It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Lanjut ya..
"Temen-temen, sekarang waktunya ngumpulin kartu.. Eh, blanko ekskul.. Udah ditungguin itu..." perintah si Ardi, sang ketua kelas. Dia keren, tinggi, tapi lebih kerenan kakak gue lah!
Semua anak mengumpulkan blangko itu.
"Heh, Jun, loe ikut apa aja?" tanya Satria.
"Mmm... Aku ikut PA sama Paskib. Kalo loe?"
"Cuman sepak bola doang."
"Gue sih asalnya pengen ikut sepak bola. Tapi udah keburu ga minat. Dah lama gak main bola jadi males,"
"Oh, hehehe. Oh, ya. Soal kemaren, maafin gue ya," anak itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum. WHAT?? Jangan senyum, please! Bikin suhu tubuh panas malah meleleh jadinya.
"Udah gue maafin kok," aku menyambut ulurannya. Dan ikutan senyum.
"Mulai sekarang, kita temenan, ya." tawarnya. Aku mengangguk.
Duuuh... Mimpi apa gue semalem..
---
Malem ini makin gak bisa tidur. Selain kepikiran Kak Rio, sekarang mukanya Satria ikut kebayang. Apalagi pas senyum itu, lho. Aaaargh! Pengen gue peluk ntu anak kalo ga ada yg liat!
Giliran mau mejamin mata, tiba-tiba HP ku bergetar.
SMS masuk. Gaada namanya. Wah nomer asing.
"Halo Juna! Dari: 086xxxxxxxxx"
Aku tak menanggapi pesan itu. Masa Kak Rio yang SMS? Kalo dia yang SMS, pasti ninggalin namanya lah ya. Ah, anak iseng paling.
Tak lama ada pesan masuk lagi.
"Kok gk dbles "
'Ngarep amet sih dibales...'
Akhirnya aku tinggal tidur.
---
Paginya...
HP-ku masih kelap-kelip! Illahi... Siapa sih yang pagi-pagi SMS? Ternyata nomer yang tadi malem!
'A... Apa? 159 pesan masuk!?'
'Ada ya yg buang-buang pulsa demi ngarepin satu balesan...'
Aku kasihan melihat pesan-pesannya. Akhirnya aku bales: "Ya?"
'Hell what!? Aku bisa nebak feelingnya yg punya nomer ini pasti tengsin SMS bejibun dan dibales dengan 3 karakter: Y, A, dan tanda tanya. Hihihi.'
Aku langsung meluncur ke kamar mandi dan bersiap ke sekolah.
---
AAAARGH! Gue lupa gak nggarap PR fisika!!!
Aku masih bersikeras menyelesaikan nomer demi nomer di LKS itu.
"Nyontek aja. Rajin amat garap sendiri." kata si Lara, cewe cantik tapi brandal itu, sambil melempar LKS-nya padaku.
"Faktor kepepet, bro. Liat tuh, udah jam berapa? Nyante aja man!" timpal Tobi, teman sebangkuku.
"Semuanya bukan salah loe, kok, Yo. Rio kan juga manusia. Pasti pernah khilaf, apalagi khilafnya macem ginian. Ya nggak, sob?" sahut Alexa sambil duduk di mejaku. Plus tangannya nutupin LKS-ku. Entah sengaja atau nggak.
"Betul banget tuh, betul."
Aku hanya terdiam. Mendengar tiga jenis bisikan yang rasanya panas di kuping, aku makin berkutat dengan LKS-ku.
Tapi...
Teeeeeeet! Bel masuk berbunyi. Oh, God! Masih banyak! Duuuh...
Akhirnya bisikan mereka menguasai pikiranku. Dengan cepat aku meraih LKS nya Lara, lalu aku buka-buka dan aku salin pekerjaannya. Baru mau nulis, tiba-tiba Pak T masuk kelas. Dia guru fisika paling killer di SMA guaah.... Rasanya kaya mau jatuh ke jurang.
"Aaaaanjirrrr......!!!" kataku lirih sambil menepuk jidat. Tobi ketawa cekikikan, lalu melempar LKS pinjaman itu ke pemiliknya yang asli.
"Selamat pagi, Anak-anak!" sapa Pak T lantang.
"Pagi, Pak!!!"
"Sekarang, buka LKS-nya halaman 65..."
"Pak!" Tobi mengacungkan jari. "PR yang kemaren gimana, Pak?"
'APA!?!?!? Gila loe, Tob! Awas loe, ya!!!' batinku geram. Aku melotot ke arah Tobi. Dia melirikku sambil mesem. Aku lihat Lara menutup mulutnya sambil cekikikan.
"Oh, soal PR kemaren, kapan-kapan saja dibahasnya. Sekarang kita kejar materi dulu, soalnya materi di bab ini banyak. Maaf ya sebelumnya..."
Huft.... Aku bernapas dengan lega.
"Yesss!" bisikku ke Tobi. Dia cuman mesem.
---
Templek terus ane seret satu-satu:
@Tsunami
@balaka
@3ll0
@d_cetya
@cute_inuyasha
@Wita
@lulu_75
@susucoklat
@centaury
Degg! Jangan bilang dia mau ngajak jalan...
"Kalo ngga ada, jalan-jalan yuk,"
Tuh kaaan...
"Emang mau ke mana?"
"Ya... Nonton kek, atau apa, kek, ya.. Ya??" bujuk Satria penuh harap.
"Hmm...." Aku menghela napas. "Boleh. Tapi jangan sampe jam 6 ya."
"Oke deh. Nomer gue yang kemaren ya."
'Yang kemaren?'
"Yang kemaren apaan?"
"Yang kemaren gak loe bales..."
Aku nyengir sendiri. "Oalah..."
---
"Loe di mana?"
"Di rumah. Napa sih?"
"Oooh. Loe siap-siap aja, Jun."
"Emang mau ke mana sih?"
TUUUUT.....TUUUUT......
Telpon ditutup!
TIN! TIIIN!
Aku melongok ke luar. Aku melihat Satria dengan motor matic-nya di depan gerbang rumahku. APA??? Dari mana dia tau rumah gue??
"Dari Lin," jawabnya pendek terus nyengir.
"Kenapa?"
"Oh.. Nggak. Yuk cus,"
Aku menyalakan motor dan tancap gas ke TKP.
---
Suasana mall ramai. Maklum lah hari Sabtu. Banyak orang pacaran sana-sini. Ya ada yang nemenin cari baju, ada juga yang cuman liat-liat doang.
Tak terasa kami sampai di bioskop 21.
"Mau nonton apa?"
Aku melihat-lihat jadwal film.
"Bingung,"
"Nonton yang romantis-romantis kayanya asik ya," katanya sambil memandang ke depan.
'Duileh! Bahaya juga ni anak,'
"Idih, yang nonton begituan kan bawa-bawa pacar. Lah loe?" ledekku.
Dia terdiam. "Ya itung-itung pernah nonton lah,"
'Ampun deh...'
Akhirnya kita berdua membeli tiket film "Blue Valentine" (secara TS kaga tau ini cerita filmnya gimana). Kedengarannya agak ngeh juga sih, ya. Nonton kok gak bawa pacar. Kalo nonton film biasa kan umum, lho. Kan sama temen.
"Filmnya yang setengah lima aja, kan bentar lagi." kataku.
"Bentar lagi, dong," sahutnya.
Akhirnya kami masuk ke dalam studio bioskop. Edan! Dapet kubu depan! Aku sampai lupa ngga ngingetin ambil yang belakang-belakang aja.
"Sante aja, cuman nonton ini,"
Tak lama kemudian film dimulai. Selama pemutaran, aku nontonnya sih tenang-tenang aja. Gak tingkah.
Tiba-tiba dia pegang-pegang tangan aku. Spontan aku menariknya.
"Heh."
"Sorry bro, kebawa ama cerita.." Dia melihatku, tersenyum. Aku kembali melihat film.
Dia melihatku. Lama sekali.
"DItonton atuh, buang-buang duit.." bujukku. Ia diem aja.
"Kalo dilihat-lihat, kamu cakep juga ya.." timpalnya tiba-tiba.
'Hei! Please jgn bikin gua ke-GR-an ya!'
"Beeuh -_- gantengan situ kali," timpalku balik. Ia ngeh.
Tiba-tiba ada SMS masuk.
"Jun, kamu di mana?"
"Aku lgi ntn kak. Kakak di rmhku po?"
"Ngga. Aku mlh mau ngajak keluar."
'Yaah..... '
"Kamu ntn dmn Jun?"
"Di Aria Plaza. Maaf ya kak,"
"Gpp kok, lain kali aja y.."
Aku murung sambil menonton film yang udah ga ada menarik-menariknya di mataku. Akhirnya filmnya selese juga.
"Gimana filmnya?" tanya dia sambil merangkulku.
"Ya, bagus sih," aku menjawab sekenanya. Karena jujur dari tadi aku ga nikmatin tuh film. Aku berusaha untuk menyembunyikan kekecewaanku karena gak bisa nemenin kak Rio main..
Tiba-tiba dia menepuk pundakku. "Wuih, bahumu keras juga ya. Sering fitness?"
"Mmmm... Gak juga. Olahraga biasa doang di rumah," jawabku.
Aku melihat jam. Udah hampir jam 7.
"Bro, gue duluan ya." pamitku pada Satria.
"Oh, iya, ati-ati. Makasih ya!"
Aku segera menuju ke parkiran.
---