyum. Aku mematung di depan pintu.

    "Anda, ngapain kesini? Yang lain mana?. Silahkan duduk" aku menarik dua buah kursi dan menyuruhnya duduk. Dia kemudian duduk.

    "Seperti yang gue bilang kemarin, gue mau observasi stage buat perform dan juga mau puter puter sekolah" Balasnya ramah.

    "Stagenya baru akan dibangun nanti sore, anda datang terlalu cepat"

    "Gue pikir malah udah dibangun dari kemarin. Oh iya lo jangan terlalu formal banget didepan gue. Panggil aja Yoga" Dia tersenyum padaku.

    "Ok, Yoga"

    "So" Yoga menepuk kedua tangannya. "Lo anggota OSIS?" Tanyanya yang langsung kuanggukan. "Berarti bakal sibuk dong?"

    "Tentu. Saya, eh maksudnya aku emang udah sibuk banget sekarang" Aku berdiri dan berjalan menuju dispenser kecil yang berada di pojok ruangan lalu mengambil gelas kecil. "Mau minum? Maaf cuman ada air putih"

    "Boleh. Eh ada gitar yah disini?" Ucapnya sambil berdiri meraih gitar yang diletakkan diatas lemari perlengkapan. "Bagus nih gitar. Punya siapa?"

    Aku meraih kedua gelas yang sudah kuisikan air dan memberikan satu kepada Yoga. "Punya ketos disini"

    "Jreeeengg" Ia membunyikan gitar itu. "Suaranya masih bagus banget lagi"

    "Kamu bisa main gitar?"

    "Pastinya" jawab Yoga dengan cepat. "Mau liat?"

    "Boleh" balasku cepat.







    @little_mark04 @Otho_WNata92 @SteveAnggara @Bun @Rifal_RMR @sonyarenz @balaka @3ll0 @Wita @Otho_WNata92 @klintu_darnyep @cute_inuyasha @d_cetya @arifinselalusial @Adamx @centaury @ramadhani_rizky @Different @hyujin @RegiellAlvano @shuda2001 @rone @DM_0607 @bumbellbee @Unprince @lulu_75 @Tsu_no_YanYan @SyahBana @dhika_smg @Roynu @RenoF @addaa @Jerin @ffirly69 @haha_hihi12 @sonyarenz @nakashima @meandmyself @uci @hearttt @Rika1006 @Tsunami @coclrnd @centaury @Anne @happyday @Ricky89 @littlemark04 @Hon3y @Rifal_RMR @charliemrs @d_cetya @Abyyriza @ramadhani_rizky @DafaZartin @DM_0607 @Sho_Lee @nick_kevin @CurhatDetected @alvin21 @dimasalf69 @Vanilla_IceCream @Ananda1 @G_JacK @momon_ombinx @shuuda2001 @RenoF @addaa @Akhira @Amira_fujoshi @yuuki @megane
  • Masih nyimak kok bud gw nya
Sign In or Register to comment.