It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Adiie @lulu_75 @dafaZartin
@nawancio @arifinselalusial @moccaking
@Lonely_Guy @DoniPerdana @3ll0 @octavfelix
@Adityaa_okk @Tsunami @nick_kevin
@Rifal_RMR @Bun @Ndraa @Otho_WNata92
@nakashima @meandmyself @Handikasendave
@Asu12345 @boygiga
maaf menunggu lama, pasti udah lupa sama alurnya dan makin gak jelas ya hehe. ini menjelang 1 chapter final. yg ini anta bgt karena bikinnya pas lagi terbawa novel fifty shades jadi maaf kalo gak jelas. happy reading gays.
Menunggu emang kegiatan yang paling gue gak suka, menunggu nomer urutan gue dipanggil. Ya ini hari dimana gue akan ikut audisi. Kenapa disebut audisi? Ini kan Cuma student day sekolah, bukan acara nyanyi nasional atau apalah. Yasudah mungkin sudah peraturan begitu.
“yan, lu mau nyanyi lagu apa?.” tanya Aji
“ada deh, lu mau nyanyi lagu apa emang?.”
“lagu christina perri Yan, yang a thousand years.”
“wih, lu nyanyi lagu itu karena suka atau....” selidik gue
“gue mau nyanyi buat Valen. Semoga aja tersampaikan lagu yang gue nyanyiin.”
Apa? Dia mau nyanyi lagu itu buat Valen? Sial. Dia bahkan belom tahu kalo gue sekarang adalah pacarnya. Engga Yan, lo gak boleh bicara ke siapa pun kalo lo sama Valen udah resmi pacaran. Tapi gue cemburu? Bener? Apa gue cemburu? Perasaan panas yang bikin gue marah.
“lo gapapa? Kok kayanya lo kaget gitu?.”
“eh-engg...ngga kok. Cuma gue mikir lagu itu keren banget buat seorang mantan.” Bisik gue
“ya keren banget tentunya.” Ujar dia kembali berkutat dengan android-nya
Kenapa? Kenapa gue gak berani bilang kalo gue sekarang pacaran sama Valen ke Aji? Engga Yan, ini terlalu cepat. Bahkan gue masih belom bilang akan bantu atau engga maslah dia sama Valen. Tiba tiba ada bbm masuk.
GD Valentino: semangat buat audisi pertamanya sayang.
Me: iya makasih buat semangatnya
GD Valentino: kok gak ada kata sayangnya *emot sedih*
Me: mau banget aku make kata itu?
GD Valentino: iyalah, itu bukti kalo kamu nganggep aku pacar kamu.
Me: ya ampun len, aku gak biasa. Let me call you ‘my boo’
GD Valentino: ‘my boo’ ? sounds good. Berarti aku manggil kamu .... ‘little prince’
Me: ‘little prince’?
GD Valentino: iya, kamu kaya pangeran yang selalu diawasi oleh semua orang. Kamu kaya anak raja.
Me: lebay. Udah ah bukannya kamu harus latihan?
GD Valentino: engga ada latihan, Cuma absen aja. Kenapa bawa mobil?
Me: enak banget, kenapa emang? Kan aku emang biasa bawa mobil.
GD Valentino: mulai senin, aku bakal anter jemput kamu.
Me: len aku bisa berangkat sendiri. Lagi nanti apa kata aji kalo aku bareng kamu?
Nomer gue di panggil. Oh shit gue grogi, ini pertama kalinya gue nyanyi didepan public? Bukan sih, ini lebih kaya audisi buat masuk ke kontes nyanyi nasional atau internasional.gue bangun dan berjalan menuju ke panggung ruang aula ini.
“oke, siang.”
“siang mam.”
“namanya siapa? Dari kelas 10 berapa? Dan jangan panggil mam ya, saya baru 22 tahun,”
“eh maaf ka, nama saya Adrian Tirta Aditama Putra. Saya dari kelas 10 unggulan 1.”
“oke, mau nyanyi lagu apa?”
“mau bawain lagu Ellie Goulding yang Love Me Like You Do.”
“ohh lagu itu, soundtrack film Fifty Shades of Grey. Benar?” tanyanya
“iya ka.”
“mau diiringi sama?”
“instrumen dari lagu aslinya aja, saya udah kasih instrumen musik ke bagian sound.”
“oke silahkan.”
Intro musik mengalun dengan indah gue rasa. Dia disini, duduk dibaris paling atas bangku ruang aula ini. Memperhatikan gue yang mulai menyanyi
You're the light, you're the night You're the color of my blood You're the cure, you're the pain You're the only thing I wanna touch
Never knew that it could mean so much, so much
You're the fear, I don't care 'Cause I've never been so high Follow me through the dark Let me take you past our satellites You can see the world you brought to life, to life
So love me like you do, lo-lo-love me like you do
Love me like you do, lo-lo-love me like you do
Touch me like you do, to-to-touch me like you do
What are you waiting for? Fading in, fading out
On the edge of paradise
Every inch of your skin is a holy grail I've got to find Only you can set my heart on fire, on fire Yeah, I'll let you set the pace 'Cause I'm not thinking straight My head's spinning around I can't see clear no more
What are you waiting for? Love me like you do, lo-lo-love me like you do (like you do) Love me like you do, lo-lo-love me like you do Touch me like you do, to-to-touch me like you do
What are you waiting for? Love me like you do, lo-lo-love me like you do (like you do) Love me like you do, lo-lo-love me like you do (yeah) Touch me like you do, to-to-touch me like you do
What are you waiting for?
I'll let you set the pace 'Cause I'm not thinking straight My head's spinning around I can't see clear no more
What are you waiting for? Love me like you do, lo-lo-love me like you do (like you do)
Love me like you do, lo-lo-love me like you do (yeah)
Touch me like you do, to-to-touch me like you do
What are you waiting for?
Love me like you do, lo-lo-love me like you do (like you do) Love me like you do, lo-lo-love me like you do (oh) Touch me like you do, to-to-touch me like you do What are you waiting for?
Saat musik berhenti semua orang didalam ruang aula sekolah diam, ekspresi yang gue gak bisa artikan. Tiba tiba riuh tepukan tangan mengakhiri semua kebingungan gue. Gue masih terdiam dalam diri gue.
“well, nice performance Adrian. Harus gue katakan suara lu sama atau hampir melebihi penyanyi aslinya. Semua benar benar diluar dugaan gue. Oke untuk pengumumannya akan ditempel di mading sekolah hari senin.“
“terima kasih Ka...?.” gue menghentikan ucapan gue
“oh ya, nama gue Anastassia. Panggil ana aja.”
“oke ka Ana, terima kasih.” Kata gue sambil berjalan dan menuruni panggung
Gue kembali dan duduk disebelah Aji, gue buka iPhone gue ada 2 bbm baru dari Valen. Seketika itu Aji bangun dan berjalan menuju panggung. Gue gak memerhatikan karena gue ingin tahu isi bbm dari Valen.
GD Valentino : gak usah mikirin soal aji, itu jadi urusan aku.
Itu isi bbm pertamanya
GD Valentino : well, kamu bener. Kamu emang bisa nyanyi. Dan kamu tau? Aku suka denger kamu nyanyi. Seakan kamu bisa meluapkan yang kamu rasa denga bernyanyi.
Me: apapun yang berurusan dengan kamu udah pasti ada hubungannya sama aku. Oke? Mungkin emang dengan nyanyi aku bisa meluapkan semuanya.
Gue kirim isi bbm itu. Gue fokus ternyata Aji sudah sampai dipertengahan lagu. Gue merasakan dia menyanyi dengan dalam dan terasa dia pengen menyampaikan isi lagu itu. Iya isi lagu itu. Kepada mantannya yang sekarang sudah menjadi pacar gue. Well kenapa gue merasa cemburu?
iPhone kembali bergetar, notif bbm masuk
GD Valentino: untuk ini aku gak mau bahas di sini. Well aku gak ngeliat ucapan terima kasih untuk pujian
Me: pujian?
GD Valentino: iya, aku baru aja muji kamu.
Me: mungkin aku terlalu fokus dengan inti bbm kamu, oke makasih pujiannya my boo
GD Valentino: with pleasure little prince
Me: kenapa gak bilang kalo mau nonton audisi aku? Kamu kayanya udah gak diaula?
GD Valentino: untuk apa? Aku pengen denger kamu nyanyi aja. Engga, aku udah di lapangan basket lagi
Me: aku malu you know?
GD Valentino: kenapa malu? Kamu bisa dan semua di dalam serta juri wanita itu suka dan memberikan tepuk tangan padamu bukan?
Well ini dia valen, yang selalu seenaknya sendiri. Kenapa dia jadi terlalu baku dalam bbm ini. Ah persetan dengan itu, dia pacar gue sekarang.
Me: you know, kamu jadi terlalu baku dalam bbm tadi
GD Valentino: emang?
Me: iya, oh ya audisi udah selesai. Aku mau makan siang sama Aji di kantin
Gue kirim dan memasukan iPhone kembali kedalam tas gue.
“Yan, sumpah suara lo keren banget. Gue pesimis gue bakal bisa masuk kalo saingan gue elo.”
“lebay, suara lu juga bagus kok ji.”
“engga sebagus dan semeriah tepuk tangan saat lu selesai nyanyi.”
“oke lu mulai lebay. Ayo makan, udah jam makan siang. Gue laper”
“hehe ayo.”
Gue sama Aji jalan keluar dan berjalan menuju kantin sekolah. Melewati lapangan Valen lagi make baju basketnya. Gue ngeliat sebentar dan dia juga melihat ke arah gue. Dia melihat dengan senyum yang bikin gue meleleh? Haha bodo ah. Jelas dia lagi berusaha menggoda gue dengan bentuk tubuhnya. Sial, buru buru gue alihkan pandangan sebelum lebih jauh. Untungnya Aji lagi fokus buat sms seorang entah siapa.
**
MALAM MINGGU, oh ini yang disebut malam minggu. Gue bersandar di headrest mobil Valen. Dia mau ngajak gue buat makan diluar. Gila, ini gila. Malam minggu pertama gue pergi makan malem sama Valen.
“kita mau makan dimana?” tanya gue
“somewhere, sesuatu yang bakal bikin malam my little prince bahagia tentunya.” Sambil memegang tangan gue dan menciumnya
Oh, keliatan seperti pasangan bukan? Sorot mata tajamnya membuat gue sedikit menebak – nebak akan makan malam dimana kita?.
“kamu ngantuk?” tanya Valen
“sedikit, Cuma capek aja mungkin karena hari ini.” Ujar gue
“tidur aja kalo ngantuk, aku bangunin kalo udah sampe.”
Gue melihat dia dengan jaket denimnya dan kenapa dia begitu seksi kalo make itu.
“melihat yang indah?” tanyanya
“hanya melihat seorang manusia jail.”
“jail?”
“iya, kamu dulu jail. Bahkan sampai bikin aku nangis. Inget?” ujar gue meledek
Ia tertawa.
“dan itu gak akan pernah terjadi lagi.” Tegasnya
“apanya?”
“membuat-mu menangis?”
“jangan pernah bikin janji yang gak bisa kamu tepati Len.”
“hei, aku silangkan hatiku.” Katanya sambil membentuk silang dengan jari telunjuknya di dadanya
“dan kalo kamu merusaknya?”
“kamu bisa pergi meninggalkanku.”
“semoga saja kamu gak akan pernah merusak janji itu.” Kata gue sambil memejamkan mata.
Gue merasakan sentuhan lembut dikepala gue. Dia menyentuh kepala gue dengan lembut. Oh, dear jangan membuat aku makin terbawa suasananya.
Gue tertidur sekitar 15 menit. Ketika mobil berhenti Valen membangunkan gue dengan sentuhan tangannya di pipi gue, kasar khas laki – laki yang sering berolahraga mungkin?
“wake up tukang tidur.” Ujarnya
“udah nyampe?”
“udah dan aku bisa ngeliat kamu tidur seharian kalo aku gak inget ini kencan pertama kita”
Gue bisa merasakan kalo dia sedang mencoba merayu gue, well rayuannya berhasil. Gue dan Valen keluar mobil dan masuk menuju resto. Didalam gak begitu rame, gue diajak valen menuju halaman luar. Makan malam diluar dan ini benar benar diluar ruangan maksud gue .
“tempatnya bagus, apa nama tempatnya?” tanya gue
“Lakers Resto and Lounge. Ini tempat favorit aku kalo lagi jalan sama temen – temen.”
“termasuk Aji?” selidik gue
“iya.”
Well, mood gue tiba – tiba ilang. Dia ngajak ketempat dimana dia dulu sama Aji sering jalan dan makan. Dimana pikirannya membawa gue ke tempat yang sama dengan mantan pacarnya itu.
“kamu kenapa?”
“nothing.”
“kamu gak suka tempat ini?”
Hell yeah Valentino gue gak suka lo bawa gue ke tempat ini. Tempat kenangan lo dengan Aji atau bahkan mantan lo yang lain mungkin, entahlah.
“no, hanya saja....” suara gue tertahan
“oke aku tau maksud kamu. ayo kita keluar dan cari tempat lain.”
“engga, gak usah. Hanya saja kamu gak perlu bilang ini juga tempat....”
“tempat dulu aku dan Aji sering makan?.”
Gue hanya diam dan gak mau meneruskan perdebatan konyol ini. Bukan gue ini sungguh bukan gue.
“Len lupakan, aku lapar oke. Its almost 8pm.”
Raut mukanya berubah, seakan dia juga ngerti kalo gue gak mau membahas mantannya di malam minggu pertama kita, kencan pertama kita. Keputusan yang baik Len, seandainya lu ngelanjutin pembicaraan ini. Gue pastikan lo akan ngeliat wujud asli gue.
**
Makan udah ludes di piring Valen, sedangkan gue? Gue terlalu kenyang saat datang. Bukan kenyang makan lebih keyang akan cerita singkat dia diawal kita datang tentang tempat ini. Gue menyeruput milkshake matcha gue.
“kenapa gak diabisin?” tanya dia tenang
“i’m full.” Ujar gue singkat
Dia melihat gue yang sedari tadi membuang pandangan gue kaerah lain. Gue sedikit malas untuk melihat dia.
“kita pergi.” Katanya tegas
Gue hanya diam dan mengikuti dia dari belakang. Gue tau dia kesel sama gue. Tapi keselan mana kalo lo diajak makan ditempat yang dulu sering lo datengin sama manta pacar lo. Kekesalan gue meningkat, mood gue berubah – ubah hari ini.
*
Dijalan, dia gak ngomong sama sekali. Begitu pun gue. Gue hanya pengen cepet nyampe rumah dan tidur melupakan perdebatan konyol malam ini sama dia. Tiba tiba mbil berhenti.
“mau kan bilang kamu kenapa?.”
“i’m fine okay.”
“engga, kamu gak baik baik aja. Bilang!” katanya dengan penekanan di kata bilang
Gue diem, gue menatap matanya yang menatap tajam ke gue. Gue menggigit bibir bawah gue.
“stop menggigit bibir kamu.”
Kenapa? Ada yang salah kalo gue gigit bibir gue. Gue turutin katanya dan mulai berbicara.
“aku gak suka kamu ajak aku ke tempat itu.”
“aku udah ajak kamu pergi cari tempat lain. Kamunya gak mau.”
“at least kamu gak usah cerita tentang sejarah tempat itu bagi kamu.” ujar gue menahan air mata yang kayanya bakal turun. Stop Yan, lo gak boleh cengeng.
“kamu nanya aku jawab kan? Aku gak mau ada rahasia.”
“dan kamu juga merahasiakan kenapa kamu gak mau bicara sama Aji.”
“jadi ini semua tentang Aji atau makan malam kita?” tanyanya
Gue gak jawab, gue mengalihkan pandangan gue keluar jendela mobil.
“SIAL” katanya sambil memukul setir mobil berulang – ulang
Gue hanya bisa menahan marah, tangis, dan kesal gue dengan diam.
“KALO AJA AKU TAU KAMU GAK SUKA TEMPAT ITU, GAK AKAN PERNAH AKU AJAK KAMU KESANA. AKU AJAK KAMU KETEMPAT LAIN!.” Ujarnya kencang.
Gue masih gak jawab, gue mendengar itu sebagai bentakan dia. Sial kenapa pipi gue basah? Kenapa gue jadi terlalu cengeng saat ini. Sial gue gak suka seperti ini. Ke mana gue yang dulu. Gue yang kuat menghadapi masalah sendiri. Terdiam dengan manahan tangis tak bersuara.
“Yan, yan. Stop yan. Aku gak bisa liat kamu nangis. Please maafin aku.”
Wajah gue dipegang kedua tangannya yang kasar itu, oh sentuhan lelaki ini. Gue gila padahal gue juga laki. Tapi gue suka saat dia menyentuh pipi gue dengan tangannya
“hapus air mata itu, aku gak mau liat kamu nangis.”
Gue menyeka air mata gue. Menghapusnya denga tisu yang ada didalam mobil.
“aku mau pulang.” Ujar gue
“oke, kita pulang.” Katanya sambil memegang pipi gue
Gue hanya mengangguk, tanda setuju memaafkannya. Tiba – tiba dia mencium kening gue dengan mesra. Dia seakan selalu tau titik dimana gue bisa memaafkannya. Pencuri hati-pemaksa hati-penjagaku- well aku mulai mencintaimu seperti kau mencintaiku mungkin...
kasian amat kencannya gagal
tp Valen romantis ya...
GD kan singkatan nama valen. nama depan valen
Suka sama karakter Adrian )
Mention ya klo update