BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Another Face

2456736

Comments

  • Nyimak dulu ya Ts :)
    @3ll0 mksh :*
  • terima kasih @3II0 ... itu kakaknya Rio ya yang meninggal ...? cerita yang menarik ... lanjut ya ...
  • Part 1

    Author: Ri Unnshiichi (Lava)

    Warning! : Boy x Boy, typo(s), GJ, Semi incens (maybe) .

    A/N: Mohon di maklumi kalau tulisannya berantakan.

    Happy Reading...
    .
    .

    Part 1

    Rio POV
    Ekhem! Ok sebelumnya aku tidak tau harus merasa beruntung atau sial karena pengalamanku di ceritakan lagi oleh Author aneh abal kaya RI.
    (Author: JAHAT!! T.T)
    Tapi... ya sudah lah.
    Perkenalkan Nama ku Rio.
    Rio Albira Hermawan.
    Aku anak bungsu. Mempunyai 2 kakak laki-laki dan 1 saudara kembar perempun.

    Saudara kembarku lahir lebih dulu beberapa menit dari ku, jadi tidak berlebihan kan kalau aku bilang aku anak bungsu?
    Tinggi badan ku 169 cm, cukup tinggi untuk seseorang yang masih duduk di kelas 2 SMA kan?.
    Kulitku Putih, atau mungkin pucat? Entahlah, tapi aku sering di juluki Vampire oleh teman ku.
    Sialan!
    Tubuhku ramping, tidak kurus ataupun gemuk.
    Tidak ada satu pun tonjolan otot di lenganku. Padahal aku lumayan sering pergi ke Gym dan
    suka latihan Taekwondo, tapi entah kenapa otot-otot maskulin itu tak pernah mau muncul di tubuhku.
    Ada beberapa orang yang menyebut ku Manis, Imut bahkan Cantik, dan setelah mereka mengatakan itu aku hajar mereka satu-satu.

    Ibuku keturunan China - Indo, sedangkan Ayahku Arab - Indo.
    Tapi wajahku dan saudara kembarku lebih banyak Chaines nya seperti ibu, sedangkan ke 2 kakak laki-laki ku lebih mirip Ayah, Arab-Indo gitu, tubuh mereka juga tinggi - tinggi dan kekar. Ught! Aku iri!
    Beberapa perempuan di sekolah ku yang maniak K-pop pernah bilang, kalau aku mirip Song Chan ho? Atau siapa ya? Akh! Entahlah yang pasti dia itu model/ullzhang atau apalah itu aku tidak perduli.
    Aku berusaha berpenampilan semacho mungkin, agar tak perlu lagi mendengar pujian -ejekan bagiku- manis dari orang lain.
    Dan aku Gay. Tolong jangan bulat kan mata kalian. Karena aku yakin kalian tau, kalau cerita ini tak akan jauh-jauh dari masalah Orientasisexsual ku.
    Aku punya satu teman yang sama Orieantasisexsualnya dengan ku. Dan dua orang teman yang punya Orientasisexsual ganda.
    Akan ku ceritakan tentang mereka nanti.

    <<<>>>

    Aku segera memarkirkan motorku setelah sampai di depan rumahku. Rumah ini tidak terlalu besar namun tidak terlalu kecil juga.
    Kulihat mobil ibu ku terparkir rapih di garasi. Itu berati ibu sudah pulang dari Hongkong, setelah 2 minggu lamanya belau disana.

    "Aku pulang!" teriakku dengan suara tidak cempreng dan tidak juga ngebass. #author: -_-a
    Namun sepi. Tidak ada yang menyahut di rumah ku. 'kemanga semua orang?'.
    Aku berjalan perlahan kearah ruang keluarga dan ternyata disana ada Kak Arsya. Kakak ke 2 ku.
    Aku menghelanafas. 'kalau Kak Arsya, pantes aja nggak nyahut. Mana peduli dia padaku.' monologku dalam hati.
    Dengan malas ku dekati Kak Arsya.

    "Kak Mamah mana?" Kak Arsya meliriku sekilas, tanpa mengatakan apapun kak Arsya menunjuk ruangan yang ada di sebelah kanan ruangan keluarga. Ruang makan.
    Aku menghela nafas pelan, merasa sudah terbiasa dengan sikap Kak Arsya yang memang selalu dingin dan acuh padaku semenjang kejadian 'itu'.

    "Eh? Sudah pulang sayang?"
    Belum sempat ku langkahkan kaki ku kearah Ruang Makan, kulihat Ibu sudah berjalan mendekat kearahku dengan senyuman lembut di bibirnya. Aku balas tersenyum kearah beliau.
    Setelah sampai di depanku beliau mengelus rambutku dengan lembut.
    "kamu tambah manis aja sayang. Tapi kamu kok kurusan ya?" lalu ibuku mengacak-acak rambut ku, sehingga rambut yang susah-susah aku tata selama hampir 1 jam, kembali ke asal. jatuh ke sisi-sisi wajahku lagi. Ugh!

    "Aaah! Mah, jangan di acak-acak dong. Rio susah payah tau buat ngatur rambut Rio." Rengek ku sambil mencoba membuat rambut ku keatas lagi. Ck!
    Kak Arsya mendengus keras mendengar rengekkan ku.
    Ibuku cuma tertawa kecil mendengar rengekanku.

    "Ya udah... sekarang kamu siap-siap dulu," ibu mendorong punggungku pelan kearah tangga, ke arah kamarku yang memang ada di lantai dua.

    "Mamah gak sabar jalan - jalan sama satu - satunya anak perempuan mamah." seketika langkahku terhenti. Aku tertegun kaget melihat kearah perempuan yang telah melahirkan ku ini. Sempat ku lihat Kak Arsya pun tak kalah kaget dariku, tubuhya menegang beberapa saat setelah mendengar perkataan Ibu.

    'A-apa ?'




    -TBC-
  • raya meninggalnya knapa kcelakaan atau gmana, n knapa arsya dingin k rio??
  • Makasih banget buat yang berkenan baca coretan ku ya aneh ini.. :)
    Maaf kalau updatean nya pendek2.. ;)
    hehe
    Mohon bimbingannya~
    Saran dan kritik nya aku terima dengan lapang Bola? Eh? Lapang dada maksudnya.. :p
  • @d_cetya akan di bahas di part berikutnya :)
  • Thanks to d_cetya

    Kayaknya Rio ini pribadi yg manja hehehe :D
  • Wah wah mamahnya tipe tipe susah move on, anak perempuannya meninggal, anak laki-lakinya dianggap perempuan, mentang2 kembar! ckckc

    Btw, dr gaya2nya, ts-nya author fanfiction ya :-?

    Lanjutttt^^/

    thx @d_cetya :)
  • trims @d_cetya :)

    penasaran
  • @tsu_no_yan_yan hehe keseringan baca fanfic sih kak. Kalau nulis cuma 1 kali itupun gagal.



    Lanjutannya aku publis sekarang aja..



    Part 2


    Author: Ri Unnshiichi (Lava)

    Warning! : Boy x Boy, typo(s), GJ, Alur maju mundur.

    A/N:. '...' bicara di dalam hati.
    "..." bicara normal.

    .
    .
    .

    Rio POV

    Hening...
    'A-aku tidak salah dengar kan?'
    Aku hanya diam, masih kaget mendengar perkataan Ibu tadi.

    "loh? Rio?. Kok malah malah ngelamun?, udah sana mandi dulu. Terus kekamar kakak kembar kamu ya, nanti mamah bantu siap-siap."

    Aku tersadar dari lamunanku, dengan gugup aku menganggukan kepalaku pelan dan melanjutkan perjalananku menuju kamar ku, hanya untuk mandi dan menyimpan tas ku saja.

    ***

    Aku terdiam bingung di depan sebuah pintu berwarna pink -satu-satunya pintu berwarna pink di rumahku- yang terletak tepat di sebelah kamarku. Pintu kamar yang dulu di tempati kakak kembarku. Kak Raya.
    "Rio? Kok malah diam di situ? Ayo masuk." ku lihat ibuku berjalan kearahku sambil membawa beberapa Paper Bag di tangannya.

    Cklek...

    Ibu membuka pintu itu dan masuk kedalam kamar. Dengan langkah pelan aku memasuki kamar itu, hal pertama yang kulihat adalah berbagai benda berwarna pink tersusun rapih di dalam kamar itu. Sama seperti dulu, tidak ada yang berubah.

    "Sini deh sayang. Mamah beli baju-baju bagus buat kamu waktu di Hongkong kemarin."

    Aku berjalan kearah Ibuku yang dengan antusiasnya membuka satu per satu Paper Bag yang beliau bawa tadi.
    Aku hanya terdiam memandang hampa berbagai pakaian berwarna lembut yang Ibu keluarkan.
    tiba-tiba saja teringat kembali pada kejadian yang membuat ibu dan Kak Arsya berubah pada ku, dan membuat Kak Raya pergi.

    'itu jelas bukan buat Rio mah.'

    ***

    -Flashback-

    Kejadian itu terjadi 5 tahun yang lalu. Tepat di hari Ulang Tahun kami berdua ( Aku dan Kak Raya ).
    Saat itu kami sekeluarga berencana merayakan Ulang Tahun ku dan Kak Raya diluar Rumah. Aku dan Kak Raya duduk di jok tengah Mobil yang di kendarai Ayah. Berkali-kali Kak Raya memperingatkan ku untuk memakai sabuk pengaman. Tapi aku hanya mengacuhkannya dan sibuk dengan PSP ditanganku.

    " Rio.. Pake dulu sabuk pengamannya, baru nanti main lagi. " itu peringatan yang ke 5 yang Kak Raya berikan padaku.

    "Iikkhh! Apaan sih kak, Rio kan lagi sibuk. Nanti aja lah. Lagian gak akan kenapa - napa juga."
    kataku cuek.
    Ayah dan ibu yang duduk di depan pun mulai memperingatkan ku untuk memakai sabuk pengaman. Tapi aku acuhkan juga.

    Kak Adam ( Kakak pertamaku ) dan Kak Arsya hanya menggelengkan kepala mereka, maklum dengan sifat ku yang bila sudah di hadapkan dengan PSP akan sulit di atur.

    "Rio~. Kakak bilang pake sabuk pengamannya!"
    Entah kenapa hari itu Kak Raya begitu memaksaku memakai sabuk pengaman. Padahal biasanya ia tak sengotot itu.

    Sampai Kak Arsya menenangkan Kak Raya untuk tidak memaksa ku lagi. Kak Raya pun berhenti memperingatkan ku.

    Aku sempat melirik Kak Raya saat itu. Dia terlihat begitu gelisah dan terus menatap ke arahku dengan tatapan yang sulit kuartikan.

    Suara Radio mendominasi suasana mobil saat itu.

    Sampai ku dengar samar-samar suara keributan diluar mobil.
    Suara klakson bersahutan keras diluarsana. Belum sempat ku tengokan kepala ku keluar jendela tiba-tiba saja Ibu dan Kak Raya berteriak bersamaan.

    "PAH AWAS!!!"
    "RIO!!"

    CKITTT!!!
    BRAKKK!!!

    Tiba-tiba saja kurasakan mobil terdorong keras keseblah Kiri. Dan kurasa kan kepalaku di peluk dengan erat oleh tubuh mungil Kak Raya, Melindungiku dari apapun yang akan melukaiku.

    Suara tabrakan mengerikan terdengar olehku. Tangan dan kaki ku pun sempat terasa ngilu saat kurasakan sesuatu menancap disana.
    Dan yang terakhir kurasakan saat itu hanya suara lirih Kak Raya yang memanggilku dan sesuatu yang basah terjatuh ke pipiku.

    Dan saat aku membuka mata. Aku melihat warna putih mendominasi pandangan ku. Dan kudengar Suara tangis Kak Arsya menggema di sekitar ku.

    "NGGAK! NGGAK MUNGKIN! Hiks.. DIA GAK MUNGKIN PERGI!! KEMBALIKAN DIA! SIALAN!"
    Samar-samar ku lihat Kak Arsya berteriak kearah seorang Pria berbaju putih. Sambil memeluk seseorang yang bersimpah darah. Di belakangnya Kak Adam berdiri mencoba menenangkan Kak Arsya dengan perban di kepala dan tanganya. Keadaan Kak Arsya pun tak jauh berbeda dengan Kak Adam.
  • @tsu_no_yan_yan hehe keseringan baca fanfic sih kak. Kalau nulis cuma 1 kali itupun gagal.



    Lanjutannya aku publis sekarang aja..



    Part 2


    Author: Ri Unnshiichi (Lava)

    Warning! : Boy x Boy, typo(s), GJ, Alur maju mundur.

    A/N:. '...' bicara di dalam hati.
    "..." bicara normal.

    .
    .
    .

    Rio POV

    Hening...
    'A-aku tidak salah dengar kan?'
    Aku hanya diam, masih kaget mendengar perkataan Ibu tadi.

    "loh? Rio?. Kok malah malah ngelamun?, udah sana mandi dulu. Terus kekamar kakak kembar kamu ya, nanti mamah bantu siap-siap."

    Aku tersadar dari lamunanku, dengan gugup aku menganggukan kepalaku pelan dan melanjutkan perjalananku menuju kamar ku, hanya untuk mandi dan menyimpan tas ku saja.

    ***

    Aku terdiam bingung di depan sebuah pintu berwarna pink -satu-satunya pintu berwarna pink di rumahku- yang terletak tepat di sebelah kamarku. Pintu kamar yang dulu di tempati kakak kembarku. Kak Raya.
    "Rio? Kok malah diam di situ? Ayo masuk." ku lihat ibuku berjalan kearahku sambil membawa beberapa Paper Bag di tangannya.

    Cklek...

    Ibu membuka pintu itu dan masuk kedalam kamar. Dengan langkah pelan aku memasuki kamar itu, hal pertama yang kulihat adalah berbagai benda berwarna pink tersusun rapih di dalam kamar itu. Sama seperti dulu, tidak ada yang berubah.

    "Sini deh sayang. Mamah beli baju-baju bagus buat kamu waktu di Hongkong kemarin."

    Aku berjalan kearah Ibuku yang dengan antusiasnya membuka satu per satu Paper Bag yang beliau bawa tadi.
    Aku hanya terdiam memandang hampa berbagai pakaian berwarna lembut yang Ibu keluarkan.
    tiba-tiba saja teringat kembali pada kejadian yang membuat ibu dan Kak Arsya berubah pada ku, dan membuat Kak Raya pergi.

    'itu jelas bukan buat Rio mah.'

    ***

    -Flashback-

    Kejadian itu terjadi 5 tahun yang lalu. Tepat di hari Ulang Tahun kami berdua ( Aku dan Kak Raya ).
    Saat itu kami sekeluarga berencana merayakan Ulang Tahun ku dan Kak Raya diluar Rumah. Aku dan Kak Raya duduk di jok tengah Mobil yang di kendarai Ayah. Berkali-kali Kak Raya memperingatkan ku untuk memakai sabuk pengaman. Tapi aku hanya mengacuhkannya dan sibuk dengan PSP ditanganku.

    " Rio.. Pake dulu sabuk pengamannya, baru nanti main lagi. " itu peringatan yang ke 5 yang Kak Raya berikan padaku.

    "Iikkhh! Apaan sih kak, Rio kan lagi sibuk. Nanti aja lah. Lagian gak akan kenapa - napa juga."
    kataku cuek.
    Ayah dan ibu yang duduk di depan pun mulai memperingatkan ku untuk memakai sabuk pengaman. Tapi aku acuhkan juga.

    Kak Adam ( Kakak pertamaku ) dan Kak Arsya hanya menggelengkan kepala mereka, maklum dengan sifat ku yang bila sudah di hadapkan dengan PSP akan sulit di atur.

    "Rio~. Kakak bilang pake sabuk pengamannya!"
    Entah kenapa hari itu Kak Raya begitu memaksaku memakai sabuk pengaman. Padahal biasanya ia tak sengotot itu.

    Sampai Kak Arsya menenangkan Kak Raya untuk tidak memaksa ku lagi. Kak Raya pun berhenti memperingatkan ku.

    Aku sempat melirik Kak Raya saat itu. Dia terlihat begitu gelisah dan terus menatap ke arahku dengan tatapan yang sulit kuartikan.

    Suara Radio mendominasi suasana mobil saat itu.

    Sampai ku dengar samar-samar suara keributan diluar mobil.
    Suara klakson bersahutan keras diluarsana. Belum sempat ku tengokan kepala ku keluar jendela tiba-tiba saja Ibu dan Kak Raya berteriak bersamaan.

    "PAH AWAS!!!"
    "RIO!!"

    CKITTT!!!
    BRAKKK!!!

    Tiba-tiba saja kurasakan mobil terdorong keras keseblah Kiri. Dan kurasa kan kepalaku di peluk dengan erat oleh tubuh mungil Kak Raya, Melindungiku dari apapun yang akan melukaiku.

    Suara tabrakan mengerikan terdengar olehku. Tangan dan kaki ku pun sempat terasa ngilu saat kurasakan sesuatu menancap disana.
    Dan yang terakhir kurasakan saat itu hanya suara lirih Kak Raya yang memanggilku dan sesuatu yang basah terjatuh ke pipiku.

    Dan saat aku membuka mata. Aku melihat warna putih mendominasi pandangan ku. Dan kudengar Suara tangis Kak Arsya menggema di sekitar ku.

    "NGGAK! NGGAK MUNGKIN! Hiks.. DIA GAK MUNGKIN PERGI!! KEMBALIKAN DIA! SIALAN!"
    Samar-samar ku lihat Kak Arsya berteriak kearah seorang Pria berbaju putih. Sambil memeluk seseorang yang bersimpah darah. Di belakangnya Kak Adam berdiri mencoba menenangkan Kak Arsya dengan perban di kepala dan tanganya. Keadaan Kak Arsya pun tak jauh berbeda dengan Kak Adam.
  • wah ada cerita bagus,hmmm "the twin shadow" ckckck ;;)
  • Ohh begitu si Raya meninggalnya :( udah firasat kali ya :(

    Btw, mentionya salah tulis euy~~

    Maennya di fandom apa tuh? #kok gue kepo sih/.-
Sign In or Register to comment.