BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Can't

1363739414244

Comments

  • Dh mulai niee, gak sabar nunggu lanjutannya
  • thanks banget deh buat @3ll0 udah mention :*

    akhirnya ceritanya mulai jelas @AbdulFoo
  • terima kasih @3II0 dan @AbdulFoo ... Bima ya yang dulu menolong Nial waktu kecelakaan sama Harris ... bakalan perang nih ..
  • too good to be true. flashback kepanjangan. tapiii seru dan ngalir. semangat.
  • Wahhh ceritanya melebarrrr :D
    #btw update ma oot nye banyakan ootnye =))
  • 3ll0 wrote: »
    Bawa toples cemilan (Beling+Bara Arang)

    Colek Kak @cute_inuyasha n Bang @balaka..Seret juga @Wita

    ini mah namanya kdrt @3ll0 :P *lapor kak Eto :D
  • 3ll0 wrote: »
    Bawa toples cemilan (Beling+Bara Arang)

    Colek Kak @cute_inuyasha n Bang @balaka..Seret juga @Wita

    ini mah namanya kdrt @3ll0 :P *lapor kak Eto :D
  • Ayo dilanjutken @AbdulFoo :D :)
  • gue post sebagian dulu ya. Ini leptopnya sih udah dateng , cuman rada rada error gitu. Nge crash dimana mana. Kayaknya musti di fix dulu. Tar malem gue usahain post yang lebiiiiih panjang
    Sementara itu di sebuah rumah kumuh yang terletak cukup terpencil, tepatnya dikawasan Pennsylvania , Amerika serikat, sebuah foto berhasil keluar dari mesin fax. Bukan sebuah, tapi beberapa. Foto yang menampilkan pemuda yang tengah menggendong seorang bayi mungil dilengannya.
    “It’s yours , Mr.Keith” . Keith menerima foto-foto itu dan menatapnya lekat satu persatu. Politikus itu memperhatikan setiap inci dan setiap detail disetiap fotonya. Kobaran amarah kembali datang. Amarah yang telah ia simpan selama puluhan tahun. Sosok ini, sosok yang akan menghancurkannya kelak. Sosok yang akan menghancurkannya, dan juga karirnya.
    “His name is Kolonial Rahmat. Berdasarkan informasi yang kami dapat, saat ini ia bekerja sebagai seorang operator di salah satu toko internet. Dan juga, ia mengadopsi seorang anak yang ia peroleh didepan pintu rumahnya sendiri. Beberapa minggu ini, diketahui ia tengah menjalin sebuah hubungan khusus dengan seorang dokter yang bernama Glenn Hadiputro” terang seseorang yang memberikan foto tadi pada Keith.
    “How about Bima, Paul? Dan aku juga menginginkan semua data tentang Glenn dari IDI. Hubungkan aku dengan Eric sekarang”
    Dalam sekejap orang orang yang terdapat pada salah satu ruangan di rumah kumuh itu segera melaksanakan perintah Keith. Paul dengan sigap langsung meretas website IDI tersebut dan menyusup kedalam semua datanya. Ia menghancurkan satu persatu data yang dianggapnya tak penting hingga kemudian mendapatkan sebuah file yang berisikan data data tentang Glenn. Jarinya kembali bermain di atas keyboard pada notebook-nya karena setiap file yang terdapat didalamnya dibentengi oleh password beberapa digit.
    “Eric on line, Mr.Keith” seseorang yang lainnya memberikan sebuah ponsel kepada ayah Harris tersebut.
    “Halo, Tuan Eric”
    Glenn menjambak rambut pria berpakaian serba hitam itu tepat didalam mobilnya. Darah segar masih mengalir dari kepalanya. Sementara Bima memposisikan gadget yang ia dapatkan tadi pada telinga orang itu dan tangannya yang lain menodongkan pistol kekepala pria misterius itu. “Jawab seperti biasa dan jangan katakan kau sudah tertangkap!” desis Glenn.
    “Hi, Mr. Keith” Jawab Eric mencoba menuruti kata-kata Glenn.
    “Kau saat ini sedang berada dimana?” Bima sudah menyetel loud-speaker terlebih dahulu agar suara orang yang berada di seberang sana dapat terdengar oleh Glenn dan juga dirinya sendiri.
    “A..a..ku.. berada di depan rumah Nial”
    Bima dan Glenn mendelik. Koki itu semakin menekankan mulut pistol kepada dahi Eric. “Apa kau baik baik saja , Eric?”.”Yeah, I’m fine” pria itu memaksakan dirinya yang tengah kesakitan untuk berpura pura seperti tidak terjadi apa apa pada dirinya.
    “So,.. Mr. Erich Sworthman, apa kau tau siapa itu Glenn Hadiputro?” Glenn bergeming, hanya saja Bima merasa terkejut karena Keith mengetahui Glenn.
    “Tidak…”
    Tak ada respon apapun dari Keith di seberang telfon. Satu menit dan detik detik selanjutnya terasa bagai satu tahun. Apapun yang akan diucapkan Keith nantinya, itu akan menentukan masa depan Nial dan juga Bima.
    “Baiklah kalau begitu, Barb sudah mempersiapkan penerbanganku kesana. Kau amankan Nial dan juga Bima, I’m heading to the airport in 30 minutes” Dan panggilanpun berakhir
    “Pak Abi, semuanya sudah beres!” Kata seorang pemuda berkulit sawo matang tepat didepan mobil Range Rover putih milik Abi. Mantan tentara itu berjalan keluar rumah, dibantu oleh dua orang anaknya yang sama sama telah menguncir rambut panjangnya dalam gaya rambut yang sama. Eli lebih nyaman dengan rambut lurus, sedang Ema lebih memilih rambut ponytail berponi dengan tekstur halus bergelombang.
    “Apa semua amunisi sudah dimasukkan?” Tanya Abi
    “Sudah pak! Saya dan juga Miki sudah memasukkan beberapa senjata laras panjang lengkap beserta peredam suara. Dan beberapa kotak peluru panjang---“ . “Stop” Ema memotong omongan Nick, “Yang penting semuanya sudah beres”
    Eli membuka pintu mobil dan langsung menghempaskan bokongnya di kursi belakang. Ia mengeluarkan iPod dan memasang earphone-nya. Terlihat sangat cuek. Careless. Sementara Ema membantu Abi berjalan memasuki mobil. Nick berlarian menghidupkan mobil dan memberi aba-aba kepada beberapa orang yang juga telah siap siaga dengan berbagai perlengkapan dibelakang, tepatnya pada 7 mobil sedan dan beberapa mobil truk yang juga berbaris dibelakangnya.
    “Cepatlah Nick! Aku tak mau kak Nial ditembak mati oleh bajingan Keith!” pekik Eli dibelakang.
    Bima dan Glenn berhamburan masuk kedalam rumah yang membuat pintu masuk berbunyi keras dan mengejutkan Putra beserta Ghina yang masing masing tengah mengamankan 2 penghuni rumah lainnya. Dan juga, Nial terbangun karena itu. Ayah dari Koi itu masih dalam posisi terlelap, hanya saja kelopaknya terpaksa dibuka karena bunyi benturan yang cukup keras dari pintu masuk.
    “Tenang ja, tak ada apa ni”. Glenn memasuki kamarnya dimana ia mendapati Ghina sedang duduk diatas kasurnya bertumpu dengan kedua tangan. Dan kekasihnya, Nial sedang terbaring diatas kasur. Dokter itu spontan meminta Ghina untuk keluar sebentar dan preman itupun merespon positif permintaannya itu.
    “Sayang..” katanya dan langsung ikut berbaring disamping kekasihnya. Glenn mendekatkan badan Nial dan merapatkannya didadanya. “Apa kau masih mengantuk?”
    Nial mengangkat kepalanya dan menatap Glenn lekat lekat. Sementara itu diluar kamar Glenn, Bima mengumpulkan kedua rekannya dan menceritakan semua yang telah ia dengar diluar tadi dari mulut Keith sendiri. Bahwa Keith akan menghancurkan rumah Glenn tepat besok pagi.
    “Lo serius Bim?” Bima langsung menganggukkan kepalanya. “Lah terus gimana dong? Ini kan udah malem, mana mungkin sih si Keith itu nyampe besok pagi?”
    “Sudah ada beberapa orang bawahannya yang bergerak menuju tempat ini”
    “Maksud kau ni apa?” Tanya Ghina.
    Bima menelan ludahnya. “Mereka sudah menyusun rencana untuk menangkapku beserta Nial..”
    “Apa?!” Ghina dan Putra berteriak seirama. “Kok bisa sih?”
    “Ceritanya panjang put, aku tak bisa begitu saja mengatakannya padamu alasan yang sebenarnya” percakapan mereka berakhir seketika ponsel yang berada di saku Bima bergetar. Bukan, bukan ponsel Eric. Namun itu adalah ponselnya sendiri. Sebuah panggilan bertengger disana. “Siapa?” Tanya Putra.
    “Ayahnya Nial”

  • Wahh adegan action nih ... #nyimak :-?
  • Ayahnya Nial?Abi?
  • Buat Ts @AbdulFoo itu pas Pergantian Scene buat Spasi deh biar agak nyaman bacanya :)
  • @3ll0 tepat sekali *ambilbelingditoples*

    @haha_hihi12 iya ^^ makasih udah mampir. lain kali diperbaiki

    cuplikan:

    Bima dan Ghina terdesak. Tepat diatas jurang, dimana sahabatnya sendiri, Harris ditembak mati atas perintah ayahnya sendiri. Ia tahu bahwa keputusan untuk membiarkan Ghina sama saja akan membawanya ikut dalam hujan peluru yang seharusnya hanya akan dinikmati oleh Bima seorang.

    "Any last word, Mr. Bima?" Paul menodongkan pistolnya tepat ke arah kepala Bima dan diikuti oleh beberapa kaki tangan Keith yang lainnya.

    "Tolong simpan ini, jaga Nial untukku" kata kata terakhir Harris dimasa 10 tahun silam kembali terngiang ngiang ditelinganya. Maaf aku tak bisa menjaga Nial seperti yang kau pinta , Harris. Maaf jika aku sudah melupakan tempat dimana aku menyembunyikan koper berisi kertas itu. Batin Bima berkali kali dalam hatinya.

    Langkahnya semakin buntu. Ghina yang sudah terluka parah di sekujur tubuhnya karena terkena beberapa tembakan juga seperti sudah tak kuat lagi menahan rasa sakit. Tak henti henti ia menyebut nama Tuhannya dan berdiri di samping Bima.

    Setidaknya, hanya aku yang harus pergi. Aku mencintaimu, Nial.

    "BIMAA!!!!!"

    "DORR!!"Sebuah peluru meluncur dan tepat mengenai punggung Bima yang secepat kilat berbalik menggunakan badannya untuk melindungi Ghina dan mendorongnya jatuh kebawah jurang. Tapi tangan Ghina mencengkram kuat lengan Bima sehingga mereka berdua jatuh kedalam jurang.

    "How fool" , Paul tergelak dan berbalik menuju mobilnya.

    "Apa perlu kami kejar mereka?" tanya salah seorang dari bawahan Keith

    "Tak usah, aku yakin peluru tadi tepat mengenai mereka berdua"

  • kok cuma cuplikan @AbdulFoo :(
    katanya tadi mo update banyak
  • masih hidup ya ayahnya Nial ... Bima mati ...??
Sign In or Register to comment.