BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

LOVE ME LIKE YOU DO

1232426282932

Comments

  • sialan tuh daniel..makin gemesin aja si nathan...mention y mbak
  • sialan tuh daniel..makin gemesin aja si nathan...mention y mbak
  • iihh..gak jelas banget tuh Daniel..
    katanya mau ngerjain tugas sekolah,eeeehh...malah tidur dia..

    Dasar stres tuh orang...#kesel
  • Niel...awas lo,kalo ampe ketemu gw bejek2 lo.ngeselin bgt...
  • apa ical akan kasian sama daniel, teros menerima cinta nya..... gk bisa...
    pengen bunuh daniel... ganggu aja...

    agak aneh menurut q.....kalo daniel cinta sama ical, . knp ada hubungan sama rudi ??
    kaya nya mereka jg dah biasa sex....
  • makin romantis Nathan sama Ical ... wah mau come out ya ...
  • makin romantis Nathan sama Ical ... wah mau come out ya ...
  • PART-18

    “Kemari!” Kupeluk dia dengan erat. Kami ada di parkiran sekolah tapi setahuku mobil Nathan kacanya gelap jadi takakan ada yang melihat apa yang sedang kami lakukan makanya sekarang aku sudah berani menyesap bibirnya yang seolah candu.

    “Kamu jangan buat aku pagi-pagi sudah horny!” Suarany di sertai dengan ia memundurkan tubuhnya. Aku hanya bisa mengerling nakal kearahnya. Membuat ia salah tingkah.

    “Bisakah kita lakukan di mobil?” Aku berusaha menggodanya.

    “Ical!” Dia melotot kearahku yang langsung membuat aku tertawa keras.

    “Baiklah kalau kamu tidak mau, aku tidak memaksa.” Aku masih terus menggodanya membuat ia hanya bisa menggeleng-geleng.

    “Inget apapun yang terjadi jangan pernah pergi lagi sama si Daniel itu.”

    “Tidak akan.” Jawabku cepat. Nathan sudah tahu perihal yang terjadi padaku di rumah Daniel dan itu semakin membuat dia tak menyukai cowok itu.

    “Baiklah, sampai ketemu di kantin saat istirahat.” Ucap Nathan membuat aku keluar dari mobilnya setelah lebih dulu mencium pipinya dan melangkah kearah kelasku yang ada di lantai dua.

    Aku melihat Daniel sudah duduk di bangkuku. Tubuhku kembali mendidih rasanya mengingat kejadian kemarin. Aku mengambil tempat duduk Santi yang ada di sebelah Fredi dan depan Sandi sama Riki. Kulihat kedua temanku itu sudah masuk barengan.

    “jadi ngambil tempat duduk Santi?” Tanya Riki yang sudah duduk di belakangku. Aku berbalik menatapnya.

    “Tentu saja.” Jawabku.

    “Santi bilang Daniel tidak suka duduk denganya.” Jawab Fredi yang sudah anteng aja di sebelahku.

    “Kapan lu dateng?” Tanyaku agak heran dengan kehadiran mahluk satu ini.

    “Baru aja. Gue entar gak ikut latihan basket ya. Soalnya mama ngajak ketemu sodara.”

    “Ahh alesan lu. Palingan mau ngapel kerumah cewek lu yang tambun itu.” Ledekku pada cowok berkaca mata ini, teman basketku.

    “Emang lu belum putus?” Celetuk Sandi membuat Fredi menatap tajam kearahnya.

    “Lu ngomong gak pakek otak. Gue sayang tahu sama dia walaupun dia berat pas gue bonceng.” Suara tawa kami menggema membuat berapa pasang mata mengarah ke kami termasuk mata sialannya Daniel.

    “Dimana-mana ngomong pake mulut nyet, tapi gue kagum juga sama cinta lu. Gue juga sedang jat-“ Suara Sandi terhenti saat menyadari suara yang keluar dari mulutnya. Kami bertiga hanya menatapnya dengan penuh misterius.

    “Siapa yang lu cinta?” Kali ini Riki yang bersuara.

    “Siapa yang bilang cinta?” Sandi ngeles.

    “Lu sok misterius.” Fredi nyeletuk dan kembali mengarah tubuhnya ke depan. Ternyata guru sudah datang.

    “Juna cocok kok sama kamu.” Balasku langsam tapi aku yakin mampu untuk di dengar dua mahluk di belakang ku ini. Lihat saja gimana mata Sandi membelalak dan Riki juga terlihat terkejut tapi tak seterkejut Sandi.

    Pelajaran baru berjalan beberapa menit saat Santi sudah berdiri di dekatku dengan muka masamnya. Aku hanya bisa menatapnya dengan tatapan heran.

    “Cal, gue mau bangku gue balik!” Ucapnya membuatku agak bingung. Perasaan kemarin ni cewek oke-oke aja kita tukeran tapi kenapa sekarang malah ogah gitu.

    “Kenapa?” Hanya kata tanya itu yang keluar.

    “Dia gak mau duduk sama gue jadi sana balik lagi ke habitat lu.” Semua mata tertuju kearah kami membuat guru juga ikut-ikutan menatap kami.

    “Ada apa Ical, Santi?” Tanya ibu Sri membuat aku dan Santi menatap guru itu.

    “Ical gak mau balik ke bangkunya, sedangkan Daniel mau duduk sama ical sedangkan Icalnya gak mau. Tau deh Bu drama apa yang sedang di mainkan sama ni dua orang.” Ucap Santi ceplas-ceplos.

    “Daniel kenapa harus duduk sama Ical yang gak mau satu bangku sama kamu?” Daniel mengangkat wajah malaikatnya.

    “Saya hanya brusaha baik sama Ical Bu, saya mencoba mengajarinya tentang hal yang saya tahu dan tak di ketahui oleh dia.” Bohong banget tuh iblis. Aku hanya bisa mencaci dalam hatiku. Bu Sri hanya manggut-manggut terlihat jelas menerima alasan Daniel.

    “Dan kamu Ical kenapa malah nggak suka satu bangku dengan orang sepintar Daniel? Ibu rasa kalau kamu satu bangku sama dia, untungnya ada sama kamu.”

    “Saya hanya tidak mau memanfaatkan kepintaran orang lain untuk kepentingan saya Bu. Menurut saya kalau memang Niel ingin saya pintar seperti dia gak harus satu bangku juga kan? Masih banyak tempat yang bisa di pakai untuk belajar tapi kalau satu bangku saya rasa malah nanti saya memanfaatkannya dan hati nurani saya tidak setuju dengan semua itu. Saya harap ibu mengerti?” Yes! Terimakasih untuk tuhan yang telah memberikan ide hebat ini. Aku senang aku senang aku senang.

    “Ibu dukung prinsif kamu.” Aku akan jadikan guru ini sebagai guru pavoriteku.

    “Tapi bu,”

    “Niel bisa pilih anak-anak di ruangan ini yang otaknya standar untuk Niel ajarin dan mau satu bangku sama niel. Sekarang pilih saja, kamu mau satu bangku sama siapa?” Tanya ibu Sri semakin membuat aku berada di atas angin. Ahh senang rasanya.

    “Saya hanya mau Ical Bu. Apa susahnya itu!” Gila, keras kepala banget anak ini.

    “Dia tidak mau satu bangku sama kamu. Kamu kenapa sih?” Suara Ibu Sri tetap lembut walau Niel sudah mulai menjengkelkan.

    “Saya rasa saya tetap ingin Ical walau dia tak mau!” Suara Niel penuh dengan ketegasan, membuat ibu Sri memijit pelipisnya tapi karena terkenal lembut dia jadi tak bisa marah. Kok aku jadi kasian sama guru itu ya.

    “Bu, saya ngalah deh. Saya pindah aja.” Ucapku yang mulai tak suka lihat guruku itu pusing hanya gara-gara bangku. Ibu sri hanya mengangguk. Kuambil tas yang ada di kolong meja dan berjalan kearah bangku Niel yang ada di urutan ketiga di dekat jendela. Aku duduk di sana dan mendapati tatapan Sandi dan Riki menyuruhku bersemangat. Aku hanya tersenyum kearah mereka.

    “Baiklah, pelajaran kita lanjutkan.” Aku menghembuskan nafas beratku.

    “Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu kemarin.” Suaranya mulai membuatku memutar bola mataku. Aku berpangku pada kedua tanganku dan mulai memperhatikan penjelasan guruku tanpa mau mendengar suaranya yang sialan.

    “Jika marah, marahlah! Tapi jangan menjauh dariku. Jika ingin memukulku juga boleh tapi jangan cuekin aku. Aku tidak suka kamu seperti ini.” Daniel terus berceloteh tidak jelas.

    “Bisakah lu diem karena itu akan lebih ngebantu gue buat merhatiin guru yang sedang bicara jadi sekarang bisakah lu jadi kawan sebangku yang baik?” Aku mulai tak tahan dengan ocehannya.

    “Aku tidak pernah mau menjadi kawanmu. Aku menginginkan hatimu.” Aku langsung menatap kearahnya yang sedang menatap ke depan. Itu memang gaya bicaranya.

    “Lu gila.”

    “Aku gila padamu.”

    “Lu bisa sejalang itu?”

    “Kamu yang buat aku menggilaimu jadi jangan pernah salahkan aku jika aku seperti ini.”

    “Apa maksudmu?”

    “Kamu lupa padaku? lupa tentang seorang anak yang kau tenggelamkan tapi langsung kamu bantu dengan memberinya nafas buatan. Lupa kalau kamu yang memiliki ciuman pertamaku?” Suara Daniel kecil tapi mampu membuat bergidik ngeri. Tatapannya juga penuh dengan hasrat menginginkan.

    Anak yang ku dorong hingga terjatuh ke kolam dan membuat aku takut setengah mati karena aku kira aku membunuhnya hingga ku beranikan diriku untuk terjun menyelamatkannya dan saat aku berhasil menarik dia naik, dia tak bernafas hingga membuat aku memberinya nafas buatan dan gelagapan saat ia membuka mata tepat saat bibirku masih di bibirnya. Itu kejadian saat kelas satu SMP dan tempat kejadiannya di tempat latihan renang. Mamanya Nathan membiayai latihan kami saat itu. Aku ingat sekarang, sungguh berubah. Daniel yang dulu dan sekarang berbeda. Entahlah dimana letak berbedanya hanya saja memang terasa berbeda. Apa karena dulu ia masih polos? sedangkan sekarang dia hanyalah iblis berbentuk malaikat.

    ***
  • jadi begitu ... cinta atau mau bales dendam nih sama Ical, Daniel nya ...
  • jadi begitu ... cinta atau mau bales dendam nih sama Ical, Daniel nya ...
  • Danil udah terlalu over cintanya.
    hayo Ical jangan ampe tergoda ya! :-P
  • benci banget deh sama si daniel ..
  • benci banget deh sama si daniel ..
  • Suka Nathan :3333
Sign In or Register to comment.