BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

CLBK(Cinta Lama Belum Kelar) "TAMAT"

1232426282933

Comments

  • @Adiie @BangBeki @Rifal_RMR di tunggu 1 part trakhirnya :)
  • @Rika1006 tinggal 1 part? kapan lanjutnya?
  • Skrang atuh kka .. Update
  • kirain udah di lanjut -_-...
    kalau udah keluar mention ya kak
  • @Adiie sabaar 2-3 hari lagi mungkin, aku mau posting cerita yg satunya dulu @ragahwijayah_
  • Crita yg apa lg kka
  • @Adiie 'Cinta warna jingga'
  • Oke .. Aku mau ngintip crita.y . Hehe
  • Mba @Rika1006, kalau ada updatean atau cerita baru, gue dimention ya. Makasih :)
  • @Lonely_Guy oke nnti di mention. mksih ya udah baca :)
  • @Rika1006 ok,,,, ditunggu,,,,
    #KedipKedip
    #KelilipanKulitJeruk
  • @Rika1006 ok,,,, ditunggu,,,,
    #KedipKedip
    #KelilipanKulitJeruk
  • edited February 2015
    Terima kasih buat yang udah setia baca ceritaku sampai akhir :) @raden_sujay @harya_key @Different @ragahwijayah_ @muffle @AbdulFoo @kaka_el @Adamx @JNong @Unprince @kristal_air @d_cetya @lulu_75 @4ndh0 @SteveAnggara @Cyclone
    @Adityaa_okk @Tsu_no_YanYan @arGos @RenoF @arifinselalusial @Adhika_vevo @Widy_WNata92 @Ndraa @Sicilienne @nakashima @Lonely_Guy @Adiie @BangBeki @Rifal_RMR.

    Terimakasih banyak untuk yang membantu membangun karakter ceritanya @3ll0 @Tsunami @cute_inuyasha @MarioBros @balaka

    Akhirnya sampai juga di part akhir.. Maaf ya kalau dalam menulis aku masih banyak kurangnya, aku masih baru dan masih harus banyak belajar..

    Part 9
    #Reino

    Sudah 4 hari Vinchen kembali, tetapi aku belum bertemu dengannya lagi setelah menjemputnya dari bandara. Rifan bilang, Vinchen sibuk menemui teman-teman lamanya. Lalu bagaimana dengan aku? Begitu gak pentingnya kah aku di bandingkan teman-temannya itu?

    Jangankan untuk bertemu, sekedar menyapaku lewat pesan saja tidak ada! Apa selama empat tahun ini hatinya sudah berubah? Apa dia sudah lupa semua kata-kata manis yang pernah dia katakan saat malam dia mengakhiri hubungan kami?

    Arrgghh aku bisa gila mikirin beleguk itu!!

    Aku mah sudah kangen banget! pengen bercanda ketawa-tawa bareng lagi.. Pengen di manja-manjain lagi.. Tapi dia kok sepertinya biasa saja ya sama aku.. Aku fikir setelah kami bertemu lagi kami akan kangen-kangenan dan bisa merajut kembali cinta kami. Ah, sepertinya cuma aku saja yang memikirkan semua itu! Buat apa kembali kalau cuma buat aku makin galau?! Apa dia kembali hanya untuk pernikahan kak Raya dan bang Mario saja??

    Malam ini ada acara reuni di SMA kami. Aku sudah janjian dengan Rifan pergi bersama datang ke acara itu. Aku merasa Rifan sedikit aneh. Rifan terus menghindar setiap aku bertanya tentang Vinchen setelah kembalinya dia.

    "Vinchen gak ikut?" Tanyaku ke Rifan saat dia menjemputku.

    "Dia nanti datang sama temannya.." Jawab Rifan datar.

    "Temannya? Anak SMA kita?" Tanyaku lagi.

    "Bukan, temannya dari Jakarta.."

    Deg.. Tamannya dari Jakarta? Kok perasaan aku jadi gak enak ya? Apa lagi ekspresi Rifan seperti menyembunyikan sesuatu!

    "Siapa temannya dari Jakarta? Kan itu acara khusus yang sekolah di SMA kita aja.. Kok dia bawa temannya gitu?"

    "Lu masih cinta sama Vinchen?" Bukannya menjawab pertanyaanku, Rifan malah ngasih pertanyaan yang gak bisa aku jawab!

    Aku hanya bisa diam. Bukannya aku ragu sama perasaanku. Aku cuma takut saat aku mengatakan yang sejujurnya, kalau aku masih menunggu dan berharap kepada Vinchen, aku takut kenyataan yang aku dapatkan malah sebaliknya dari Vinchen!

    "Gw harap lu jangan berharap lagi ya sama Vinchen.."

    Apa maksudnya?

    "Kamu ngomong apaan sih Rif? Aku gak ngerti!"

    "Lu liat aja nanti.." Kata Rifan datar.

    Perasaanku semakin gak enak.. Aku mau mendesak Rifan untuk menjelaskan maksudnya, tetapi aku gak sanggup mendengar apa yang akan dia katakan! Sedikit banyak aku sudah cukup mengerti dengan keadaan yang terjadi sekarang..

    ...............................

    Aku dan Rifan sampai di SMA kami hampir jam setengah delapan malam. Kami sudah terlambat setengah jam dari waktu acara. Aku dan Rifan mencari teman-teman seangkatan kami. Kami sudah janjian memakai kemeja putih untuk seragam angkatan kami.

    Tidak begitu sulit mencari-cari gerombolan yang memakai kemeja putih. Aku lihat di sana dekat lapangan sekolah sudah ramai teman-teman kami. Aku dan Rifan pun segera menghampiri gerombolan itu.

    "Woy anak bandung juga dateng?" Sapa Rifan ke Tio. Tio dan Dion memang melanjutkan kuliah di Bandung.

    "Haha iya dong.. Lu tambah jelek aja nyet..!" Ledek Tio sembari memeluk Rifan.

    "Njiir lu ke sini gak ngaca dulu ya tadi.." Balas Rifan.

    "Haha! Nah kayak Rein dong, mukanya gak berubah dari SMA, masih unyu-unyu!Haha" Tio memelukku sebentar. Sebenarnya setahun sekali kami selalu bertemu sekedar reuni teman-teman kita saja. Tapi ya Vinchen selalu absen dalam acara kami setiap tahun.

    "Haha! Bisa aja yang punya muka boros.." Ledekku sembari membalas pelukannya.

    Kami pun asik mengobrol banyak hal mengenang masa-masa SMA dulu dan kuliah kami dengan teman-teman kami yang lainnya juga. Gak lama Andes dan Alissa juga datang dan bergabung bersama kami. Obrolan kami semakin seru, geli sendiri mengenang masa-masa indah di SMA.

    "Lu masih jomblo aja Rein?" Tanya Tio.

    "Tau nih gak iri apa lu liat gw sama yayang alissa.." Andes menyambung.

    "Yayang Alissa lu kalo gak putusan sama Reino, sekarang lu yang jomblo!" Bela Rifan meledek Andes.

    "Haha! Iya juga ya, rada nyesel nih putus sama Alissa.Hahah" Aku ikut meledek Andes. Dari pada aku yang di ledekin!

    "Yayang sekarang pilih aku apa Reino?" Tanya Andes ke Alissa dengan wajah yang di buat serius.

    "Maaf sayang, aku tetap milih Reino deh..Heheh!" Jawab Alissa manja dan membuat kami semua tertawa.

    "Tuh kan! Hati-hati lu sekarang Ndes sama Reino!Hahah.." Rifan terkekeh.

    "Diam lu Rif, lu aja gak jelas statusnya. Kemana-mana bareng sama kak Ibin.. Kayak pacaran lu berdua.." Andes menyerang Rifan. Rifan sedikit kaget mendapatkan serangan mendadak dari Andes..Haha

    "Tau tuh, awet banget lu jalan sama sepupu lu itu. Kalo kak Ibin bukan sepupu lu, gw pasti akan mikir kalo kalian berdua pacaran.." Haha ternyata Tio masih percaya kalau kak Ibin tuh sepupunya Rifan!

    "Eh, Dion kok gak kelihatan?" Rifan mengalihkan topik pembicaraan. Aku juga baru sadar sih ternyata selain Vinchen, Dion juga belum kelihatan.

    "Dion nunggu Vinchen di depan.." Jawab Tio memberitahu.

    "Nah tuh orangnya baru di omongin udah nongol.." Alissa menunjuk ke arah Vinchen dan Dion yang berjalan ke arah kami. Mereka melambaikan tangannya menyapa kami.

    Tapi ada sesuatu yang membuatku sesak! Vinchen berjalan merangkul seorang cowok seusia kami, rada bule gitu, dan cowok itu ganteng banget dengan kemeja hitam yang dia pakai.

    Cemburu aku ngeliatnya! Cemburuuuu!

    "Hay..Hay.. Pasti pada kangenin gw yah..Heheh" Vinchen dengan cengengesan langsung menyapa teman-temannya satu persatu. Dan semua anak-anak menyambutnya dengan heboh!

    Dia memperkenalkan teman yang di bawanya kepada kami. Vinchen tuh gak menghargai aku banget yang berada di sini!

    "Eh Rein kok mukanya cemberut gitu? Lagi dapet ya?Hehe" Sial! Bisa-bisanya Vinchen ledekin aku kayak gitu! Jelas aku lagi cemburuuu!

    "Aku mules ngeliat kamu!" Jawabku kesal.

    "Heheh! Kenalin ini Bian.. Bian ini Reino.." Vinchen memperkenalkan kami.

    "Hay Rein.." Bian megulurkan tangannya dengan senyum manisnya. Ya ampun Bian benar-benar tampan! Jauh aku mah..hiks

    Aku pun menjabat tangan Bian, tetapi aku gak bisa menutupi ke engak-sukaan aku sama dia!

    Bian dan Vinchen terlihat akrab sekali mengobrol dengan teman-temanku yang lain. Aku cuma bisa diam menahan cemburu melihat Vinchen tertawa-tawa sama Bian. Tangan Bian gak lepas dari bahu Vinchen, Vinchen juga kadang-kadang tangannya merapihkan rambut Bian yang sedikit berantakan terkena angin malam. Kadang juga tangan itu mengusap-ngusap pipi Bian. Vinchen seolah mau menunjukan ke semua orang tentang hubungan special mereka! Atau sengaja menunjukan ke aku? Rasanya pengen banget nendang Vinchen.. Gak punya perasaan banget dia!

    "Eh Vin lu tahu gak kalo lu sama Rein tuh jadi legenda di sekolah ini?" kata Dion. Bahasanya legenda!

    "Hahah! kayak apaan aja lu pake lagenda segala.." Vinchen terkekeh.

    "Huhu! Iya adek gw yang sekolah di sini aja sampe nanya ke gw begini. 'Mba kan seangkatan sama kak Vinchen ya.. Tau dong sejarahnya mereka di SMA, katanya pernah di kantin ada cewek yang nembak kak Vinchen tapi di tolak, malah dia ngomong gak bisa nerima karena takut pacarnya marah dan parahnya lagi, di depan anak-anak, kak Vinchen teriak manggil nama kak Reino'. Gitu kata adek gw..Haha ya gw shocklah ya, cewek yang di tolak itu kan mba nya sendiri.Haha!" Bella tertawa geli menjelaskan. Semua anak-anak pun ikut tertawa. Tapi tidak dengan aku..

    "Hahah! Udahlah lupain! Gak enak sama Reino kan.. Semua jadi kenangan masa lalu aja!" Jleb! bisa-bisanya Vinchen ngomong begitu..! Dia bukan gak enak sama aku, pasti dia menjaga perasaannya si Bian! Tapi kenapa dia tega gak menjaga perasaan aku..!

    Seharusnya yang ada di posisi Bian tuh sekarang aku!!

    Mungkin aku saja yang terlalu berlebihan sama perasaanku. Tapi aku bukan lagi Reino 4 tahun lalu, yang cuma bisa menangis di dalam kamar melepaskan kepergian Vinchen. Aku harus bisa melepaskannya kalau memang dia bukan lagi Vinvin aku yang dulu. Dia sudah bahagia dengan orang lain, aku harus terima..!

    Di sekolah ini, awal aku bertemu dengannya. Seorang anak koplak beleguk, jahil, yang memberi berbagai warna dalam hidupku. Menemani hari-hariku. Dengan dia semua pertama kali, untuk banyak hal yang aku lakukan dan aku rasakan.

    Aku teringat lagi, saat dia menjahiliku di hari pertama kami MOS. Kejadian yang terus berlajut di luar dugaanku. Setiap hari dia mengganggu hariku di sekolah, menunjukan ke semua orang kalau aku adalah pacarnya! Sampai dia menjauh dan aku merasa kehilangannya dan sadar kalau aku sudah jatuh cinta kepadanya.

    Aku gak akan pernah melupakan semua kenangannya selama 3 tahun kebersamaan kami akan aku simpan dan ku tata rapih dalam hatiku.

    Sekarang mungkin saatnya aku mengucapkan selamat tinggal padanya..

    'Bye-Bye My VinVin..'

    ...................................

    Sekitar jam 9 malam kak Raya dan kak Ibin menjemputku. Kak Raya minta di temani ke pantai Ringgung karena bang Mario ingin memberikan kejutan untuk kak Raya. Aku pun langsung pamit pada teman-temanku, dan mereka sedikit menyayangkan aku yang begitu cepat meninggalkan acara. Saat aku pamit dengan Vinchen, tanpa keberatan dia hanya bilang..

    "Hati-hati ya.."

    Baguslah! Aku fikir ini kesempatanku untuk pergi dari sini. Dengan ini aku mempunyai alasan untuk tidak lebih lama lagi melihat kemesraan Vinchen dengan Bian..!

    "Ada apaan sih kak?" Tanyaku saat masuk ke dalam mobil.

    "Si bebeb sok romantis deh dek.. Dia nyuruh kakak ke Ringgung malam-malam begini cuma buat ngasih kejutan ke kakak.." Jelas kak Raya.

    "Seneng tapi kan..hehe" Ledek kak Ibin.

    "Iya dong!" Jawab kak Raya.

    "Waktu ngelamar kakak aja gak ada romantis-romantisnya. Ini tinggal berapa hari lagi mau nikah, pakai acara bikin kejutan segala..ckckck!" Kataku.

    "Telat ya Rein?Hehe" Kak Ibin terkekeh melirikku dari kaca sepion.

    Iya gimana coba gak heran. Bang Mario tuh waktu ngelamar kak Raya, gak banget deh! Jadi ceritanya kita lagi nonton bareng berlima, sama kak Ibin dan Rifan juga. Terus kak Raya dan bang Mario berantem gegara gak ada yang mau ngalah, yang satu mau nonton apa, yang satu mau nonton apa! Padahal mah gampang ya, besok juga kan bisa nonton yang satunya.Ckckck

    Jadi ya udah, kita komporin aja sekalian!

    "Raya kayaknya mendingan kalian putus aja deh, dari pada pacaran lama-lama, berantem terus, mendingan cari yang baru deh yang serius mau nikahin kamu..!" Kata kak Ibin waktu itu..

    "Iya ya, makan ati deh lama-lama pacaran sama cowok gak jelas begini!" Kak Raya mulai tersulut kompor kak Ibin.

    "Jadi menurut kamu aku cuma cowok gak jelas?!" Bang Mario juga mulai tersulut emosi.

    "Emang..!" Kata aku, kak Ibin dan Rifan serempak.Haha!

    Terus terjadilah perdebatan yang mengakibatkan keributan di 21, sampai di kami datangin satpam! Hahah!

    "Maaf ada apa ya ini? Tolong jangan bikin keributan di sini!" Kata satpam yang menghampiri kami. Kita bertiga mulai menjauh dari kak Raya dan bang Mario tuh karena malu..Haha

    "Gak usah ikut campur!" Kak Raya sedikit ngebentak satpam. Satpamnya sedikit shock!Hahah!

    "Maaf bang ruang informasinya dimana ya?" Tanya bang Mario ke satpam.

    Akhirnya bang Mario pergilah ke ruang informasi dengan satpam. Kak Raya udah kelihatan kesal banget tuh, aku yakin banget, ada yang berani nyenggol kak Raya sedikit saja, pasti langsung kena bacok deh!

    Enggak lama terdengar suara bang Mario dari informasi gitu. Jadi yang seharusnya tuh suara mba-mba yang bilang 'mohon perhatian studio 2 sudah di buka, bagi yang telah memiliki tiket diharapkan segera memasuki ke dalam ruangan studio'. Jadi berganti suara bang Mario.

    "Aku tahu kita sama-sama egois dan keras kepala. Aku tahu kamu sering kesal sama aku, tapi aku juga sering kesal sama kamu yang gak pernah mau ngalah.. Aku tahu banyak yang lebih cantik dari kamu, aku tahu banyak yang lebih baik dari kamu, dan aku juga tahu banyak yang sudah mengantri buat gantiin posisi kamu di hati aku.." Sampai di sini kita semua pada ketawa ngakak coba? Kak Raya udah mencak-mencak aja mau nyamperin bang Mario kan.. Tapi gak jadi setelah bang Mario melanjutkan kata-katanya..

    "Bebeb aku gak perduli dengan semua itu, gak perduli kamu gimana, gak perduli kita sering berantem dan saling gak mau ngalah.. Yang aku perduli aku cinta sama kamu.. Walaupun banyak perempuan yang ngantri buat gantiin kamu, buat aku bidadari aja kalah catik dari kamu.. Beb, mau gak menjadi bidadari aku di syurga.. Menjadi Ibu dari anak-anakku.. Dan menjadi Istri dari laki-laki sekeren aku.. You marry me...?"

    Sedetik kemudian kak Raya langsung berteriak.. "MAUUU!!!"

    Keadaan pun langsung heboh, semua orang pada tertawa-tawa sembari memberikan tepukan tangan. Lalu bang Mario muncul bersama satpam yang tadi mengantarnya.

    Bang Mario datang seperti seorang hero, dia berjalan dengan bangga dan merentangkan lebar kedua tangannya. Kak Raya pun langsung berlari memeluk bang Mario erat. Bang Mario sedikit mengangkat tubuh kak Raya dan memutar tubuh mereka..

    So Sweet ya? Emang! Lebay? Emang juga! Karena melihat itu juga kak Ibin langsung gigih menabung dan berniat menikahi Rifan di Belanda. Walaupun Rifan masih ogah-ogahan setiap kak Ibin membahas hal itu..Hehe

    Sementara aku? Entahlah...!!

    ...................................

    #Author

    Reino, Raya dan Ibin sampai di pantai Ringgung dan langsung menyebrang ke pasir Timbul menggunakan perahu.

    Sesampainya di dermaga Raya dan Reino berjalan melewati jembatan yang sisinya sudah di hias dengan balon-balon bercahaya. Di dalam setiap balon itu di beri lampu kecil berwarna warni.

    Balon juga di hias di sisi pasir timbul, balon-balon yang membentuk love.. Balon yang sudah di isi lampu warna warni, di ikat dengan tali, dan di bawah tali di ikatkan batu yang menahan balon agar tidak terbang.. Menjadikan pemandangan yang indah di malam hari di sana..

    Suasana sepi, Ibin sendiri menunggu mereka di dermaga. Di pasir timbul yang ada sekarang hanya Reino dan Raya.

    Sekitar 10 menit kemudian Raya meninggalkan Reino sendiri di pasir timbul. Raya bilang, dia ingin mencari Mario yang gak muncul-muncul.

    Reino pun sekarang duduk sendiri di tengah pasir timbul yang sudah di hias dengan balon berwarna-warni itu.. Angin laut di malam hari, membawa kembali memory Reino tentang kenangannya bersama Vinchen.

    Reino dan Vinchen dulu sering datang ke sini berdua ataupun bersama teman-teman yang lainnya. Dia mengingat saat ciuman pertama mereka yang konyol di sini. Reino tersenyum mengingat itu. Air mata yang sedari tadi di tahannya tiba-tiba mengalir jatuh di pipinya. Dengan cepat Reino menghapus air matanya kembali.

    "Aku gak menyesal menunggu kamu 4 tahun ini.." Guman Reino sendiri.

    Dari pasir timbul, Reino melihat Mario berjalan di jembatan dengan membawa banyak balon yang di ikat di jadikan satu yang di bawahnya terikat kertas putih yang kosong yang cukup lebar..

    Mario berhenti di tangga kayu yang menghubungkan jembatan dan pasir timbul.

    "Kak Raya nyariin abang tadi.." Reino berdiri dan memberi tahu Mario.

    Mario memutar bola matanya. "Kalau Raya gak mengancam akan batalin pernikahan kami.. Abang gak akan ngelakuin hal konyol kayak gini.." Kata Mario

    Reino mengerutkan dahinya kebingungan. Sampai kemudian Mario membalik kertas di balon yang ternyata bertuliskan..

    "Mau gak jadi Rein nya Vinvin lagi?"

    Reino mengedip-ngedipkan matanya, kemudian setelah berulang kali membaca tulisan itu, Reino langsung shock!

    Mario menerbangkan balon-balon itu.. Kemudian menghampiri Reino. Mario mengacak-ngacak rambut Reino gemas.

    "Abang...?" Panggil Reino pelan penuh tanya. Mario hanya mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum cool.

    Kemudian Raya terlihat datang berjalan di jembatan dan berhenti di tangga dengan membawa balon yang sama seperti Mario..

    "Kakak..." Panggil Reino masih shock!

    Raya membalik kertas yang bertuliskan..

    "Vinvin Cinta Rein"

    Lalu Raya menerbangkan balon-balon itu dan berjalan mendekati Reino.

    Raya langsung memeluk Reino erat dan berbisik. "Kakak sayang banget sama adek.." Lalu Raya mencium kening adiknya.

    "Aku juga sayang banget sama kak Raya.. Maaf kak.." Kata Reino lirih..

    Raya menggeleng dan menghapus airmata Reino yang mengalir. Air mata Raya sendiri sudah mengalir saat memeluk Reino tadi. "Kakak yang harusnya minta maaf.. Maaf kakak baru tahu sekarang.." Reino dan Raya kembali berpelukan erat.

    Raya melepaskan pelukannya dari Reino dan di sambut pelukan oleh Mario.. "Makasih beb.." Bisik Raya ke Mario.

    "Aku yang makasih sayang.." Mario mencium kening Raya.

    Kemudian Ibin dan Rifan datang seperti Raya dan Mario. Mereka membawa balon-balon yang sama dan berhenti di tangga.

    "Pokoknya kalian berdua gak boleh mendahului kita berdua.." Kata Ibin memperingati.

    "Udah ayank!" Sela Rifan memutar bola matanya.

    Ibin membalik kertas yang bertuliskan..

    "My Prince.. You Marry Me?"

    Ibin dan Rifan pun langsung menerbangkan balon-balon itu.

    Melihat tulisan di kertas itu, wajah Reino langsung memerah menahan malu!

    Rifan dan Ibin berjalan mendekati Reino..

    "Jadi kamu juga dari empat hari ini bantuin Vinchen ngerjain aku Rif?" Reino baru sadar 4 hari ini termaksud tadi di acara Reuni, Rifan berkerja sama dengan mereka mengerjai Reino. Mereka sengaja membuat Reino galau!

    "Hahah! Sorry Rein, gw mah cuma ngebantu Vinchen aja.." Jawab Rifan terkekeh..

    "Untung tadi aku gak nangis di sana..! Gila kalian pinter banget akting nya!" Reino berdecak kesal sudah di kerjai habis-habisan.

    "Udah dong marah-marahnya, lihat tuh pangeran kamu dateng.." Ibin menunjuk ke arah Vinchen yang berjalan dengan membawa banyak bunga mawar.

    Vinchen berjalan mendekati Reino dengan terus tersenyum lebar memamerkan giginya yang putih.


    "Ngapain cengengesan?" Tanya Reino jutek saat Vinchen baru sampai di dekatnya.

    "HeHe! Rein mau nerima Vinvin lagi gak?" Vinchen berlutut menekuk satu kakinya, dan menyodorkan bungan mawar yang di pegangnya.. "Rein mau gak jadi satu bagian dari Vinvin.. Rein mau gak jadi pangeran nya Vinvin lagi.. Rein... You marry me?"

    Rein diam sebentar meneliti Vinchen.. Tidak ada yang bersuara, hanya terdengar suara deru ombak pantai..

    Satu detik..

    Satu menit..

    Dua menit..

    "Maaf aku gak bisa.." Jawab Reino tegas.

    Vinchen langsung berdiri lemas. "Apa Rein marah? Semua sikap Vinvin di Reuni tuh cuma bercanda.. Bian sahabat kuliah Vinvin.. Dia straight dan punya pacar cewek.. Rein gak cemburu sama dia kan?"

    "GR deh!!"

    "Terus..?"

    Reino mendekatkan wajahnya dan berbisik pelan di telinga Vinchen..

    "Rein gak bisa nerima Vinvin sebelum Vinvin nyium Rein.." Rein langsung tersenyum nakal ke Vinchen.

    "Ayo kita pulang..!" Vinchen langsung menarik tangan Reino dan membawanya pergi.

    "Mau kemana?" Ibin bertanya sembari merangkul Rifan menyusul mereka.

    Mario dan Raya pun saling merangkul dan berjalan menyusul mereka juga.

    "Kawin!" Jawab Vinchen santai..

    "Plakk!" Raya langsung memukul kepala Vinchen dan manarik hidung Vinchen gemas. Mario berdiri di depan Vinchen dengan memberikan tatapan mematikan pada adiknya itu.. Hahah!

    .................................

    Malam ini tiba-tiba hujan turun dengan deras. Waktu sudah menujukan pukul 2 dini hari. Tetapi di dalam kamar itu, Vinchen dan Reino masih terjaga.

    "Marry me?" Vinchen mencium kening Reino..

    Reino hanya mengangguk malu.

    "Marry me?" Vinchen mencium kedua mata Reino.

    Reino hanya mengangguk lagi.

    "Marry me?" Vinchen mencium hidung Reino.

    Reino mengangguk lagi.

    "Marry me?" Vinchen mencium kedua pipi Reino.

    Reino mengangguk.

    "Marry me?" Vinchen mencium lembut bibir Reino.

    Kali ini Reino menjawab dengan membalas ciuman Vinchen dengan panas.

    Mereka saling menggigit, mengulum dan memainkan lidah mereka dengan ber-irama. Sangat lama mereka berciuman sampai sampai mereka kehabisan nafas.

    Tanpa melepaskan ciumannya, Vinchen membaringkan Reino di ranjangnya. Setelah mereka puas berciuman, bibir Vinchen kini mengarah ke telinga Reino, bibir Vinchen turun lagi menciumi leher Reino yang putih. Sementara tangan Vinchen masuk ke dalam kemeja Reino hingga dia bebas menyentuh kuli dada, perut dan punggung Reino. Reino mulai mengeluarkan suara desahan-desahan yang membuat Vinchen semakin liar. Perlahan Vinchen membuka satu persatu kancing kemeja Reino.

    Sekarang kancing kemeja Reino sudah terlepas semua. Vinchen menciumi bahu Reino sembari melepaskan kemeja yang menempel di tubuhnya. Reino sudah bertelanjang dada. Vinchen menelan ludahnya sesaat sebelum bibirnya mendekati dada Reino.

    Reino dengan cepat menahan kepala Vinchen sebelum bibir Vinchen bisa menyentuh dadanya..

    "Tutup dulu gordennya sayang.." Reino mengedip nakal.

    Vinchen tersenyum mesum dan dengan cepat menutup gorden di jendela kamarnya..

    Entah apa lagi yang mereka lakukan di dalam kamarnya setelah hujanpun tidak dapat mengintip dari balik jendela kamarnya yang sudah tertutup rapat oleh gorden.

    #End
  • AKHIRNYAAAAA X///D
    Aduh, pinter banget ekting. Main sinetron pasti lakuuu xD Vinchen keplakable buat endingnya GROAAAA XD
Sign In or Register to comment.