It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Iya deh percaya,,,
*belakang abub*
*bisik2 sama @3ll0 *
Polos kok tau banyak yah,,, big tits apaan sih???(kalo ini sumpah aq emang gak tau)
Keadaan menjadi semakin sulit bagi Bima dan Glenn semenjak saat itu. Ada saja mobil yang mengawasi mereka.
Hanya tinggal menunggu sampai Keith menurunkan perintah kepada anak buahnya untuk memberikan sebuah tindakan.
Bima memutuskan untuk mengambil cuti bekerja. Entah untuk alasan apa hingga ia bisa meyakinkan Ketua Chefnya. Sementara itu Glenn juga menawarkan akan melakukan hal yang sama , tapi Bima menolak dan menyuruh Glenn untuk melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Apa yang harus kuperbuat. Rutuk Bima setiap saat. Ia bahkan sampai tak bisa tidur memikirkan hal ini. Sosok Keith dan kejadian yang menimpa Harris beserta keluarga Nial tak henti henti menghantui setiap gerak gerik Bima. Semenjak kejadian itu, kadar kebenciannya kepada ayah sahabatnya itu semakin besar meski rasa takutnya berada dalam takaran yang lebih besar.
Begitu juga dengan Glenn. Pemuda berdarah campuran Amerika-Indonesia ini juga dimakan oleh rasa takut. Takut akan pertumpahan darah, dan juga takut untuk kehilangan orang yang ia cintai. Orang yang ia selama ini selalu ia kagumi didalam bus selama berbulan bulan. Bima pernah mengatakan syarat untuk mendapatkan hati Nial adalah membunuh perasaannya yang masih tersisa untuk Harris. Tetapi semua itu seperti resiko yang menjelma kepadanya.
Tak hanya kedua orang itu, Nial mulai merasakan ada sesuatu yang disembunyikan darinya. Bukan, Koi kasih dalam pengawasannya. Ada dua hal ganjil yang menjadi perhatian ayah Koi itu. Mobil gelap yang selalu terparkir sepanjang malam didepan rumahnya, serta sikap Bima dan Glenn yang melarangnya keluar rumah untuk hal apapun. Meski hanya untuk memberi makan ikan Koi. Bukan Koi. Meski namanya sama sama Koi.
Dan lagi, Bima selalu mempunyai alasan yang bervariasi saat ia menanyakan kenapa Koki itu tak pergi bekerja seperti biasanya. Mulai dari stok bawang yang habis digudang , hingga restorannya di serang oleh sekelompok bintang porno yang frontal.
Dilain tempat, tepatnya disebuah trailer usang dan kumuh. Keith yang tengah naik daun namanya dikalangam masyarakat karena telah menciptakan sandiwara penangkapan pengedar narkoba menjadi begitu ketakutan seketika salah seorang anak buahnya memberikan sebuah salinan foto yang bergambarkan anak dari tikus yang berhasil menghancurkan kepercayaan dirinya tengah duduk didepan sebuah teras rumah. Badannya seakan terbakar saat melihat foto itu. Emosi menenggelamkan dirinya hingga ke ubun ubun. Satu saja tindakan pemuda itu akan menentukan usia karirnya yang tengah meroket. Ia remas foto itu dan mencampakkannya.
"Get me plane! Now!"
*** "Haloo selamat siiiiiiaaangg!!"
Nial berlari menuju pintu dan membukanya. Betapa gembiranya ia ketika menemukan Putra dan Ghina yang tengah berdiri didepannya sambil membawa sebuah kotak.
"Bima cakap , ini hari jadi budak korang yang ke-40 hari!"
Sang ayah menerima kotak itu dan mempersilahkan kedua temannya masuk. Bima menyambut mereka berdua dengan wajah yang dibuat sedemikian rupa agar Nial tak curiga atas kedatangan mereka berdua.
"Halo, Bim"
"Halo put, hai Ghin. Duduklah"
Putri Aisyah -Putra- dan Rajo Ampat Ghinanjar -Ghina- merupakan rekan terdekat Bima yang sudah mengenal dengan baik Nial. Meski mereka belum tahu siapa itu Harris dan masalalu Nial.
Dua hal yang terpenting saat ini adalah, keselamatan Nial beserta Koi , dan juga kertas kertas penting itu. Gerak gerik mereka benar benar menjadi terbatas semenjak kehadiran kaki tangan Keith. Kecuali Glenn, tentu saja.
"Jadi.. lo mau ngomong apaan nih?" Kata putra.
"Ini tentang Nial..."