Chapter 0
Beberapa dari kalian mungkin pernah menonton bokep. Bokep apapun itu. Adegan dimana dua manusia berpangutan di sebuah ranjang, atau bahkan untuk beberapa manusia ekstrim diluar sana, di sebuah toilet, mall, di luar rumah (taman rumah, jalan depan rumah, atau bahkan di rumah kosong sekalipun). Pfft how do I know that? Karna gua pernah liat bokep, dan beberapa dari bokep yang kutonton adegannya seperti itu.
Kalau ditanya situs bokep apa yang kalian suka beberapa dari kalian akan berkata, “BelAMI!, Sean Cody, Atau apalah itu namanya, situs yang mempertontonkan cowok kekar berdada, berperut papan cucian dan segala macam bentuk kontol yang menggairahkan”
Di lain pihak ada juga beberapa kaum minoritas yang lebih menyukai om om kekar yang berwajah manly, atau bahkan orang yang menyukai cowok chubby, cowok yang berwajah manis seperti cewek, dan beberapa tipe cowok lainnya. Belum lagi fetishnya masing – masing, beberapa menyukai lengan, beberapa menyukai dada, dan beberapa menyukai paha. Yeah… aku tau, KFC n McDonald kan.
“AH!!!” erangku tertahan saat spermaku keluar. Aku menatap layar computer yang mempertontonkan sebuah karakter cowok yang berdada kekar dan berwajah cakep di layar. “2D is the best…”
****
Don't Judge...
Comments
Well menjadi otaku bukanlah hal yang sulit, mendapatkan jaringan internet dan computer atau bahkan smartphone jaman sekarang ini sudah dapat membuatku nyaman dengan diriku sendiri. Menjadi seorang gay sendiri pun tidak lah sesulit yang dibayangkan orang – orang. Kebanyakan orang berpikir menjadi gay adalah sebuah bencana, sebuah penyakit psikologis yang harus di perbaiki dengan berbagai macam bentuk therapy yang ada, tetapi kenyataannya tidak seburuk itu, mereka sama seperti orang lain, maksudku bukankah itu hal yang normal untuk melihat kontol temanmu sendiri dan ingin menghisapnya, please. It’s not that strange. Beberapa kaum straight pun pasti pernah berpikir hal tersebut, namun mereka menepis pemikiran tersebut, pfft… please… pfft… it’s not that hard being gay. Tetapi! Menjadi seorang gay otaku, itu adalah sebuah bencana. Bayangkanlah didunia ini hanya 49,7% penduduk di dunia adalah laki – laki, dan dari semua itu hanya ada 15% dari penduduk di dunia yang gay asli, tidak menghitung bisexual dan lain – lain, dari 15% itu sendiri dipecah menjadi 3% gay yang menyukai hal – hal berbau otaku, atau hardcore otaku. Tidak – tidak, aku tidak mengatakan bahwa aku adalah otaku. Aku hanya menyukai hal – hal berbau anime dan segala macam jenisnya, terutama beberapa manga yang visualnya keren. Beberapa game online, dan beberapa koleksi figuran yang lumayan unik dan lucu. Apakah itu berlebihan? Tentu saja tidak... nah singkatnya itu, nyari laki aja udah susah, apalagi mau nyari laki yang punya pandangan sama. Apa ga dikasih koin cepek minta lagi seratus ribu.
Aku melepas kacamataku dan mengelap kacanya. “jam berapa sekarang?” aku menatap jam di dinding, jam 1 malam. Pantes saja aku lapar, aku membuka beberapa jajanan yang tadi pagi telah kubeli, beberapa bungkus mie instan, pop mie, dan beberapa minuman soda. Sebaiknya aku tidur saja, aku malas memasak air untuk mie instan, dan popmie. Dan minuman soda tidak cocok untuk perut yang kelaparan. Kubaringkan kepalaku di tempat tidur, kamar kosku yang sempit ini telah kutempati selama 1 tahun lebih, pikiranku melayang entah kemana sebelum aku menutup mataku untuk tidur.
***
Kuliah – Kuliah, kutatap jadwal kuliah ku yang kutempelkan didinding ku, jam 9.30 pagi ini, matkul Matematika diskrit. “OUCH!” aku mengerang sambil memegang perutku, sial, efek ga makan kemaren akhirnya terasa sekarang ini. Aku mengambil botol aqua yang terletak di atas meja samping tempat tidurku ini lalu meminumnya sampai habis. “Ah… aku telat…” aku menatap jam di dindingku, jam 9.20, dan perlu waktu setidaknya 13,5 menit untuk sampai ke kampusku. “aku lapar….” Ujarku lagi sambil memegang perutku yang kini tengah berbunyi, lalu mengambil botol aquaku yang lain dan mulai memasak air untuk membuat mie.
***
“Kenapa kamu telat?” teriak Dosen matdis. Ia menatapku garang. Sedangkan aku hanya bisa menunduk, sejujurnya aku tidak peduli mau aku telat atau ga, namun aku punya kewajiban sebagai anak yang baik untuk kedua orang tuaku, well, setidaknya aku masih sadar kuliah itu tidak murah, 6 juta men.. gila.
“…” dosen matdis hanya menatapku, selang 30 detik tak mendengar jawaban dariku, ia hanya dapat menghela nafas, “Jangan diulangi lagi, kamu sudah bolos 3x untuk semester ini, kalau sekali lagi, kamu tak boleh ikut ujian.” Aku mengangguk, lalu duduk di tempat duduk yang tersedia, See… hidup ini mudah, jangan melawannya, ikuti saja arusnya, maka semua akan baik – baik saja, bahkan ketika kelas yang kamu telatin hanya tersisa 20 menit saja.
@cute_inuyashacute_inuyasha @yatagarasuyatagarasu bokep lover semua, hahahha
Otaku... wew *.*
Lanjuuutttt^^/
*ngumpet*
*malu2*
Baru kusadari 20 menit di dalam kelas membuatku begitu tersiksa. Perutku berbunyi tidak karuan sedari tadinya, untungnya aku duduk di bagian belakang kelas ini bersama temanku. Ya… aku memiliki teman. Mie tidak mengenyangkanku, bahkan ketika aku memakan sebungkus indomie dengan tambahan mie telur pun tidak dapat mengenyangkan ku. Aku memegang perutku, huhuhu aku lapar.
“Kenapa?” Tanya temanku yang duduk di sampingku, William hartanto, ia dikenal sebagai anak paling pintar di semesterku ini, dikenal sebagai pribadi yang baik pintar dan supel. Ia disukai oleh semua angkatan, adik kelas memandang tinggi dia, dan kakak kelas respect terhadapnya. Intinya dia adalah selebriti di kampusku. Mungkin beberapa kalian akan mengira bagaimana mungkin selebriti kampus berteman dengan orang aneh sepertiku, dan bayangan kalian akan berpikir bagaimana kami berdua akan berhubungan, bagaimana cerita ini berubah menjadi pasangan William x “Aku” dan bagaimana kami berdua berhubungan sex di sebuah ranjang. Fantasy fantasy yang aneh dan liar yang berhubungan dengan adegan sex yang panas. Pfft…. Lebih mudah menganggap kotoran idung sebagai emas daripada mengharapkan hal itu terjadi. Dia adalah temenku di SMA, bukan teman baik, hanya teman biasa. Teman yang kalau ketemu bakalan say hi tapi ga pernah sms satu sama lain kalau ga penting.
“Lapar…” aku menatap matanya sejenak lalu memperhatikan dosen matdis ku, sedari tadi ia melihatku dengan tatapan seakan – akan ingin menerjangku dan menerkamku kalau saja aku berbuat satu kesalahan. Aku menatap layar hpku yang kusembunyikan, dan William? Ia sibuk memperhatikan dosen. Dan itu lah yang terjadi, 20 menit terlama dalam hidupku, untuk saat itu. Tahu kah kalian kalau kalian menunggu sesuatu, lalu seakan – akan seseorang setan atau apalah itu mengetahui hal tersebut dan membuat waktu berjalan seakan – akan lebih lambat? Yah… itu yang terjadi padaku. Perutku berbunyi terus selama 20 menit itu dan William memperhatikan ku seakan – akan aku adalah orang yang patut dikasihani. Ia menawarkan sebuah permen mint kepadaku, yang tentu saja kuterima dan kumakan secara langsung, tak peduli suara ‘kresek – kresek’ atau bahkan suara kunyahan di mulutku.
***
@Tsu_no_YanYan : Ea.. ketahuan deh yang suka nelat.
@lulu_75 : hai hai, sesama otaku. hahaha
@cute_inuyasha : bokep jepang? ahhahaha