BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

LOVE ME LIKE YOU DO

1222325272832

Comments

  • apa sifat Nathan udah berubah ya ... tanggapan Nathan biasa aja ketika tau tentang Daniel suka sama Ical ada apa ya ...
  • apa sifat Nathan udah berubah ya ... tanggapan Nathan biasa aja ketika tau tentang Daniel suka sama Ical ada apa ya ...
  • daniel psikopat nih kayanya ..
  • daniel psikopat nih kayanya ..
  • gue ngrasa da yg aneh ma daniel.. kyak ny ical bkalan suka ma daniel..
  • tipe2 saiko tuh si daniel, x_x
  • tipe2 saiko tuh si daniel, x_x
  • jangn sampe deh si ical suka ama si kunyuk daniel
  • ya udaahhh sandi ama juna ajaaa
  • Keknya guru sekokah jg udh disabotase sama Daniel. Trus, sifat Ical jg gk tegas sih, makanya Daniel lempeng aja.
  • typo satu lata tetak.

    udaah sandi sama juna aja.
    gak mau ical pisah dari nathan. jangan sampe ical suka sama daniel
  • Mention ye kalo update
  • PART-17

    “Kenapa harus di rumahnya?” Pertanyaanya membuatku tak bisa menjawab apapun, tentu saja alasannya sangat simple karena aku tidak mau dia datang ke rumahku dan bertemu dengan kak Mey yang tentu saja masih sangat mengenal selingkuhan calon suaminya tapi pertanyaan yang Nathan ajukan bukanlah untuk jawaban simple itu. Pertanyaan itu lebih mangandung arti `aku tidak suka kamu bersamanya`

    “Hanya kali ini saja dan aku tidak akan lagi pergi bersamanya karena aku juga tak suka dekat dengannya, guru membuat kami harus sekelompok makanya aku juga tak bisa berpangku tangan menyuruh dia mengerjakannya sendiri. Kamu bisa ngertiin posisi aku kan?” Ucapku masih mencoba membuat ia mengerti.

    Tatapan Nathan tertuju kearah Daniel yang sedang berdiri tak jauh dari kami. Kulihat Daniel anteng aja dengan ponselnya tak terlalu mengubris pembicaraanku dan Nathan.

    “Aku tidak percaya dengannya.” Nafasnya terdengar berat. Aku juga jadi tak tega lihat dia kalau seperti ini. Harusnya tadi aku tidak mengiyakan ajakan Daniel.

    “Aku akan pulang secepatnya, aku janji!” Kusodorkan jari kelingkingku yang enggan di raih oleh Nathan tapi tak lama karena ia sudah menautkan kelingking kami.

    “Janji harus pulang cepat?” Nathan menatapku intens membuat aku merinding dalam artian aku menyukainya.

    “Janji.” Ucapku dengan senyumanku. Kuelus tanganya dan berlalu meninggalkannya tapi baru beberapa langkah dia sudah menarik tanganku dan menarikku kepelukannya membuat aku gelagapan karena kami ada di parkiran sekolah, memang tidak ramai sih tapi tetap saja aku takut ada yang menatap kami dengan aneh.

    “Aku seperti akan di tinggalkan lama.” Ucapnya langsam.

    “Aku pasti pulang dengan cepat!” Nathan melepaskan pelukannya dan membiarkan aku berlalu meninggalkannya, menghampiri Daniel yang menatapku datar.

    Aku terus memikirkan Nathan di atas motorku menuju ke rumah Daniel. Kekasihku benar-benar tak menginginkan aku pergi bahkan dengan alasan apapun itu. Aku sedikit tersentak saat kurasakan pelukan seseorang di pinggangku. Aku berusaha menyingkirkan tangan Daniel tapi tetep saja dia memelukku. Takut malah aku gak konsen makanya ku biarkan saja walau agak risih rasanya.

    ***

    Aku membuka helmku dan turun dari motor melihat Daniel sudah lebih dulu memasuki rumahnya, sialan sekali dia. Udah main tinggal aja. Dengan kesal aku melangkah menuju rumahnya tapi langkahku terhenti saat kulihat Nadia keluar dari mobil putih yang terparkir di dekat motorku.

    “Ical!” Suaranya terdengar antusias, aku berusaha tersenyum kearahnya walau hatiku lagi kesal dengan adiknya yang brengsek itu.

    “Tahu ketemu lu di sini kenapa kita gak bareng aja.” Ucapku berbasa-basi. Dia hanya senyum-senyum malu.

    “Kamu ngapain disini?” Kalian pada ngerasa gak kalau si Nadia ini selalu pakai bahasa aku-kamu, mungkin hanya berusaha sopan tapi aku tidak terlahir sopan padanya kan? jadi aku tidak perlu mengikutinya, entahlah.

    “Mau ngerjain tugas ama adek lu, tapi gue di tinggal di luar.”

    “ya udah masuk aja yuk!” Ajaknya membuatku mengikuti langkahnya.

    Nadia menyuruhku menunggu di ruang tamu dan ia sudah berlalu entah kemana. Aku hanya diam memainkan ponselku dan berchat bersama Nathan yang sedari tadi terus menyuruhku untuk cepat kembali. Aku menunggu terlalu lama, hingga bosan rasanya. Sialan jangan-jangan aku di kerjain. Bangsat, aku bunuh juga tuh anak iblis.

    “Loh, ada temannya Nadia toh. Kok di tinggal sendiri.” Baru aku mau beranjak pergi malah mamanya Nadia sudah muncul aja. Aku jadi duduk kembali mengikuti beliau.

    “Saya mau ngerjain tugas sama Daniel tante, tapi Danielnya malah gak tahu kemana?” Ucapku terus terang.

    “Tapi Danielnya lagi tidur dikamar. Tadi tante bangunin dia tapi dianya bilang capek banget. Mungkin dia lupa ada tugas sama kamu.” Aku hanya bisa menahan amarahku, emang dia setua itu hingga lupa kalau aku di sini seperti orang bodoh menunggunya. Pokoknya aku haram bicara lagi sama tuh iblis.

    “Ya udah deh Tante, kalau memang Danielnya capek aku pulang aja!” Pamitku. Terlihat raut bingung di wajah wanita itu. Aku juga mati-matian membuat suaraku terdengar biasa tapi gak bisa karena aku terlalu kesal.

    “Nadia!” Teriak wanita itu, membuat yang punya nama langsung datang menghampiri. Nadia hanya menatapku heran.

    “Antar temanmu keluar gih, Adekmu kurang sehat kayaknya sampai gak bisa nemuin dia.” Ucapnya terdengar tak enak padaku, aku juga jadi gak enak karena suaraku tadi pasti membuat tante ini mengetahui kekesalanku.

    “Baik Ma!” Nadia berjalan, aku mengikutinya sebelum lebih dulu membungkuk hormat pada mamanya, tak lupa ku berikan senyumku.

    “Maaf, adikku pasti bikin kamu kesal.” Ternyata Nadia juga peka.

    “Gue juga gak tahu deh pikiran adek lu itu. Tadi di sekolah dia maksa gue buat ngerjain tuh tugas tapi sekarang malah gue di buat mendidih sama tingkahnya. Sorry dia memang adek lu tapi gue juga gak bisa nahan kekesalan gue apalagi di depan mama lu tadi.” Kulihat Nadia hanya tersenyum, entahlah kata-kataku yang mana yang membuat dia tersenyum semanis itu.

    “Pasti ada hal yang buat dia kesal sampai kayak gitu, moodnya memang suka berubah-ubah. Harus di ngertiin. Dan mama tiriku juga pasti sudah ngerti kalau tentang kekesalanmu.”]

    “Mama tiri? Jadi tante itu hanya mama tiri lu?” Kulihat Nadia hanya mengangguk. “Terus mama kalian?” Tanyaku sok penasaran.

    “Udah nikah sama cowok lain. Wanita itu tidak pernah bertanggung jawab pada kami. Daniel dari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang darinya makanya anaknya jadi kayak gitu.” Jelas Nadia membuatku hanya bisa ber-Oh saja.

    “Ya udah lu masuk sana, gue mau balik nih!” Dia tersenyum dan mengangguk. Aku hanya menatap kepergiannya dan berjalan menuju motorku , kembali menatap rumah itu dengan tatapan kesal.

    ***

    Aku melangkah dengan cepat ke kamarku dan begitu kaget saat ku dapati Nathan sedang tidur di ranjangku. Aku b erjalan pelan mendekatinya. Dia tertidur.

    Rambutnya sedikit menutupi wajahnya, Nafasnya berhembus teratur. Aku tersenyum bahagia melihat dia di sini. Aku duduk di pinggir ranjang dan menyingkirkan rambutnya yang mengganggu dari wajahnya. Tidurnya pulas sekali, dia juga masih mengenakan seragam sekolah pasti dia langsung kesini karena penghuni rumahku hanya ada pembantu saja, yang lain tak tahu kemana.

    Matanya mengerjap dan terbuka. Senyum itu langsung mengembang di bibirnya mendapati aku yang sudah duduk di dekatnya.

    “Kamu sudah pulang?” Tanyanya dengan suara yang serak terlalu kentara kalau dia baru saja bangun tidur.

    “Sudah makan?” Tanyaku tak mengubris pertanyaan. Dia menggeleng. “Makan bareng aku yuk!” Ajakku tapi dia hanya terus menatapku.

    “Bagaimana tugasmu?”

    “Tak berjalan lancar nanti aku ceritakan.”

    “Tidurlah di dekatku.” Pintanya membuatku mengerutkan kening.

    “Apa kita akan melakukannya?” Tanyaku langsung membuat tawanya terdengar memenuhi kamarku.

    “Aku hanya menyuruhmu tidur didekatku.” Ucapnya kemudian. Akupun langsung tidur di sebelahnya tanpa ucapan apapun Nathan langsung memeluk tubuhku membuat aku terdiam tapi tak lama karena aku langsung membalas pelukannya.

    “Aku tidak kunci pintu kamarku, nanti ada yang lihat kita pelukan.” Aku berbicara di dekat kepalanya.

    “Aku hanya memelukmu, tidak menindihmu atau di tindih olehmu. Aku juga tidak peduli mau di lihat oleh siapapun karena sekarang aku sedang ingin memelukmu.” Nathan semakin erat memelukku seolah aku akan pergi jika dia tak menyentuhku.

    “Memang sudah siap buat di ketahui sama mamamu?” Tanyaku dengan nada candaan.

    “Jika kamu siap! Kenapa tidak.”

    “Kamu bikin aku gemas.” Kuusap rambutnya membuat ia hanya terdiam dalam pelukanku. Entahlah apa yang sedang ia pikirkan tapi apapun itu aku hanya berharap itu bukanlah hal yang buruk. Aku sayang dia dan akan selalu seperti itu.

    ***
  • update update ~joget joget~ *lebay on* wkwkk
Sign In or Register to comment.