It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
so sweet nya overdose >:D<
lope lope dahhh ^♡^
@JengDianFebrian iya yang ini
@fian_gundah @d_cetya @4ndh0 @jacksmile @abdulFoo @Cyclone @muffle @haha_hihi12 @lulu_75 @Polonium_210 @Adamx @Unprice
@rezka15 @Adi_Suseno10 @JengDianFebrian
#############
Waktu terus berlalu tanpa kusadari, yang ada hanya aku dan kenangan
Masih teringat jelas, senyum terakhir yang kau beri untukku
Tak pernah ku mencoba, dan tak ingin ku mengisi hatiku dengan cinta yang lain
Kan ku biarkan ruang hampa di hidupku
Bila aku harus mencintai dan berbagi hati, itu hanya denganmu
Namun bila ku harus tanpamu
Akan ku tetap arungi hidup tanpa bercinta
Hanya dirimu yang pernah tenangkan diriku dalam pelukmu, saat ku menangis
Bila aku harus mencintai dan berbagi hati, itu hanya denganmu
Namun bila ku harus tanpamu
Akan ku tetap arungi hidup tanpa bercinta
Tak pernah ku mencoba dan tak ingin ku mengisi hatiku dengan cinta yang lain. (Rahasia Hati#Element)
................................
10 juni 2014
Aku selalu berada di tempat ini, di tanggal ini menunggunya. Walau aku tahu dia yang aku tunggu tidak akan pernah kembali. Bertahun-tahun aku jalani hidup menjadi seorang Tirta yang baru, semua sudah banyak berubah. Bahkan tepi pantai ini, tempat kenangan ku bersama seorang lelaki yang aku cintai, dan seorang gadis terhebat yang menjadi sahabatku. Tempat ini sudah banyak berubah, sudah tidak ada lagi pohon tempat dia menyimpan surat cintanya untukku. Pantai yang biasanya ramai pengunjung, kini terlihat sepi sepanjang mata memandang. Dari dua tahun yang lalu, pantai ini sudah tidak terawat, tetapi aku masih terus datang ke sini, di tanggal ini, mengenang tentang dia. Seseorang yang begitu sangat aku cintai dan aku rindukan.
"Aku mencintaimu, Rizky.." kata ku lirih kepada lautan di hadapanku. Rika pasti melihatku dari atas sana, tersenyum dan berkata 'kamu pasti akan baik-baik saja, Tirta.'
Nenek meninggal tiga tahun lalu. Dua tahun lalu, rumah nenek dan juga rumah Rizky, sudah rata terkena gusuran. Mama membawaku ke Jakarta untuk melanjutkan kuliah di sana, tetapi setiap tahun aku selalu datang ke tempat ini, walaupun tempat ini sudah berubah, tetapi aku akan terus datang di tahun-tahun selanjutnya selama aku masih bernafas, hanya untuk bertemu bayangannya di sini. Karena tidak akan pernah ada yang berubah meskipun seluruh dunia berubah. Cintaku terhadap orang itu tidak akan pernah berubah.
Aku sudah berkerja di salah satu perusahaan di Jakarta. Aku mempunyai banyak teman lelaki ataupun perempuan, yang setiap hari membuat hariku tidak punya waktu untuk merasakan yang namanya 'sepi'. Tapi saat malam tiba, saat aku harus memejamkan mata, orang itu selalu muncul dalam khayalku. Orang itu tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya, membelai rambutku dengan tangannya, bibirnya yang lembut selalu mencumbu wajahku, tubuhnya yang hangat memeluk erat tubuhku, kepalaku di tenggelamkan di dalam dada bidangnya dan tangannya melingkar di pinggangku dan mengusap-ngusap punggungku, sampai aku tertidur dan meneteskan air mata dalam tidurku.
Tidak ada yang bisa menggantikannya, tidak ada yang mampu merebut tempatnya di hatiku. Aku tidak mampu walaupun hanya sekedar tertarik pada orang lain. Saat aku membuka mata, dia sudah berada di hadapanku, memberi ciuman di pagi hari dan mengacak-ngacak rambutku. Saat aku dalam perjalanan menuju kantor, dia selalu duduk di sebelahku menemaniku yang sedang menyetir. Saat aku sedang makan, dia juga ada di sampingku membantuku menghabiskan makananku. Saat aku sedang berkerja, dia berdiri di hadapanku untuk menyemangatiku. Saat aku bersama teman-temanku, dia pun ada untuk bercanda denganku.
Apa aku sudah gila? Entahlah, tetapi aku tidak ingin kehilangan bayangannya, biarlah dengan cara ini aku bisa selalu bersamanya. Sudah cukup untukku.
.............................
Langit sudah berwarna orange, ku lihat jam yang melingkar di tanganku, sudah hampir jam enam, aku harus segera kembali. Ku keluarkan kalung pemberian dari orang itu, ku pejamkan mataku, dan kutiup liontin burung perak kecil itu sampai mengeluarkan bunyinya. Aku masih ingin memejamkan mata, paling tidak biarkan sampai ku rasakan bayangan yang memeluk erat diriku itu menghilang.
"Boleh aku duduk di sini?"
Deg.. Suara itu...
Ku buka perlahan mataku, ku menoleh ke samping, orang itu duduk di tempat miliknya, tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya.
Aku tersenyum pada bayangan itu, 'sekarang dia sudah bisa bicara, setelah bertahun-tahun menemaniku.' fikirku, karena bayangan orang itu sudah memiliki sedikit kemajuan.
Aku dan bayangan itu hanya saling menatap dalam memasuki ke dalam mata kami masing-masing.
'Ya Tuhan, aku merindukan mata teduh itu.'
Bayangan itu kembali tersenyum padaku.
'Ya Tuhan, aku merindukan senyuman itu.'
Bayangan itu membelai rambutku.
'Tuhan apa aku sudah benar-benar gila? Bahkan belaiannya terasa begitu nyata.'
Bayangan itu menyentuh wajah ku dengan ke dua tangannya, menyelusuri dahiku, alisku, kedua mataku, hidungku, pipiku, dan bibirku.
'Ya Tuhan, aku sudah benar-benar gila!'
Aku menatap wajah bayangan itu tajam, ada yang berubah. Model rambutnya yang memperlihatkan kedewasaannya, bekas cukuran di atas bibirnya dan di bawah dagunya. Ku jauhkan tubuhku darinya, lalu aku berdiri untuk meneliti bayangan itu.
Bayangan itu ikut berdiri menghadapku, kini dengan wajah yang sendu tanpa senyuman, bayangan itu pun seperti memperhatikan aku dalam.
Kali ini aku yakin bayangan itu berbeda seperti biasanya. Bayangan itu terlihat sangat nyata, lebih dewasa, tubuhnya lebih tinggi dan berisi, dan dia lebih tampan.
Aku masih berdiri memandangnya, mengerutkan dahiku, memikirkan diriku semakin gila!
Aku tersentak saat bayangan itu menarik tanganku, dan menjatuhkan tubuhku ke dalam pelukannya. Bayangan itu, mengeratkan kedua tangannya yang melingkar di pinggangku dengan erat. Aku bisa merasakan nafasnya di leherku, tubuhnya bergetar, 'bayangan itu terisak?'.
Ku rasakan hangat di telingaku "Aku sangat merindukan kamu Ta."
"........" aku masih terdiam, mencoba berfikir tentang bayangan yang pelukannya bisa nyata kurasakan hangat tubuhnya, nafasnya terasa di telingaku, bayangan yang bisa berbicara ini tubuhnya bergetar, terisak. 'Dia bukan banyangan?'
Dia melepaskan pelukannya dan menatapku lagi, bisa ku lihat ada air mata di sudut matanya.
"Apa ini nyata?" hanya itu yang mampu aku katakan.
Dia tersenyum, senyuman yang sungguh sangat aku rindukan, memperlihatkan gigi kelincinya yang sudah lama hanya bisa aku lihat dalam khayalan.
Dia mendekatkan wajahnya dan mencium keningku lama.
"Maaf aku datang terlalu lama, apa aku sudah terlambat?" dia bertanya dengan kedua tangannya yang masih menempel di pipiku.
Aku hanya menggelengkan kepala ku.
Dia tersenyum dan kembali mendekatkan kepalanya. Ku rasakan lembut bibirnya saat menyentuh bibirku. 'Kali ini nyata!' teriak batinku. Kami berciuman sangat lama, tidak ada yang ingin mengakhiri ciuman ini di antara kami berdua. Ciuman yang lembut dan sangat dalam, setelah lidah kami puas saling bertemu, berkali-kali bibirnya bergantian menggigit bibir atas dan bawah bibirku, menariknya pelan dan mengecupnya.
Hidung kami bertemu, dia menatap dalam mataku, kedua tanganya berada di leherku, memegang tengkukku.
"Aku sangat mencintaimu, Tirta Aditya." Dia mengatakannya pelan, tanpa merubah posisi kami.
"Aku juga sangat mencintaimu, Muhammad Rizky." aku membalasnya dengan kedua tanganku berada di pipinya.
Dia tersenyum, dan kami kembali berciuman.
..............................
Jika Tuhan tidak mengijinkan, mungkin saat ini aku tidak akan berada di pantai ini untuk menunggunya. Selama 6 tahun lebih, perasaan cintaku tidak pernah berubah, sama halnya kesetianku yang tidak pernah berubah untuk menunggunya, sampai sosok nyatanya, ada di hadapan ku saat ini.
Aku menunggunya walaupun mungkin dia tidak akan pernah datang.
Aku tidak akan pernah melupakannya, walaupun tahun terus berganti tahun.
Aku selalu setia menjaga dia di hatiku, karena aku tidak mampu menggantikan dirinya dengan orang lain.
Aku percaya kehadirannya saat ini karena ijin Tuhan, membuat kami berdua berada di sini, menyatukan kami, semua karena ijin Tuhan.
Karena jika Tuhan tidak mengijinkan, semua ini tidak mungkin terjadi. Jadi biarlah semua menjadi rahasia-NYA. Dan kami tidak akan berpisah lagi, setelah Tuhan mempertemukan kami lagi di sini.
Tirta Aditya...
#END#
Lega rasanya udah nyelesaiin ini cerita, terutama buat @Tsunami dan @3ll0 yang udah bersedia memanggil pembaca yang lainnya untuk mampir ke sini
Dalam cerita ini, aku mau memberi tahu, bahwa sesuatu itu tidak ada yang tidak mungkin, bhkn cinta yang terlarang pun bisa terjadi dan bersatu karena ijin Tuhan.
Seneng sama endingnya,,, aq terharu sama lagunya,,, itu dulu lagu kenangan pas aq patah hati,,, hahaha seolah2 gak akan bisa move on,,, nyatanya aq selalu berhasil move on dalam hitungan minggu,,,wkwkwkwk
Jantung hati dah habis, tinggal konsen ke 'pacar'.
@cute_inuyasha haha itu lagu aku juga smpe skrg..wkwkwk
@Gabriel_Valiant rizky kan seumuran tirta, kemungkinan bru 24 dan klo dari ending bsa di simpulkan klo Rizky juga datang mencari Tirta. Ke hidupan Rizky gk di ceritain krn ini dri diary Titra, mngkin selama ini Rizky juga bertahun2 berjuang mnjalani hidupnya sesuai norma, tetapi dia ttp gk bsa mlupakan Tirta, mngkin Rizky dtang dengan mengambil keputusan sperti saat dia pergi, klo dia datang dan tirta msih nunggu dia, dia akan perjuangin cintanya yg tertunda bertahun2 ..
@lulu_75 maksih juga dah setia baca