BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Cinta Warna Jingga (Lanjut cerpen di page.36)

edited April 2015 in BoyzStories
Karena aku belum bisa posting Because I Love You di sini, aku akan share cerita baru aku..

Rasanya gak enak kalo punya cerita tapi gak di bagiin..hehe Ada yang suka syukur Alhamdulillah, kalo gk ada juga ya kelewatan :D

Cuma berani nyeret kak @cute_inuyasha (kasian yee jadi tSeumbal cerita aku terus#resiko punya adek kayak aku :P )





Bagian 1


"Ariafzi Pratama!"

"Saya kak.." Jawabku mendengar kakak senior memanggil namaku.

Hari ini adalah hari pertama ku menjalani Persami(Perkemahan sabtu minggu) untuk penyambutan anak baru setelah MOS. Namaku Ariafzi Pratama, aku anak pertama dari dua bersaudara. Kalian bisa memanggilku Zizi. Kata orang aku terlihat manis karena bentuk wajahku yang kecil, dan kulitku yang putih, aku keturunan Chinese-Jawa. Tinggiku 168cm saat ini, dengan berat 55kg. Akhirnya aku masuk ke SMA impianku, walaupun gak ada satu pun teman SMP ku di sekolah ini, tapi aku sudah mengenal beberapa teman baru selama hampir seminggu.

"Kamu anak pertama?" tanya kakak senior itu lagi. Dan oh, kakak itu terlihat cool dan berwibawa banget. Terlihat sekali dia seperti seorang pemimpin. 'Mungkin kakak itu ketua osis.' Aku kok baru melihatnya ya?

Tinggi senior itu sekitar 178cm, body nya seperti atlit, gak kurus dan gak gede, cuma kelihatan berisi. Kulitnya kuning langsat, dan ya ampun dia ganteng banget!

"Nama kamu agak ribet ya manggilnya, Ariafzi.." Dia tersenyum. Ah, aku suka senyumnya!

"Iya kak saya anak pertama. Panggil Zizi saja kak.." Jawabku.

"Hmm, gitu Zizi.. Imut juga.." Kakak itu mangut-mangut dan tersenyum simpul.

"Ah?" Kakak itu bilang imut, gak salah dengar?

"Irga..!!" Panggil senior lain, memanggil kakak itu. Jadi namanya Irga? "Mana anaknya?"

"Zizi kamu ikut kak Farid.." Kak Irga menyuruhku mengikuti temannya yang bernama Farid. Kak Farid memang gak setampan kak Irga, tapi lumayan cakep juga.hehe

Aku pun mengikuti kak Farid menuju kelas yang ada di lantai dua. Kelas itu udah kosong, meja-meja dan bangku sudah kami singkirkan tadi, karena kelas ini akan menjadi tempat tidur kami selama dua malam.

"Zizi tolong kamu catat nama anak-anak yang tidur di sini, terus kertasnya di tempel di depan pintu!" Kak Farid memberikan lembaran kertas kosong dan bulpen.


"Iya kak.." Aku pun langsung segera mencatat nama dari daftar yang di berikan kak Farid..

Aku tersenyum saat nama ketua pembina yang akan mengawasi kelasku salah satu dari dua orang selain kak Farid adalah 'Irga Fahryansha'. Kok aku senang ya melihat itu? Mungkin karena selain kak Irga tuh tampan, kak Irga juga kelihatannya baik. Karena dari yang aku dengar, di masa Persami di sini, kami murid baru akan di gojlok habis-habisan. Kelihatannya sih kak Irga tuh bukan tipe orang yang memperlakukan orang lain semena-mena.

**********

Sekarang sudah jam sembilan malam, kami semua langsung di suruh tidur dan tidak boleh mengeluarkan suara sedikit pun. Gustaf salah satu teman yang dekat denganku semenjak pertama masuk MOS. Gustaf tidur di sebelahku, kami sudah seperti ikan yang di tumpuk, sempit-sempitan. Gimana bisa tidur kalau begini? Angin malam terasa banget dinginnya, dan nyamuk-nyamuk sepertinya sedang berpesta malam ini!

"Dari yang gw dengar, nanti malam jam 12 kita akan di bangunin dan di gojlok.." Gustaf berbisi padaku, tapi suaranya cukup terdengar di tengah hening nya ruangan ini.

"Kata sapa lu?" tanyaku juga berbisik.

"Iya deh, kakak gw dulu kan sekolah di sini, katanya begitu." Ari temanku juga yang di dekat kami ikut menyambung.

"HEY BISA DIAM GAK!" Suara kak Farid berteriak keras. Kami semua langsung diam menarik selimut sampai menutup mata. Dan kelamaan perlahan aku pun tertidur.

**********

Tiba-tiba aku merasa tubuhku di guncang-guncang dengan kasar. Ah, padahal aku baru saja terlelap! Tapi belum juga 100% sadar dari tidurku, aku merasakan seseorang menutup mataku dengan sebuah kain.

"Udah diam aja!" Teriak seseorang seperti suara seorang cewek, suaranya cempreng, dia yang mengikat mataku.

Suasana menjadi sangat gaduh, suara senior menyuruh kami berjongkok dan menaruh kedua tangan di belakang kepala.

Aku menurut, dan tidak terdengar perlawanan dari teman-temanku.

"Lompat sambil jongkok sampai ke bawah!" Teriak suara cewek cempreng itu lagi.

Aku pun pasrah melompat sambil jongkok dengan kedua tangan di belakang kepala mengikuti arahannya, dan senior itu mengarahkan dengan memukul kepala ku lumayan keras menggunakan seperti gelungan buku.

"Turun ke tangga, cepat!" Dasar nenek sihir gila, masa di suruh turun tangga dengan posisi begini, gimana nasib orang yang badannya gede semacam Ari? Kalau anak orang ngegelundung mereka mau tanggung jawab!

"Biar gw aja yang ngurus ini!" Deg, suara kak Irga?

Setelah aku mendengar perdebatan kecil, sepertinya nenek sihir itu mengalah.

"Kamu gak perlu lompat, jalan aja pelan-pelan!" Perintah senior yang aku yakin banget itu kak Irga!

Kak Irga pun membimbing langkahku tanpa kekerasan. Lalu aku di suruh duduk di suatu tempat, seperti di lapangan sekolah. 'Hmm bisa kotor ini celana!'

"Duduk aja di sini, jangan buka penutup matanya." Perintah kak Irga lagi.

"Makasih ya kak Irga.." Aku harus berterima kasih karena dia sudah menyelamatkan aku dari si nenek sihir.

Kak Irga diam saja, aku mendengar langkahnya semakin menjauh...

Tidak lama terdengar suara alunan gitar akustik.. Suara seseorang bernyanyi lembut, lalu bercerita sembari memetik gitarnya..

'Renungan malam..'


Aku sudah mendengar suara isak tangis teman-temanku, bahkan ada juga yang meraung histeris. Aku sendiri juga sudah berlinangan air mata. Kain yang menutup mataku sudah basah. Renungan malam itu bercerita tentang kita membayangkan malam ini pulang ke rumah, melihat ayah dan ibu kita terbujur kaku, tubuh mereka tertutup kain batik. Kita guncang-guncangkan tubuh orang tua kita, tetapi mereka tidak juga membuka mata. Rasanya seperti kenyataan, seperti jiwa kita terbawa langsung kesana. Coba saja kalian rasakan, Kalian pergi pamit dengan orang tua kalian dengan keadaan baik-baik saja, lalu kemudian saat kalian pulang, orang tua kalian sudah terbujur kaku tidak bernyawa. Rasa cinta kepada orang tua sangat bisa kita rasakan sekali, penyesalan akan kenakalan kita pun begitu menyesakan. Tetapi mungkin beberapa jam kemudian, kita akan kembali seperti semula. Benar kan?


Ketika kami sudah di bolehkan membuka mata, aku langsung membuka ikatan kain di mataku. Ku kucek-kucek mataku untuk menetralkan pengelihatan ku. Aku melihat sekitar untuk mencari kak Irga. Itu dia kak Irga duduk di depan kelas, dia terlihat tenang.

Kemudian setelah acara renungan malam, kami di kumpukan di tengah lapangan. Senior cewek ternyata lebih galak dari senior cowok! Beberpa anak di gojlok habis-habisan. Di suruh teriak-teriak memuji senior. Di suruh nyatain cinta sama salah satu senior, terus di tampar sama senior yang menerima pernyataan cinta itu! Ada yang di pukul pakai gelungan buku! cuma karena katanya jelek! Di suruh nyanyi, kalau suara jelek, kena tampar!ckckck Harusnya mereka di laporin, emang pihak sekolah gak tahu ya? Emangsih yang banyak di siksa anak-anak cowok, dan yang nyiksa senior cewek. Tapi tetap saja kelewatan kan?

Aku sendiri untuk saat ini, syukurnya hanya berdiri di barisan melihat teman-temanku yang tidak beruntung! Gak manusiawi!

"Kamu sini!" Dari suaranya aku yakin dia si nenek sihir. Dia memanggil temanku Dita, Dita tuh bisa di bilang yang paling cantik di antara anak-anak baru.

"Nama kamu siapa?" Tanya senior itu ketus ke Dita.

"Dita Anggraini kak" Jawab Dita sedikit gugup.

"Siapa senior yang paling cantik?" Tanya si nenek sihir lagi.

"Kak Vivi yang paling cantik." Mendengar itu, nenek sihir yang bernama Vivi tersenyum. 'Uweek' mau muntah rasanya!

"Siapa senior cowok yang paling ganteng?" Vivi sedikit menurunkan suaranya.

"Kak Irga kak." Jawab Dita jujur, aku juga kalau di tanya begitu, akan dengan senang hati menjawab yang sama.

"Plak!" Vivi menampar Dita! Kita semua bengong, shock melihat itu!

"LU GAK USAH KEGATELAN YA!" Vivi berteriak dengan keras. Dan saat Vivi mau menampar Dita lagi, tangannya di tangkis sama kak Irga.

"Udah!" hanya itu yang keluar dari mulut ka Irga. Vivi terlihat kesal, dan Dita di suruh kembali ke barisan. Kami semua memandang iba terhadap Dita.

Kak Irga menghampiri Dita yang berdiri di sebelah ku. "Maafin Vivi ya.." Kak Irga memegang pipi Dita yang terkena tamparan Vivi.

Entah kenapa aku merasa perasaan ku gak enak, waktu melihat tangan kak Irga menyentuh pipi Dita. Kak Irga sangat perhatian, memberikan sapu tangannya kepada Dita untuk mengusap air matanya.

Aku tahu aku lebih tertarik melihat laki-laki dari pada perempuan. Aku menyadarinya semenjak aku masih SMP. Tapi aku gak pernah merasakan seperti ini sebelumnya. Apa aku cemburu? Apa aku sudah menyukai kak Irga bukan lagi mengagumi atau tertarik? Arrggh bodohnya aku kalau menginginkan kak Irga, sementara di sebelahku ada cewek secantik Dita yang bisa saja memikat hatinya!
«13456765

Comments

  • Produktif bgt dah Author 1 ini.
  • Akan ada lanjutannya kah???

    Aq selalu suka cerita anak sekolahan kayak gini,jadi inget masa2 indah q disekolah dulu,,,
  • @3ll0 ini hobi yg udh aku pndam lama bngt, jdi sekliny punya ksempatan kyk ketagihan gtu.. :D


    @cute_inuyasha ini akn terus berlanjut kk ;)
  • Ceritamu ngegemesin semuanya dah n sesuai dgn selera(?)ku.
  • Banyak banget lapaknya neng Rika
  • Asal semua selese dgn baik. Yosh. Ganbatte.
  • @3ll0 gemesin kayk kamu ya :>

    @Wita aku buka dua cerita sebelumnya juga kan aku punya dua, dan udah tamat satunya. Dari pda cerita yg aku punya lumutan di word, kn lbh baik aku bagiin bisa di baca sma yg mau baca..hehe

    @Unprince makasih ya ;;)
  • Hmmm ... kyknya bakal mainstream deh nih, tp gw suka latarnya sekolahan :D
  • bakalan ada cinta segitiga nih ...
  • edited February 2015
    @Tsunami ini org su'udzon mlulu dah

    @lulu_7 hehe kita liat aja ya..

    Maaf ku mention ya, @3ll0 @cute_inuyasha @Unprince @muffle @balaka @4ndh0




    Bagian 2

    "Bangun!Bangun!" Suara teriakan mengganggu tidur ku. Ah, sepertinya aku baru saja terlelap. Aku malas membuka mata. Bayangkan saja kami baru bisa tidur tadi sekitar jam 4 subuh!

    "Zi..Zizi..Bangun!" Tubuhku terasa ada yang mengguncang-guncang pelan.

    Dengan kesal ku buka mataku. Deg, hal pertama yang aku lihat adalah kak Irga. Dia duduk di samping ku, memandangku!

    "Udah tidurnya?" Aku langsung duduk seketika, kepalaku masih terasa pusing. Ku kucek-kucek mataku, membersihkannya dari segala sesuatu yang menempel di sana. "Udah jam setengah enam ini, kamu cepetan langsung mandi! Yang lain udah pada keluar dari jam 5." Kak Irga menjelaskan.

    Iya juga sih, di kelas ini cuma tinggal ada aku dan kak Irga saja. Kok Gustaf dan temanku yang lain pada ninggalin aku ya? Awas mereka!

    "Iya kak maaf.."

    "Ya, udah cepetan. Minum air mineral dulu biar gak begitu sakit kepalanya." Kak Irga menyodorkan air mineral gelas. Uh, gimana aku gak suka sama kak Irga coba? Kak Irga baik banget!

    "Makasih kak.." Ucapku sambil
    mengambil air mineral dari tangan kak Irga. Kak Irga hanya tersenyum dan langsung berbalik pergi keluar dari ruangan.

    ***********

    "Kok pada ninggalin gw sih!" Aku sewot menghampiri Gustaf, Ari dan teman-temanku yang lain yang sedang mengantri untuk mandi.

    "Tadi udah gw bangunin tapi lu susah banget bangunnya dah.." Gustaf mendengus.


    "Iya, terus kak Irga nyamperin, katanya, biarin aja si Zizi, terus kita di suruh keluar duluan." Ari menyambung menjelaskan.

    "Di apain lu sama kak Irga?" Kali ini yang bertanya Edo, salah satu temanku juga. Edo tuh keturunan timor gitu, hitam manis gimana gitu.hihi

    "Diapain emang?" Aku melotot.

    "Ya kali aja di suruh ngepel, nyapu, mijitin dia.." Gustaf menebak asal. Tapi gak keberatan juga sih kalau di suruh mijitin kak Irga.Hihi

    "Gak ah, gw cuma di bangunin terus di suruh mandi." Jawabku jujur.

    "Baru di bangunin barusan ini?" Edo bertanya menaikan suaranya. Aku hanya mengangguk dan menggaruk-garuk kepalaku yang tiba-tiba gatal. Uh, kok berasa seperti di pergokin abis ngapain gitu.ckckck

    **********

    Setelah mandi, kami semua kerja bakti. Anak-anak cewek masak indomie buat sarapan, sementara anak-anak cowok berberes, bersih-bersih.

    "Liat deh kak Irga nyamperin Dita..!" Aku langsung menengok ke arah yang Gustaf tunjuk. Kami saat ini sedang menyapu halaman sekolah.

    "Kayaknya kak Irga suka deh sama Dita." Ari tiba-tiba menyambung. Sejak kapan dia di sini? Kalau di fikir Ari tuh kayak Jin, udah badannya subur, suka muncul tiba-tiba nyambung omongan orang!

    Aku melirik Ari. "Saingan lu berat bray!" Aku menyunggingkan senyum mengejek Ari.

    "Iya nih gw harus diet ketat buat nyaingin Kak Irga." Jawab Ari polos.

    "Haha nunggu lu kurus sama aja kayak nunggu lebaran tanggal 32 bulan 13." Gustaf tertawa puas, aku pun ikut terkekeh.

    "Tunggu ya, nanti gw cetak kalender sendiri!" Balas Ari sewot.

    "Hahaha" Aku dan Gustaf tertawa kencang.

    "Kalian mau nyapu apa mau bercanda!" Teriak salah satu senior di belakang kami. Kami pun langsung menutup rapat mulut kami dan dengan gesit menyelesaikan tugas kami.

    "Becandain apa sih seru banget?" Deg, suara kak Irga. Aku pun langsung mengangkat kepalaku melihat kak Irga. Dia tersenyum.

    "Nggak kak.." jawabku sedikit gugup.

    "Ari katanya mau diet biar bisa nyaingan kak Irga.." Gustaf menyambung.

    "Anjiir lu!" Ari langsung melempar sapu ke Gustaf.

    "Kalian berdua lari putar lapangan 10 kali!!" Teriak senior yang tadi menegur kami. Katanya 'kalian berdua' kan? Berarti aku gak kena kan?

    Aku melihat kak Irga. Kak Irga terkekeh. "kalian berdua laksanakan tugas dari kak Haris, Zizi ikut kakak!" Perintah kak Irga, dan langsung berjalan mendahuluiku, aku pun mengikuti kak Irga dari belakang. Aku menoleh kebelakang untuk mengejek Gustaf dan Ari, aku julurkan lidahku ke mereka.

    "Awas lu ya Zi!!" Teriak Ari yang kesal melihatku.

    "Tambah 5 putaran!" Teriak kak Haris ke mereka.Hahaha

    **********

    "Ini ambil!" Kak Irga memberikan ku sebungkus roti dan susu kotak. Sekarang kami berada di ruang osis yang penuh dengan makanan!

    "Tapi kak.." Kataku gak enak, padahal mah mau banget.

    "Ambil aja, banyak makanan lebih di sini." Kak Irga memberikannya ketangan ku.

    "Tapi kan gak enak kak kalau kelihatan senior yang lain atau anak-anak yang lainnya." Jujur aku memang merasa gak enak.(apa merasa enak?)

    "Makanya cepet abisin, sebelum ada yang lihat!" Kata kak Irga sedikit memaksa.

    "Kakak kok baik banget sih sama aku?" Tanya ku penasaran. Kalau dia terus baik begini, jangan salahin aku kalau gak bisa buat gak suka sama dia!

    "Hmm mungkin karena aku melihat kamu tuh, kayak melihat adik ku sendiri." Kak Irga tersenyum. Adik? yah, lemas deh.. Gak usah di bawa terbang deh, kalau cuma akhirnya akan di banting!

    Aku pun langsung menghabisi roti dengan cepat. Gak mau lama-lama di dekat dia, harus waspada nih sebelum patah hati!

    **********

    Malam ini kegiatan bebas, kami semua di kumpulkan di tengah lapangan bergabung dengan para senior. Para senior meminta maaf atas kelakuan mereka yang berlebihan saat menggojlok(enak banget ya!). Lalu aura mereka yang horor berubah hangat. Mereka mengajak kami bernyanyi bersama, dan melakukan permainan yang membangun persahabatan. Vivi si nenek sihir juga berubah menjadi Putri salju malam ini. Dan sepertinya hanya aku yang tidak senang malam ini.

    Dari tadi aku melihat kak Irga dan temannya duduk di dekat Dita. Mereka terkadang mengobrol dan tertawa, seperti membicarakan sesuatu yang lucu dan seru. Arrggh dadaku panas!

    "Huh, gerah ya.." Aku mengibas-ngibaskan kerah bajuku.

    "Gila lu, dingin angin sepoi-sepoi gini lu bilang gerah.." Edo menyahut kata-kataku.

    "Jangan-jangan lu sakit!" Ari menaruh telapak tangannya di keningku.

    "Apaan sih lu!" Aku menyingkirkan tangan Ari dari keningku.

    "Kayaknya Gustaf bakalan jadi playboy nih!" Edo menunjuk ke arah Gustaf yang lagi ngecengin anak-anak cewek.

    "Gw mau ikutan Gustaf ah!" Ari langsung berdiri dan berlalu ke tempat Gustaf.

    "Lu gak ikutan?hehe" Tanya Edo yang terkekeh melihat tingkah Ari.

    "Ogah ah!" sanggah ku malas.

    "Lu kayaknya lagi bete ya?" Tanya Edo lagi. Duh memang ketara banget ya aku?

    "Hmm gw cuma ngantuk.. Huaaahh.." Aku pura-pura menguap. "Gw ke atas duluan ya!" Pamitku ke Edo. Udah malas berada di sini melihat kak Irga!

    "Lu gak takut sendiri? Lu gak tahu di atas pernah ada murid cewek yang bunuh diri!" Edo menakut-nakutiku. Sial! aku kan penakut, tetapi rasa cemburu lebih besar menutupi rasa takut ku.

    "Setan lu!! Awas ya lu sekali lagi nakutin gw, gw jejelin sendal ke mulut lu!" Ancamku serius.

    "Hahaha makanya nanti aja sih tidurnya, masih jam 11 juga!"

    Aku gak menggubris Edo lagi, mau merem, mau cepat tidur pokoknya!

    **********

    Sudah hampir dua puluh menit aku mencoba tidur. Masih terdengar suara anak-anak di bawah. Aku gak bisa tidur mengingat perkataan Edo yang menakut-nakuti ku. Aku bungkus tubuhku dengan selimut, tapi masih bisa ku rasakan bulu kuduk ku berdiri, merinding. Sial!

    Aku takut, deg-degan. Aku mau turun lagi ke bawah, tetapi aku takut membuka selimut dari wajahku. Kalau pas aku buka mata tiba-tiba ada setan di depanku lagi melototin aku dengan bola matanya yang keluar gimana? Kalau ada cewek rambut panjang bergaun putih ngintip dari jendela gimana? Kalau ada yang lompat-lompat terbungkus kain putih seperti permen gimana? Hiks takut..!

    Aku pun membaca segala bacaan doa yang aku bisa. Di balik selimut mulutku terus komat kamit. Dan tiba-tiba ku rasakan sebuah tangan menepuk ku..

    "Aaaaaaaaa! Tolong jangan ganggu gw, pergiii! Pergi lu setan!" Aku berteriak bergerak-gerak gak karuan di dalam selimut.

    "Hahahaha"

    Deg, kayaknya bukan setan deh yang lagi tertawa sekarang.

    Aku pun perlahan memberanikan diri menurunkan selimut dari wajahku, dan perlahan ku buka mataku.

    "Kak Irga?" Aku terkejut melebihi dari melihat setan, aku melihat sosok kak Irga yang sedang tertawa kencang memegangi perutnya.

  • Hmmm ... lagi2 yg bertampang elok pasti dpt keistimewaan lebih dr penulisnya nih [-(
  • @Tsunami keistimewaan lebih gimna toh mksudnya?#bingung :-?
  • Ya itu si zizi misal u gambarin sosok imut putih bla bla bla ... trus mpir tiap org suka, meski kakaknya awalnya ga suka kyknya menjurus k suka ... hehhehe

    Ya gw sih cm cb kritik aja sih :> ... tp jalan crt silahkan reader ngikut ja :)
  • @Tsunami hehe kita gk nutup mata kan klo emang di jmn SMA yg cakep pasti dapet ke istimewaan atau malah sebaliknya bnyk di benci krn iri.. tpi gk semua bgtu, pada saat kita di masa sulit, kita bru tahu siapa yg bener suka sama kita atau gak..hehe tpi mksih loh kritiknya, ttunggu aja ya, di cerita ini akan bnyk konflik anak-anak SMA nya..
  • Kesan pertama emang mata duluan yg berperan,tapi setelah tau kepribadian semua bisa berubah.

    Kayak aq pas pelantikan PMR dulu, ada kakak yg paliiing ganteng,udah gitu gak jahat lagi,semua ngefans ama dia,termasuk aq dan juga pada berebutan minta foto bareng,,, dan ada kakak yg gak cakep, hitam manis, dan kejam,suka triak2,bentak2,hukum2. Tapi setelah acara penutupan semua berubah,,, kakak yg ganteng ternyata orangnya garing dan pelit kata. Tapi kakak hitam manis tuh humoriisss bnget,dan baik lagi.
Sign In or Register to comment.