It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Amin Bro Rahardian. Kalau boleh usul, dari bandara Minang Kabau Bro naik Travel ke Pd Panjang dulu, hilangkan penat dengan udara yang sejuk dan pemandangan yang indah serta makanan yang lezat. Kalau langsung ke Padang lumayan panas Bro khawatir agak kaget nantinya. Dari Pd Panjang ke kota Padang atur subuh-subuh Bro, asik dan enjoy. Semoga bertemu dengan keseharian Rusli disana. Have a nice vacation Bro Rahardian.
Iya ini dia Bro, selamat menikmati
Akhirnya orang yang ditunggu muncul juga,
Ya ampun Rus......, dari tanggal 14 hingga sekarang dah tanggal 31, ngapainlah itu lebih dari 15 hari menghilang ?
Sedih nian sepertinya kau tu.
Hari ini kau muncul dan syukurlah Rus ! Jelas sungguh tidak baik dek, memendam kesedihan sendiri. Kau tu masih muda, masih butuh pendapat orang yang lebih tua dari kau sebagai tempat mengadu.
Jangan merasa hidup sendiri di dunia ya dek, kau akan bertemu kawan dalam waktu yang tidak kau ketahui dan di daerah yang tidak pernah kau fikirkan, asal sikap optimis terus dipelihara.
Lanjutkanlah dek kisah ini, banyak dari kami ingin tahu bagaimana cara kau menyikapi kejadian yang tidak biasa ini.
Point of View dari RUSLI
Assalaamu'alaikum om, tante, abang, kakak, mas, uda, mbak, dan rekan-rekan seperjuangan, selamat malam ya dan salam sejahtera untuk kita semua.
Abang Eton ini oh...
aku bukan menghilang bang, akhir part yang aku tulis kan aku dah mohon pamit sama para pembaca. Aku ga ada kegiatan akademik lagi di Padang karena aku ga ngambil semester pendek (SP).
Begitulah para pembaca, masih rindu hatiku untuk bersimpuh di makam Bapak. Tapi sepertinya orang dusun di Tebing Seberang sudah tidak mau menerima aku. Mereka ketakutan kalau anak bujangnya aku goda. Iya aku ini penggoda murahan seperti yang mereka tuduhkan.
Biarlah Allah yang membalas semua ini.
Aku tidak mau sedikitpun untuk mengklarifikasi tuduhan si pak terhormat Ridwan dengan datang ke kota Jambi. Mereka sudah dua kali aku beri kesempatan, dua kali itu gara-gara si Wiji semua. Mengapa aku yang diadili ? bukan anak si Nenek itu yang disidang ?
Karena tidak datang, sehingga si Nenek itu mengobral fitnah ke muaro Tembesi ke nenek (mamak dari Bapakku) serta sedulurnya. Dari muaro Tembesi ini berhembus ke muaro Tebo dengan dipanas-panasi oleh pak Ridwan terhormat.
Di rumah bersama bang Mustafa (bang garin Mushola) aku dilarangnya ke luar. Betapa sedihnya hanya saat remang-remang senja aku bisa berdo'a di makam Bapak karena khawatir terlihat sama tetangga. Mejelang subuhnya aku diantar bang garin itu ke jalan raya untuk naik bus. Tapi kalau subuh yang banyak itu adalah bus yang ke muaro Bungo, tidak apalah. Setelah sampai di muaro Bungo aku akan naik minibus ke Sungai Penuh daerah Kerinci. Aku akan senang di Kerinci dengan tugas yang juga aku sukai yaitu membantu diskusi dan tutor akidah, kalau iya.
"Rus, bus subuh-subuh ko yang banyak ke muaro Bungo, cakmano ?" minta pendapat si Bang garin dengan sedikit berbisik.
"aku belum pernah ke Kerinci bang" kataku
"sebentar lagi etek tuh buka kedai terlihatlah kau sama dia" saran bang garin
"terserah lah bang, mau apa dia ? kita lawan saja ! aku tidak seburuk yang mereka fikir" kataku
"ya sudahlah Rus, naik yang ke muaro Bungo sajo, nanti nyambung" usul bang garin
"iya bang" persetujuannku
Di jalan terlihat ada truk ke arah muaro Tebo dan juga yang ke arah ke muaro Tembesi. Kala subuh yang masih sejuk berbalut sisa udara malam ini, aku coba menata hati.
Kami duduk di batu di pinggir jalan itu.
Sentak aku melihat sekelebat bayangan Uwo yang berbaju putih. Demi Allah aku tidak akan terpengaruh lagi pada mereka. Kututup hati ini rapat-rapat, dan kupenuhi otak ini dengan memikir apa langkah yang terbaik sesudah kejadian ini. Sehingga benakku tidak sedikitpun memikirkan keluarga hebat itu. Bayangan Uwo pun terus berlalu menuju dusunku. Teruslah Uwo, tidak akan ditemui jejakku disana.
Alhamdulillah ya Allah masih ada orang yang baik sama aku. Kemaren aku dapat semua kabar buruk ini dari Bang garin karena itulah aku dilarang untuk keluar rumah. Tapi dari dulu bang garin ini selalu baik sama aku, dengan beberapa kali menolongku setelah kematian Bapak dari perangai buruk mamak dan pak etekku.
Sekarangpun aku terlindung dari mulut orang dusun.
"Jangan terlalu difikir yo Rus, semua akan jadi amal baik untuk kau" doa bang garin
"IshaAllah bang" jawabku
"Salaamu'alaikum" kata dia
"alaikumsalaam" jawabku
Di dalam Bus, aku satu tempat duduk dengan seorang bapak. Dia memakai baju koko warna biru muda. Kepalanya bersorban putih. Saudaranya yang duduk di bangku belakang memanggil nya pak Haji. Lumayan damai hatiku dan tenang disamping bapak Haji.
Satu setengah jam kemudian matahari sudah agak lebih terang dan aku gunakan kesempatan ini untuk membaca dalam kelok-kelok jalan sepanjang kebon sawit. Sekitar 30 menit kemudian terlihat awan yang mendung dan menjelang muaro Bungo hujanpun turun mendera. Dari sini masuk ke terminal masih sekitar 20 menit lagi. Kalau banyak orang yang turun sembarangan (tidak di terminal) maka tentunya akan lebih dari 20 menit.
Berlarian aku menuju minibus yang ke Sungai Penuh itu di bawah curahan hujan. Lumayan basah. Terlihat bus yang dari Bukittinggi juga ada yang berhenti dan beberapa penumpangnya juga berlarian menhindari hujan ke minibus ini. Artinya beberapa orang itu juga akan menuju Sungai Penuh.
Tidak perlu menunggu waktu lama minibus ini penuh juga, sesuai kota tujuannya yaitu sungai penuh nuh nuh nuh. Lumayan sesak ... tapi ya sudahlah yang penting sampai selamat ke tujuan. Minibus sederhana, tanpa penyejuk udara, mana pula ada hemm namanya juga minibus sederhana. Kepala ini agak pusing, entah udara yang kurang karena tentunya jendela ga bisa dibuka karena hujan, atau emang kepala ini yang sudah terlalu banyak beban.
Aku tertidur sepanjang perjalanan,
Aku terbangun saat penumpang yang lainnya masih tertidur,
Ada jendela bus yang transparan karena uap air dari orang-orang yang bernafas dalam sini. Aku lap jendela itu dan terlihat pepohonan hijau yang bahagia menyambut rintik hujan. Banyak kabut mendera yang artinya kami telah memasuki dataran tinggi.
Makin ke ujung, hujan makin tipis tinggalah rintik-rintik.
Sampai di terminal Sungai Penuh aku menuju angkot yang parkir dan bertanya dimana MTsN terbaik di kota ini. Tentunya semua pada tahu da menujukkan angkotnya yang sudah hampir penuh oleh ibu-ibu yang akan menuju entah kemana akupun juga tidak tahu. Hemmm landscape ketingiannya mirip Pd Panjang, tapi kota Pd Panjang lebih moderen sepertinya. Ini ke khasan Jambi lumayan terlihat dari rumah-rumah penduduknya. Mirip rumah-rumah di kota Padang juga.
Berhenti angkot itu di depan sekolah yang ku tuju
Dengan sigap aku menuju ruang kepala sekolah, ga ada aku segan atau takut. Karena aku pernah sekolah di SMA terbaik se provinsi Jambi dan sekarang jadi mahasiswa dari jurusan terfavorit di universitas besar kota Padang.
"Cari siapa?" tanya seorang bapak menjaga meja apa itu, resepsionis sepertinya
"Aku temannya bang Mustafa, kalau boleh menggantikan beliau" kataku
Keluar seorang bapak-bapak lagi
"Idak biso ganti-ganti gitu ! banyak orang lain yang ingin kerja ini" kata dia
aku terdiam, bapak resepsionis itu segera bertanya
"adek dari mana ?" tanya dia
"dari perguruan Pd Panjang" kataku dengan lancar
Bapak yang banyak cakap itu tercekek pita suara nya ! Aku lumayan terhibur melihat tingkahnya. Tapi dia masih tidak mau kalah
"Sebenarnya ada guru payung, tidak sembarangan orang bisa" kata dia
aku balas
"Diskusi saja mengenai Akidah akan meringankan tugas guru payung, kalau tidak puas dengan ilmu saya, guru payung punya kuasa tak terbatas. jangan kawatir !" kataku dengan tegas
Kemudian aku dibawa ke ruang kepala sekolah
"Oh anak murid pak Buya" kata kepala sekolah itu menyelidik
Aku tidak gentar, memang itu guruku, guru kepala Perguruan Pd Panjang yang sering berkeringat kalau aku lawan diskusi karena waktunya banyak tersita akan pertanyaanku yang bertubi.
"Iya, Buya telah menerangkan kitab nomor 72" kataku
"Ok Ok siapo namo kau ?" Tanya dia
"Rusli Mansur" kata ku
Bapak si sok jago sukses terpuruk duduk di sofa mendengar Pak Buya dan kitab tingkat akhir. Aku kemudian dibawa ke ruang diskusi anak-anak.
Inilah MTsN panutan, di daerah ini untuk tingkat SMP trend nya anak-anak dimantapkan ilmu agamanya, setelah itu mereka masuk SMA secara luas saat ilmu agamanya sudah dirasa cukup.
"Apa topiknya hari ini ? " tanyaku yang rasanya kok jadi agak gondok ya ! mau ilmu aku atau mau ngetes aku ???????
"Akhlak dalam Hubungan Masyarakat dan Perdagangan, sanggub kau?" uji dia
"Bapak duduk disana tolong saksikan, ini bidang ilmu ku !" aku tantang dia
Baru saja aku berdiri di depan anak-anak mereka sudah pada bersorak ! ini bakat bawaan,
anak-anak suka, itu tidak bisa dipaksa-paksa ! mereka tahu siapa yang akan mereka sukai.
Permainan Satu: Nol
Aku akan skak Mat orang-orang arogan disini, untuk Permainan Dua : Nol
Aku bawakan cara dialog dengan anak-anak yang baik dengan konsep teori yang sudah ada di kepala dan konsep aturan agama yang diberikan Allah dan diterapkan oleh Rasulnya. Jelas penampilanku tidak seperti guru-guru mereka yang terlalu berambisi pada memek, sehingga perutnya buncit berlindung dari dalil agama.
Dengan penyampaian masa kini tanpa ada batas hirarki seperti yang mereka anut selama ini, anak-anak banyak senyum dan banyak sekali fakta yang mereka ungkap tentang cara tetangganya berdagang, cara orang tuanya mencari uang, dan sikap masyarakat yang peduli sesama tetangga.
Sekecil ini mereka sudah bisa menilai. Sehingga mereka terdiam ketika aku suruh berhitung berapa cuma yang sesuai dengan ajaran agama yang mereka anut selama ini ????????
"Iya adek-adek yang abang banggakan, kadang dalil Alquran dan keterangannya dalam Hadist, hanya dihafal ! Nah generasi adek-adeklah yang akan menerapkannya" kalimatku dengan penuh kasih sayang.
Mereka terdiam dan akhirnya senyum ketika aku kasih kata-kata
"Semangaaatttt !" kata-kata terakhirku
Ketika akhirnya aku melihat ke belakang, pak kepala sekolah itu sudah tidak ada, kemana dia ???? aku tidak perhatian lagi ketika sudah masuk ke konsep yang kuberikan pada adek-adek ini,
sekarang ada tiga orang guru, yang salah satunya adalah guru banyak bacot tadi. Mereka mengangguk ketika melihatku, aku tidak peduli, karena akan bersiap bersalaman dengan anak-anak ini. Pertama adek-adek ini kaget, namun aku tunjukkan cara yang baik diakhir pelajaran biar mereka selalu ingat dan menghargai gurunya dengan bersalaman.
Rasannya permainan sudah Tiga : Nol malah !
Meskipun demikian gundah dihatiku tidak pernah hilang. Aku keluar dari komplek sekolah ini, mengarah ke toko-toko sederhana berjejeran termasuk foto kopi. Ada yang menjual kartu Simpati. Aku sebenarnya mau beli kartu itu heeemmmmmmmm. Setelah itu duniaku serasa kembali dan serasa baru dengan HP yang sudah lama off, sekali lagi heeeeeemmmmmmm.
Dalam suasana hati begini, kumengerti sekali bahwa kurang cocok harus mengajar-mengajar ! adanya aku tambah banyak memendam perasaan sama orang yang rata-rata merasa hebat di dunia ini. Aku kangen Pd Panjang, kangen sama guru-guruku. Aku minta off sama mereka karena jelang UAS dan masa UAS. Padahal lebih sibuk dalam prosesi meninggalnya Putri dan mengurus bang Fikri. Maka orang pertama yang ku telpon adalah Pak guru kepala yang nama kerennya di luaran hingga ke sungai penuh ini adalah Buya
Treeeetttt
Treeetttt
Adalah bapak itu jelang sholat ashar ini di kantornya
betul
dan terdengar
cikliiikkkkk
"Assalamualaikum" kata dia
"Alaikum salam Pak" balasku
"Hohoho si Rusli, murid penghilang, sudah selesai ujiannyo ?" kata beliau
"sudah Pak" jawabku
"sudah ujian, ang minta izin libur ka Jambi kan ?" sindir beliau
"ini sudah di Jambi dan mau pulang ke Padang" kataku
"Ke Padang Panjang" hardik beliau
"InsyaAllah" kataku
"Banyak tugas ang jelang Ramadhan" kata beliau seterusnya
Alhamdulillah ya Allah, akhirnya aku tahu apa yang terbaik untuk saat ini, melupakan urusan dunia ! mungkin ini cerita Allah agar aku akan terus belajar sifat-sifat manusia dan makin mengerti kekuasaan Allah yang harus kita pelajari dalam kitab.
Aku bersiap untuk mengakhiri semua ini
Aku tidak apa kalau sekolah ini senang hati bisa mencari pengganti yang katanya sangat banyak hahahaha, silahkan Pak
Semakin kupahami, Jambi tidak pernah menerima diriku ! baik itu Keluagaku (Nenek,papa Ridwan,Uwo), mamak, etek, nenek muaro tembesi, tetangga di dusun, dan sekarang orang sungai penuh ini.
Mungkin langkahku tidak boleh jauh dari Padang dan Pd Panjang.
Terima kasih ya Allah.
"Jadi Rusli ? Tadi bagus nian, tinggi cakupannyo. Cocok lah ! anak kuliahan Akuntansi" kata kepala sekolah itu
aku diam
"Tapi terserah kau, kami senang kau disini selamo liburan seperti amanat si Mustafa, Tadi aku sengajo telpon pak Buya" kalimat dia
"aku balik ke Buya" kalimatku pendek
"aku antar kau ke terminal" kata dia
"tidak usah, banyak angkot ! aku tidak biasa naik mobil plat merah ! permisi" kataku dengan masih sedikit kesal ga pernah membayangkan akan dipermainkan oleh guru yang ngajar level SMP.
Dia terdiam !
Ya Allah, lah habis uang kesini, capek, lapar, hujan-hujan, tidak ramah nian. Tapi kok abang Sasadara ramah ya ? karena abang Sasadara sudah lama hidup di kota Jambi.
Akhirnya subuh keesokan harinya, aku tapaki lagi kota Pd Panjang yang indah dan benaran sejuk- segar kala subuh ini.
Setelah makan goreng pisang dan ketan ditemani oleh teh hangat, yang pertama aku lakukan adalah menjenguk makam Putri. Kalau sudah di perguruan, susah dan agak ribet keluar dari komplek.
Sama halnya pengungkapan kesedihan di makam Bapak, aku tidak akan cerita kan disini ya. Sekarang Bapak dan Putri tahu sekali isi hatiku dan malangnya langkah ini. Semoga doa Bapak dan Putri, memberi kekuatan lebih pada kakiku untuk melangkah lebih maju, amiiiiinnn.
Di perguruan :
"ang tuh ado-ado sajo ! sampai mau ngajar ke sungai penuh ! disini adik-adik ang banyak butuh bantuan" aku dimarahi guru kepala
"maaf pak" jawabku
"pak kepala sekolah tu minta maaf samo ang kironyo mereka salah sangka" kalimat beliau
aku berusaha menjawab
"salah sangka atau underestimate ? aku hanya coba menggantikan kakak garin di dusun ku pak" jawabku
"yo sudahlah, biarlah guru-guru sano sajo, indak level samo kaliber ang" kata beliau
"apo lo apak tuh ! maka begitulah pendidikan di tanah air ! terus dan terus terjadi" kalimatku
"diam lah angtuh, tamatan kuliah capek ! bukan urusan ang politik-politik seperti itu ! lain mentri lain kebijakan" beliau menyadarkanku akan kondisi pendidikan di tanah air.
Begitulah om, tante, abang, mas, uda, kakak, mbak, dan teman seperjuangan. Hanya 4 hari termasuk perjalanan pulang dan pergi ke Jambi itu. Aku sadar, aku tidak ada arti lagi di mata keluargaku. Dekat dengan mereka, maka mereka akan risih melihat diriku. Jadi ini langkah terbaik, aku kembali ke tanah leluhurku yang cinta damai.
Setelah mental ini kembali kuat, aku akan lihat perkembangan di kampus. Jika si Ulzam nyampaikan gosip dari si Wiji ke seluruh kampus, aku tinggal tunggu, apa kampus tidak menerima mahasiswanya gay ? meski mahasiswa itu berprestasi ?
Iya menunggu nasib dan ini bukti bahwa aku tidak lupa dengan cita-citaku untuk tamat dari universitas ini.
Sampai ketemu di lain kesempatan
Kemana kaki melangkah, maka kesanalah cerita hidup mengalir. Selamat istirahat Bro
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu123456 , bro @boy , bro @andrean20 , bro @Raenaldi_Rere , bro @Rifal_RMR , mbak @Watiwidya40Davi , bro @kvnandrs6 , bro @nakashima , bro @j4nji , bro @abyyriza , bro @DItyadrew2 , @Mami100C , bro @raka rahadian
tp kapan si wiji dapet karma,buruan gitu udah gatel pengen ngetawainya -__-
tp kapan si wiji dapet karma,buruan gitu udah gatel pengen ngetawainya -__-
Rusli sih dk bilang2 mau ke kerinci... Kalo tau wak susul ke kerinci... Biar tinggal d rumah nenek wak dkrinci... Hahahaha
Semangat kawaaannn.....
hahaha. bisa aja kau bang. gw bisa buat intisari gitu juga karena bahasa yg kau pakai mudah dimengerti dan ceritanya yg enak buat dibaca jd bisa bang.
yupp pasti gw tunggu bang. berharap dari jasri.
yeaaay bisa ada kesempatan ketemu mereka. apa aku datengin langsung rumahnya yaa? wkwkwk
pasti itu baang. tenang baang. aku udah kebal. wkwkwk