It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Druuuuuuuum mesin sihitam ku matikan dan aku melangkah masuk rumah dengan setumpuk buku serta tugas dari uni Sabni sang kepala tatausaha handal di jurusan kami, itu tugas proyek jurusan dari profesor yang barusan ngajar tadi pagi.
"Bang Oyong ini hanyo melihat ! tolonglah ! ana teknik memang tidak sensitif" sorakku
"Hahahah..... ang jo karojoan ang ! manga lo den tolong" canda bang Oyong padahal dia tolong juga meski satu buku basa basi doang, hahahah
Terus
"Capek lah ang mandi ! Lah ditunggu ang jo uda Gani ! mailang-ilang se karajo ang" kata bang Oyong sableeeeng (cepatlah kamu mandi, dah ditunggu bang Gani, menghilang saja kerja kamu)
"Ngapain juga aku ke sana ! kumpulan cowok kurang sensitif" kataku membalas hahaha
"Ondeh kurang ajar ang hahahah terus oleh-oleh ang sebanyak nih siapa yang mau antar, aden ndak ado oto" kata bang Oyong keluar bahasa planetnya (Aduhhh kurang ajar, oleh-oleh kamu yang sebanyak ini siapa yang mau antar ? aku tidak ada mobil)
"Siapo yang minta oleh-oleh, abang kan !" aku tutup candaan itu ketika aku masuk kamarku
"Rusli, jangan lah seperti itu" rajuk bang Oyong hahahah
"Aku mau mandi !" kataku
Guyur badan, pake sabun Lux cair ohhh serasa jadi BCL nih hahahah, pake shampo Rejoice ya biarlah begini, untuk kesuburan rambutku. Om tante abang kakak dan mas yang baca pasti ketawa hahah aku kurang suka efek sampo cowok, kering rasanya kulit kepalaku.
Aku kenakan baju baru untuk sore hari, dari nenek dong. Heeemmmm aroma fresh softener Molto Babby hahah syukur saja ga dibawain minyak telon sagala rupa.
Dah cakep dan wangi
Namun masih terdengar suara menggerutu di pintu ku
"Rusli ayo lah ! lah lama rasonyo ndak naik mobil ang" kata bang Oyong
"adeeehhh ini minta tolong atau mau jalan-jalan ! Abang Oyong yang aneh" sergahku
Zuuuuuuuuuuuuuuummmmmmmmmmmmmmmm mobil lain memarkirkan diri
"Sore ...." kata sebuah suara
"Iyo, ang acok-acok numpang tidur sini, ntar ditagih biaya kos samo ibu" canda bang Oyong
ohh siapa itu ? ah mungkin teman bang Oyong, jadi ga ni ke teknik ?
"Sore... kok ga dijawab sih ? kamane ntuh bocah ?" .... suara khas jakarte gitu !
aw..... si kehebatan ! membandingkan orang ga tanggung-tanggung ! buat gelap duniaku lebih dua minggu
Aku cuek menata buku pelajaran kuliah tadi pagi
"Gue bingung napa elu jadi diamin gue ??????" kata dia
"Bukan diam, kami mau siap-siap ke teknik" jawan bang Oyong hahahahha rasain kamu, aku tuh ga sendirian di Kota Padang ini, banyak saudaraku yang hadir saar ku butuh pertolongan.
"Abang sudah mandi ? mandi dulu gih ! aku mau antar bang Oyong bentar ke kampus" kataku datar dan datar dingin, dengan akting tingkat dewa
seolah tidak ada yang terjadi ! aku yang mau kamu selidiki ? tidak ada bukti aku pacaran dengan seorangpun termasuk kamu !
Kamu bersorakpun di kampus ! orang melihat otakku bukan orientasi sex ku ! lagian aku ga kecentilan godain orang ! jiiaah amit-amit, nenekku tidak pernah mendidik begitu
"Cepat balik ye, yah gue mandi dulu" jawab dia
Kamipun bergerak menuju kampus atas naik-naik ke puncak bukit heeemmmmm bang Gani emang sukaaaa merepotkan !
Berebut kayak anak kecil mereka akan lempok duren
lahap satu, serbu yang lain, oghssss begitu, kegirangan
Tangannya asoi kale bau duren mbbuaaaaahh
"Siko ang tuh ! kama ang lari !" kata salah seorang yang sinting hahaha tangan seperti itu mau meluk-meluk jiaaahhh aku lariiiiiiiiiiiiiiiii ke arah lan bang Gani penelitian
"Hoiiii pai ang !!!! hoi kurang aja ! den bae ang jo batu, hooii jaan pacik-pacik" sorakku dengan bahasa Padang (Hoii pergi kamu sana ! kurang ajar ! ku lempar batu kamu, hoii jangan pegang-pebang)
Dia tambah sinting kalau gini mereka ahli, untuk sensitifitas mereka ga punya hahahah
Teman-teman yang lain hanya tertawa sambil terus menikmati lempok yang tiada tara enaknya
"Bang Gani.... aahhhh !!! ahh pai sinan ang" kata ku (Bang Gani ...... ahhhh !!! pergi sana kamu)
"Hahah oiii.... liek tangan ang ! ma namuah orang ang pacik-pacik" kata bang Gani (hahaha oiii lihat tangan kamu tuh kotor, mana mau orang kamu pegang)
Syukurlah
"Akhirnyo ang datang juo, maa untuk den oleh-olehnyo ?" canda bang Gani
"Dah habis dimakan mereka" kataku
Terkabul hajat bang Oyong, makan oleh-oleh, dapat tumpangan juga ke kampus atas hahaah, aku mohon pamit untuk segera pulang karena ada bang Ulzam di kamarku
Lagian juga dah hampir magrib
"mokasih Rusli, namo aden Shane" kata si sinting, aku tahu dia teman bang Oyong punggawa keyboard Fakultas Teknik. Shane hahahahha sok-sok kebaratan pula kau !
Meski demikian aku bahagia dekat anak-anak aktif ini, mereka atletis dan lugas !
bang Gani cendrung Chuby tapi gesit khas anak teknik, tidak yang perut buncit begitu.
Dengan kawan-kawan bang Syahrial, aku rasa lebih ke dinamika, tidak ke fisik. Dekat mereka ini aku tertangtang untuk berkreativitas seni.
Sampai di kosan aku disambut lagi oleh azan Magrib, alhamdulillah masih bisa sholat tepat waktu.
Aku lihat bang Ulzam terbaring di kasurku sambil membaca sebuah novel. Bang Ulzam ini susah ditebak ! misterius, tapi dia suka membawa kisah sepertinya.
Bukan berarti dia Gay,
ah dia tidak Gay mengapa pula aku yang gelap selama dua minggu, tapi kalau dia main-main lagi dengan konspirasi mas Wiji, aku akan terus terang sama dia bahwa perbuatan dia itu salah ! Tidak juga harus selalu setia kawan sama mas Wiji.
Ingatlah perasaan orang yang disakiti.
"Bang, ambil udhuk, abang jadi imam sholat magrib !" datar sekali kalimatku
"hemmm tanggung nih" kata dia
"masuk neraka melalaikan sholat" kataku dan dia berhenti
bagus .....
dan
"ayo jadi imam" paksaku
"belum hafal ayat pendek" kata dia
"kapan hafalnya ?" aku pancing
"seminggu lagi" jawabnya
"Janji ya ? kalau ga hafal ga boleh ke kamarku lagi" kataku
"ga boleh, gue dobrak kamar elu"kata dia cuek
"aku lapor polisi ! kalau berani begitu" ancamku
"gue cium tuh polisi, mau apa ?" jawab dia santai
"keras kepala, ayo rapikan sajadahnya, dan baca Iqomah" ajakku
Allahuakbar ! ... kami mulailah sholat magrib itu dan setelah itu :
"Abang mau makan apa ?" tanyaku
"Ga usah, papa dan mama nunggu kita" kata dia
"Kenapa ?" tanyaku
"Lupa ya, kan jadwal Putri cuci darah" kata dia
"Oh, iya, Putri gimana bang ?" tanyaku, kok hatiku mulai gini ya ? goyah membayangkan gadis lemah itu
"tanya-tanya ? kemana saja ? dia nunggu elu di Padang Panjang" kata dia
"Ngapain juga ? aku waktunya terbatas naik bus di depan perguruan" kataku
"Selama di Padang, elu juga tidak muncul, dihubung-hbungi ga aktif" kata dia
"ade nenek dan keluarga, ga untuk orang lain waktuku" kataku datar
"Terus masih marah ? " kata dia
aku diam
"Kita kerumah Juita sebentar mau cancel janji" kata dia
"TIDAAAAAKKKKKK, sms saja" aku tegasi sikap main-mainnya,
aku bukan ban serep ! kalau dia butuh Juita mendanpingi adiknya cuci darah silahkan ! ngapain ke sini ? aku ga ngundang dia, aku juga ga pernah minta-minta !
"Iya, jangan suara meninggi dong" dia gelisah
"abang kalau ga digituin suka ga peduli sama waktu orang" kataku
"Iya.... iya ayo kita berangkat" kata dia
"asal abang tahu tugasku begitu banyak malam ini, tapi karena kita lebih peduli pada Putri ini jadi do'a loh bang : inshyaAllah Putri cepat sembuh " kata dia
"Elu masih saja baik" kata dia
"Ga usah muji-muji ! aku ga butuh !" ancamku
Dia diam terpuruk ! syukurin ! orang Labil.............................
Kami bawakan pesanan keluarga itu dari resto simpang raya, penuh dan aneka rasa. Ini akan jadi makan malam yang menyenangkan.
"Kata bang Ulzam, kali ini om ga bisa ke Padang" pancingku sekedarnya
"Alhamdulillah masih ninggalin tugas di Jakarta, demi keluarga" kata papanya
"Uda dari Jambi yo ? oleh-oleh ? " kata Tito
"hahah makan dulu ! ada ! teanang saja" kataku
Putri senyum sambil terus berusaha memakan suapan mamanya
"Maa nenek uda ?" tanya si kakak
"Dah balik ke Jambi" kataku
"Kami tunggu di Padang Panjang" jawab si kakak
"Tanyo bang Ulzam kenapa tidak jadi, ga maulah nenek datang kalau ga diundang samo bang Ulzam" alasanku dan dia makin terdiam
Aku sewajarnya saja, hati mana pula bisa dipaksakan !
Sudah mengerti cara bersikap jika kita ga pernah dianggap apa-apa. Ikhlas saja. Saat ini dan hari esok kalau dia mau main-main lagi, ya aku akan berkata maaf. Kesempatan tidak kamu gunakan sebaiknya.
Mereka akan tunggu doa ku, dan boleh mengunjungi Putri malam besok. Aku tidak berjanji apa-apa, karena besok adalah hari pengajian.
Kami pamit dalam pelukan dari si jagoan kecil usia SMP itu adik dan kakak, tito benaran lucu dan wajahnya lebih mirip bang Ulzam.
Aku tidak akan jadi orang serakah ya Allah, dekat dengan keluarga ini adalah rahmat dari Allah, tidak harus juga memiliki bang Ulzam kan ? Untuk kebaikan semua pihak.
Makin kesini makin banyak penjelasan yang dilihatkan Allah.
"Rusli, kita ke Martabak Ps Permindo ya? kata dia
"TIDAK !" aku kembali pada hal baik untuk semua pihak. Cara ini membuat dia tetap berada dalam dunianya saat ini.
"Elu jelas berubah !" umpat dia
"Aku harus berubah bang ! demi kebaikan abang" alasanku
Sepanjang perjalan dari Indarung lalu belok kanan jalan tembus ke arah kampus, kami akhirnya menuju Pauh.
Sampai juga di halaman kosan.
"Tolong ntar ya Rusli, dua soal saja" pinta dia tatkala sudah serius dengan PR nya
"Iyo bang, pasti, " kataku yang terus menyelesaikan data proyek penelitian jurusan ini
Jam 1 tengah malam dia sudah tertidur seperti biasa saat aku juga telah menyelesaikan semua termasuk PR dia.
Pagi ini kembali hari Rabu, ohhhhh hari yang ku tunggu untuk makan uweenak di warung uni yang sederhana masakan rumahan, itulah dekat kosan bang Syahrial. si abang ini lagi apa ya di Sungai Dareh itu, hmmmm aku cari tahu entar....
Manggis oh Rambutan !!!! masih adalah dikau untuk kami petik ?
Tiba jam 10 pagi itu aku ketuk kosan bang Syahrial
Hooiiiiiiiiiii sorak mereka............... oleh-oleh Jambi hahahahhahahah
Aku kaget dan agak mundur ketika dihampiri dengan sok akrab dengan orang yang tak ku kenal hehehe
Dia juga terdiam dan merasa aneh
"kok gitu Rusli ?" kata dia
"Ga apa" kataku terus mandang matanya, siapa dia ya, aku pernah akrab dengan mata ini
hahahahah iya ketua BEM Sastra yang menitipkan setumpuk dokumen bang Syahrial padaku hahaah
"Oh Abang ?????" kiraku cowok gatel mana pula
"Hehehe emang kita cowok apaaan ?????" kelakar mereka melambai
"Pengganti bang Syahrial Rus, jadi ang ndak kahilangan bana " kata mereka
"Kehilangan apaan ? hahaha" aku agak gugup sama seorang pemimpin
Makanlah kami rame-rame saat makan siang tiba, heemmmmmm, acara panjat-panjat pohon berbuah kami selusuri samapai hampir ke tepi sungai tempat kami biasa mandi dulu, oh sayang sekarang tiap hari Minggu aku ga bisa lagi mandi-mandi karena sibuk di Padang Panjang.
"Pengajian ka Air Tawar hari ini" kataku
"malas" kata dua orang
"dia emang gitu bang ! padahal sudah dimarahi bang Syahrial" kataku
"Hoi yang rajin lah, hari ini Rusli menyampaikan maknawiyah" kata ketua BEM itu
"Heehhh ketua BEM datang, kalian juga datang dong" rayuku hahaha
"Jauh..." alasan mereka hemmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Terasa perkumpulan kami di Air Tawar yaaahhhhh tanpa bang Gani dan bang Syahrial, mungkin juga saat ini sedang PR dan tugas gila, gilaaann, setelah UTS ntar rame lagi. Untung ada ketua BEM ini.
Di akhir pengajian ini, datang cuklak-cuklik suara terompah di depan mesjid
Ada suara seseorang
"Ayo cepat Rusli, Tito minta dibawain oleh-oleh Jambi" kata seseorang, arrrgggggg terlihat Juita disampingnya senyum manis, dan marah dua hari yang lalu hilang ! saat aku sudah mau bersapaan lagi dengan bang Ulzam, cewek aneh !
Aku kasihkan oleh-oleh itu dan berkata
"TIDAK , aku mau makan martabak mesir dengan orang disampingku" kataku
Ketua BEM sastra senyum memegang pundakku
Mata mereka bertatapan
Wajah Juita dan bang Ulzam berkerut .....................................
Score Permainan imbang lagi, 2 : 2
Malam ini aku juga ada yang menemani dong, untuk kebaikan bang Ulzam dan untuk keceriaan hari-hariku, nggak enakkan harus terpuruk terus ?
Kan kamu dengan konco-koncomu gemar membuatku terpuruk, seperti apa ya mas Wiji terpuruk, nih yang terpuruk wajahnya berkerut !
iya lah asik score 2 : 2
Selamat makan siang Kawan semua :
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu12345
makin keren :
Tetap semanagtt rusli..bulatkan tekad untuk tdk selalu kalah dlm urusan hati wxwxwx
jangan sampe terpuruk yee. harus tegas!!
Pada part terakhir, diceritakan bahwa bang Ulzam dan Juita pergi dari halaman mesjid Air Tawar itu. Aku bersiap untuk kembali ke kosan. Seperti yang om tante kakak mas abang dan kawan-kawan ketahui, ini hanya sandiwara agar aku bisa menyelesaikan kegiatan yang lain. Tidak ada pula makan-makan mastabak mesir dengan orang yang baru kukenal.
"Tapi aden sepertinyo hari ini ndak bisa buang waktu untuk makan-makan martabak mesir, maaf yo Rus, ada pertemuan lain di Kampus dalam" kata ketua BEM itu. Kampus dalam itu istilah untuk kampus Air Tawar ini.
"Oke bang" persetujuanku
"Serius bana tadi ang tuh, ado masalah apo sih ?" kata dia lagi (serius benar tadi kamu tuh, ada masalah apa sih?)
"Hahaha maaf tadi yo Bang, kurang suka cara dia memasuki mesjid seperti itu. Labih cepat mereka pergi, lebih cepat pula aku bisa menyelesaikan tugas malam ini" tanggapanku
"Bilang lah mesjid itu untuk sholat dan pengajian bukan untuk pacaran" saran dia
"Abang aja yang bilang, bisa-bisa abang disemprot prot prot..., ya udah bang, kalo gitu aku balik ya" pintaku
"Hahah, kalau begitu sampai ketemu yo" kata dia
Sesaat kemudian aku memacu si hitamku masuk ke Jalan Khatib setelah melintasi jembatan air tawar dan lurus ke Rasuna Said lalu berbelok ke daerah Jati. Disini aku singgah membeli gorengan. Setelah itu aku lanjutkan perjalanan menuju daerah Pauh.
Dengan mengumpulkan segenap energi, aku bentangkan kembali segala tugas malam ini. Tentunya ditemani oleh gorengan.
Jam 11 malam, aku buat kopi jadinya untuk energi pamungkas dan lumayan ok, hingga jam 1 malam seperti kebiasaanku bisa menahan mata agar tetap melek.
Kamar bang Oyong masih asik dengan obrolannya, dan inilah biasanya memacu semangatku. Bila mereka pergi, terasa sepi nih kosan, hahaah kalau sudah begini yaahh biasanya aku jadi ikutan lambat tidak seproduktif seperti malam ini.
zzzzzzzzzzzz tidur dan terlelap
Punggung ini harus diluruskan dan kaki ini harus diselonjorkan, itulah yang dikatakan istirahat. Iya deh apapun terorinya, tidur ya tidur saja ah !
kebanyakan berteori malah ga bisa mimpi, duh pengen mimpi apa ya ? pengen lagi main ombak di pagi hari, kalo bulan depan papa Ridwan datang, aku akan temani papa Ridwan kesana.
Paginya aku terbangun dan segera ambil wudhuk, teringat mimpi tadi malam yang tidak ada ombak dan pantai sedikitpun. Aku malah mimpi belajar kewarganegaraan waktu SMA dulu hahahah...., itulah realita mimpi dan kenyataan.
Mengingat hari ini masuk jam ke-dua, ada waktu luang tentunya dan aku terasa sangat ngantuk kembali sesudah sholat subuh. Tertidur lagi aku hingga jam 6.30, lalu aku ke halaman belakang untuk menyegarkan kakiku dengan embun pagi di rumput yang tumbuh hijau di halaman itu.
"Rusli lebih duit kemaren masih den pegang yo ! aden balian lontong ?" teriak bang Oyong dari ruang tamu (Rusli lebih duit kemaren masih kupegang ya ! aku belikan ke lontong?)
"Pakailah" kataku
"Rusli, ang lontong samo gulai apo ?" teriak bang Oyong (Rus kamu mau lontong dengan gulai apa ?)
"Gulai nangko sajo bang" jawabku (gulai nangka bang)
Bang Oyong belinya di warung etek depan saja, lengkap dan enak. Aku pilih-pilih makanan di kota ini pada hari tertentu saja hahah yakni hari yang tidak padat di kampus. Tapi pada dasarnya, semua terasa enak. Kalau pilih-pilih gitu sudah diperhitungkan anggarannya.
Saat bang Oyong balik, kami juga bersegera menuju ruang tamu untuk sarapan pagi bersama.
"lah sampai di Jambi nenek ?" tanya teman di kamar samping bang Oyong
"Sepertinya sudah ! belum ada SMS ini" jawabku
"kalau ndak ado berita jalan raya nan heboh, itu artinya aman" kata mereka
"IsnyaAllah bang" kataku
"Aden alun pernah caliak mama ang" kata bang Oyong (aku belum pernah lihat mama kamu)
"Mamak ado bang ! di muaro Tembesi" kataku
"Rus, titip dodol durian tu " permintaan dari teman-teman ini
"Nah itu yo sulit ! agak ke Sarolangun itu bang belinyo" infoku
"oh ?" mungkin mereka berfikir dimana itu daerah
"heheh yolah bang, ntar aku kasih tahu nenek" jawabku
Akhirnya aku mandi dan berganti penampilan jadi sangat rapi untuk menghadapi kuliah. Melihat lagi kelengkapan barang yang dibutuhkan, dompet, HP, laptop, semua terkendali.
Aku melaju ke kampus
Hari ini giliranku yang dapat kelas di gedung B, aku parkir saja dekat gedung kuliah ajdi ga masuk dulu dalam parkiran Fakultas.
Parkiran nya terlihat dari batas koridor depan kelas tempat duduk anak-anak berjejer. Naik turun adalah pemandagan lazim di kampus ini karena letaknya di atas bukit.
Dari jauh saja mereka sudah senyum dan bersiap dengan sambutan kejutan.
Kalau di gedung B ini kemungkinan besar bertemu dengan anak FMIPA dan Fakultas Peternakan.
Aku ikutan duduk berjejer dengan kawan-kawan sambil menunggu dosen datang.
Banyak juga mhs lain lalu lalang dihadapan kami, dan tiba-tiba :
"Oh kamu Rusli kan ? aku ada perlu nih" kata seorang anak berkaca mata
"Iya, ada apa ?" tanyaku
"Kami dari jurusan matematika MIPA, kalau bisa bergabung di math club setiap Sabtu pagi" kata dia
"Oh maaf, aku Sabtu dan Minggu di Padang Panjang" kataku
"Oh ok kalau ada hari lain nanti bisa kita bertemu ?" kata dia
"Boleh datang saja ke jurusanku, aku hanya hari ini belajar di gedung B " kalimatku
"Iya makasih " jawab dia
Kawan yang mendengar pembicaraan in terusik untuk bertanya, geli-geli telinga mereka mendengar kata Pd Panjang.
"Acara apo di Pd Panjang ?" tanya mereka
"Acara keluarga" Jawabku seadanya biar ga berpanjang-lebar
"ooooooh" jawab mereka
Datang ketua kelas kami
"Rus, urang hebat tuh belum bayar kas angkatan ciek pun" kata dia (Rus orang hebat tuh belum bayar kas angkatan)
"Mereka saja ?" tanyaku
"Mereka 3, ada 4 yang lain jadi sekitar 7 orang totalnyo" kata dia
"Ayo ikut aku" tawaranku
"Ndeeh aden maleh basitagang samo Juita grup tu" kata dia lagi (duh aku malas bertengkar dengan Juita grup)
"Aihh ang ko ! percuma bae cowok" kataku (Aih kamu nih, percuma saja laki-laki hihihi)
Kami bergerak menuju tempat duduk Juita and genk dan aku segera menyampaikan maksud ketua angkatan
"Juita, kamu belum ada niat untuk bayar uang kas angkatan ?" tanyaku
"Belum sempat" jawabnya
"Sekarang bayar, dan tolong mintakan juga teman lain. Ini daftar nama-namanya" kataku
Juita termenung
Aku tidak peduli. Dengan cara ini akan merasa berharga, karena partisipasinya dibutuhkan. Munkin dimulai oleh hal-hal kecil urusan angkatan, setelah ini Juita akan berfikir bahwa tidak ahanya urusan angkatan ! urusan Jurusanpun perlu partisipasi mahasiswa.
Jam 12 siang kami sudah kumpul di Jurusan, aku ga terlalu berharap Juita ada disana. Juita ada kemauan tapi aka kalah dengan anggota dia yang lain jadi yaaahhh pulang pagi lagi dan lagi
Namun tidak, heee???? ada dua mahkluk duduk berdiskusi di bangku depan ruangan uni Sabni dan aku segera hampiri sebelum aku terlalu sibuk dengan uni Sabni di ruang tata usaha itu. Hahahh gitu dong, pacarannya di kampus itu lebih bagus ! lebih positif, dari pada pacaran di kamar dua-duaan atau di depan mesjid dua-duaan heeemmmmm ada kemajuan ini ! Bang Ulzam agak lelah matanya, mungkin harus jaga adiknya yang lagi sakit
"Giamana Juita ? " kataku datar
Bang Ulzam mendehem .... aku ga bergeming
"anak 4 itu lah bayar, tapi dua temanku ga ada duit dia juga dah pulang minta sama siapalah" kata Juita
"Kamu dah bayar ?" tanyaku
"Sudah" dia jawab
"Kenapa ga bayarin koncomu?" tanyaku
"Ga cukup duit nya " jawab Juita
"Ya baiklah, satu bulannya kan Rp 15.000 kan ?" tanyaku
"Iya" jawab dia
"Dari Agustus hingga Januari ini berarti sudah 6 bulan. Masing-masing mhs Rp 90.000, ini ada dua orang = Rp 180.000. Ini aku kasih dua ratus, sisanya bisa kamu beliin jus mangga" kataku
"Ohhhh makasih ya Rusli" kata dia
"sama-sama Juita, kamu juga sudah membantu angkatan. Serahkan ke ketua angkatan yo" kataku yang segera masuk ruang uni Sabni, dengan sikap datar tanpa ekspresi pada bang Ulzam.
Setengah jam kemudian, dari jendela kaca ruang uni Sabni ini, aku dapat saksikan bang Ulzam pulang berdua dengan Juita. Mereka sangat serasi, mereka juga sudah saling kenal sebelum aku meletakkan perhatian pada bang Ulzam. Tidak ada yang salah pada kasus ini.
"Makan kita yuk Rus" ajak uni Sabni
"Barusan aku makan, mungkin si gadis brisik masih ngumpul di kelas atas uni, sms sajo" saranku
"ok" kata uni
Tidak ada keinginanku makan hari ini meski diajak uni Sabni sekalipun. Kalau kerjaan ini aku selesaikan, maka aku akan ke Teknik ngajak bang Gani keluar dari kerajaannya berupa Lab Penelitian hahahahah
Jam 3 aku selesaikan dan mihon pamit pada uni Sabni dan pak dosen itu sang profesor.
Aku meluncur ke kampus teknik.
Sesampainya disana,
"hoi....... pintu lab uda Gani tatutuik untuak ang" hardik mereka yang sinting hahahahh (hoi... pintu lab uda Gani tertutup untuk kamu)
"waduh aku ado kuncinyo, mano bang Shane ?" aku juga menghardik hemmm
"ondeeehhhh taragak ang yo samo si Shane?" balas mereka (aduuh kangen ya kamu sama Shane)
aku masuk saja ke Lab penelitian, dimana bang Gani menghabiskan waktunya untuk saat ini demi sebuah penelitian tugas akhir
Alhamdulillah bang Gani belum makan, apa ya ide bang Gani ?
"Rusli kita makan di kampus Sastra saja ya, ada pesan dari Syahrial tadi" kata dia
"Loh kok bang Syahrial ga ngomong ke aku ?" candaku
"Ngomongin apa ? adanya berjam-jam ngobrol ga jelas" kata dia
"Aiiihhh kepo sajo abang ini hahahah" jawabku
"Anak nakal, ayo kita Sastra" kata dia sambil eeeeiiittt memporak-porandakan rambutku tapi aku berhasil menghindar, hahahhah
Di kantin yang unik ini, masuk sini pengen nyanyi pengen belajar silat hahahha unik dan menarik
"Assalamualaikum" kata seseorang
aku kaget
"Oh Abang ? janjian samo bang Gani?" tanyaku sama ketua BEM sastra teman bang Syahrial ini.
"iyo" jawab dia
"aiih iko bukan urusan ang ! makan selah" canda bang Gani (Aiih ini bukan urusan kamu, makan sajalah kamu)
"hahahah...." aku lanjut makan sambil apa ya ? ohh obrolannya aku ga ngerti, aku akhirnya mencoba menelpon etek muaro tembesi, mumpung ada waktu
"Assalaamualaikum etek, selamatkan etek keluarga sampai Jambi" tanyaku
"Iyo Alhamdulillah. Bahagia nian mamak" info dari etek
"Om cak mano etek ?" tanyaku lagi (Om gimana etek ?"
"Baik, sudah ndak ngantuk" canda etek
"Nenek dan pak Hamid, cak mano tek ?" ....
"Tidur mereka semalam di rumah ! Pagi baru mereka lanjut ke kota Jambi" info etek ....
"Lah etek makan Bingkuang " tanyaku
"Sudah Rus, maniiiissss nian ! Dah lama rasanya ga makan Binkuang" jawab etek
"Hmmm kalau mencari Bingkuang yo di padang tek, Padang kota Bingkuang" kalimatku
"Heheheh...." kata etek
"yolah etek, aku lanjut acara lain yo etek" aku mohon pamit
Lama juga aku full konsentrasi berkomunikasi dengan etek di Muaro Tembesi, intinya menanya kondisi semua anggota keluarga yang berlibur ke Padang.
Saat aku alihkan pandangan ke sekeliling loooohhhh bang Gani dan ketua BEM itu kemana ? Mereka sudah tidak ada. Mereka pergi begitu saja !
Hahaha...... aku juga yang tidak perhitungan,
orang ahli organisasi itu ya banyak sekali bahan pembicaraan mereka.
Seharusnya SMS saja ada waktu ga makan ke kantin ? sok akrab langsung ngajak orang makan, ini jadinya, hahah dan eehhh ini hanya niat baik untuk menghibur bang Gani.
Ya baiklah, aku balik ke kosan.
Lumayaaaaannnnnnnn bisa istirahat sore........................
Yang pertama aku lakukan adalah mandi, hahahahahhaha
Menghilangi gerah, membasuh keringat, dan yang terpenting adalah mendamaikan fikiran serta menyejukkan hati.
Kupilih pakaian yang nyaman dan sejuk. Tidak ingin memikirkan yang lain !
Aku kunci pintu kamarku dari dalam, mereka tidak seenaknya lagi keluar masuk kamarku, atau membuka pintuku tanpa ketukan.
Kubaringkan tubuh ini di kasur dan mengatur nafas dengan baik.
zuuuummmmmm suara motor masuk halaman
Kedubraaaakkk gaggang pintu kamarku diungkit, hemmm aku ga tertarik
"Rusli........ Rusli......." kata suara
aku lebih memilih diam
"Rusli...... Rusli......." .........
Namun aku telah ter zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz tidur
Akan bangun nanti jelang magrib
Ternyata hari berjalan dengan segala bukti nyata mengenai pribadi seseorang.
Bang Gani yang jago menyuruh dan menyekip pola fikir orang dengan tegas, ternyata oh ternyata
Saat Senang, makan-makan, dia bisa lari meninggalkan teman, berlalu begitu saja tanpa mau menunggu sedetik.
Apa lagi saat Kesusahan, bukan hanya lari tentunya, lebih dari lari !
Mungkin aku harus merenungi ulang, biar tidak terus dimanfaatkan orang
Ada SMS ...... bunyi HP ku
"Ang pai ka mesjid kampus ateh, aden ado undangan selamatan garda pemuda berkarya" dari si Gani (kamu ke mesjid kampus atas ya, aku ada undangan selamatan garda pemuda berkarya) ...................... siapa kamu nyuruh-nyuruh orang selalu
Aku hapus SMS itu
Pintu digedor lagi .....
Aku buka agak keras ! wajahku terlalu enak kalau selalu senyum, ini lihat wajah datar !
"Rusli antar aden ka kampus yo" sergah si Oyong
"aku supir taxi ya ? tidak lah ! tuh ada angkot depan rumah !" kataku sambil senyum datar, dan ku tutup pintu kamarku kembali, samaaaaa ini dengan perkumpulan dan setemperamen.
Betul sekali, harus lebih banyak merenung dan belajar perangai manusia.
Di kampus keesokan harinya, aku dihampiri oleh Juita dan dua rival yang lain yang sangat kehebatan itu, tapi aku tahu mereka oh ternyata, bayar sumbangan saja menunggu siapa yang mau berdonasi heemmm
"Rusli katanya kamu ada buku yang disuruh beli dosen, pinjamlah kami dua hari" kata dia tampak Juita gusar. Juita lumayan sih lebih ada hati meski selalu ikut-ikut dengan orang aneh ini
"Kamu perlu ya ? beliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii" kataku
mereka senyum sinis
"Juita, mana hitungan praktek ? Aku mau kompilasi data" kataku
"Aku lah cubo Rus, hasilyo malah minus" kata dia
"Kau bawa USB ? sini aku periksakan" jawabku
"ada" kata Juita
"Apa yang kalian lihat ? sana kalian pulang ! besok Juita ngajar kalian ! kalau Juita mau ngajar " kalimatku buat mereka beringsut mundur
Akhirnya aku dan Juita konsentrasi pada monitor laptopku dan nunujukkan ke dia salah koma atau titik dianggap eror oleh program, seribu itu dalam English dan Indonesia jauh berbeda cara penulisannya
Dia angguk-angguk kepala.
Jelang masuk ke ruang uni Sabni, Juita dijemput oleh bang Ulzam.
Mereka senyum,
dan kali ini aku juga senyum untuk mereka,
bang Ulzam dan Juita akan baik-baik saja hubungannya.
Alhamdulillah ya Allah, aku bisa menyikapinya sejauh ini. Toh hidup ini tidak melulu urusan hati.
Hati manusia yang banyak menuntut, hati manusia yang banyak kemauan, hati yang tidak bisa mengerti perasaan orang lain.