Dari sekian banyak trit
sampah yang aku buat di forum ini, ini adalah trit cerita PERDANA ane. *ketok meja*
Maaf ye, udah lama si ni cerita, plotnya masih mentah, kata2nya juga masih ambruladul. Gak ada indah-indahnya sama sekali
*mbuka plastik permen karet*
Well, kisah ini merupakan kisah kasih di sekolah (duileh!) Ya cerita anak sekolahan gitu, dah mainstream lah. Yang sering baca pasti juga bosen baca yang satu ini.
Ya itung-itung buka lapak lah.
[woy kapan ceritanya...????]
---
11 Juli 2011
Senin. Hari pertama masuk sekolah. Hari dimana para kelas tertinggi mulai pindah ke jenjang selanjutnya, atau yang rendah menuju ke tingkat yang lebih tinggi. Juna sibuk mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawanya menuju sekolah barunya. Buru-buru Juna memasukkan perkakas ke dalam tas.
Juna Herianto. Anak lahiran 1994 itu kini telah menduduki bangku kelas 1 SMA. Bangkunya di mana? Ya jelas di sekolah favoritnya, SMA X yang telah menjadi kebanggaan di daerahnya karena telah meraih peringkat 10 besar UN 3 kali berturut-turut.
Juna melihat jam. "What?? Jam tujuh kurang sepuluh!?!?" Ia langsung lari terburu-buru keluar rumah.
"Juna, makan dulu!" Ibunya yang sedang memasak, berteriak dari dapur.
"Ah, udah telatan nih, Bu! Juna berangkat dulu ya, Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumsalam." Ibunya menggeleng-gelengkan kepala melihat anak satu-satunya itu lari terburu-buru.
Comments
Ko @Tsunami
Bang @balaka
Kak @d_cetya
Kak @cute_inuyasha
@Wita
Kak @lulu_75
"Yang bener!!!"
"Hei, kamu. Maju ke depan."
"Kalian denger gak sih, kemaren kami ngomong apa barusan? JANGAN TELAT!"
Duh, gini nih kalo telat. Males, apalagi hari ini hari pertama MOS. Gara-gara tadi malem nyiapin perlengkapan belon selese udah ketiduran! Sh*t man!
"Kamu. Ngapain ngelamun? Maju ke depan!"
Aku tergagap. Mau membuka mulut, nggak jadi gara-gara ngeri liat muka panitia MOS yang garang-garang itu.
"Kenapa telat?" tanya salah satu makhluk garang itu.
"Anu, Kak... Tadi malem tidur kemaleman,"
"Ngapain tidur kemaleman???" Sekarang ganti yang cewe yang nanya.
"Nyiapin buat MOS mba.."
"Halah, ALESAN!!! Itu belum apa-apa, tau!" bentaknya, lalu ia mendekatkan mulutnya ke telingaku. "Tugas sekolah di sini JAUH lebih berat dibanding tugas yang kami kasih ke kalian. Paham?"
"I..iya kak, saya paham,"
Dari kejauhan, terlihat seorang laki-laki tinggi, putih, tampan, hidungnya mancung. Dia lagi dibentak-bentak. Kalo diliat-liat, kaya malaikat dibentak ama raja iblis.
Setelah puas diomelin, kami langsung disuruh masuk untuk mengikuti acara pembukaan.
Siangnya, kami diberi waktu 20 menit buat ndapetin tanda tangan para aktivis itu. Kaya ngejar-ngejar artis minta tanda tangan! Ada yang murah hati ngasih tanda tangan, ada juga yang kudu pake syarat ini-itu: kaya suruh njoget lah, nyanyi lah, macem-macem deh!
Tiba-tiba ada yang mendorongku.
"Heh, gue duluan!" teriak anak itu. Ternyata anak malaikat yang aku lihat kemarin.
"Apaan sih, gue tau yang nyampe sini dulu!" jawabku gak mau kalah.
"Gue duluan!" dia makin memaksa. Daripada nanti bakalan ribut, akhirnya aku ngalah.
"Lho, kok loe mundur, sih?" tanya Lin, teman kelompok MOS ku.
"Daripada ntar makin parah keadaan, Lin, malah kena hukum lagi. Udah yuk, cari yang lain aja."
Aku pun langsung meninggalkan anak malaikat itu. Dia melihat ke arahku.
Saat aku berjalan, aku menabrak seseorang. Bukuku jatuh.
"Eh! Maaf, kak! Maaf!" Aku langsung meminta maaf ke dia, tapi dengan cekatan dia langsung mengambil bukuku yang jatuh.
"Hei! Kamu kan anak yang kemaren telat! Nih, bukumu. Maafin aku juga ya. Buruan! Waktunya tinggal dikit!"
Aku melihat kearahnya. Gila! Dia adalah Rio, ketua panitia MOS yang ganteng dan cool abis! PLAKK! Baju OSIS nya dibikin ketat, jadi terlihat lekukan badannya yang atletis! Makan apa ya semalem sampe aku hari ini ketemu dua malaikat sekaligus??
"Hei!" Dia membuyarkan lamunanku. "Jangan nglamun!"
Aku tergagap. "Eh, i-iya kak. Maaf. Boleh aku minta tanda tangannya?"
"Oooh, sini." Dia menarik buku yang aku pegang. "Eit! Tapi ada syaratnya."
"Apaan?"
"Buat kamu, aku kasih gampang deh. Sebutin isi pembukaan UUD. Anak SD juga tau."
"UUD? UUD yang mana ya?" tanya Lin.
"UUD 45 LAH! Masa UU perkawinan!"
Akhirnya kami berdua menyebutkan isi UUD 1945. Setelah itu, ia mengambil pulpen yang menyelip di telinganya lalu membubuhkan tanda tangannya sendiri.
"Dah."
"Makasih, Kak! Maaf aku harus nyari yang lain," izinku. Aku langsung pergi. Aku lihat dia tersenyum, lalu berpaling dariku.
Malamnya, aku gak bisa tidur. Meskipun malem ini gak segila malam kemarin (karena tugasnya dikit dan enak) tetep aja gak bisa tidur!! Muka Kak Rio si ketua MOS itu masih terbayang-bayang di pikiranku. Gila tu orang, baru ketemu beberapa menit aja racunnya bikin gak bisa tidur. -_-
Aku tersenyum-senyum sendiri sambil melihat langiit-langit kamar. Cuman ada lampu doang. Ga ada cerita humor nempel, atau TV yang sok nempel di langit-langit.
"Jun, senyum-senyum terus. Belum tidur?" tanya Ibu. Suara Ibu mengagetkanku. Aduh! Ketauan!
"Gak papa kok, Bu. Belon ngantuk,"
"Tidur, Jun. Besok takut telat lho," perintah Ibu.
Aku segera bangkit mematikan lampu kamar, dan segera memejamkan mata.
"Jun, maafin kakak ya, kalo kakak sering banyak salah ke kamu." kata Rio, ketua panitia MOS yang super ganteng itu ke aku.
'Udah aku maafin kok!'
"Maaf ya. Yaaaaa yaaaa....." Dia menarik pipiku. Aku kesakitan.
"Iyaa... Iya...!! Sakit atuh kak!"
Setelah salam-salaman, kami juga dibagi ke kelas-kelas. Aku melihat daftar penempatan. Wah, aku ditempatin di kelas X-5.
Langsung aku masuk ke kelas baruku itu. Di sana ternyata ada Lin dan beberapa teman yang sekelompok MOS denganku.
"Weitt! Ketemu lagi!" sahutku kepada mereka yang sedang asyik ngobrol.
"Hei! Juna! Kamu di sini juga? Duduk sebelah sini lah!" tawar Lin sambil menunjuk ke arah meja di sebelahnya. Aku duduk.
Tidak lama kemudian, masuk seseorang yang kiranya aku kenal dengannya. Ia ternyata anak yang waktu itu. APA?? ANAK YANG WAKTU ITU!?
"Dia bukannya anak tukang nyerobot yang waktu itu, ya?" bisik Lin ke arahku. Aku mengangguk pelan.
Dan... BRUKK! Dia menaruh tasnya di sebelahku. Edan! Padahal masih banyak bangku yang kosong. Kenapa dia duduk sama gue?
"Kenapa?" tanyanya dingin. Aku menggeleng. Dia langsung ngacir keluar.
Sekali lagi, dia melihatku sejenak, lalu berpaling.
Muacihhh kk @tsunami
@balaka
@d_cetya
@cute_inuyasha
@Wita
@lulu_75
Kriiiiiiiiiiing!
Bel pulang berbunyi. Aku masih mencatat jadwal pelajaran. Lin dan temen-temennya pulang duluan. Suasana kelas langsung sepi. Setelah itu, aku bersiap-siap pulang. Saat aku baru keluar dari kelas, seseorang memanggil dari kejauhan.
"Juna!" Ia berlari ke arahku.
"Eh, kak Rio. Ada apa?"
"Mau pulang?" tanyanya sambil menata rambut model Tsubasa-nya.
"Iya, nih. Kakak sendiri gak pulang?"
"Ntaran pulangnya. Eh, kalo boleh, aku minta. Nomer HP mu boleh?"
'What?? Dia minta nomer HP!!' batinku girang.
"Eciye... Minta nomer hape..." ledekku. "Buat apaan?"
"Ya buat kalo pengen ngobrol-ngobrol aja... Hehe..."
"Nih. 084xxxxxxxxx,"
Dia mengeluarkan HP nya lalu menuliskan nomorku di kontaknya.
"Oke. Thanks ya, Jun,"
"Yo, sama-sama. Duluan ya, Kak,"
"Oke, ati-ati, Jun."