It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Sorry ya updateny agak lama, lagi bnyk tugas sma ujian hehe
Steffy ama Willy merasa dunia milik berdua,Billy dilupakan tu....
@kaka_el ga tau tuh dia angin2an orgnya ga jls
@lulu_75 bisa jadi
@Cyclone emng gt dia sifatnya, jrng ngmng tp skalinya ngmong nyess bngt
@Tsunami @ryanadsyah @lulu_75 @3ll0 @arifinselalusial @d_cetya @4ndh0 @Adamx @kaka_el @Tsu_no_YanYan @dafaZartin @Cyclone @Rika1006 @Adi_Suseno10
Ujian semester telah selesai. Yeeeyy akhirnya setelah satu minggu lamanya berjuang melawan soal-soal yang berjibun, aku bisa bebas main juga. Sebenarnya ujian atau pun tidak, bagiku sama saja sih. Belajar? Tidak ada kata itu di kamusku. Mungkin ini suatu anugrah dari Tuhan yang memberikan kemudahan bagi otakku untuk dapat mengerti pelajaran dengan cepat dengan daya ingat yang cukup baik. Tidak jarang teman-teman merasa jengkel karena kelebihanku itu. Sorry, I dont mean it.
Hmmm enaknya ngapain ya abis ujian gini? Saat sedang asyik memikirkan kegiatan apa yang hendak ku lakukan, tiba-tiba saja ada geplakan di kepalaku.
"Pletak!"
"Adaww!" teriakku kaget. Novi? Asem banget ni anak. Dateng-dateng bukan nyapa ato apa, eh malah geplak pala orang.
"Apaan sih lu geplak pala orang? Sakit bego!" ucapku kesal. Ya walaupun dia perempuan, tapi aku sudah biasa memakai kata-kata seperti ini. Sudah pernah kubilang bukan, bahwa Novi adalah salah satu teman baik ku? Jadi tak perlu lagi ada jaim-jaim'an diantara kami.
"Ahahahaha... Bodo amat" ucapnya cuek. Idih kalo bukan sahabat udah aku blacklist cewek macem gini dari buku pertemanan. Kalo bisa juga ganti kelamin dia dari perempuan jadi laki. Jadi perempuan kok ya ga ada feminimnya gitu loh.
"Pen hari sabtu depan dateng ya ke Breaz Mall" ajaknya.
"Emang ada apaan?"
"Gw sama Bunga mau perform dance. Disana juga lu bisa liat perform yang lain. Pokoknya pasti keren-keren deh. Mau ya?" haduh aku di rayu ini.
"Hmm jam berapa? Rada males juga sih sendiri"
"Jam 3 sore acaranya. Lu ajak aja noh adek lu"
"Idih ga enak lah ngajak-ngajak dia gitu, mana malam minggu lagi"
"Yaelah biasa juga udah malming'an bareng kek orang pacaran. Pasti dia mau deh bela-bela'in demi 'kakak'nya" kata dia sambil mengutip kata 'kakak' dengan kedua jarinya. What the maksud itu?!
"Apaan lu, kagak ye!" ucapku protes. Haduh sial banget si Novi. Bisa-bisaan dia nyerang pake bawa-bawa William. Udah tau aku paling lemah dengan nama itu. Hiks...
****
H-1 sebelum perform dance, aku jadi bingung. Pergi ngak ya hmmm.. Males juga tapi kalo sendiri. Coba ajak Willy? Ah takut ganggu. Dilema bro!
"Steffy!" panggil William yang tiba-tiba saja sudah di depanku. Saking terkejutnya, aku sampai mundur beberapa langkah dari tempatku berdiri tadi. Ni anak apa emang punya koneksi batin ya? Bisa-bisanya lagi dipikirin langsung nongol.
"Siang-siang jangan ngelamun aja dong. Ntar kesambet loh"
"Hish apaan sih, gangguin orang ngelamun aja"
"Ngelamunin apa sih?" tanyanya.
Ingin sekali aku menjawab, "Ngelamunin kamu!!" Tapi mana mungkin kan aku bilang gitu. Yang ada ntar malah bikin ilfil.
"Kepo ih mau tau aja" jawabku menutupi isi hati yang sebenarnya.
"Pelit" ucapnya manyun. Hahaha... paling ga nahan kalo liat bibirnya manyun. Minta di sosor aja tuh bibir ( emang maunya )
"Wil.."
"Hmm?" jawabnya masih manyun dengan muka sok ngambek. Hahahaha..
"Jangan manyun dong... Jadi imut loh kalo ngambek" godaku.
"Hish... Apaan sih" ucapnya malu.
"Wil..." panggilku lagi.
"Hmmm?" gumamnya.
"Besok ada acara ngak?"
"Besok? Ga ada sih keknya. Kenapa?"
"Itu si Novi sama Bunga mau perform dance kan, jadi mereka ngundang buat nonton. Gw males kalo cowok sendiri, lu mau ikut ga?" tanyaku cemas.
"Aduh gimana ya? Gw sih mau aja, cuma hari minggu tuh gw mau pergi dan sabtu udah harus packing" jelasnya.
"Hah? Mau kemana?"
"Idih KEPO!!" Damn! Aku di counter sama dia. Huaaaa... Bisa-bisanya dia ngebales disaat kek gini. Aku lengah!
"Asem! Seriusan mau kemana?!" tanyaku kepo.
"Mau ada retret di kepulauan seribu"
"Wah asik dong! Gw jg mau coba kesana ah, belom pernah"
"Ini gw juga pertama kali. Sendiri lagi"
"Lah, 'bonyok' lu ga ikut?"
"Ngak, mereka ngak ikut"
"Oh... Yauda lah gpp. Gw juga nanti pikir-pikir lagi deh jadi pergi apa ngak ke perform dance" ucapku sedikit kecewa. Ya tapi gimana lagi, kan ga mungkin maksa juga.
"Tapi gw usahaiin bisa kok" ucapnya kemudian.
"Ga usah Wil, lu kan malemnya harus packing, juga besoknya langsung jalan. Jangan dipaksaiin" tolakku.
"Udah ngak usah dipikirin. Pokoknya besok jadi ya. Masalah retret urusan belakang"
"Lu yakin?"
"Apa ada keraguan di kata-kata gw?" ucapnya sangat tegas dan meyakinkan. Dia... benar-benar serius. Segera ku gelengkan kepala tanda bahwa aku percaya pada ucapannya.
****
Keesokan paginya William mengirim chat menanyakan perihal acara hari ini, mulai dari jam hingga lokasi. Ia juga mengajak untuk pergi bersama, karena katanya dia tidak tau dimana Breaz Mall. Setelah mengiyakan usulnya, kami sepakat untuk bertemu di taman umum dekat komplek rumahku—tempat dimana pertama kali aku dapat berdekatan dengannya berdua.
Sekitar pukul 3 sore, ibuku memanggil dari lantai bawah. Aku yang sedang berada di kamar segera turun dan menghampirinya.
"Veenn!! Steven!!" teriak ibu ku.
"Iya ma! Kenapa sih teriak-teriakan gitu?"
"Itu ada temenmu di luar"
"Hah, temen?" siapa pikirku.
"Aduh kok kamu ga pernah bilang sih punya temen ganteng gitu. Mirip artis hongkong ih, kenalin dong ke mama" ucap ibuku ganjen. Ma sadar ma, sadar. Tunggu. Jangan-jangan William lagi? Segera saja kulangkahkan kaki ke depan teras dan melihat William sedang bertengger di motornya.
"Loh? Wil kok kesini? Katanya ketemuan di taman?"
"Emang ga boleh kalo gw ke rumah lu?"
"Boleh sih, cuma kaget aja kok bisa nyasar ke sini. Hehehe.."
"Yaudah yuk berangkat. Udah mendung nih, nanti takut keujanan" ajaknya cemas.
"Oke. Gw pamitan dulu ya sekalian ambil kunci" ucapku kemudian masuk ke dalam rumah.
"Ma, Steven pergi dulu ya sama temen"
"Loh, temennya ga mau masuk dulu?"
"Ngak ma, takut ujan ini dah mendung. Steven pergi ya" pamitku.
"Oke, titi dj. Pulang jangan kemaleman" pesannya.
"Siap madam!" teriakku.
Sesudah berpamitan, aku pun langsung menghampiri William dan mengajaknya pergi. Disepanjang perjalanan, kami melajukan motor dengan kecepatan pelan — sekitar 20 sampai 30km/jam. Padahal tadi alesannya takut ujan, eh sekarang malah nyantai hahaha...
Langit tampak begitu gelap dan anginpun bertiup kencang, rintik hujan juga sudah mulai turun membasahi bumi.
"Waduh bakalan deres ni kayaknya" pikirku. Segera kubuka kaca helm dan menengok ke samping.
"Wil! Ini keknya ujan bakalan deres, gw agak ngebut ya. Lu ikutin dari belakang" teriakku.
Kulihat ia juga membuka kaca helmnya dan mengangguk.
10 menit kemudian, hujan turun dengan lebat di tambah angin kencang yang membuatnya menjadi sangat sakit ketika menerpa tubuh. Padahal jarak dari tempatku kini ke Breaz Mall hanya kurang dari 10 menit lagi. Kupelankan laju motor agar William dapat mengsejajarkan motornya denganku.
Begitu ia di sebelahku, ku buka kaca helm dan berteriak, "Wil! Mending kita stay dulu ya di Mc'D gimana?"
Ia pun membuka kaca helmnya dan menjawab, "Yauda! Gw juga laper ni sekalian belom makan siang"
Akhirnya kami memutuskan untuk bersinggah ke Mc'Donald yang memang lokasinya tidak jauh dari tempat kami sekarang.
Sesampainya di Mc'D dan memarkirkan motor, kami bergegas lari ke dalam karena hujan semakin deras. Tapi karena jalanan begitu becek, aku yang memakai sandal menjadi harus ekstra berhati-hati karena licin. Sialnya, saat sedang berlari, sandalku terlepas dari kakiku dan tertinggal beberapa langkah di belakang. Aku dan William yang menyadari itu hanya dapat terpaku kebelakang melihat sandal dan pemiliknya—yang tidak lain adalah diriku—terpisah.
Ada interval sekitar 5 detik saat kami masih terpaku, diam membisu. Begitu sadar apa yang terjadi dapat kudengar sebuah tawa keras memenuhi gendang telingaku.
"AHAHAHAHAHA!!" tawa William puas sampai mukannya memerah.
"HAHAHAHAAHA!!" tawa ku juga melihat kekonyolan ini.
Bisa-bisanya tuh sandal lepas dari kaki disaat-saat seperti ini. Haduh bikin malu aja di depan pujaan hati. Tapi gpp lah itung-itung bikin ketawa juga hahaha....
Segera ku hampiri sandal yang tadi terlepas dan memakainnya kembali dengan perasaan malu. Malu bukan karena sandalnya yang terlepas, tapi karena William memayungiku di sepanjang jalan dengan kedua tangannya.
"Wil lu ngapain si mayungin gw pake tangan lu?" tanyaku jutek menutupi malu.
"Lah ya biar lu ga sakit lah" jawabnya polos.
"Tadi gw ga di payungin juga gpp kan?" ucapku.
"Tadi kan kita sama-sama lari ke depan, jadi istilahnnya mikul penderitaan yang sama. Tapi sekarang lu harus balik ke belakang. Apa ga boleh kalo gw ikut dan berusaha melindungi lu?" tanyanya menohok ku.
Ok, STOP!! Kalian pasti tahu bagaimana reaksiku menanggapi perkataannya. Jadi tak perlu ku jabarkan lagi juga kalian sudah hapal.
"Apa sih. Sok banget" ucapku jutek.
"Yee di temenin juga, bukan bilang makasih gitu"
"Iya makasih ya NYET!" ucapku gengsi.
"Yauda yuk lari lagi, makin deres nih" ajaknya.
Kamipun melanjutkan 'pelarian' kami yang tertunda hingga akhirnya sampai di dalam Mc'D. Dinginnya AC ditambah baju yang kuyup, membuat tubuhku sedikit menggigil. Moga-moga aja ga masuk angin.
Ku lihat suasana Mc'D cukup lengang. Tidak banyak pengunjung di sore hari seperti ini, apalagi di tambah derasnya hujan yang membuat orang malas untuk berpergian.
"Selamat sore, selamat datang di Mc'Donald, mau pesan apa?" tanya seorang pegawai pada kami yang kini sudah berada di depan counter pemesanan.
Sesudah memesan makanan, kami sibuk mencari tempat duduk. Ya walaupun lengang, tetap saja mencari spot yang bagus itu susah. Hingga pada akhirnya kami menemukan sebuah spot yang cukup bagus, sebuah meja dengan dua buah kursi yang saling berhadapan, tepat disamping jendela. Dari tempat ini kami dapat melihat pemandangan di luar dengan hujan yang sangat lebat.
"Untung udah neduh" pikirku bersyukur.
Acara makan berjalan dengan santai. Di setiap kesempatan untuk hang out, pasti kami menanyakan tentang sekolah, teman, guru, dan lain sebagainnya seputar dunia anak SMA juga kehidupan sehari-hari. Tapi dari sebagian besar topik yang dibicarakan, pasti kami lebih banyak bercerita tentang diri masing-masing.
Ya bisa dibilang saling terbuka mungkin, aku juga bingung. Yang aku tahu, kami berdua ini sama-sama introvert yang artinya sama-sama penutup. Hal yang menyangkut masalah pribadi pasti sangat dirahasiakan dan enggan untuk dibicarakan pada orang lain. Tapi entah mengapa—aku sendiri pun tidak tahu—aku bisa terbuka dengannya, dan begitupun sebaliknya dengan dia. Mungkin ini yang dinamakan saling percaya?
"Ven..." panggilnya tiba-tiba serius.
"Hmmm?" gumamku tersenyum.
"Gw mau ngomong sesuatu" ucapnya.
Dapat kulihat mukanya menegang dan ada raut kekhawatiran di wajahnya.
"Apa yang ia cemaskan?" batinku.
"Yauda ngomong aja. Kenapa?" tanyaku.
"Gw mau bilang kalo... kalo gw..."
Deg Deg... Deg Deg... Dapat kurasakan irama jantungku berdegub sangat cepat saat ini.
Like this eps Ven
Eh ya gw tambahin quotes : " Friendship often ends in love, but love in friendship - never " Charless CC